Share

Lega

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2025-03-29 15:33:36

Shayla terus memikirkan ucapan Ryuga di kantin tempo hari.

Dia tidak akan bisa mengubah keputusan mommy, beliau sedang jatuh cinta, mommy akan menutup mata.

Jadi Shayla mengunci mulutnya rapat-rapat dan menghindari percakapan panjang dengan mommy agar tidak keceplosan.

Selain itu, dia tidak ingin menghancurkan kebahagiaan mommy.

Benar kata hatinya, setidaknya om Abraham memutuskan hubungan dengan Dewi.

“Sayang … nanti malam kamu dijemput Ryuga ya.”

Mommy mengatakannya sembari membaca sesuatu di iPad.

Pagi ini mereka berkesempatan sarapan pagi bersama meski mommy fokus pada iPad.

Setidaknya sosok mommy ada di depannya.

“Memangnya mau ke mana, Mom?”

“Kakak kembarnya om Abraham mau menikah … acaranya kecil-kecilan kok hanya makan malam aja … nanti pak Amun kirim gaun yang harus kamu pakai, hari ini kamu pulang masih siang ‘kan?”

Pak Amun adalah driver mommy yang terkadang mengantar jemput Shayla ke kampus.

“Iya, Mom.” Shayla menjawab cepat seraya bangkit dari kursi.

Dia memutari setengah bagian meja makan untuk tiba di sisi mommy lantas memberikan kecupan di pelipis.

“Shayla pergi ya Mom.”

“Hati-hati, sayang.” Mata mommy masih pada iPad.

Dan sesuai dengan apa yang diinstruksikan mommy, sore harinya Shayla sudah siap dengan gaun yang dibawakan pak Amun tadi siang.

Dia duduk di ruang tamu menunggu Ryuga yang memberi tahu melalui pesan singkat kalau dia baru saja memasuki komplek perumahan.

Ryuga tidak bohong karena tidak lama kemudian mobilnya masuk ke halaman.

Jantung Shayla tiba-tiba saja menaikkan tempo debaran, dia menyempatkan mengecek penampilan di cermin hias berbentuk persegi panjang yang berada di ruang tamu.

Penampilannya sempurna seperti terakhir kali dia lihat di cermin kamar.

Tapi kenapa tiba-tiba Shayla harus berpenampilan sempurna?

Dia hanya akan menghadiri pesta pernikahan kakak kembarnya om Abraham.

Bergegas Shayla membuka pintu sebelum Ryuga turun dari mobil.

Shayla menarik handle pintu kemudian masuk dan duduk di samping Ryuga.

Dia menoleh setelah memakai seatbelt karena Ryuga tidak kunjung menyalakan mesin mobil.

“Kak …,” panggil Shayla.

“Ya?” Ryuga mengerjap kemudian mengalihkan tatap ke depan dan mulai menekan tombol engine.

Dunia Ryuga sempat teralihkan karena terpesona oleh kecantikan Shayla.

Selama satu jam tiga puluh menit perjalanan hingga tiba di depan sebuah restoran tempat acara berlangsung, tidak ada satu pun yang bicara.

Ryuga jadi merasa canggung dan bingung padahal biasanya dia tidak kehabisan ide untuk menggoda Shayla.

Sedangkan Shayla memang bukan tipe gadis cerewet yang banyak bicara apalagi senang mengobrol.

Dia lebih menyukai keheningan dan untuk membunuh kebosanan dia membaca novel dari aplikasi di ponselnya.

Sesekali Ryuga melirik Shayla yang mematuti layar ponsel, dia sampai heran apakah Shayla tidak pusing menatap ponselnya lama-lama.

Ryuga menghentikan laju kendaraannya di depan pintu restoran.

Ada petugas valet yang sudah menanti mereka.

Shayla dan Ryuga turun, cowok itu lantas menyikukan lengan meminta Shayla mengaitkan tangan di sana.

Dia langsung mengaitkan tangannya di lengan Ryuga karena tiba-tiba saja Ryuga menoleh sembari menatapnya tajam.

Shayla ‘kan jadi kaget.

Mereka berjalan beriringan melintasi restoran mewah yang nyaris penuh pengunjung sampai akhirnya tiba di sebuah pintu ganda.

Ada dua orang yang menjaga di depannya dan membukakan pintu untuk mereka.

Suasana di dalam cukup ramai, banyak meja bundar di sisi kanan ruangan dan di sisi kirinya hanya meja panjang yang diduduki oleh kedua mempelai pengantin dan orang tua.

