Perjanjian dengan Makhluk Gaib

Perjanjian dengan Makhluk Gaib

Oleh:  You Lee  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
15Bab
411Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Kisah pemuda bernama Fauzan yang berjuang keras melepaskan diri dari gangguan jin nasab warisan sang kakek, dengan dibantu oleh seorang kiai melalui jalan spritual.

Lihat lebih banyak
Perjanjian dengan Makhluk Gaib Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
15 Bab
Bab 1
(Dipaksa Mondok)“Bapak yakin mau masukin anak kita ke pondok pesantren ini?” tanya seorang perempuan paruh baya bernama Fani kepada sang suami, sembari melihat ke arah sebuah gedung dua tingkat yang ada di hadapannya.“Iya, Bu, Bapak sangat yakin,” balas Farhan dengan garis bibir yang melengkung ke atas.“Tapi, Pak, bukannya kata orang-orang pondok pesantren ini---”“Jangan percaya apa kata orang lain, Bu!” Farhan memotong ucapan istrinya, “Bapak pernah mondok lama di sini, jadi Ibu tidak usah memikirkan perkataan dari orang-orang itu, karena Bapak lebih tahu banyak tentang pimpinan pondok pesantren ini, dibanding mereka!”“Ya sudah, Ibu percaya deh sama Bapak,” balas Fani, tetapi di dalam hati kecilnya ia merasa gelisah tanpa sebab.Perempuan yang memakai gamis berwana salem tersebut kemudian membuka pintu mobil yang ada di sampingnya dan menyuruh sang anak untuk turun.“Nak, ayok keluar, kita sudah sampai!” titah Fani dengan suaranya yang lembut.“Baik, Bu.” Sang anak mengangguk.K
Baca selengkapnya
Bab 2
(Tenaga Dalam)Mata Fauzan terus menatap tajam ke arah wajah Kiai haji Solehudin yang ada di hadapannya. Farhan pun kemudian memaksa anaknya tersebut untuk duduk.Namun, pemuda itu malah menggeram dan memperlihatkan giginya yang mendadak terlihat bertaring seperti hewan buas.Fauzan lalu menunjuk wajah pemilik pondok pesantren salafi yang usianya sudah tidak muda lagi itu, lalu ia tertawa seolah merendahkan sang kiai.Kiai haji Solehudin pun spontan beristighfar, lalu mulutnya kumat-kamit membaca ayat suci Al-Quran sambil memegang tasbih.Fauzan kemudian langsung menutup kedua telinganya dan berteriak meminta ampun, kepada pria yang memakai jubah putih tersebut."Hentikan, jangan menyiksaku dengan ayat yang kamu baca itu!" kata Fauzan yang saat ini tubuhnya sedang dikuasai oleh jin nasab warisan leluhurnya, tetapi kedua orang tua dari pemuda itu belum mengetahui tentang hal tersebut.Farhan kemudian kembali memaksa anaknya untuk duduk. Sang anak kali ini langsung menurut karena takut
Baca selengkapnya
Bab 3
(Gara-gara Menebang Pohon di Samping Toilet)Fauzan spontan menggelengkan kepala, saat mendapat pertanyaan dari salah satu santri putra, karena ia juga sebenarnya tidak tahu kenapa bisa memiliki kekuatan di luar nalar seperti itu. Dari kecil pemuda tersebut memang sering sekali merusak barang-barang di rumah secara tidak sengaja, sehingga ia sering diomeli oleh sang ibu."Gue gak tahu kenapa bisa patah. Mungkin gagang pintunya sudah rusak," kata Fauzan sembari memberikan gagang pintu yang masih ia pegang kepada santri putra yang sedang berdiri di sampingnya."Masa sih, perasaan gagang pintu kobong gue baru diganti." Santri putra tersebut kebingungan, "Ya udahlah, ayok kita masuk."Fauzan pun langsung mengangguk dan mulai mengayunkan kakinya ke dalam ruangan yang tidak terlalu luas itu. Mata pemuda tersebut lalu menyapu ke sekeliling yang tampak rapi.Meskipun yang menempati kamar itu adalah para laki-laki, mereka bisa menjaga kebersihan karena setiap hari minggu sering ada pemeriksaa
Baca selengkapnya
Bab 4
