author-banner
Nyemoetdz Kim
Nyemoetdz Kim
Author

Novel-novel oleh Nyemoetdz Kim

Terpikat Mayor Ajudan Bapak

Terpikat Mayor Ajudan Bapak

"Maafkan saya, Nona. Saya merasa tidak pantas. Saya harus fokus pada pekerjaan yang sedang saya jalani, perasaan hanya akan membuat saya tidak profesional menjalankan tugas," sahut Mayor Wira Cahyadi setelah pernyataan cinta sang puteri presiden. "Tapi aku mencintaimu, Mas Wira. Haruskah aku bilang Ayah agar beliau menikahkan kita?" Ajudan presiden itu terdiam. Haruskah mayor Wira menerimanya?
Baca
Chapter: 89 🩷
"Bukannya Mas pernah bilang ingin mengajakku babymoon, kita liburan di sini saja, kaki Gunung Sumbing, besok juga Gala harus kembali ke Asrama.""Akan melelahkan dengan kondisi perutmu itu," sahut Wira."Ayolah, Mas, ya?" Sekar menatap suaminya dengan wajah melas, berharap dituruti apa yang menjadi kemauanya."Kita pergi ke Mangli Sky View saja, Mas, di sana bisa melihat matahari terbit dan terbenam. Ada penginapanya juga," sahut Gala."Apa tidak pendakian?" tanya Sekar."Tidak, Mbak. Jalanbya juga bagus kok," jawab Gala."Ayo, Mas, Denta juga sedang libur kan. Kita kencan ganda lagi. Ayolah, Mas," bujuk Sekar. Diusia kehamilanya memang aman untuk perjalanan, namun Wira takut istrinya akan kelelahan, apalagi cuacanya akan sangat dingin."Baiklah, besok pagi kita pulang dan langsung ke Semarang setelahnya pulang ke Jakarta naik pesawat.""Terima kasih, Mas." Sekar memeluk t
Terakhir Diperbarui: 2025-10-14
Chapter: 88 🩷
"Tidak perlu malu-malu, masuk sini," ajak Sekar pada wanita yang Gala ajak ke rumahnya."Mas, tidak bisakah senyum sedikit. Dia akan takut jika kamu memasang wajah seperti itu," bisik Sekar ketika sang suami malah diam sambil menatap ke arah gadis yang Gala ajak pulang."Namanya Denta, Mbak," sahut Gala."Oh, iya, sini Denta masuk." Sekar menyambut dengan sopan gadis yang datang bersama adik iparnya. Dia memang mudah akrab dengan orang lain, maka tak sulit untuk Sekar.Denta kemudian duduk di samping Sekar yang mengajaknya bicara. Terlihat Wira sekilas menatap gadis itu setelah menyalaminya. Pria dingin seperti Wira, jarang untuk bicara apalagi pada orang yang baru dia kenal."Kita makan malam di luar, aku ambil kunci dulu." Wira beranjak perlahan untuk mengambil apa yang dia mau."Kan baru juga sampai, Mas," gerutu Gala pada kakaknya."Siapa suruh tidak menjawab panggilan dariku. Sudah
Terakhir Diperbarui: 2025-10-13
Chapter: 87 🩷
"Lama tidak pulang ternyata sudah isi saja. Kenapa tidak bilang dulu kalau mau pulang." Suara wanita tua tetangga rumah Wira itu terlihat bahagia melihat Sekar datang. Apalagi Sekar pulang dalam kondisi hamil besar. "Nanti kalau ngomong dulu jadi tidak kejutan loh Bude. Bagaimana kabarnya? Bude terlihat semakin sehat sekarang." Membiarkan istrinya di tetangganya, di rumah Wira coba membersihkan dalam rumah. Meski beberapa hari sekali Bude akan membersihkan. "Eh ... ngomong-ngomong apa kamu sudah bertemu mertuamu?" tanya Bude Paini. "Maksudnya ibu mertua?" "Iya, beberapa waktu lalu datang ke sini, tapi tidak lama. Entah apa yang dia cari, dia hanya mampir sebentar dan menanyakan Gala di mana setelah pergi. Dia datang bersama anak dan suaminya. Jadi selama ini dia bekerja di luar negeri setelah memiliki anak gadis yang dia tinggalkan untuk mencari uang di sana. Apa suamimu sudah bertemu denganya?" "Mas Wira sudah bertemu, tapi aku belum. Biarkan saja Bude, setidaknya Mas Wira bai