Tapi tunggu.

Kenapa om Abraham ada di sana duduk di samping wanita bergaun pengantin berwarna putih?

Om Abraham juga memakai tuksedo.

Shayla baru ingat kalau yang menikah adalah kakak kembarnya om Abraham.

“Kak Ryu,” panggil Shayla menghentikan langkah Ryuga yang hendak menghampiri kedua orang tua mereka di sebuah meja.

“Apa?” Ryuga membalikan badannya.

“Itu yang nikah kakak kembarnya om Abraham?”

“Iya.” Pria itu menjawab singkat.

“Siapa namanya?”

Ryuga menatap Shayla lekat, butuh waktu tiga detik sampai Ryuga menjawab pertanyaan Shayla.

“Om Aby … Abizar.”

Seketika wajah Shayla yang tegang tampak lega, dia mengembuskan napas panjang disertai kekehan pelan menghasilkan kerutan di kening Ryuga.

“Apa om Aby punya anak cowok juga?”

Tangan Ryuga terulur menunjuk seorang cowok yang usianya tidak jauh lebih tua dari Ryuga dan cowok itu juga setampan Ryuga.

“Namanya Vikram, mau gue kenalin?” tanya Ryuga sinis.

Sorot mata Ryuga begitu tajam tidak bersahabat, Shayla juga tidak tahu kenapa ekspresi Ryuga jadi berubah tidak bersahabat seperti itu tapi Shayla tidak peduli.

Dia lega sekarang karena omnya Dewi bukanlah calon ayah tirinya.

Demi Tuhan, rasanya Shayla ingin menjerit karena begitu bahagia.

Ryuga dan Shayla melanjutkan langkahnya.

Sekarang bibir Shayla sering tersenyum membuat om Abraham senang.

Shayla diperkenalkan kepada seluruh keluarga om Abraham.

“Mom, nilai om Abraham delapan.” Shayla berbisik di telinga mommy.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kakak Tiri Rasa Pacar   Tidak Ada Alasan

    Beberapa saat kemudian pintu ruang ICU terbuka, suster yang tadi menyeret Shayla keluar sekarang muncul dari balik pintu.“Keluarga tuan Ryuga?” “Iya Suster.” Shayla dan Papa mendekat.“Tuan Ryuga sudah siuman, tapi tunggu setengah jam baru bisa ditengok ya.” Papa dan Shayla mendesah lega, bibir mereka berdua sontak tersenyum meski mata masih terdapat jejak buliran kristal. “Terimakasih, Suster.” Papa berujar sebelum Suster kembali masuk ke ruang ICU. Papa merangkul pundak Shayla untuk mendekat pada mommy namun Shayla menahan langkahnya yang otomatis membuat langkah Papa berhenti.“Shayla mau di sana aja.” Shayla menghela tangan Papa dan pergi ke sudut lain ruang tunggu.Papa menoleh pada mommy dan menatap istrinya sendu. Beliau duduk di samping mommy, menggenggam kedua tangan sang istri.“Aku enggak tahu kenapa Shayla bisa ada di sini … aku senang dia kembali dan akan aku pastikan dia tidak akan pergi lagi … sekarang biar aku yang bicara baik-baik sama Shayla … kamu pulang lah,

  • Kakak Tiri Rasa Pacar   Pilih Kasih

    Detik demi detik yang berlalu belum pernah selama ini dirasakan Shayla.Baru saja Adelia memberi tahu kalau Ryuga kecelakaan saat sedang dalam perjalanan menuju kantor kliennya.Dari sana Shayla jadi tahu kalau cita-cita Ryuga terwujud karena sekarang dia yang memimpin perusahaan papa.Adelia mendapat informasi dari Fuji dan langsung pergi ke rumah sakit begitu mendapat kabar tersebut.Dia juga bercerita kalau dirinya sempat menunggui Ryuga yang sedang dioperasi bersama Kabir dan papanya sampai akhirnya Ryuga dinyatakan koma dan dirawat di ICU.Tangis Shayla sulit sekali berhenti dampak dari dadanya yang terasa sakit seperti tercabik lantaran bukan hanya bercerita tentang kecelakaan Ryuga saja, Adelia juga menceritakan bagaimana usaha keras Ryuga untuk menemukannya.Awalnya Shayla cemburu karena Adelia mengetahui betul tentang Ryuga tapi rasa itu seketika sirna saat diakhir cerita Adelia mengatakan kalau mengetahui usaha keras Ryuga dalam mencarinya itu dari Kabir yang sekarang sudah

