Kala Cinta Menyapa

Kala Cinta Menyapa

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-20
Oleh:  Sandra SetiawanTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
13 Peringkat. 13 Ulasan-ulasan
104Bab
8.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

[Lereng Gunung Bromo, Hindia Belanda, 1831] . “Lalu untuk apa kau menculikku? Membawaku begitu jauh ke tengah hutan?” Diam. Senyap. Ells menunggu jawaban penculiknya. DIa benar-benar butuh jawaban itu untuk kemerdekaannya. “Ayahmu membunuh kakekku.” Getir suara Airlangga tetap membuat Ells cepat membantah. “Tidak mungkin!” Ells merapikan duduknya. Tidak lagi bersandar, dia duduk tegak menarik kakinya mendekat, bersila. Tatapan menyala penculiknya cukup menjawab. “Papaku tidak pernah membunuh orang!” Ells sungguh tidak terima ayahnya disebut pembunuh. Ayah yang baik, ayah yang lembut, mana mungkin sekeji itu. Namun tatapan Airlangga semakin tajam. *** LANGIT dan bumi, terhalang angkasa yang memisahkan keduanya. Airlangga, anak negeri yang marah, membalas dendam dengan menculik putri seorang penguasa negeri, Daniella Elizabeth van Loen. Perjalanan menerobos hutan, saling melindungi, dan menjaga justru menjadi benih cinta mereka. Sampai akhirnya cinta itu membuahkan janin. Mereka sadar, tidak mungkin selamanya mereka tinggal menyendiri di surga mereka yang bernama hutan. Demi buah cinta mereka, mereka harus kembali ke pusat peradaban. Kembali ke bumi. Kembali membumi. Tapi selalu ada angkasa yang menggantung indah memisahkan langit dan bumi. Haruskah perbedaan itu memisahkan mereka? Apa yang akhirnya Airlangga lakukan untuk membangun pelangi untuk menghubungkan langit dan bumi mereka? Menghilangkan jejak angkasa yang memisahkan mereka. Jika mereka tidak berhasil membangun jembatan pelangi, mereka bersiap untuk tinggal bersama di langit biru. Apakah tidak ada jalan lain? Berlatar masa kolonial Belanda, Airlangga dan Daniella merenda kasih di tengah hutan hujan tropis lereng Gunung Bromo yang cantik. Bertemu binatang-binatang liar. Dengan sedikit penggambaran alam, semoga bisa mengajak pembaca masuk ke dalam cerita, berkelana di tengah hutan di Nusantara abad ke-19. ***

Lihat lebih banyak

Bab 1

1, Prolog

Sabuk khatulistiwa melingkari bumi.

Nusantara menjadi kepala indahnya.

Hijau membentang di antara birunya laut.

Sang surya tak pernah lelah menyinari tanahnya.

Birunya laut dan birunya langit

melatari hijaunya bumi.

Nusa Antara,

kahyangan Dewata,

menanti sang ratu adil menjejak bumi.

***

.

[Kaki Gunung Bromo, penghujung 1831]

.

SEORANG pemuda bergerak lincah menerobos lebatnya hutan. Berselempang busur dan tempat anak panah. Seekor kancil jantan berada di gendongannya. Kancil itu tidak mengurangi kelincahannya bergerak. Berjalan, berlari, berlompatan. Sesekali kakinya melenceng dari jalur, tapi lentur tubuhnya bisa segera beradaptasi dengan gerak terpeleset kakinya. Dia bisa segera kembali berdiri tegak tanpa cela. Dia lincah seperti kancil yang digendongnya jika sang kancil sedang tidak pingsan.

Kakek pasti senang dengan hasil buruanku, bisiknya dalam hati, ini untuk tanda syukur kami pada Dewata Agung yang selalu bermurah hati pada kami semua. Kami memang harus selalu bersyukur, Mengirimkan tanda syukur pada alam yang berbaik hati memenuhi semua yang mereka butuhkan. Kakek selalu berkata itu.

Ingatan akan kakeknya membuatnya semakin bersemangat menerobos semak dan pohon yang semakin menipis. Dia mendekati tepi hutan. Batas antara hutan dan desa. Dia terus bergerak lincah. Hewan-hewan membiarkan saja dia berlari. Mereka sama-sama penghuni hutan, tidak saling mengganggu.

Jalan setapak menuju desanya sebentar lagi terlihat. Dia bergerak semakin cepat ketika tidak ada lagi perdu yang menghalangi langkahnya.

.

DOR

.

Dia membeku. Suara itu bukan suara alam. Itu suara iblis! Suara perusak kehidupan, pencabut nyawa. Mendengar suara itu, segera kesadarannya datang kembali menghampiri, dia berlari semakin cepat. Wajahnya yang tadi terhias senyum sekarang menjadi datar dan tegang. Jantungnya berderap bukan karena larinya. Ada hal buruk yang biasa datang bersamaan dengan suara iblis itu.