Terakhir Diperbarui: 2025-10-12
Chapter: 86 🩷
"Doakan aku diberi kemalangan dan segera mati seperti keinginan Ibu."Seperti tidak terima putranya mencapai keberhasilan, Triana dibuat diam dengan ucapan putra sulungnya. Begitu bencinya sampai dia lupa jika Wira juga yang membuat Gala bisa berhasil sampai detik ini. Berjuang demi mendapatkan pencapaian.Tidak ingin peduli lagi, Wira berjalan masuk. Gala yang melihat itu segera menghampiri kakaknya dan membantu berjalan. Sedikitpun tidak ada rasa iba ketika melihat Wira terluka, dia malah berharap putranya mati."Siapa yang datang, Nak?" tanya Adi."Bukan siapa-siapa, Pak, saya permisi ke kamar." Tidak ada obrolan lagi, setelah menunduk sopan, Wira berjalan ke kamar. Merebahkan tubuh di samping Sekar yang sedang berbalas pesan di atas tempat tidur."Ada apa, Mas?" Wira memeluk erat dengan posisi berbaring. Dengan erat Wira memeluk sambil menyembunyikan wajahnya pada tubuh Sekar."Jangan menyalahkan
Terakhir Diperbarui: 2025-10-09
Chapter: 85 🩷
Acara mitoni atau 7 bulanan berjalan dengan lancar. Meski dengan kaki yang sedang sakit, Wira menjalani setiap prosesnya sampai akhir. Tidak banyak yang datang karena memang hanya keluarga inti saja."Istirahatlah, Nak, kakimu akan semakin sakit nanti." Sophia menghampiri Wira dengan Kopi yang dibuat untuk suami dan menantu kesayanganya."Terima kasih, Bu.""Untukku tidak ada, Bu? Aku juga putrimu. Lihatlah Mbah Putri juga ikut-ikutan sekarang." Sekar melirik ke arah neneknya sedang menyodorkan kue yang dia bawa untuk Wira bahkan dia suapi."Jangan cerewet saja, kamu itu dibantu mengurus suami kok malah cerewet sekali. Jangan malas jalan, biar nanti lancar pas lahiran, ambil di meja dapur ada kue ini. Ambilkan adikmu juga." Meski dengan kesal, Sekar tetap berjalan ke dapur untuk mengambil beberapa potong kue menamani obrolan mereka di malam itu.Acara memang sudah selesai, tinggal keluarga Sekar yang ada di rumah
Terakhir Diperbarui: 2025-10-08
Chapter: 84 🩷
Karena tidak ada jadwal malam untuk penerbangan ke Semarang, Wira memilih naik kereta walau menempuh perjalanan panjang. Dia berangkat pukul 21.00 akan sampai pukul 4.00 pagi. Setidaknya dia bisa istirahat selama perjalanan."Iya sayang aku sudah di kereta. Maaf aku tidak menjawab teleponmu, ada sedikit masalah," jelas Wira."Kabarnya pendaratan Mas tidak berhasil, apa ada yang terluka?" Harapan Wira untuk menyembunyikan kejadian itu tidak bisa dilakukan. Sekar malah tau, ini akan membuat Wira semakin bingung akan mengatakan apa nanti pada istrinya."Hanya terkilir sedikit. Selebihnya tidak apa-apa," jawab Wira. Dia berbohong agar Sekar tidak merasa khawatir."Tadi lebih baik minta antar daripada naik kereta sendiri.""Sayang, sebaiknya kamu istirahat, jangan begadang, besok acaranya pagi kaneqs. Aku juga ingin manfaatkan waktu untuk tidur di sini agar sesampainya di sana tidak lelah dobel." Tidak ingin membahas t
Terakhir Diperbarui: 2025-10-07
Jodoh untuk Pak Danyon (Komandan Batalyon)

Jodoh untuk Pak Danyon (Komandan Batalyon)

"Dia, wanita yang akan menjadi pendampingmu. Ibu harap kamu tidak lagi menolak wanita pilihan Ibu." Damar menghela napas mendengar ucapan sang ibu. Untuk apa menikah jika pada akhirnya dia ditinggal, bahkan diselingkuhi saat dinas seperti dulu? Lebih baik dia fokus pada kariernya sebagai Komandan Batalyon! Hanya saja, Dokter Jenar yang dijodohkan dengannya ternyata mengubah segalanya .....