  • Kakak Tiri Rasa Pacar   Kabar Buruk

    Papa Abraham sudah kembali dari perjalanan bisnisnya, Mommy juga sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Ryuga bebas tugas Negara sekarang jadi memiliki waktu untuk mencari Shayla.Jadi setiap hari, Ryuga habiskan waktu beberapa jam untuk mencari Shayla di setiap penjuru kota setelah pulang kerja.Dia pergi ke Mall dan pusat perbelanjaan lainnya sebelum pulang ke apartemen.Ryuga sudah melakukannya semenjak Shayla menghilang.Dan yang membuat Ryuga resah adalah dia tidak lagi menemukan bunga di makam Sakura semenjak menghilangnya Shayla.Itu berarti Shayla tidak pernah mengunjungi makam Sakura.“Sebenarnya kamu ke mana, Sel? Please … pulang, meski kita enggak bisa bersama tapi seenggaknya aku tahu kalau kamu baik-baik aja.” Ryuga bergumam dengan mata berbagi fokus antara kemudi dan pinggir jalan siapa tahu dia beruntung bisa bertemu Shayla.Ryuga sampai membuka peta Jakarta, dia melingkari area yang sudah ditelusuri agar merata mencari Shayla sampai ke perbatasan kota di sekitarnya.Nam

  • Kakak Tiri Rasa Pacar   Belum Luluh

    “Mom … Ryu pulang dulu ya, Ryu harus ketemu klien jam satu nanti … kalau papa belum pulang, nanti Ryu ke sini lagi.” Ryuga berdiri di sisi ranjang mommy untuk pamit, meski mommy masih enggan menatap matanya tapi Ryuga bersyukur mommy tidak tantrum dan mengusirnya sampai detik ini.“Opa dan oma akan menginap di sini, kamu istirahat aja … tadi malam kamu yang jaga di sini, kan?” Opa berujar memberi keringanan kepada Ryuga.Ryuga hanyalah anak tiri Marie yang cintanya kepada Shayla pun ditentang habis-habisan oleh Marie, tidak sepatutnya Marie membebani Ryuga meski opa tahu kalau kebersediaan Ryuga adalah demi papanya.Menurut opa justru Ryuga anak yang baik dan pantas menjadi calon cucu menantunya.“Justru opa dan oma harus istirahat, udara malam dan begadang enggak baik untuk orang tua.” Ryuga menyahut.Opa dan oma tertawa. “Belum lah, kita belum tua-tua amat …,” kata oma penuh percaya diri menghasilkan senyum Ryuga.Marie menundukan kepala menyembunyikan ekspresi wajahnya melihat kea

  • Kakak Tiri Rasa Pacar   Belum Berhenti Mencintai Shayla

    “Ryu, makasih ya udah mau bantu Papa … Papa enggak tahu mau minta tolong siapa … Papa harus pergi … kamu ‘kan tahu urusan ini penting banget buat, Papa.” “Iya, Pa … Ryu ngerti, Papa pergi aja … biar Ryu yang jaga mommy.” Abraham menatap sang putra lekat, anaknya selalu bisa diandalkan, selalu mau mengikuti keinginannya.Beliau telah melupakan kesalahan Ryuga yang telah menghamili Shayla karena banyak yang telah Ryuga lakukan untuk menyenangkan hatinya.“Tapi Ryu, sebenarnya mommy kamu enggak setuju waktu Papa bilang kamu yang akan nungguin dia.” Abraham meringis.Menurutnya Ryuga harus tahu agar bisa menyiapkan mental menghadapi Marie.Ryuga mengembuskan napas panjang tapi bibirnya tersenyum kecut.“Ya udah enggak apa-apa, Ryu udah tahan banting kok.” Abraham menepuk-nepuk pundak Ryuga kemudian masuk ke dalam kamar rawat Marie.Mommy tirinya Ryuga itu sering sekali keluar masuk rumah sakit karena memikirkan keadaan Shayla.Marie menyesal telah berniat menyekolahkan Shayla ke Singap

