Share

Kopi pencahar.

Daniel memegang perutnya, badannya membungkuk menahan sakit. Perut yang terasa di pelintir dan di remas-remas membuatnya tidak tahan lagi untuk buang air besar.

"Busuk!" Andina menutup hidungnya saat Daniel membuang gas di depannya. Tana rasa malu sama sekali. 

"Perutku sakit sekali, Dina. Bantu aku ke kamar!" pinta Daniel, wajahnya terlihat pucat, bibirnya terlihat kering.

"Kenapa bisa begini? Harusnya pergi ke dokter tadi!" ujar Andina khawatir meski terdengar galak suaranya.

Malu-malu ia merangkul Daniel dan memapahnya menaiki anak tangga.

"Aku gak tau, Dina. Aku gak tau! Tadi aku sarapan di rumah dan ngopi di kantor. Setelah itu, perutku terasa begah dan sering kentut." jelas Daniel.

Andina mendengus kesal saat Daniel kembali buang angin.

"Sumpah baunya kayak peceren¹." batin Andina.

"Maaf, Dina. Semoga kamu gak ilfill." ujar Daniel.

Andina tersenyum tipis, "Aku gak ilfill tapi pengen muntah!"

Andina

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Melati A3
ternyata belum bisa melupakan aurelie ya daniel
goodnovel comment avatar
Nia Kurniawati
kenapa kamu bodoh Daniel terus aja inget nenek lampir itu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status