(Meminta Pertanggungjawaban)Fauzan yang sudah tertidur seketika terhenyak bangun karena kaget, saat mendengar teriakan histeris dari teman satu kobongnya.“Redi, elu kenapa?” tanya pemuda yang memiliki sorotan mata yang tajam itu dengan raut wajah penasaran.Redi lalu menunjuk ke depan sambil melotot. “Li—lihat, di sana a--ada genderewo!”Fauzan pun langsung melihat ke arah yang ditunjuk oleh sang teman. “Genderewo apaan? Itu gambar anime, lagian kenapa di pondok ada gambar anime segala, sih? Harusnya elu pasang kaligrafi arab atau foto ulama biar adem lihatnya!”Redi kemudian spontan mengarahkan wajah temannya tersebut ke arah mahkluk yang ia maksud. “Coba elu lihat ke sana.”Mata Fauzan menyipit dan mencoba melihat jin yang dimaksud oleh pemuda itu, tetapi ia sama sekali tidak melihat apa pun di sana.“Mana? Di sana tidak ada apa-apa. Elu tadi mimpi kali,” kata Fauzan seraya melepaskan tangan Redi yang sedang memegang wajahnya. “Sudahlah, sekarang mendingan elu tidur lagi.”Awalnya
Baca selengkapnya
Bab 5
(Tidak Menerima Penolakan)"Aku sama sekali tidak mengerti dengan maksudmu tentang tanggung jawab itu." Kiai haji Solehudin kebingungan. Jin itu pun tersenyum miring, lalu ia berjalan mengitari sang kiai yang sedang duduk bersila di atas sejadah berwarna hijau.Mata pria yang sudah lanjut usia itu lalu mengikuti arah jin berjenis kelamin tersebut berjalan, dengan hati yang dipenuhi rasa penasaran.Sang kiai ingin mengetahui tanggung jawab apa yang dimaksud oleh jin muslim itu, sehingga makhluk tersebut menemuinya."Baiklah, aku akan menjelaskannya agar kamu mengerti." Jin yang bernama Nyimas Dewi Sekar Asih itu kemudian berhenti berjalan dan menatap wajah Kiai haji Solehudin sambil menyeringai."Iya, jelaskan saja." Sang pemilik pondok mengangguk."Apa kamu tahu kalau salah satu santrimu sudah merusak istanaku?" tanya jin tersebut. "Dia menebang pohon randu yang merupakan tempat tinggalku bersama keluarga besarku. Sekarang kami semua tidak memiliki tempat tinggal gara-gara ulah santr
Baca selengkapnya
Bab 6
(Dibantu Jin Nasab)"Emangnya kenapa, Bah? Pohon randu itu sudah rimbun banget, jadi aku menyuruh santri putra untuk menebangnya, agar toilet santri tidak terlihat gelap dan angker," kata Syifa sembari membantu suaminya berdiri.Kiai haji Solehudin menghela napas pendek, lalu ia pergi ke keluar tanpa membalas ucapan dari anak perempuannya itu."Abah mau ke mana? Ini sudah larut malam, Bah? Abah mau nangkap Kunti atau mau ngapain?" tanya Syifa penasaran. "Udah, ayok kita ikutin Abah aja!" ajak suami dari perempuan itu sambil membenarkan kain sarungnya yang melorot karena sempat tersungkur."Ya udah, ayok kita ikutin!" Syifa mengangguk.Mereka berdua lalu bergegas mengayunkan kaki bersama—keluar—dari rumah dan menghampiri pria yang sudah mulai renta itu.Sang kiai berjalan perlahan dengan dibantu oleh tongkat karena tubuhnya sudah membungkuk. Ia lalu melihat ke arah pohon randu yang tadi sore ditebang oleh Redi.Selang beberapa menit, muncul jin yang membludak mengelilingi Kiai haji So
Baca selengkapnya
Bab 7
(Memiliki Banyak Khodam Pendamping)"Ayok, minggir, kenapa kamu menghalangiku?!" sergah Fauzan dengan mata menyorot tajam.Sarah pun seketika terkejut karena ia tiba-tiba melihat ada beberapa sosok makhluk aneh berupa macan, kakek-kakek bungkuk yang memiliki mata seperti kucing, dan lain sebagainya."Astaghfirullahaladzim." Sarah spontan beristighfar.Kemudian, Fauzan menatap ke arah teman satu kobongnya—Redi—yang saat ini sedang kerasukan beberapa jin penghuni pohon randu.Pemuda itu lalu berjalan untuk melawan temannya sendiri, tetapi Sarah lagi-lagi mencegah tindakan santri putra tersebut agar tidak menyerang Redi."Dia sedang kerasukan, jadi kamu jangan melawannya seperti itu, kita hanya harus meruqiyahnya saja supaya jin-jin yang ada di tubuh Redi keluar," kata gadis bermata besar itu.Namun, Fauzan tidak mau mendengar perkataan dari cucu pemilik pondok pesantren tersebut dan malah menyerang gadis itu, karena ia juga sedang dikuasai oleh khodam leluhurnya.Sarah akhirnya terpaksa
