Beranda / Thriller / Kakak Gangster, Adik Polisi / Awal Pertemuan Dengan Gala

Share

Awal Pertemuan Dengan Gala

Penulis: Nyemoetdz Kim
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-24 15:48:43

Bab 03

Seorang anak berusia sekitar 12 tahun sedang duduk di sudut taman, dia tidak memperdulikan hujan yang terus membasahi tubuhnya. Tangisnya yang mengalir deras ke pipi sampai tidak terlihat karena hujan yang begitu lebat. Entah sudah berapa lama anak itu duduk di bawah guyuran air hujan, yang pasti tubuh kurusnya tampak menggigil, wajah dan bibirnya tampak pucat akibat kedinginan.

Terdapat beberapa bekas luka di wajah bahkan di tubuhnya.

Sebelum sampai di taman, anak kecil itu berada di suatu tempat yang dia saja baru tahu tempat itu pertama kali. Paman dan Bibinya membawa anak itu untuk pergi bersama mereka ke sana.

Sebulan lamanya, dia ditinggalkan untuk menjadi jaminan, dia bahkan mendapatkan perlakukan kasar. Dia dipukul, ditampar, dan ditendang oleh orang-orang sang penagih hutang.

Sampai suatu hari, anak itu mendengarkan obrolan sang penagih hutang agar paman dan bibinya segera melunasi hutang dengan cara menyetujui penawaran untuk mendonorkan salah satu organ tubuh anak kecil itu, sebab ada yang mau membeli organ tubuh anak itu dengan harga yang mahal. 

Namun, sebelum hal itu terjadi, anak itu melarikan diri dan pergi entah kemana kakinya melangkah. Dia terus berjalan entah kemana tujuannya, bahkan orang menatapnya seperti gelandangan yang menyedihkan, dengan pakaian yang lusuh bahkan tidak menggunakan alas kaki, anak itu berlari untuk pergi dari tempat sang penagih hutang.

Kakinya bahkan berdarah karena anak itu melompati pagar yang tingginya tiga kali dari tinggi tubuh anak itu, hanya agar bisa kabur dari tempat mengerikan tersebut. 

Di bawah guyuran hujan, anak kecil itu bingung harus pergi ke mana. Dia bahkan tidak tahu di mana dia sekarang. Sebenarnya dia merasa takut, tetapi siapa yang akan mau menolongnya? Orang-orang akan berpikir kalau dirinya tidak waras, dan kalau saja anak kecil itu pergi ke kantor polisi, dia tidak ingin kembali kepada paman dan bibinya.

Seorang pria asing sedang duduk di depan anak itu dengan memegang payung demi menghindari air hujan yang akan membasahi mereka berdua. Walaupun terkesan terlambat dan tubuh anak itu sudah basah kuyup, setidaknya pria asing itu menunjukkan niat baiknya kepada anak malang tersebut. 

Kehadiran pria itu sontak membuat anak itu menatap pria asing yang sedang duduk di depannya dengan raut wajah terkejut.

Sepasang mata memerah akibat menangis menatap kebingungan dan bertanya-tanya siapa sebenarnya pria asing itu.

Pura-pura tidak menyadari tatapan bingung anak itu, pria itu bertanya. "Sedang apa di sini? Kau akan sakit kalau terus main hujan-hujanan, ini sudah terlalu malam," 

Anak itu sontak berdiri dan akan pergi kalau saja pria itu tidak memegangi lengannya.

"Aku tidak akan menyakitimu." ujar pria asing itu lagi.

Anak itu berusaha melepaskan genggaman dari pria asing itu. "Jangan bawa saya ke paman dan bibi, tolong lepaskan saya," Anak itu terus mencoba untuk meloloskan dirinya dari pegangan pria itu.

"Tenanglah, aku tidak akan membawamu kepada paman dan bibimu, hanya kau tidak bisa terus di sini. Kau akan sakit nanti," ucap pria asing itu ramah dan penuh perhatian.

Setelah berhasil membujuk anak itu, mereka sedang berada di sebuah cafe, menikmati susu hangat yang pria itu pesankan untuk anak tersebut. Pakaiannya sudah berganti dengan pakaian kering, beberapa bekas luka di wajahnya sudah diobati.

