š Mas Rezky
Aku baru saja masuk ke area gazebo restoku, ingin menemui suami temanku semasa kuliah dulu.
Tapi baru tiba di pintu pemisah area depan dan belakang, aku justru berpapasan dengan Rina yang sepertinya malah sudah ingin pulang.
"Lho? Rina?" sapaku.
Rina berhenti beberapa langkah di depanku, "Halo Mas," jawab Rina dengan senyum tipisnya.
Manis sekali dia.
"Lagi apa di sini? Udah mau pulang?"
"Iya Mas, ini mau ke tempat Ibu. Tadi habis ketemu sama orang di sini, nganter pesanan."
Aku langsung mengangguk tanda mengerti, "El
ā¤ RinaAku sedang duduk santai bersama Elysia, Shinta, dan juga Ibu di ruang keluarga."Nanti, acaranya mulai sore, habis sholat asar. Tadi Bu Wasis telepon, kalau insyaAllah, anak-anak udah siap jam segitu.""Nggih Bu," kataku dan Shinta serempak."Ibu kenapa tiba-tiba pengin ngerayain ulang tahun Mas Rama tahun ini? 2 tahun kemarin, kita cuma nganterin bingkisan dan bantuan rutin aja ke sana. Nggak sama ngadain acara kaya sekarang," tanya Shinta. Yang sebenarnya aku juga merasa penasaran dengan hal yang serupa dengannya."Nggak papa. Soalnya Ibu kangen sama suasana di sana. Dulu, waktu Masmu masih ada, tiap dia ulang tahun, kita sekeluarga pasti akan langsung ke sana. Teru
š Mas RezkyDua hari yang lalu, Bu Widya menghubungiku. Beliau memesan prasmanan dan juga bingkisan jajanan untuk acara ulang tahun.Dan tentu saja, aku langsung menyanggupinya. 500 bingkisan telah aku siapkan, lengkap dengan menu untuk prasmanan, makanan berat, dan juga pencuci mulutnya.Awalnya, kukira, hari ini adalah hari ulang tahun untuk Shinta atau Elysia. Tak mungkin untuk Rina, karena jika itu hari ulang tahun Rina, maka aku jelas masih mengingatnya di dalam kepala. Dan itu bukan hari ini tepatnya.Dan ternyata, hari ini adalah hari ulang tahun mendiang suami Rina, Mas Rama.Aku telah sampai di panti asuhan tempat acara hari ini akan diadakan. Usut punya usut, tadi, ketika
š Mas RezkyPagi ini, tiba-tiba, aku ingin sarapan bubur ayam. Padahal biasanya aku masak sendiri, tapi entah kenapa, hari ini, aku ingin jajan di luar.Jadi setelah selesai mandi, aku langsung bergegas keluar rumah karena ingin segera makan bubur ayam. Dan kebetulan, di dekat perumahanku, ada penjual bubur ayam yang enak. Harganya murah, tapi porsinya mantap sekali. Makanan tambahan dan sate-sateannya juga banyak pilihannya. Jadi selain enak, porsi makanan mereka juga sangat bisa untuk membuat perut kita jadi kenyang.Setelah mengunci pintu, aku langsung mengendarai sepeda motorku dengan kecepatan sedang. Hanya pergi ke depan komplek, jadi cukup dengan sepeda motor saja. Lagipula, sepeda motorku juga jarang sekali keluar dari garasi karena aku yang lebih sering menggunakan mobil untu
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)*****ā¤ RinaAku baru saja keluar dari warung bebek H. Slamet bersama Lia, asistenku di butik."Hujannya lumayan ya Mba. Semoga aja nggak makin gede nantinya," kata Lia sambil membuka payung yang ia bawa."Iya. Tapi alhamdulillah tadi paketan udah selesai kirim semuanya ya. Jadi nggak ribet ngangkutnya," kataku merasa lega.Ya. Siang ini, Semarang sedang turun hujan yang lumayan deras. Dan kini, aku dan Lia, yang baru saja keluar untuk mencari makan siang harus berjalan dengan pelan supaya bawaan makanan dan payung yang kami
ā¤ RinaAku sedang bercerita dengan Ibu dan juga Shinta di butik.Siang ini, Ibu mampir ke toko sehabis jalan-jalan bersama Shinta yang kebetulan memang sedang libur dari pekerjaannya. Jadi hari ini, Shinta full bersama Bu Widya tercinta. Karena Cahyo juga sedang pergi ke Jogja untuk mengecek klinik tumbuh kembangnya yang ada di sana.Sedangkan Elysia, dia sedang asik mewarnai di atas karpet bulu yang ada di dekat jendela.Masih asik bercerita dengan Ibu, tiba-tiba ponselku berdering tanda ada satu telepon yang masuk untukku."Bu, Rina angkat telepon dulu ya," izinku, yang langsung dipersilahkan oleh Ibu."Iya Rin."
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)*****š Mas RezkySetelah cukup tenang dan lega, akhirnya aku memberanikan diriku untuk mengetuk pintu ruang kerja Rina. "Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam."Setelah mendengar jawaban salam dari dalam, akhirnya aku pun berani untuk membuka pintu ruangan Rina. Dan ternyata benar, kalau Bu Widya dan Shinta juga sedang berada di sini bersama Rina.Aku menutup pintu, dan segera berjalan ke arah sofa di mana semua orang sedang berkumpul dan memberikan tatapan lekat mereka ke arahku. Dan aku tahu, kalau mereka seperti itu karen
ā¤ Rina"Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam," jawabku dan Ibu serempak ketika ada seseorang yang masuk dan mengucapkan salam.Dan ternyata, yang datang adalah Shinta."Lho Dek, kok nyusul ke sini? Ibu kira, kamu masih mau istirahat," kata Ibu.Shinta meletakkan paper bag besar yang ia bawa di atas meja. Lalu beralih menyalami Ibu dan aku, tak lupa juga mencium pipi kanan dan kiri kami berdua.Shinta duduk di sebelah kiriku. Jadi sekarang posisiku duduk di tengah-tengah antara Shinta dan Ibu."Iya Bu. Tadinya gitu, mau tidur aja seharian di rumah. Tapi bosen, soaln
š Mas RezkyHari ini aku kembali ke TK Nuansa.Dan aku memang akan selalu bahagia setiap kembali ke tempat ini.Suasananya, orang-orangnya, dan tentu saja karena adanya Rina dan juga Elysia.Hari ini Nuansa akan mengadakan kegiatan kekompakan antara anak dan orangtua. Semacam kegiatan untuk mempererat hubungan antara anak dan orangtuanya.Aku dan timku sudah menyiapkan berbagai acara yang nantinya bisa dilakukan bersama-sama antara anak dan orangtuanya. Ada mewarnai, menyanyi, menari, dan memasak. Untuk mewarnai dan memasak, itu akan dilombakan. Jadi nanti akan ada pemenang yang diumumkan setelah selesai acara. Sedangkan untuk menyanyi dan menari, itu acara untuk bersenang-senang sa