Baca
Chapter: 97. Tamat
"Memang Danur punya uang untuk membelinya?" Pertanyaan Prajurit itu membuat bocah itu berpikir. Ekspresinya begitu mengemaskan, selain imut, tampan, dia juga sama seperti ayahnya. Pesona ayahnya turun ke anaknya sekarang. "Danur, Ayah sudah punya anak baru. Bukankah Danur juga punya ayah baru." Damar datang dengan menggendong anak Widi yang baru 10 bulan, dan mengejek putranya itu. Menjadi Komandan Batalyon selama hampir 6 tahun, Damar banyak mendapatkan penghargaan dan prestasi yang dia dapat selama diposisinya. Bukan hanya itu, selain terkenal tegas, Damar juga bersikap baik pada bawahannya. Bukan berarti salah lantas dia akan terus mencari kesalahan, Damar memberikan nasehat yang bisa membuat bawahannya maju bukan malah diam di tempat. Beberapa Prajurit dibantu untuk pendidikan mereka. Dia membantu semampu dia, karena dia tau betul bagaimana berjuang di masa-masa seperti ini. Tegasnya Damar, dia selalu disiplin dan tidak menerima kesalahan yang fatal. "Itu adik Celine, itu b
Terakhir Diperbarui: 2025-03-21
Chapter: 96. Mau Ayah Baru Saja!
"Om, mana Ayah Danur?" Dengan pertanyaan yang belum jelas, anak usia 4 tahun itu berdiri di hadapan para Prajurit yang sedang berbaring mendengarkan arahan. "Danur, tunggu Bunda!" Langkahnya terhenti ketika melihat putranya sedang berdiri di hadapan para Prajurit. Senyum wanita cantik itu mengembang, anak kecil yang dia cari tanpa rasa malu ikut dalam barisan itu seperti seorang Komandan yang berdiri di depan Prajurit. "Ayah!!" Teriakan itu membuat wanita cantik itu berlari sebelum anak kecil itu berhasil pada ayahnya. Tawa dari para Prajurit yang berbaris terdengar ketika anak kecil itu menyelai ucapan sang ayah ketika sudah dalam gendongan. "Kenapa Ayah pergi sendiri. Bunda memaksa Danur makan, Danur masih kenyang," keluhnya. "Pak Wadan, gantikan aku bicara, anak kecil ini akan terus menggangguku," pintanya pada Wadan yang berdiri di sampingnya. "Ke mana Bunda sekarang?" tanyanya pada sang anak. Dia mundur ketika wakil komandan mengantikannya bicara dengan beberapa Praj
Terakhir Diperbarui: 2025-03-19
Chapter: 95. Menjalani Hidup Setelah Duka
"Akhirnya anak Ayah bisa pulang hari ini." Dalam gendongan sang ayah keluar rumah sakit, bayi kecil itu tampak tenang. Jenar berjalan selangkah dibelakang Damar yang begitu senang setelah hampir 1 bulan putranya di ruang NICU, akhirnya hari ini diperbolehkan pulang. Kondisinya berangsur membaik walau berat badannya masih kurang. Sore itu akhirnya Danur bisa berbaring di tempat tidur mereka. Damar sangat senang karena bisa menggendong lebih lama dari pada di NICU hanya berapa jam saja dalam sehari. Momen ini yang di tunggu sejak beberapa minggu. Sejak keluar rumah sakit, keseharian Damar berbeda. Pagi dia akan membantu istrinya merawat putranya. Membiarkan Jenar mengurus pekerjaan rumah yang lain. Damar juga menemani putranya berjemur ketika dia selesai Apel. "Aku sudah selesaikan tugasku. Aku pulang lebih dulu," ucap Damar. "Siap, Komandan!" "Sejak ada mainan hidup, aku selalu ingin pulang dan bertemu dengannya." "Siap, Ndan. Namanya juga anak baru lahir. Pastinya senang
Terakhir Diperbarui: 2025-03-18
Chapter: 94. Danurdara
