Share

Malam Buruk Vs Malam Tenang

Xander sedang berbaring terlelap diranjang empuknya sebelum perutnya tiba-tiba bergejolak, seperti ada sesuatu yang ingin keluar. Pelipisnya mengkerut dan keringat tipis mulai mengalir di dahinya. Ruangan yang dingin semakin membuat tubuhnya bergetar.

Padahal, beberapa menit yang lalu tubuhnya masih dalam keadaan baik-baik saja. Sehingga ia bisa tidur dan berbaring dengan nyaman. Tapi setelahnya, tubuhnya tiba-tiba merasakan hal yang aneh.

Semakin ia memejamkan matanya, semakin rasa mualnya muncul. Ia merasa tidak tahan lagi. Xander lalu bangkit dari ranjangnya menuju kamar mandi. Langkahnya sempoyongan dan tergesa-gesa, untungnya ia tidak menabrak benda-benda yang ada dikamarnya.

"Huekkk.....huekkkk" Xander berusaha untuk memuntahkan cairan yang sejak tadi selalu bergejolak untuk keluar, tapi hanya cairan putih bening yang keluar.

Kamarnya kedap suara, sehingga orangtuanya tidak akan mendengar suara mualnya. Kalau sampai mereka mendengarnya, pasti mereka akan langsung memanggil dokter ke rumah ini.

Nafasnya tersengal-sengal, seperti ada benda besar yang menimpahnya dengan kuat. Ia lalu mencuci wajahnya dan menatap wajahnya yang terlihat pucat. Aneh, padahal sebelumnya ia baik-baik saja.

Setelah mencuci muka, ia langsung keluar dari kamar mandi dan duduk di kursi dekat jendela. Membuka jendela dan membiarkan angin malam masuk kedalam kamarnya.

Pikirannya terus berkecamuk dan kepalanya terasa berat. Sudah beberapa hari ini tubuhnya merasakan hal yang tidak biasanya. Bahkan dokter pun mengatakan tidak ada hal serius yang dialaminya.

Tidak mungkin jika dirinya baik-baik saja, sedangkan ia setiap hari merasakan hal yang tidak enak pada tubuhnya. Mual-mual, sakit kepala, tidak nafsu makan dan yang lebih parahnya lagi, ia tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Ia tidak tahu sampai kapan akan mengalami hal seperti ini. Sepertinya tuhan sedang menghukumnya karena dosa-dosanya dimasa lalu.

Xander lalu mengambil ponselnya dan melihat layar ponsel yang masih menunjukkan jam 12.00 malam. Masih banyak waktu untuk ia beristirahat. Namun matanya tidak bisa terpejam.

Dari pada tidak ada kegiatan apapun selain tidur, ia memutuskan untuk memeriksa dokumen kerjanya. Duduk dimeja kerjanya dan mulai memeriksanya. Mungkin setelah kelelahan bekerja ia bisa tertidur kembali.

***

Didalam kamarnya, Alexa telah tertidur dengan nyenyak. Ia bahkan bertemu dengan seekor rusa yang cantik di pegunungan. Ia mengelus kepala rusa itu dengan lembut. Bulu-bulu halus rusa langsung menggelitiki telapak tangannya. Membuatnya tersenyum hangat dalam tidurnya.

Beberapa jam telah berlalu, waktu sudah berjalan hingga pagi. Suara kicauan burung membangunkan Alexa dari tidur panjangnya. Tadi malam mimpinya terasa indah dan nyata. Seakan-akan ia sedang berada disana. Setelah bangun tubuhnya langsung merasa segar.

Alexa lalu mengecek ponselnya dan mendapatkan alarm pengingat. Hari ini ia harus berkunjung ke rumah Hana. Wanita seusianya yang sudah menolongnya waktu pingsan ditaman kemarin.

Sebelumnya ia belum sempat menemuinya, tapi hari ini ia akan menemuinya. Untungnya dokter memberikan identitas mengenai seseorang yang sudah membawanya ke rumah sakit. Jadi ia bisa dengan mudah menemukannya.