  • Kakak Tiri Rasa Pacar   Cinta Sejati

    Berkali-kali Adelia menghubungi sang kakak melalui sambungan telepon tapi tak juga mendapat jawaban padahal dia akan berkunjung ke rumahnya sekarang.Taksi online yang Adelia tumpangi sudah berhenti di depan rumah sang kakak, dia turun dan melangkah menyebrangi halaman parkir mobil yang luas.Mengetuk pintu sebanyak tiga kali tapi tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam sana.Adelia mengembuskan napas kecewa, tapi kemudian tangannya iseng menekan handle pintu dan pintu pun terbuka.Pintu utama rumah kakanya ternyata tidak terkunci.“Baaang!” Adelia memanggil, dia langsung pergi ke lantai dua menuju kamar kakaknya karena di lantai satu tampak sepi.Begitu sampai di depan kamar sang kakak yang terbuka sedikit pintunya, dia mendengar suara air shower di dalam kamar mandi.“Oooh, lagi mandi.” Adelia bergumam.Setiap weekend memang tidak ada asisten rumah tangga, jadi tidak akan ada yang membukakan pintu tapi beruntung pintu depan tidak dikunci.Adelia pergi ke dapur, tenggorokannya kerin

  • Kakak Tiri Rasa Pacar   Mama

    “Kak Ryu?” Kedua alis Dewi terangkat mendapati Ryuga ada di loby apartemennya. “Dew ….” Ryuga bangkit dari sofa menghampiri Dewi. “Lo tahu enggak Shayla di mana?” Ryuga meremat pundak Dewi cukup kencang. “Enggak tahu, Kak … ini ‘kan libur semester … kita enggak ketemu juga enggak chat-chatan.” Sudah dua orang selama dua hari ini yang menanyakan Shayla kepadanya dan Dewi sungguh tidak tahu Shayla ada di mana. Dia juga khawatir. “Coba lo telepon dia, gue udah coba telepon dia tapi hapenya enggak aktif … siapa tahu nomor gue diblok sama dia.” Ryuga pun menjauhkan tangannya dari pundak Dewi. “Waktu om Abraham telepon gue dan ngabarin Shayla kabur, gue udah coba telepon dia tapi enggak aktif … sebentar ya, gue telepon lagi… siapa tahu dia kemarin kehabisan batre.” Dewi mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. Dia lantas menempelkan ponsel ke teling

  • Kakak Tiri Rasa Pacar   Benar-benar Hilang

    “Loh … Shayla belum turun dari kamarnya seharian ini ya?” Marie yang sedang membaca majalah di kamar hanya mengangkat bahunya tidak peduli ketika sang suami berujar demikian.Abraham mengembuskan napas berat, beliau keluar dari kamar lalu menaiki anak tangga menuju kamar Shayla.Dia ketuk beberapa kali tapi tidak ada jawaban lantas membuka pintu dan ruang kosong yang dia dapati.Tidak ada Shayla di sana.“Sel … Shayla.” Abraham memanggil sembari melangkah menuju kamar mandi.Namun dia menemukan kamar mandi dalam keadaan kosong.Abraham kembali ke lantai satu untuk menemui asisten rumah tangganya.“Bi, Shayla mana?” “Saya belum liat dari pagi, Pak.” Abraham menghela napas panjang lagi, dia pergi ke kamarnya.“Sayang, coba kamu telepon Shayla … kayanya dia enggak pulang tadi malam, di kamarnya enggak ada dan bibi juga enggak liat dia dari pagi.” Abraham tampak panik.Marie mengangkat pandangannya. “Palingan anak kamu bawa Shayla pergi lagi.”Dengan entengnya Marie menuduh Ryuga.“Ka

  • Kakak Tiri Rasa Pacar   Menghilang

    Pak Zidan sampai harus menepikan kendaraannya karena Shayla tidak kunjung memberitahu alamat rumah.Tadi Shayla menceritakan semuanya yang sebagian sudah Pak Zidan ketahui tentang hubungan Shayla dengan Ryuga beserta janin yang akhirnya gugur dan menyebabkan mereka berpisah. Shayla juga menceritakan keegoisan sang mommy dan bagaimana hancurnya perasan Shayla saat ini.Banyak air mata menyertai cerita Shayla barusan dan pak Zidan tidak bisa berbuat apa-apa selain mendengarkan.Berulang kali pak Zidan mengembuskan napas kasar apalagi setelah mendengar Shayla mengungkapkan keinginan untuk kabur demi membuat sang mommy menyesali perbuatannya.“Jadi kamu mau ke mana sekarang?” Pak Zidan akhirnya bertanya.Dia sudah memberikan nasihat panjang lebar agar Shayla pulang dan sabar menghadapi sang mommy tapi Shayla bersikeras tidak mau pulang.“Ya udah, Shayla turun di sini aja, Pak.” Zidan menahan pundak Shayla yang tangannya hendak menarik handle pintu.“Terus kamu mau ke mana?” Pak Zidan m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status