"Mbak baik-baik saja?" Widi menghampiri Jenar yang termenung di depan ruang rawat. Bukannya istirahat, dia malah diam di sana. Membiarkan Damar yang sedang sakit di dalam di temani ibunya. Kehilangan dan juga kebahagian yang dirasakan sekarang seperti tamparan keras. Bukan hanya itu, Damar juga sakit saat kondisi seperti ini. "Ya, harusnya juga baik-baik saja. Bahkan aku ingin bergegas merawat suamiku yang sedang sakit. Kenapa aku secengeng ini, menjengkelkan sekali." Jemarinya menyeka air mata yang mengalir begitu saja. "Aku yakin Mbak pasti kuat. Aku tidak ingin mengatakan banyak hal karena aku tau jika Mbak mendapatkan itu semua dari keluarga yang mendukung. Mbak harus ingat, masih ada satu anak yang bisa Mbak rawat dan perjuangkan. Ingatlah diriku ini, bagaimana kisahku dengan putriku. Yang tabah, semua pasti akan baik-baik saja." Widi memegang tangan temannya itu. Dia baru bisa bertemu dengan Jenar kali ini. Dia tidak ingin mengganggu ketika di masa duka dan kebahagian y
Terakhir Diperbarui: 2025-03-17
Chapter: 93. Saling Menguatkan
"Istirahatlah, Nak, kamu terlihat begitu lelah," tutur Susi pada menantunya yang baru sampai dari Jakarta untuk memakam kan putrinya didekat makam ayahnya."Aku masih ingin melihat putraku, Ma. Rasa bersalah ini semakin mencekik ku. Aku tidak becus menjadi seorang ayah, ini terjadi karena diriku." Tangis Damar pecah ketika bicara dengan Susi. Dia menahan agar bisa menerima semua ini, tapi dia tidak sanggup lagi. Rasa sesaknya kian mencekik, dan dia luapkan pada Susi.Wulan yang mengurus semua di sana ketika Damar kembali ke Solo untuk istri dan anaknya yang lain. "Semua sudah menjadi takdir yang Tuhan gariskan. Kamu boleh bersedih, tidak dengan menyalahkan dirimu. Ini semua bukan kesalahanmu, memang kondisi kehamilan istrimu yang tidak baik."Dengan kondisi kaki yang masih dibantu penyangga untuk berjalan, Susi pergi bersama Ragil ke Solo. Dia tidak bisa hanya diam, ketika putra putri mereka membutuhkan mereka orang tuanya."Ikhlas kan, maka kamu akan terima ini semua. Istrimu membutu
Terakhir Diperbarui: 2025-03-14
Chapter: 92. Duka Dibalik Bahagia
"Saya pikir Mbak Jenar akan mengatakan pada Bapak, jika tadi melakukan kontrol mingguan bersama saya karena tak ingin menganggu istirahat Anda."Mendengar penjelasan Widi, bisa apa Damar ketika ini sudah kejadian. Waktu itu juga, Damar mendengarkan penjelasan Dokter Melati tentang kondisi istrinya.Sudah rasa sakit dia rasakan tanpa hilang, Jenar harus merasakan proses induksi karena ingin persalinan normal. Ada rasa kesal, tapi Damar tidak bisa meluapkan sekarang. Fokusnya ada pada Jenar sekarang."Mbak, bisakah kau datang. Jenar mau melahirkan di usai kandungan 25 minggu, aku harap Mbak bisa datang sekarang." Tidak hanya pada Wulan, dia juga minta doa pada Ibu dan mertuanya agar semua berjalan lancar. Meski dengan resiko yang besar."Maafkan aku, Mas," tutur Jenar dengan rintihan lirih merasakan sakit."Aku tidak ingin membahasnya, kamu harus kuat, agar mereka bisa selamat begitu juga dirimu. Kamu hampir mencelakai dirimu sendiri. Sekarang lihatlah hasilnya, tapi aku tidak mau menya
Terakhir Diperbarui: 2025-03-13
Kakak Gangster, Adik Polisi

Kakak Gangster, Adik Polisi

Rafa yang masih berusia 12 tahun sedang duduk di sudut taman. Dia tidak memedulikan hujan yang terus membasahi tubuhnya. Tubuh kurusnya tampak menggigil. Wajah dan bibirnya juga tampak pucat akibat kedinginan. Selain itu, bekas luka menghiasi wajah, bahkan tubuhnya. Paman dan Bibinya telah membuang dirinya. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan sampai Kakak laki-laki bernama Gala datang dan menyelamatkannya. Sebagai balas budi, Rafa harus merelakan sesuatu dari hidupnya: mimpi, identitas, hingga prinsip. Mampukah Rafa melakukannya?
