Share

102, Epilog 1: Brawijaya Darma

[Lima Tahun Kemudian]

.

“Angga, mana Jaya?” tanya Ells ketika melihat Airlangga hanya sendirian berjalan ke arahnya.

“Bermain. Apa lagi?” jawab Airlangga santai.

“Siapa yang menemani?” tanya Ells lagi, cemas. Sepertinya, sesuatu yang buruk akan terjadi.

Airlangga hanya mengedikkan bahu, tak acuh.

Tak lama, muncul seorang anak yang berteriak kencang.

“Ibuu…”

Berlumur tanah dan lumpur, memakai pakaian berwarna putih—tadi putih, sekarang entahlah—berlari ke arah Ells.

Melihat itu, Ells hanya mendesah pasrah sambil melirik jengkel pada suaminya.

“Paling tidak, jangan berkotor-kotor seperti itu ketika sedang pesta,” gerutu Ells pada Airlangga.

“Berkotor-kotor, itu pesta buat Brawijaya, Sayang. Kita sedang berpesta, lalu kau ingin mengekang anakmu? Biarkan dia juga berpesta dengan caranya.” Airlangga langsung menyambar anak berlumur lumpur itu, membiarkan pakaian putihnya ikut terkotori.

Ells menarik napas panjang. Selalu,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status