Share

13

“Bukannya itu tujuan kita, Za? Saya yakin kalau pria yang kita lihat di gerbang pemakaman tadi masih ada hubungannya dengan orang yang masuk tadi, atau justru orang itu adalah orang yang masuk barusan,” terang Rojali.

Reza mengangguk, tetapi masih diam di tempat.

“Za,” panggil Rojali sembari menepuk bahu Reza.

“Kamu benar, Jali.” Reza mengepalkan tangan, menghempas takut dan ragu. Masalah takut, pasti Rojali merasakan hal yang sama, yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah memaksakan diri.

Kedua pemuda itu lantas menuruni tangga. Mereka masuk lebih dalam dengan bantuan cahaya senter. Beberapa kali suara lolongan anjing terdengar, dan saat bunyi itu memasuki indra pendengaran, Rojali dan Reza berhenti untuk sesaat, saling menguatkan dan menyemangati lewat tatapan dan anggukan.

Sampai di undakan tangga terakhir, mereka dihadapkan pada lorong panjang yang berdinding batu. Tampak rumput dan tanaman liar ikut tumbuh di

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status