Share

6 | Nyx

Penulis: Piipo
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-09 23:51:40

Langkah kaki Erzulie bergema di sepanjang lorong menuju ruangan raja.

Ketika para prajurit melihat Ratu yang muncul dengan ekspresi marah, mereka tidak berani melakukan apapun. Iyan bahkan tidak sempat membukakan pintu untuk Erzulie, wanita itu langsung saja menerobos pintu dan membanting nya.

"Beritahukan aku alasan yang bagus. Mengapa harus Kyrena?" tuntut Erzulie dengan keras.

Wajah raja yang duduk di kursi kebesarannya itu tertutup oleh sejumlah dokumen dan kertas dimana-mana. Dia adalah sosok pemimpin Drystan, Yang Mulia Raja Khrysaor Yvaine.

Erzulie masih berdiri di hadapan pria itu dengan posisi yang sama, sementara Khrysaor sama sekali tidak memperdulikan keberadaan ratu itu. Erzulie mengetuk meja pria itu, tetapi yang di dapati hanyalah lirikan dari sudut kacamatanya.

"Yang Mulia Raja, Yang Mulia Ratu sedang berbicara pada anda," ucap Iyan yang berusaha menengahi keduanya.

Khrysaor melepaskan kacamata yang sedari tadi bergantung di batang hidung nya, kemudian menghela nafas dengan gusar. Dia menyuruh Iyan untuk keluar dari ruang kerja, menyisihkan dirinya dan Erzulie.

"Kamu sedang bertanya sebagai ibu atau ratu? Karena jika ratu yang bertanya seperti itu, seharusnya kamu sendiri sudah mengetahui jawabannya." Khrysaor menawarkan Erzulie untuk duduk di sofa yang ada di ruangan itu. Dia menyeduh teh hangat untuk Erzulie kemudian duduk berhadapan dengan sang istri.

Erzulie menatap cangkirnya cukup lama, pikirannya melayang jauh saat Kyrena masih bayi. Anak itu mungil dan lucu, dia sangat senang berlari kesana-kemari dengan teriakan nya yang imut. Hari-hari itu sangat indah sebelum semuanya menimpah Kyrena. "Kenapa kamu mengirimnya? Dia punya kenangan yang buruk disana."

"Kyrena sudah cukup dewasa untuk bisa memilih mana yang terbaik baginya. Kita harus bisa percaya padanya Zulie," kata Khrysaor dengan tenang meskipun sebenarnya dia sendiri tidak bisa berbohong soal seberapa khawatir dirinya mengirimkan putri semata wayang nya ke kandang singa.

"Seandainya keluargaku tidak terbunuh pada kejadian itu, Kyrena tidak perlu menanggung semua ini. Kita bisa langsung mengenalkannya dengan keluarga kerabat Nyx." Ada rasa penyesalan yang luar biasa di hati Erzulie, dimana saat negaranya sendiri diserang oleh gelombang monster, dia dan suaminya malah berusaha menyelamatkan negara musuh mereka.

Nyx adalah dewi malam, ibu dari dewi Siang. Ketika peperangan terjadi begitu besar, sang dewi memutuskan hubungan nya dengan dewi Hemera, membuat dewi tersebut marah dan enggan muncul di permukaan Drystan. Karena itu, 12 anak Nyx yang lain kemudian memutuskan untuk menciptakan versi manusia mereka sebagai kekuatan yang bisa melindungi Drystan. Anggota keluarga ini pun tidak pernah kurang dari 12 orang, termasuk dengan Erzulie, setiap garis keturunan di kerajaan akan selalu menikah dengan keluarga Nyx agar bisa mendapatkan keturunan yang memiliki banyak sihir di dalam tubuhnya.

Tanpa sadar, Khrysaor sudah duduk disebelah Erzulie. Dia mengelus bahu istrinya dengan lembut agar dapat menghiburnya. "Kita tidak bisa mengubah takdir. Bagiku, selama kamu dan Khyrena baik-baik saja, aku tidak menginginkan apapun lagi," ucapan Khrysaor berhasil menenangkan pikiran Erzulie, juga membuat hatinya mencelos jatuh merasakan sakit.

"Maafkan aku, seharusnya jika itu tidak terjadi kamu masih memiliki sihirmu."

