Disepanjang jalan menuju Istana, Kyrena mengutuk dirinya sendir. Kenapa sama sekali tidak terpikirkan olehnya bahwa Asteria itu adalah pangeran?
Maksudnya, pria itu bahkan berkata kalau mereka pasti akan bertemu lagi bukan?Gadis bersurai hitam itu juga masih kesal dengan tawa mengejek Aron dibelakangnya. Kyrena tidak bisa menyembunyikan wajah yang menahan malu, sepertinya ia harus segera bertemu dengan Asteria dan berterimakasih. Tetapi Aron memberitahukan padanya bahwa Asteria adalah pangeran yang paling jarang berada di istana, dia bisa pergi berbulan-bulan dari istana dan kembali hanya untuk mengambil barang penting saja. Sungguh pangeran yang tidak berbakti pada negara."Sudahlah, kamu sudah lebih dari cukup tertawa," ucap Kyrena dengan suara kecil. Aron menggeleng, sebelum matahari terbenam akhirnya mereka sudah sampai di pintu gerbang sebelah timur. Kedua prajurit yang bertugas saat itu tampak sedikit kaget melihat Aron berjalan bersama tuan putri dari Drystan, seorang prajurit berbisik pada Aron kalau Jason mencarinya sejak siang hari saat mereka menyelinap keluar istana, "Sst, rahasiakan ini yah." Bisik Aron pada prajurit tersebut. "Apa aku telah mencuri waktu berhargamu?" tanya Kyrena."Tentu saja tidak, Jason terlalu serius dengan banyak hal."Kyrena menghentikan langkahnya, dia mengembalikan jubah itu kepada Aron, sungguh dia menikmati hari ini. "Terimakasih atas waktumu, aku sangat menikmatinya."***Kyrena melangkahkan kaki menuju kamarnya, di sepanjang lorong ada banyak pelayan dan prajurit yang berbisik-bisik tentangnya. Berita tentang datangnya Perwakilan dari Drystan telah menyebar dengan cepat didalam Istana, dan tidak sedikit dari mereka yang takut akan kehadiran Kyrena. "Mereka hidup bersamaan dengan monster, kudengar mereka juga membawa monster tersebut ke dalam istana." "Ssst!" Kyrena memandang ketiga pelayan yang sedang berbicara tentang mereka dengan senyuman tipis, ketiga pelayan itu menundukkan kepala mereka dengan perasaan takut. Swosh~Lucien muncul secara tiba-tiba menggunakan sihir dibelakang Kyrena, hal tersebut membuat ketiga pelayan semakin ketakutan mengingat insiden yang baru-baru ini terjadi dimana Asteria terluka karena menggenggam pedang Lucien. "Tuan putri, apakah anda ingin beristirahat?" tanya Lucien dengan sopan. Kyrena membalikkan badannya dengan wajah yang murung dia berkata "Kau membuat mereka ketakutan! Gara-garamu aku tidak jadi berbicara pada mereka." Kyrena menghentakkan kaki dan berjalan dengan cepat ke arah kamarnya. Lucien terlihat bingung dengan pernyataan Kyrena, begitupula dengan ketiga pelayan yang di tunjuk olehnya. Kyrena melompat keatas kasur, kemudian memeluk bantal. Tidak lama setelah itu Luna datang menghampiri Kyrena dengan keranjang yang penuh buah anggur segar. "Kyrena lihat apa yang kubawa! Aku yakin kamu pasti menyukainya, ini buah anggur, rasanya manis dan asam. Aku mendapatkannya dari teman baruku tadi siang." Ucap Luna yang membuat Kyrena tampak semakin menyedihkan. Berbeda dengan Kyrena, Luna dengan cepat menjadi terkenal di kalangan prajurit dan pelayan. Dia memiliki banyak teman sekarang, bahkan mendapatkan makan-makanan yang enak dan perhiasan dari teman barunya. Setiap kali Kyrena muncul, orang orang akan takut padanya dan meninggalkan dia seorang diri bahkan sebelum dia berbicara. Terkadang disaat dia sudah berhasil mendekati satu atau dua orang, entah disengaja atau tidak pria itu—Lucien muncul secara ajaib di belakangnya. Mengatakan hal-hal aneh yang membuat orang-orang takut dan berakhir pergi menjauhi Kyrena. "Aku iri padamu," pungkas Kyrena sambil melahap anggur yang dibawakan oleh Luna. "Kamu belum mendapatkan teman? Bagaimana jika besok kamu bersama denganku saja?" usul Luna dengan wajah bulat, mulutnya penuh oleh anggur. "Bagaimana