Baca selengkapnya
Bab 8
(Berhasil Ditaklukan)“Kenapa? Apa kalian takut kepadaku?” tanya Kiai haji Solehudin kepada khodam-khodam yang saat ini sedang menguasai tubuh santri putra yang bernama Fauzan.“Takut? Untuk apa kami takut kepadamu? Dasar manusia lemah!” hina khodam-khodam itu kepada sang kiai sembari tersenyum miring.“Oh, jadi kalian tidak takut kepadaku, baiklah kalau begitu lawan aku sekarang juga!” Pria yang sudah mulai renta itu menantang Fauzan.Santri putra tersebut kemudian mengepalkan kedua tangannya dengan erat dan meraung seperti macan. Setelah itu, ia menyerang pemilik pesantren tempatnya mondok.Semua santri putra dan santri putri yang ada di sana pun seketika menjerit, saat melihat guru ngaji mereka diserang oleh pemuda bertubuh tegap itu.Syifa dan Sarah yang sudah berhasil meruqiyah Deri juga terlihat panik, karena mereka takut Kiai haji Solehudin yang sudah berusia lanjut tersebut akan terluka.Sarah kemudian bergegas menghampiri sang kakek, tetapi ibunya malah langsung mencegahnya.
Baca selengkapnya
Bab 9
(Berhasil Diikat)"Dia tidak tahu apa-apa tentang perjanjian kalian dengan kakek buyutnya, jadi aku mohon lepaskan dia dan jangan mengganggunya lagi!" tegas Kiai haji Solehudin.Fauzan yang sedang dikuasai oleh jin-jin nasab atau khodam leluhur dari kakek buyutnya pun seketika tersenyum sinis, saat mendengar ucapan dari sang kiai."Coba saja kalau kamu berani melepaskannya, aku yakin kamu tidak akan sanggup, karena kami akan melenyapkan nyawamu sekarang juga!" sergah Fauzan dengan suaranya yang parau dan sedikit serak.Pemuda bertubuh tinggi dan tegap tersebut kemudian langsung melompat dan menyerang Kiai haji Solehudin yang jalannya sudah membungkuk itu.Namun, meskipun begitu, sang kiai masih sanggup melawan beberapa jin ifrit kafir dalam waktu yang bersamaan, tanpa meminta bantuan kepada siapa pun.Pria yang memakai jubah berwarna putih itu dengan sigap menepis serangan dari Fauzan, dengan menggunakan tongkat yang selalu ia pakai untuk alat bantu berjalan."Astaghfirullahaladzim, A
Baca selengkapnya
Bab 10
(Ritual Pelepasan Jin Nasab)Aldi dengan cepat mengambil gelas berisi air putih dari tangan Kiai haji Solehudin, yang sudah dibacakan doa oleh mertuanya tersebut.Kemudian, pria berpeci hitam itu berjalan menghampiri Fauzan yang sedang dipegangi oleh beberapa orang santri putra.Pemuda yang saat ini sedang dikuasai oleh jin-jin nasab atau khodam warisan dari kakek buyutnya tersebut meronta-ronta, karena ingin melepaskan diri sambil terus menggeram, hingga membuat bulu kuduk para santri mendadak berdiri tegak.Aldi lalu meminumkan air doa tadi sembari membaca kalimat basmallah, agar Fauzan bisa segera lepas dari pengaruh jin nasabnya.Fauzan sempat menolak untuk meminum air doa itu, tetapi Aldi terus memaksanya dengan dibantu oleh sang istri—Syifa.Air tersebut akhirnya berhasil dimasukkan ke dalam mulut pemuda itu, meskipun hanya sedikit, karena ia tidak berhenti meronta, sehingga sebagian airnya tumpah.Baju koko yang dipakai oleh santri putra itu pun menjadi basah. Kemudian, selang
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status