Pria asing itu melihatnya dengan gemas saat anak kecil itu makan dengan lahap. "Pelan-pelan saja makannya," Pria itu terus menatap anak di depannya. Dari cara makan anak itu, terlihat seperti sangat kelaparan, dan memang benar, anak itu tidak makan beberapa hari karena hukuman yang dia terima.

"Siapa namamu?" 

"Saya Raffardian," jawab anak itu dengan mulut yang penuh dengan makanan saat dia menjawab pertanyaan pria asing itu.

"Di mana rumahmu?" tanya pria asing itu kembali. "Aku akan mengantarkanmu." lanjutnya menawarkan untuk mengantarkannya pulang.

Raffardian atau lebih akrab dipanggil Raffa itu menghentikan makannya saat pria itu menawarkan untuk pulang. Tidak, dia tidak ingin pulang, dia tidak mau bertemu dengan paman dan bibinya lagi.

Raffa meletakkan makanan yang ada di tangannya kemudian berdiri.

"Tunggu!" pria asing itu menghentikan anak itu saat dia akan pergi. "Aku tidak akan memaksamu. Aku rasa kau tidak ingin pulang. Aku tidak akan mengantarkanmu pulang, jadi jangan pergi."

"Apa paman dan bibi menyuruh anda untuk membawa saya pulang?" tanya Raffa si bocah polos itu yang merasa takut kalau pria asing yang ada di depannya membawanya bertemu paman dan bibinya.

"Tidak, aku bukan orang suruhan paman dan bibimu. Sudah lanjutkan saja makanmu."

Selesai makan, pria itu membawa Raffa ke apartemennya. Awalnya Raffa menolak ikut dengan pria asing itu, setelah dibujuk dan berjanji untuk tidak mengembalikan Raffa pada paman dan bibinya, Raffa menuruti apa yang dikatakan pria asing itu.

"Masuklah." ucap pria itu kepada Raffa yang terlihat takut, dan masih ragu untuk masuk ke dalam apartemen pria yang tak dikenalnya. 

"Aku tinggal sendiri," ucap pria asing itu tiba-tiba, "tidak ada siapa-siapa selain aku di sini." lanjutnya saat melihat Raffa masih takut.

"Apa yang sebenarnya tuan inginkan dari saya?" tanya Raffa, dia benar-benar masing ragu.

"Sudahlah, ayo masuk dulu," Pria itu menarik lengan Raffa, membawanya duduk di sofa yang tak jauh dari Raffa berdiri.

"Panggil aku kak Gala. Sejak tadi kau memanggilku dengan sebutan tuan, aku tidak suka mendengarnya, karena aku bukan tuanmu," ungkap pria asing itu dengan senyuman geli.

"Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu."

Pria asing itu adalah Jenggala Surendra yang lebih akrab dipanggil Gala. Dia mengikuti Raffa sejak Raffa sampai taman dan melihatnya dari kejauhan sebelum Gala benar-benar menghampiri Raffa karena hujan deras. Awalnya, Gala berpikir untuk meninggalkan Raffa, hati kecilnya menyuruh Gala untuk menghampiri Raffa yang sedang duduk di taman dengan kondisi basah kuyup.

"Tinggal lah disini bersamaku." 

"Tetapi … saya," jawab Raffa ragu-ragu.

"Aku tidak akan menyakitimu, cukup tinggalah bersamaku, itu saja," ucap Gala meyakinkan bocah menggemaskan di depannya.

Memang bukan awal cerita yang bagus, begitulah pertemuan Raffa dan Gala. Entah kenapa Gala yang memiliki sifat dingin begitu hangat kepada Raffa yang baru dia kenal, dia bahkan meminta Raffa untuk tinggal bersamanya.

Sebelum sampai ke apartemen, Raffa menceritakan apa saja yang sudah terjadi padanya kepada Gala. Dari masalah orang tua Raffa yang meninggal karena kecelakaan sampai sikap kerabatnya yang jahat.