"Selama ada kalian, aku bahkan bisa lebih kuat tanpa sihir Zulie."

***

"Anda sudah merasa lebih baik tuan putri?" Aron muncul dari belakang Kyrena yang sedang memandang kota Alvah di menara. Kyrena tersenyum dan mengatakan kalau ia baik baik saja setelah mendapatkan istirahat yang cukup selama beberapa hari terakhir. Aron berdiri di sebelah nya dan ikut memandangi kota dari menara. Bagaimanapun Kyrena tidak bisa berbohong kalau tempat itu luar biasa, seperti dunia yang dipeluk lembut oleh dewa dan dewi.

"Anda tidak perlu memanggil saya dengan sebutan 'tuan putri', saya merasa kurang pantas karena sejujurnya saya yang berkunjung ke sini," celetuk Kyrena. Aron tersenyum melihat tingkah nya, gadis itu berbicara dengan Aron tetapi matanya menempel pada pemandangan kota dan enggan untuk menoleh ke wajah Aron.

"Dibandingkan hal tersebut, apakah kota itu berhasil membuatmu jatuh cinta sehingga membuatmu menolak untuk melihat diriku?" ucap Aron dengan sedikit tawa. Kyrena membalikkan wajahnya menatap Aron, pria itu sepertinya tidak setegang yang dia kira. Suasana diantara keduanya mencair dengan cepat diatas menara.

Aron mengatakan dia ingin membawa Kyrena mengelilingi kota yang sedari tadi di perhatikan oleh Kyrena alih-alih berdiam diri di dalam istana yang sesak.

"Apakah bisa? Bagaimana dengan tugas negara Anda?"

"Kamu tidak perlu khawatir soal itu. Kalau tamu kami tidak bisa menikmati apa yang disukainya dari negara ini, maka saya pun gagal sebagai orang yang telah menyambut Anda." Aron tersenyum.

Tanpa sadar senyuman tersebut menular pada Kyrena, "Baiklah kalau begitu."

Aron memberikan sebuah jubah pada Kyrena, sempat dia berpikir bagaimana caranya mengelilingi kota tanpa menimbulkan banyak kerumunan, ternyata mereka berdua harus menyamar dan pergi diam-diam dari istana. Aron dan Kyrena mengganti warna rambut dan bola mata mereka dengan sihir, tapi Aron mengusulkan agar Kyrena mengenakan jubah untuk menutupi kulitnya yang pucat.

Khyrena tidak mengerti mengapa orang-orang di kerajaan ini mengatakan bahwa dirinya pucat, padahal dia merasa sama sekali tidak sakit begitu pula dengan Lucien dan Luna.

"Dimana ajudanmu?" Tanya Aron yang baru tersadar sedari tadi Kyrena tidak ditemani oleh siapapun.

"Aku yakin dia ada bersamaku, ditempat titik buta semua orang," jawab Kyrena.

Ini merupakan kebiasaan Lucien saat bertugas. Pria itu tidak pernah tampak di belakang Kyrena seperti anak ayam yang mengikuti induk nya, dia lebih memilih membebaskan ruang gerak Kyrena dan mengikutinya dari titik buta musuh maupun Kyrena itu sendiri.

***

Kyrena melihat kegiatan warga di Alvah dengan penuh kekaguman. Beberapa kali mereka berdua berhenti untuk sekedar mencicipi makanan di pinggir jalan, yang tentu saja baru bagi Kyrena.

Seperti saat ini, mereka berdua membeli permen apel yang terasa manis karena lapisan permen di luar dan rasa gurih yang dikeluarkan apel. Disana bahkan Kyrena menemukan beberapa toko sihir yang menjual berbagai benda sihir di kedai mereka, bentuk dan warnanya sangat lucu. Mereka berdua mengelilingi kota dengan beberapa candaan dan membandingkan perbedaan yang ada antara Alvah dan Drystan. Suasana keduanya sangat hangat dan lembut, seakan mereka berdua sudah saling mengenal jauh sebelum Kyrena datang ke Alvah.

Mereka tiba ke pelabuhan dan memutuskan untuk menaiki sampan kecil agar melihat pasar terapung yang ada di pinggiran danau.

"Kamu menikmatinya?" tanya Aron.

