Share

jujur

Aku memilih untuk mengabaikan pesan dari Mbak Ulfa yang masih sudah pasti akan membuat mood-ku anjlok. Gara-gara dia aku jadi berprasangka buruk terus pada mertua dan ipar. Aku yang selalu dihina dan menjadi bahan perbandingan menjadikanku tidak percaya diri dan ternyata membangkitkan rasa percaya diri itu tidaklah mudah.

Seolah otakku ini sudah di-setting sedemikian rupa agar menganggap makhluk bernama mertua dan ipar menyeramkan.

Aku tersenyum melihat foto dan video kebersamaan dengan para ipar. Seingatku, aku tidak punya foto satu pun kebersamaan dengan Mbak Ulfa dan Ibu serta bapak.

"Wah cantik sekali gamis ini," seru ibu.

Wanita yang sudah melahirkan suamiku itu merentangkan gamis berwarna coklat yang merupakan kado hadiah ulang tahun dariku. Ah, aku malu mengatakan kado itu dariku karena pada kenyataannya uangnya dari ibu. Anggap saja ibu titip.

Mbak Divya meraih gamis itu dari tangan ibu. " Kado dari siapa ini, Bu?" tanyanya seraya mengusap gamis itu.

"Ini kado dari Ines,"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status