Sebelum pergi, ia ingin membuat beberapa cemilan. Tidak mungkin berkunjung kerumah orang tidak membawa apa-apa dan hanya mengucapkan terimakasih saja. Lebih baik kalau ia membawa beberapa cemilan khas Amerika. Lagian membuat cemilannya tidak sulit, hanya membutuhkan beberapa bahan dasar yang mudah untuk didapatkan.

Setelah cemilannya selesai, ia langsung bergegas mandi dan membersihkan kekacauan yang telah dibuatnya. Setelah itu baru ia bisa pergi dengan tenang setelah semuanya beres.

***

Xander yang merasakan cahaya matahari mulai masuk kedalam kamarnya membuatnya terbangun. Ia benar-benar tertidur walaupun hanya beberapa menit. Tapi tetap saja tubuhnya terasa lemah dan tidak bertenaga.

Hari sudah pagi, sudah waktunya ia pergi bekerja. Orangtuanya pasti sedang menunggunya untuk sarapan pagi dibawah. Lalu ia langsung bergegas mandi dan merapikan dirinya. Setelah selesai ia langsung turun kebawah dengan menuruni beberapa anak tangga.

Dibawah, ia sudah melihat kedua orangtuanya berkumpul. Papanya duduk ditengah meja dan mamanya sedang berdiri menyiapkan piring dan makanan untuk diletakkan diatas meja.

"Xander! Ada apa dengan wajahmu?" Ana yang melihat kondisi putranya saat ini langsung terkejut. Matanya menatap khawatir pada wajah putranya. Wajah pucat dan ada lingkaran hitam dibawah matanya.

"Aku tidak bisa tidur, Ma" Xander berjalan mendekat kearah mamanya dan duduk dihadapannya.

"Lihatlah lingkaran hitam dibawah matamu dan wajahmu terlihat pucat. Lebih baik kau istirahat saja ya di rumah. Mama takut kalau terjadi sesuatu dengan mu dijalan" Ana memperhatikan wajah putranya dengan khawatir.

"Tidak usah, Ma. Aku ada rapat penting hari ini" Xander langsung menolak permintaan mamanya dengan halus. Ada rapat penting diperusahaan hari ini, tidak mungkin ia sebagai pemimpin tidak menghadirinya.

"Jangan membantah mamamu. Lihatlah dirimu sekarang, bahkan karyawan pun akan takut melihat kondisi mu sekarang. Lebih baik istirahat dirumah, Papa yang akan menggantikanmu diperusahaan sementara sampai kau kembali sehat" Hans yang melihat kondisi putranya yang buruk langsung menyelahnya saat mendengar Xander tetap ingin bekerja dengan kondisi tubuhnya yang buruk.

"Tapi, Pa!" Xander tetap menolak permintaan papa dan mamanya. Baginya, rapat lebih penting karena menyangkut masalah perusahaan.

"Tidak ada tapi-tapian, Xander. Dengarkan ucapan papa, fokus saja sama kesehatan mu sekarang. Apa perlu papa panggilkan dokter kerumah untuk memeriksa mu?" Sekali lagi Hans menolak permintaan Xander dengan tegas.

Masih ada dirinya yang bisa menjalankan rapat selagi menunggu kesehatan putranya pulih. Jika ia tetap membiarkan Xander bekerja maka seluruh mitra bisnisnya akan menganggap dirinya sebagai orangtua yang buruk karena membiarkan anaknya berkerja dalam kondisi yang tidak sehat.

"Tidak perlu, Pa. Aku hanya butuh tidur beberapa jam saja" Xander langsung menolak permintaan papanya untuk memanggilkan dokter ke rumah.

"Bagus, kalau begitu kau harus makan sekarang" Ana langsung berkata dengan bangga pada putranya. Lebih baik memperhatikan kondisi kesehatannya dulu baru memikirkan pekerjaannya.