"Sangat! Ini sungguh menakjubkan!" Kyrena bertingkah seperti anak kecil di mata Aron. Dari Jauh Lucien mengawasi Aron dengan tatapan yang cukup tajam.

Aron melihat gerak-gerik Kyrena yang tampak aneh, sepertinya gadis itu ingin berbicara tapi dia ragu untuk menanyakannya pada Aron. Kyrena mencoba mengumpulkan seluruh keberaniannya, karena dia ingin bertanya tentang seseorang dan mungkin di luar dari konteks topik pembicaraan mereka saat ini.

"Bisakah aku bertanya?" cicit Kyrena.

"Tentu saja,"

"Asteria itu siapa?"

Aron mengerutkan keningnya, merasa aneh dengan pertanyaan gadis itu. "Asteria itu adalah Pangeran kedua. Dia adikku," jawab Aron tanpa mencoba untuk berpikir hal yang lain. Saat itu juga, Kyrena menunjukkan ekspresi terkejut dengan bibir kecilnya yang berhasil membentuk bulat sempurna.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • KYRENA : Putri Kegelapan   47 | Asteria

    Asteria melangkahkan kakinya di tanah licin yang ada di Drystan. Kepalanya menengadah ke atas langit, ribuan bintang-bintang ada disana bagaikan hujan berkelap-kelip. Asteria takjub dengan Drystan, negara ini bahkan lebih maju dari Alvah. Ada butiran cahaya yang melayang-layang di seluruh kota, bila disentuh mereka akan bertambah banyak. Kota yang saat ini di injak oleh Asteria berada di atas danau, orang-orang di sekitar Asteria juga tambak berbeda dan terlihat unik. Ada orang-orang yang berterbangan di atas jalan setapak dengan sapu terbang maupun karpet ajaib. Orang-orang yang menaiki benda-benda ajaib itu berjalan teratur layaknya lalu lintas. Kebanyakan yang mengunakan benda itu adalah para penyihir tingkat menengah hinga para bangsawan baru. Bangsawan lainnya menggunakan naga sebagai transportasi.Orang-orang yang masih berjalan juga tidak kalah menakjubkan. Anak-anak bermain dengan naga yang memang punya ukuran kecil, ada juga yang terlihat sedang belajar menggunakan sihir. Par

  • KYRENA : Putri Kegelapan   46 | Pity

    Aron adalah orang yang paling menyesal membuat rencana berbahaya seperti ini. Tidak pernah terpikirkan olehnya jika Kyrena yang melawan Cerberus sendirian, entah apa yang akan terjadi padanya. Bahkan Aron sendiri mengalami luka yang dalam dari Cerberus itu. Yang lebih menyakitkan, dia merencanakan hal ini dengan kepalanya sendiri. Bagaimana bisa dia meletekkan Kyrena pad posisi yang mengerikan? Untung saja Aron ada disini. Meskipun samar, Aron masih sempat melihat wajah khawatir Kyrena. Sebenarnya tujuan Arom meletakkan Cerberus disitu untuk memastikan seberapa kuat sihir dari Kyrena. Seberapa pintarnya Kyrena dalam menyusun strategi, melakukan perlawanan, dan memimpin negaranya. Tapi dia tidak bisa. Apalagi mengingat Kyrena yang terluka saat di hutan, Aron tidak bisa lagi melihat Kyrena terluka secuilpun. Perasaan bersalah membuncah dari hatinya, ketika melihat gambaran Kyrena yang terbaring lemah di atas kasur hingga berhari-hari. Aron mengeluarkan seluruh tenagannya untuk bangki

  • KYRENA : Putri Kegelapan   45 | Cerberus

    "Aron berhenti disana, Cerberus bukan mosnter yang mudah untuk dibunuh," Tegas Kyrena. "Kita tidak punya pilihan selain bertahan, Kyrena." Kyrena menggertak gigi ketika matanya tidak sengaja bertemu dengan Cerberus di depan sana. Cerberus liar itu bergerak secara perlahan mendekati Aron dan prajurit yang lain. Kyrena segera melepas jubah yang dia pakai, kemudian bersiap dengan sihir yang dia punya. Aron jelas tidak akan bisa menahan serangan dari Cerberus liar, tidak ada harapan dengan alat tempur dan pedang laras panjang. Cerberus itu menegendus-ngendus, kemudian menggerakkan ketiga kepalanya secara bersamaan. "Arggh ... ," erang Cerberus, menunjukkan giginya yang tajam. Aron sama sekali tidak gentar dan tetap pada posisinya. Cerberus itu mulai merasa terancam dengan pedang para prajurit, dia berjalan memutari formasi bertahan itu. Berbeda dengan Aron, beberapa prajurit merasa takut bahkan beberapa dari mereka tampak bergetar ketakutan. Cerberus itu mendekat pada prajurit yang