kalau nanti kamu malah jadi di jauhi karena aku?" Luna menggeleng dan memastikan Kyrena agar percaya padanya. ***Hari ini Luna membantu Kyrena mengepang rambutnya menjadi dua bagian dan membentuk gulungan di dua sisi kepala gadis itu. Kyrena mengenakan gaun berwarna Kuning selutut dengan bunga-bunga di pinggangnya, dia tampak sangat segar sekarang. Di perjalanan menuju dapur Luna memberikan beberapa saran agar Kyrena dapat memulai topik pembicaraan dengan baik seperti bercerita tentang novel romansa atau jenis pakaian dan perhiasan yang sedang panas di bicarakan oleh para gadis-gadis muda seusia mereka. "Luna!" panggil seseorang di hadapan mereka sambil melambaikan kedua tangannya. Luna membalas lambaian tangan Amelia dengan senyuman yang penuh. Di samping itu Kyrena mulai merasa gugup saat akan bertemu dengan mereka, sesampainya di hadapan mereka Luna secara langsung berbaur dengan baik sementara Kyrena diam mematung ditempat dia berdiri. Sepertinya ini tidak akan berhasil.Teman Luna yang lain mulai menyadari keberadaan Kyrena dan menjadi sedikit risih, mereka takut pada Kyrena. "Kudengar, baru-baru ini perhiasan berbentuk bulan sedang panas di kalangan bangsawan," ucap Amelia pada Luna. "Benarkah?" Kyrena bersuara dengankecil, Amelia mengangguk dengan yakin. "Ah kalau begitu pas sekali, tiara putri kami berbentuk bulan sabit yang indah. Benarkan putri Kyrena?" sahut Luna dengan semangat. "I..iya benar. Aku juga membawa banyak perhiasan berbentuk bulan, di tempat asal kami perhiasan bentuk bulan sangat diminati baik dari kalangan bangsawan maupun masyarakat biasa," Lanjut Kyrena. "Kalau dipikir-pikir pita yang tuan putri pakai untuk mengikat rambut juga memiliki motif bulan, Indah sekali!" seru yang lainya. Kyrena tersenyum karena suasana mulai mencair, "Kalau kalian menginginkannya aku akan senang hati memberikan beberapa, kebetulan aku memang membawa perhiasan yang cukup banyak,""Benarkah!?" Semua orang tampak bahagia dengan perkataan Kyrena. Luna menunjukkan kedua jempolnya pada Kyrena karena telah berhasil mendapatkan teman baru di istana. Tidak lama setelah itu Amelia dan yang lainnya menunduk. Luna dan Kyrena saling menatap, mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi. "Salam kepada Matahari yang agung, Yang mulia putri Alice." Kyrena memandang gadis itu, yang pertama kali muncul dibenaknya bahwa gadis itu sangat-sangat cantik layaknya dewi yang turun dari kayangan. Rambutnya berwarna putih bersih dengan matanya yang keemasan, wajahnya kecil dan senyumannya sangat indah. Sungguh kecantikan yang diluar nalar. Tanpa sadar Alice yang sedari tadi di lihat oleh Kyrena sudah berada di hadapannya. "Kamu..., putri Kyrena bukan?" tanya Alice dengan suara yang lembut. Kyrena tersadar dari lamunannya dan membenarkan perkataan Alice, "Kudengar semalam kamu menghabiskan waktu dengan kakakku Aron, maaf karena baru berkenalan dengan mu.""Tidak apa-apa saya bisa mengerti kesibukan Putri Alice." Kyrena membantah hal tersebut. Memang sedikit susah bila berbicara dengan orang yang sangat cantik, Kyrena takut salah bicara dan menyakiti hati Alice. Aron menceritakannya semalam, kalau Alice merupakan satu-satunya putri di kerajaan ini dan merupakan anak terakhir dari Raja Allerick. Meskipun Aron, Asteria, dan Alice bersaudara, Alice adalah anak dari seorang selir. Meskipun begitu Aron sungguh menyayangi Alice karena dia adalah adik perempuannya, Kyrena pun akan sependapat dengan Aron jika Alice yang dia maksud secantik dan seimut ini. "Sebagai gantinya maukah kamu hadir diacara minum teh ku? Beberapa teman dari keluarga bangsawan yang lain juga akan hadir, aku bisa mengenalkanmu pada mereka." Kyrena sungguh tidak bisa menolak permintaan Alice, dia sudah seperti tokoh protagonis yang sangat naif