Pertemuan singkat Gala dengan Raffa membuat mereka tinggal bersama sekarang? Awalnya semua berjalan seperti biasa sampai Raffa merasa Gala selalu menutupi masalahnya, membuat dia merasa dirinya hanya sebuah boneka.

Belum lagi, apa yang Raffa ingin lakukan selalu mendapatkan penolakan dari Gala. Meskipun begitu Raffa selalu membuktikan bahwa dirinya mampu, dia membuktikan itu semua dengan prestasi. Namun tetap saja Raffa tidak pernah bisa mengambil hati Hardana.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kakak Gangster, Adik Polisi   Menjalani Hidup Baru (END)

    "Apa kamu akan tugas malam lagi, Nak?" tanya Ditya kepada Genta yang sedang bersiap."Sepertinya iya, Bu, aku harus ke desa tetangga seperti kemarin," ucapnya."Ibu harus berhati-hati di rumah, kalau ada apa apa minta bantuan putra Bibi saja. Tidak apa-apakan, Bu?" ucap Genta."Tidak apa-apa, Nak. Ibu akan baik-baik saja di rumah bersama kakakmu," jawab Ditya."Dan Kakak, hari ini Kakak harus melatih tangan Kakak, bukankah kemarin Kakak sudah bisa mengangkat tangan lebih tinggi. Jadi, lakukan peregangan untuk tangan Kakak," ucap Genta kepada Gala dan mendapatkan anggukan darinya.Genta mulai melakukan aktivitasnya sebagai seorang dokter di sebuah desa kecil, klinik yang dulu pernah didatangi dengan Kavin dan Gala. Sudah hampir 2 tahun Genta menjadi seorang dokter di sana. Dia menggunakan gelar dokternya untuk membantu warga di desa. Kebetulan waktu itu, dokter yang bertugas di klinik itu pergi karena memang jarang warga yang akan datang walau mereka sakit. Setelah ada Genta, klinik it

  • Kakak Gangster, Adik Polisi   Menagih Janji

    Perjuangannya selama ini terbayar setelah Hardana tertangkap. Dia bahkan mendapatkan balasan dari perbuatannya. Walau polisi menangkapnya dengan kondisi yang bisa dikatakan tidak baik-baik saja, dan dokter menyatakan kalau kondisi Hardana mengalami koma atas kecelakaan yang terjadi setidaknya dia merasakan apa yang dinamakan sebuah balasan. Walau harapan Genta tidak seperti ini tapi dia bersyukur semua ini berakhir.Gala dirawat intensif karena luka benturan di kepalanya. Tadi setelah sampai di ruang IGD, Genta dibuat panik dengan kondisi Gala yang sempat menurun. Kondisinya sudah sangat menurun saat sampai di rumah sakit, dia tidak sadarkan diri sejak Genta menolongnya.Setelah Gala ditangani, Kavin membantu Genta untuk mengobati lukanya, awalnya dia tidak mau karena ingin menunggu kabar dari Gala tapi setelah Jimin membujuknya dia mau. Tidak ada kata yang keluar dari mulut Genta, dia hanya diam saat Kavin mengobati lukanya. Tentang kakinya, Genta mengalami patah tulang lagi di kaki

  • Kakak Gangster, Adik Polisi   Flashback

    Disoroti lampu dari gang di gedung tak terpakai, kedua orang pria saling berhadapan satu sama lain. Langit di atas kepala tampak gelap, mendung, serupa perasaan berkecamuk di hati dua orang tersebut. Rintik-rintik hujan membasahi keduanya, namun kedua pria itu memilih mengabaikan sekitar dan tetap mempertahankan posisi masing-masing sedari tadi, saling menodongkan senjata. Pria berseragam polisi itu, Genta, dihadapkan pada pilihan sulit ketika dia harus menodongkan senjata kepada pemimpin mafia yang selama ini polisi cari. Kenapa? Dari sekian banyaknya manusia di muka bumi, harus orang di depannya yang dia ingin musnahkan keberadaannya. Kenapa harus orang ini? "Ternyata ini kau." ujar Genta dengan suara serak dan sepasang mata berkaca-kaca. Dia masih belum bisa menerima fakta yang baru saja ditemukan. Bahwasanya seseorang yang dia pedulikan, yang sangat dipercaya merupakan seseorang yang seperti ini. Seorang penjahat, buronan yang dirinya cari-cari. Pria itu tidak berbicara. Rau