Ana lalu mengambil piring dan mengisinya untuk suami dan juga putranya. Setelah selesai mereka langsung melanjutkan makannya.

"Kenapa tidak dimakan?" Ana mengkerutkan keningnya penasaran saat melihat putranya tidak memakan makanan yang telah ia siapkan didepannya.

"Aku tidak selera untuk makan, Ma" Xander langsung menghela nafasnya berat. Melihat makanan enak didepannya tidak sedikitpun dapat membangkitkan selera nafsu makannya.

"Xander, kalau kau tidak makan maka kesehatan mu akan semakin memburuk dan kau tidak akan bisa kembali bekerja seperti semula" Ana yang mendengar perkataan Xander hanya bisa menatapnya khawatir.

"Dengarkan perkataan mama mu. Ini semua merupakan hal yang terbaik untukmu" Hans yang memperhatikan istri dan putranya juga ikut menasehatinya.

"Ya" ucap Xander dengan pelan. Ia lalu mengambil sendok dan menyendok makanan kedalam mulutnya. Hanya ada rasa hambar di lidahnya saat makanan itu masuk kedalam mulutnya.

***

Alexa memperhatikan nomor rumah dan kertas yang berisikan alamat yang ia pegang ditangannya. Alamat yang tertera di kertasnya sudah sesuai, mungkin memang itu rumahnya. Dari pada ragu lebih baik memeriksanya langsung.

Ting...Ting...

Alexa memencet tombol bel yang terletak dipintu gerbang, menunggu pemilik rumah untuk datang dan menghampirinya. Setelah memencet bel beberapa kali, pemilik rumah akhirnya datang. Wanita muda yang seusia dengannya.

"Halo" Alexa langsung menyapanya dengan senang setelah wanita itu keluar menghampirinya.

"Kamu??" Hana melihat kedatangan Alexa kerumahnya dengan tatapan terkejut. Ia seperti mengenal wanita itu, tapi tidak ingat siapa namanya.

"Aku Alexa, kata dokter kamu yang membawa aku ke rumah sakit saat pingsan ditaman" Alexa yang melihat raut kebingungan di wajah Hana langsung menjelaskan siapa dirinya.

"Ahh, itu kamu! Untungnya kamu tidak apa-apa. Maaf ya, aku tidak bisa menemanimu sampai kamu bangun. Soalnya aku ada urusan yang mendesak" Hana yang mendengar penjelasan Alexa segera mengingat semuanya. Ternyata Alexa adalah wanita yang telah ia selamatkan saat pingsan ditaman.

"Tidak apa-apa, kamu sudah mau mengantarkan aku ke rumah sakit pun, aku sudah senang" ucap Alexa dengan senyum hangat. Sudah dibawah ke rumah sakit saja ia sudah merasa senang, tidak perlu terlalu memaksa dirinya untuk menunggunya sadar. Apalagi kalau ada sesuatu hal penting yang harus segera dilakukan.

"Iya, kamu ada urusan apa datang ketempat ku?" Hana yang mendengar kata-kata Alexa langsung merasakan hangat dihatinya, sepertinya Alexa adalah wanita yang baik.

"Aku datang kesini untuk mengucapkan terimakasih atas pertolongan kamu dan aku ingin memberikan beberapa cemilan khas Amerika yang aku buat sendiri" Alexa langsung menyampaikan tujuannya untuk datang kesini dan memberikan kotak cemilan yang telah ia bawah sejak tadi.

"Wahh, terimakasih banyak. Jadi merepotkan kamu saja" Hana menatap dan mengambil kotak yang berisikan cemilan dengan mata berbinar.

"Tidak masalah, kalau begitu aku pergi dulu ya. Sampai jumpa lagi!" Alexa yang tidak ingin mengganggu waktu Hana langsung pamit untuk pergi, yang terpenting ia sudah mengucapkan terimakasih karena sudah bersedia untuk menolongnya.

~Next

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status