dan polos di mata Kyrena. "Tentu saja, saya merasa sangat terhormat untuk menghadirinya."Alice tersenyum ceria saat Kyrena menerima tawarannya. Dia memerintahkan beberapa pelayan untuk membawakan makan-makanan yang akan dihidangkan kepada para bangsawan dan mengajak Kyrena bersamanya untuk menghadiri acara minum teh itu. Mereka berdua melewati taman mawar yang indah, di sebelah kirinya terdapat sungai buatan kecil dan air pancur. Di meja bundar sudah ada beberapa putri yang duduk dengan manis sambil memegang kipas, mereka semua memakai topi untuk menghindari cahaya matahari yang akan merusak riasan dan menggunakan gaun mewah. Saat Kyrena dan Alice datang bergabung, Serempak para wanita bangsawan tersebut berdiri dari duduknya dan mengucapkan salam kepada Alice, " Salam kepada Matahari yang Agung, Tuan Putri Alice." ucap mereka sambil mengangkat gaunnya sedikit ke atas sebagai bentuk kehormatan mereka pada keluarga kerajaan. Beberapa dari mereka melirik Kyrena yang merupakan wajah baru di Istana, dengan perasaan yang canggung Kyrena membungk
Setelah bergumul dengan beberapa masalah pertemanan dan rumor-rumor aneh tentang Kyrena, akhirnya orang-orang di dalam istana mulai membuka hati mereka untuk mengenal orang-orang dari Drystan. Rumor-rumor yang salah tentang Drystan pun mulai berkurang, meskipun tidak sepenuhnya tetapi ini merupakan perkembangan yang baik dalam hubungan antara kedua negara tersebut. Pagi ini Aron memanggil Kyrena ke ruang kerja nya. Dan pagi ini juga Kyrena merasa sedikit aneh dengan tingkah Lucien, tiba-tiba saja dia mengenakan pakaian formal selayaknya ajudan. Diperjalanan menuju ruang kerja Aron, Kyrena berjumpa lagi dengan Asteria setelah pesta minum teh beberapa hari yang lalu. Kali ini hanya mereka berdua dan tidak ada orang lain, karena itu Kyrena memutuskan untuk segera berbicara dan berterima kasih pada Asteria kali ini. Dia tidak tahu kapan pria itu akan muncul lagi di istana."Anu, terimakasih pangeran Asteria! Berkat ketulusan hati anda saya masih be
Suara langkah kaki Aron dan Jason terdengar di sepanjang lorong menuju kamar tidurnya. Di perjalanan Aron memerintahkan Jason agar menyediakan alat pemburu monster. "Tuan Aron, apakah menurut anda ini terlalu berlebihan?" "Tidak, kita harus menangkap monster itu, Ayahku menyetujuinya dan aku tidak bisa berbuat banyak.""Tetapi jika kita keberatan, kita bisa meminta bantuan pada nona Kyrena,""Ikuti saja perintahku." Langkah Aron berhenti, di hadang oleh Asteria yang bersama dengan Rafael. Aron tersenyum miring menatap adiknya, setelah sekian lama dia tidak menampakkan wajahnya di hadapan Aron. Aron bertanya-tanya apa yang membuat Asteria dengan begitu percaya diri tampil dan menghadang langkahnya, tetapi Asteria dengan santai memberikan hormat tanpa rasa bersalah sedikitpun. "Ada keperluan apa hingga seorang Asteria yang menolak melakukan tugas negaranya muncul di hadapanku?" Asteria mengangkat kedua tangannya dengan ekspresi
Kyrena berjalan bersama Aron mengelilingi hutan, tentu saja diikuti dengan beberapa prajurit bersama mereka. Jason dan Lucien sebagai tangan kanan mereka berdua kembali bertemu lagi. Berbeda dengan Aron dan Kyrena yang tampak mesra, sebagai prajurit yang di percaya pengawasan mereka sangat ketat, mereka berdua saling merasa terancam dan berwaspada satu dengan yang lainnya.Jason punya insting yang tinggi dalam mengenal seseorang, baginya Lucien cukup misterius dan seseorang yang sulit untuk di tebak. Sebaliknya, Lucien sangat waspada terhadap apapun yang ada di Alvah mengingat kalau Kyrena dan dirinya berada di kandang musuh kurang lebih selama 6 bulan.Aron menggenggam tangan Kyrena dengan erat saat melewati bebatuan licin, beberapa kali mereka juga tampak seperti kekasih yang sedang bertamasya ke hutan.