  • Kakak Gangster, Adik Polisi   Akhir Dari Hardana

    Seseorang sedang mengumpulkan energinya untuk kembali sadar, tubuhnya sangat lemas, nafasnya juga belum teratur. Dia mencoba untuk membuka mata sepenuhnya. Saat terdengar seseorang sedang berbicara. Beberapa waktu lalu dia tidak sadarkan diri, karena terlalu merasakan rasa sakit yang teramat sangat."Apa tuan Gala akan bernasib sama dengannya?" tanya anak buah yang mengemudi."Tapi dia tidak pernah takut kepada Ayahnya." Lanjutnya."Tapi tetap saja, bukankah rencananya tuan Min akan menyuruh tuan Gala untuk datang saat tuan Hardana menyiksa tuan Genta," jawab anak buah satunya."Kenapa keluarga mereka sangat rumit sekali." "Sudah biarkan saja, tugas kita hanya melaksanakan tugas.""Apa yang kalian bicarakan?" ucap seseorang yang tiba tiba bicara dari arah belakang bangku kemudi, dia bahkan sudah menodongkan senjata yang dia ambil sebelumnya ke arah penumpang sebelah kemudi."Tuan Genta. Kau tidak mati?" ucapnya."Apa kau pikir orang mati bisa mengangkat senjata seperti ini," jawab Ge

  • Kakak Gangster, Adik Polisi   Kemarahan Hardana

    Hardana berhasil meloloskan diri dari penjagaan polisi, dia juga sedang di sebuah tempat persembunyian. Genta juga ada bersamanya setelah dari tempat Alex. Entah apa yang akan dia lakukan kepada Genta tapi dia membawa Genta ke tempat persembunyiannya.Hardana berjalan ke arah Genta yang duduk dengan tangan dan kaki terikat di bangku, dia menyiramkan segelas air ke wajah Genta dengan kasar. Membuat Genta tersadar karena siraman itu."Apa tidurmu nyenyak nak?" ucap Hardana."Bagaimana aku harus memanggilmu. Genta Surendra?" ucap Hardana tepat di wajah Genta."Kenapa kalian membuatnya babak belur, tuan muda ini terlihat sangat menyedihkan," ucap Hardana."Katakan sesuatu." Hardana menampar Genta karena sejak tadi dia hanya diam."Apa hanya itu, anda bahkan bisa membunuhku sekarang," ucap Genta."Kenapa aku harus membunuhmu, kita bersenang senang dulu sampai aku puas," ucap Hardana."Kalaupun kau mati, tidak akan ada yang mencarimu. Bukan begitu?" Lanjutnya.Genta tersenyum sinis, dia mer

  • Kakak Gangster, Adik Polisi   Ditya Di Sekap

    Polisi sudah menetapkan Hardana sebagai tersangka atas dakwaan penyuapan. Polisi terus mengusut kasus Hardana sampai semua kejahatannya terungkap. Walaupun sudah perpindahan dari status saksi menjadi tersangka, tapi Hardana belum ditahan. Polisi masih memeriksa lebih lanjut, dia bahkan mengajukan penangguhan masa tahanan karena kondisi kesehatan dan itu dikabulkan oleh pihak kejaksaan. Hardana memang sedang di rumah sakit, penyakit lamanya kambuh membuat dia harus mendapatkan perawatan intensif. Hal ini dijadikan Hardana sebagai alasan agar dia tidak mendekam di penjara. Kondisinya memang menurun tapi rencananya untuk menangkap Genta masih anak buahnya lakukan. Asisten Hardana yang bertugas mencarinya belum mendapatkan kabar dimana Hardana sampai sekarang.Dan tentang Gala, sebelum mengalami serangan jantung, Gala dan Hardana berdebat karena Gala bilang ingin mempertanggung jawabkan semua yang dia lakukan kepada polisi, itu alasannya dia datang ke kantor polisi.Tapi Gala tidak tahu r