Baca
Chapter: Menjalani Hidup Baru (END)
"Apa kamu akan tugas malam lagi, Nak?" tanya Ditya kepada Genta yang sedang bersiap."Sepertinya iya, Bu, aku harus ke desa tetangga seperti kemarin," ucapnya."Ibu harus berhati-hati di rumah, kalau ada apa apa minta bantuan putra Bibi saja. Tidak apa-apakan, Bu?" ucap Genta."Tidak apa-apa, Nak. Ibu akan baik-baik saja di rumah bersama kakakmu," jawab Ditya."Dan Kakak, hari ini Kakak harus melatih tangan Kakak, bukankah kemarin Kakak sudah bisa mengangkat tangan lebih tinggi. Jadi, lakukan peregangan untuk tangan Kakak," ucap Genta kepada Gala dan mendapatkan anggukan darinya.Genta mulai melakukan aktivitasnya sebagai seorang dokter di sebuah desa kecil, klinik yang dulu pernah didatangi dengan Kavin dan Gala. Sudah hampir 2 tahun Genta menjadi seorang dokter di sana. Dia menggunakan gelar dokternya untuk membantu warga di desa. Kebetulan waktu itu, dokter yang bertugas di klinik itu pergi karena memang jarang warga yang akan datang walau mereka sakit. Setelah ada Genta, klinik it
Terakhir Diperbarui: 2022-12-18
Chapter: Menagih Janji
Perjuangannya selama ini terbayar setelah Hardana tertangkap. Dia bahkan mendapatkan balasan dari perbuatannya. Walau polisi menangkapnya dengan kondisi yang bisa dikatakan tidak baik-baik saja, dan dokter menyatakan kalau kondisi Hardana mengalami koma atas kecelakaan yang terjadi setidaknya dia merasakan apa yang dinamakan sebuah balasan. Walau harapan Genta tidak seperti ini tapi dia bersyukur semua ini berakhir.Gala dirawat intensif karena luka benturan di kepalanya. Tadi setelah sampai di ruang IGD, Genta dibuat panik dengan kondisi Gala yang sempat menurun. Kondisinya sudah sangat menurun saat sampai di rumah sakit, dia tidak sadarkan diri sejak Genta menolongnya.Setelah Gala ditangani, Kavin membantu Genta untuk mengobati lukanya, awalnya dia tidak mau karena ingin menunggu kabar dari Gala tapi setelah Jimin membujuknya dia mau. Tidak ada kata yang keluar dari mulut Genta, dia hanya diam saat Kavin mengobati lukanya. Tentang kakinya, Genta mengalami patah tulang lagi di kaki
Terakhir Diperbarui: 2022-12-18
Chapter: Flashback
Disoroti lampu dari gang di gedung tak terpakai, kedua orang pria saling berhadapan satu sama lain. Langit di atas kepala tampak gelap, mendung, serupa perasaan berkecamuk di hati dua orang tersebut. Rintik-rintik hujan membasahi keduanya, namun kedua pria itu memilih mengabaikan sekitar dan tetap mempertahankan posisi masing-masing sedari tadi, saling menodongkan senjata. Pria berseragam polisi itu, Genta, dihadapkan pada pilihan sulit ketika dia harus menodongkan senjata kepada pemimpin mafia yang selama ini polisi cari. Kenapa? Dari sekian banyaknya manusia di muka bumi, harus orang di depannya yang dia ingin musnahkan keberadaannya. Kenapa harus orang ini? "Ternyata ini kau." ujar Genta dengan suara serak dan sepasang mata berkaca-kaca. Dia masih belum bisa menerima fakta yang baru saja ditemukan. Bahwasanya seseorang yang dia pedulikan, yang sangat dipercaya merupakan seseorang yang seperti ini. Seorang penjahat, buronan yang dirinya cari-cari. Pria itu tidak berbicara. Rau
Terakhir Diperbarui: 2022-10-27
Chapter: Akhir Dari Hardana