Berlari di sepanjang jalan setapak menuju desanya, kaki telanjangnya bergerak semakin lincah, seperti kancil yang tetap berada di gendongannya. Semakin memasuki desa, hatinya semakin berantakan manakala mendengar suara riuh warganya menangis dan menjerit panik.

Suara-suara merana menjerit itu semakin terdengar jelas. Dia bahkan sudah bisa mendengar teriakan apa yang mereka lolongkan dengan suara menyayat hati.

Tolong!

Anpun, Tuan.

Dua kata itu yang paling jelas terdengar diselingi suara-suara bunyi menghantam dan suara jerit kesakitan.

Belanda datang!

Selalu seperti itu! Mereka datang hanya merusak ketenangan.

Mengabaikan napas terengahnya, dia bergerak cepat ke tengah desa. Ada tanah lapang di sana, tepat di depan rumah kakeknya. Sang kepala desa.

Ketika dia berbelok, pemandangan di depannya membuat tubuhnya membeku.

Hampir semua warga desanya, yang notabene adalah keluarganya, duduk bersimpuh di tanah lapang. Semuanya meraung. Beberapa orang masih digelandang untuk masuk bergabung dengan yang lain.

Suara ratap pilu dari wanita, suara ketakutan dari bocah lemah, suara jerit kesakitan dari lelaki tersiksa popor senjata, suara teriakan marah manusia pemberontak. Semuanya terpampang jelas di depan mata.

Suara mereka menjadi latar yang memilukan, bergelimpangan mengelilingi satu sosok yang berdarah marah. Berusaha bertahan di tengah banjir darah. Darahnya sendiri.

Pandangan mereka bertemu. Terpaku. Kakinya seperti pasak menikam jauh ke bumi tempatnya berdiri. Dia tak mampu bergerak.

“Kakek….” Hanya suara lirih yang mampu keluar dari bibir bergetarnya.

“AIRLANGGA!” Sang sosok berdarah-darah, sang kakek, sang kepala desa, berteriak. Mengumpulkan semua tenaga yang tersisa di ujung hayatnya.

“PERGI, NAK…. PERGI…”

Pemuda itu—Airlangga—masih terpaku. Tak mampu cepat mencerna.

Seorang serdadu lokal berseragam Belanda bergerak cepat mengokang senapan, sementara si pemuda masih terus terpaku.

“BANGSATTTT…!!! JANGAN SENTUH CUCUKU, PENGKHIANATT…!!!” Dengan tangan yang penuh darah, sang kakek menarik kaki sedadu tersebut, sampai tubuhnya berguling. Merasa gerakannya terganggu, serdadu itu menghadiahi pukulan dengan popor senjata, mengenai tepat di ulu hati sang kakek.

“AARRGGHH!!!” Gerakannya semakin lemah, menahan sakit. Suara jerit, tangis, raungan, marah, semakin berkumandang. Nyanyian lara alam yang terusir kepongahan manusia.

“ANGGA … pergi … Nak….” Sang serdadu kembali bergerak. “Selamat … selamatkan … diri … mu….”

“Pergi….”

Bersamaan melihat kakeknya tersungkur, pemuda itu mendapatkan kembali kesadarannya. Berbalik, dia pergi berlari secepat kaki tegarnya bergetar bergerak mendampingi hatinya yang meluruh, kembali memasuki hutan. Rumahnya yang kedua.

Pemuda itu bernama Airlangga.

***

Bersambung

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
D6ta
ceritanya bagussssss, suka banget ...
2023-08-21 22:58:20
0
user avatar
Lis Tanti
keren banget
2023-08-21 19:02:19
1
user avatar
Junatha Rome
dududuuuuh... bhsa kiasannya ituloh thor...
2022-12-28 21:45:58
0
user avatar
Lucy
Wah asyikkk banget ini, cinta-cintaan di hutan. Semangat Thor ...
2022-12-28 12:52:56
0
user avatar
Karen Sanjaya
Mendebarkan kisahnya.. ......
2022-12-28 11:35:53
0
user avatar
agneslovely2014
Wow ceritanya seru banget di dalam hutan kisah cintanya
2022-12-27 23:50:18
0
user avatar
Lucy Ang
benci jadi cinta. emang tipis selanya. mangat bacaaa
2022-12-27 21:43:33
0
user avatar
Aspasya
Bagus ceritanya ...
2022-12-27 21:35:47
0
user avatar
Daryanti Sulanjari
bagus banget sumpah .....beda dari novel2 lain...recomend banget
2022-10-02 18:32:21
0
user avatar
MayGrau
semoga novelnya di selesaikan
2022-09-22 19:58:55
0
user avatar
MayGrau
Karya yang apik. Semoga selalu semangat menulis karya2 yg unik dgn latar belakang yang menarik.
2022-09-21 16:48:34
0
user avatar
Na_Vya
Kisah cinta yg unik kayanya, nih. Penuh petualangan. Baca, ah!
2022-08-17 17:45:05
0
user avatar
Upen Supenti
semakin penasaran
2022-07-21 05:52:06
1
104 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status