Kyrena masih tertidur dengan cantik diatas ranjang, sepertinya dia enggan membuka mata setelah kejadian Troll itu. Luna duduk di pinggir kasur sambil membersihkan tangan Kyrena dengan kain basah, dia merasa sedih melihat keadaan Kyrena saat ini tapi dia tidak bisa menunjukkannya.Kenyataannya insiden ini terjadi karena kerajaan mereka yang mengusulkan untuk melakukan tradisi debutante Drystan di Alvah, para warga justru menyalahkan Kyrena atas terlukanya pangeran Aron akibat permintaan itu. Setelah rombongan yang tersisa sampai di istana, Luna cukup terkejut mendapati Kyrena yang sudah tak sadarkan diri pangku oleh Aron. Sesampainya di istana Aron pun pingsan karena kehabisan tenaga, meskipun tidak lama setelahnya dia tersadar. Satu-satunya keadaan yang baik adalah Lucien, dia hanya mengalami luka ringan. Hal tersebut justru membuat Lucien marah pada dirinya sendiri karena t
Disinilah Kyrena dan Aron, duduk berhadap-hadapan yang sibuk dengan buku mereka masing-masing. Kyrena tampak cukup tertarik dengan buku yang dibacanya, sampai-sampai dia bisa tertawa kecil sendiri. Aron hanya menggeleng saat melihat tingkah Kyrena tetapi memutuskan untuk tidak menghentikannya, setelah kejadian itu Kyrena pantas untuk merasakan sedikit kebahagiaan.Seorang pelayan datang menyajikan beberapa kue keriang dan teh melati, entah mengapa pelayan tersebut diam berdiri di tempat untuk waktu yang lama sampai Aron terganggu oleh kehadiran pelayan tersebut. Aron menatap pelayan itu cukup lama hingga akhirnya pelayan tersebut menjauh dari tempat mereka duduk.Tangan Kyrena berusaha menggapai cookies yang ada di atas meja, tetapi tangannya hanya melayang-layang di udara. Aron tertawa melihat hal itu kemudian memberi
"Sudah berapa lama kita disini?" tanya Kyrena pada Luna yang mengekor di belakangnya."Mungkin sekitar 3 bulan?" jawab Luna. Setelah Kyrena melewati masa-masa sulit yang melelahkan, tidak bisa dipungkiri bahwa dia sudah cukup lama menetap di Alvah. Badannya mulai terbiasa dengan matahari dan kondisi di negara ini, tapi tentu saja gadis ini merasa rindu dengan tempatnya berasal. Burung-burung merpati datang menghampiri tempat duduk Kyrena saat ini yang penuh dengan remah-remah roti.Luna menyadari kalau temannya itu pasti mulai merasa bosan karena hanya bisa terus berada di dalam istana. Meskipun Kyrena tidak secara langsung berjumpa dengan raja Allerick, tetapi raja itu mengeluarkan perintah untuk tidak membiarkan putri dari kerajaan Drystan terluka lagi. Raja itu bahkan tidak segan-segan akan menghukum pra
"Tentu saja, aku membencinya. Sama seperti saat keluarga mereka membunuh ibuku."Alice tersenyum lebar saat Aron mengatakan kalimat yang selalu ditunggu-tunggu nya, dia mengeratkan pelukannya pada sang kakak dengan perasaan yang amat bahagia."Alice, kamu hampir mencekik kakakmu ini."Alice melepaskan pelukannya dan duduk di kursi beralaskan kulit hewan itu, ada perasaan menang terpancar dari ekspresi nya yang sekarang. "Aku akan jujur pada kakak, dia membuatku sungguh tidak nyaman berada di istanaku sendiri kak. Aku sangat ingin menyingkirkan nya," sinis Alice."Apa dia mengganggu mu?" tanya Aron mendekati adiknya itu."Tidak secara langsung, tapi dia sungguh