  • Kakak Gangster, Adik Polisi   Terbongkarnya Sebuah Rahasia

    Gala segera pergi ke tempat Ditya saat mendapatkan kabar kalau Genta pingsan sesampainya di rumah yang Ditya tempati.Beberapa badannya terluka, tulang kakinya juga patah bahkan dia mengobatinya sendiri. Karena merasa tidak kuat lagi, Genta pingsan setelah Ditya membuka pintunya.Gala mengajak Arga untuk mengobati Taehyung yang belum sadarkan diri setelah Gala datang. Gala bersyukur Genya bisa selamat walau Elvan yang berkorban agar Genta selamat."Sepertinya kaki Genta mengalami patah tulang, dan dia membiarkan kakinya seperti ini beberapa hari. Kita harus membawanya ke rumah sakit untuk mengetahui separah apa patah tulang di kakinya," ucap Arga."Disini hanya desa kecil, hanya ada klinik. Aku tidak ingin anak buah Ayah tahu keberadaan Genta. Itu berbahaya," ucap Gala."Kita bisa membawanya kesana, siapa tahu alat medis di sana lengkap," ucap Elvan.Ditya berada di Jawa timur, tepatnya di sebuah desa kecil yang tidak banyak orang tahu. Genta tahu tempat itu, dia mendapatkan alamat it

  • Kakak Gangster, Adik Polisi   Akankah Akhir Dari Hardana?

    Seseorang terlihat sedang berjalan sedikit tertatih ke arah mobilnya, beberapa hari ini hidupnya seperti tidak memiliki tujuan, dia sedang berjalan untuk membeli sesuatu yang akan membuat perutnya yang lapar terisi dan kenyang. Dengan topi dan masker yang menutupi sebagian wajahnya, dia berjalan keluar dari tempat perbelanjaan dengan beberapa makanan di tangannya."Ahh," rintihnya saat dia sudah berada di dalam mobil. Kakinya terasa sakit saat dia memaksanya untuk berjalan.Dia membuka masker yang dikenakan, kemudian mulai menyantap makanan yang dia beli beberapa saat lalu. Entah berapa jauh dia pergi menggunakan mobilnya. Dia hanya tidak ingin anak buah Hardana tahu keberadaannya.Beberapa hari sebelum kejadian.Sebuah mobil sedang melaju kencang saat beberapa mobil polisi yang berada di belakangnya mencoba untuk menghentikan laju mobilnya. Sehebat apa cara menyetirnya, tetap saja dia menabrak beberapa mobil yang ada di depannya saat mereka mencoba ikut menghentikan mobilnya. Mungkin

  • Kakak Gangster, Adik Polisi   Pengorbanan Genta

    "Polisi sudah menangkapnya," jelas Arga pada Gala."Apa? Kau tidak salah mendapatkan informasi?" tanya Gala terkejut dengan yang Arga sampaikan."Tidak, polisi menangkapnya dan dia–" Arga menghentikan ucapannya. Entah apa yang terjadi sampai dia begitu serius mengatakan kabar pada Gala."Kenapa? Kenapa kau menghentikan ucapanmu?" tanya Gala."Maafkan aku.""Apa maksudmu?""Maafkan aku. Adikmu tidak selamat, polisi menghentikan pengejaran saat Genta tersudut dan memilih melajukan mobilnya ke dalam sungai.""Apa benar itu Genta? Polisi benar sudah menangkapnya?" tanya Gala yang masih tidak percaya dengan yang didengar."Genta belum ditemukan. Kecil kemungkinan jika Genta akan selamat karena kedalaman sungai dan arusnya yang begitu deras," jelas Arga.Seketika tubuh Ga lemas, dia bahkan hampir jatuh mendengar ucapan Arga. Tidak mungkin jika adiknya tidak selamat, apa yang Arga katakan itu tidak benar. Gala yakin, jika Arga sudah salah mendapatkan informasi karena Genta akan selamat.Tak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status