  • KYRENA : Putri Kegelapan   44 | Aishiteru

    "Apa? Kau bilang apa?" Tanya Kyrena sambil mendekatkan telinganya pada wajah Asteria. "Aku tidak bilang apa-apa nona? Apa anda sedang mabuk?" "Aku tidak mabuk!" sarkas Kyrena dengan kesal, kemudian menjauh dari Asteria. Kyrena jadi penasaran tentang siapa pria itu, mungkin saja mereka akan bertemu lagi di masa depan. Namun ketika Kyrena berbalik pria itu sudah menghilang lenyap di makan bumi. "Kyrena? Apa yang kau lakukan sendiri disini?" Aron menepuk bahu Kyrena hingga membuat gadis itu tesadar. Kyrena menggeleng, "Ayo kita kembali ke kereta." *** Kyrena sebenarnya sudah memaksa Aron untuk masuk ke dalam kereta karena mereka sebentar lagi akan tiba di wilayah Drystan, pasti ada banyak monster disana. Tapi Aron tidak mendengarkan dan masih tetap memilih untuk menunggangi kuda. Semakin lama, langit yang semula biru berubah menjadi oranye. Orang-orang bisa melihat langit di wilayah Drystan dari kejauhan, sementara hutan-hutan belantara mulai sedikit menjadi hamparan rumput dan

  • KYRENA : Putri Kegelapan   43 | Destiny

    Bertemu orang-orang menyebalkan seperti pria ini adalah hal yang paling di benci oleh Kyrena. mengingat betapa keras pria itu menginginkan benda tersebut, sepertinya dia ingin memberikan anting-anting itu pada seseorang yang sangat berharga. "Padahal itu barang milik wanita, seharusnya pria mengalah!" ketus Kyrena tidak suka. Baru kali ini Asteria melihat sifat egois Kyrena, dia sungguh ingin berteriak di depan wajah Kyrena kalau benda itu hendak dia berikan padanya. Padahal Asteria sudah lebih dulu tiba di desa ini menggunakan portal, kalau saja dia tidak perlu berlama-lama pasti dia tidak akan sempat bertemu dengan Kyrena. Hal yang gawat bila penyamarannya terbongkar di depan Kyrena, apalagi gadis itu ahli dalam sihir. "Hei nona, barang ini milik wanita pun bila aku sudah menyukainya maka aku akan membelinya." Asteria menerima anting-anting itu dan memberikan satu koin emas kepada sang penjual. Asteria mengedarkan pandangannya ke sekeliling mereka, dia baru sadar kalau Kyrena munc

  • KYRENA : Putri Kegelapan   42 | Path

    "Kita berhenti di desa terakhir sebelum tiba di perbatasan." Perintah Aron pada rombongan Kyrena. Begitu sampai di depan pintu desa, Kyrena yang tidak tahu apa-apa tentu saja bingung. Saat Kyrena menyibakkan gorden kereta, wajah Aron sudah terpampang jelas sedang menatap padanya. Aron tersenyum manis, kemudian membuka pintu kereta, "Mau turun?" tawar Aron sambil memberikan tangannya. Kyrena tidak mengerti mengapa dia harus turun, tapi menolak kebaikan Aron sangat tidak baik, jadi dia meraih tangan pria itu dan turun dari sana. Kyrena ingin bertanya lebih jelas, tapi seketika dia terpana dengan keramaian di desa itu. "Meskipun ibukota merayakan hari berkabung, desa ini mempunyai izin khusus untuk karnaval bintang tari." Ucap Aron melihat pemandangan yang sama dengan Kyrena. "Festival ini tidak selalu bisa di rayakan. Katanya bintang tari selalu membawakan keberuntungan ke desa ini setiap kali mereka muncul." Kyrena memang tahu soal bintang tari yang dimaksud Aron, itu adalah saat-saa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status