Seseorang sedang mengumpulkan energinya untuk kembali sadar, tubuhnya sangat lemas, nafasnya juga belum teratur. Dia mencoba untuk membuka mata sepenuhnya. Saat terdengar seseorang sedang berbicara. Beberapa waktu lalu dia tidak sadarkan diri, karena terlalu merasakan rasa sakit yang teramat sangat."Apa tuan Gala akan bernasib sama dengannya?" tanya anak buah yang mengemudi."Tapi dia tidak pernah takut kepada Ayahnya." Lanjutnya."Tapi tetap saja, bukankah rencananya tuan Min akan menyuruh tuan Gala untuk datang saat tuan Hardana menyiksa tuan Genta," jawab anak buah satunya."Kenapa keluarga mereka sangat rumit sekali." "Sudah biarkan saja, tugas kita hanya melaksanakan tugas.""Apa yang kalian bicarakan?" ucap seseorang yang tiba tiba bicara dari arah belakang bangku kemudi, dia bahkan sudah menodongkan senjata yang dia ambil sebelumnya ke arah penumpang sebelah kemudi."Tuan Genta. Kau tidak mati?" ucapnya."Apa kau pikir orang mati bisa mengangkat senjata seperti ini," jawab Ge
Terakhir Diperbarui: 2022-10-26
Chapter: Kemarahan Hardana
Hardana berhasil meloloskan diri dari penjagaan polisi, dia juga sedang di sebuah tempat persembunyian. Genta juga ada bersamanya setelah dari tempat Alex. Entah apa yang akan dia lakukan kepada Genta tapi dia membawa Genta ke tempat persembunyiannya.Hardana berjalan ke arah Genta yang duduk dengan tangan dan kaki terikat di bangku, dia menyiramkan segelas air ke wajah Genta dengan kasar. Membuat Genta tersadar karena siraman itu."Apa tidurmu nyenyak nak?" ucap Hardana."Bagaimana aku harus memanggilmu. Genta Surendra?" ucap Hardana tepat di wajah Genta."Kenapa kalian membuatnya babak belur, tuan muda ini terlihat sangat menyedihkan," ucap Hardana."Katakan sesuatu." Hardana menampar Genta karena sejak tadi dia hanya diam."Apa hanya itu, anda bahkan bisa membunuhku sekarang," ucap Genta."Kenapa aku harus membunuhmu, kita bersenang senang dulu sampai aku puas," ucap Hardana."Kalaupun kau mati, tidak akan ada yang mencarimu. Bukan begitu?" Lanjutnya.Genta tersenyum sinis, dia mer
Terakhir Diperbarui: 2022-10-26
Chapter: Ditya Di Sekap
Polisi sudah menetapkan Hardana sebagai tersangka atas dakwaan penyuapan. Polisi terus mengusut kasus Hardana sampai semua kejahatannya terungkap. Walaupun sudah perpindahan dari status saksi menjadi tersangka, tapi Hardana belum ditahan. Polisi masih memeriksa lebih lanjut, dia bahkan mengajukan penangguhan masa tahanan karena kondisi kesehatan dan itu dikabulkan oleh pihak kejaksaan. Hardana memang sedang di rumah sakit, penyakit lamanya kambuh membuat dia harus mendapatkan perawatan intensif. Hal ini dijadikan Hardana sebagai alasan agar dia tidak mendekam di penjara. Kondisinya memang menurun tapi rencananya untuk menangkap Genta masih anak buahnya lakukan. Asisten Hardana yang bertugas mencarinya belum mendapatkan kabar dimana Hardana sampai sekarang.Dan tentang Gala, sebelum mengalami serangan jantung, Gala dan Hardana berdebat karena Gala bilang ingin mempertanggung jawabkan semua yang dia lakukan kepada polisi, itu alasannya dia datang ke kantor polisi.Tapi Gala tidak tahu r
Terakhir Diperbarui: 2022-10-26
Anda juga akan menyukai
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status