Home / Rumah Tangga / Kami Yang Kau Buang / Bab 2 Hasutan Ibu Mertua

Share

Bab 2 Hasutan Ibu Mertua

Author: Lia fr
last update Last Updated: 2022-12-06 21:24:49

Belum sempat Tia mengucapkan salam bahkan kakinya belum menginjak teras rumah. Ibu Sutri sudah berdiri tegak didepan pintu.

"Pulang juga, kamu anak penyakitan!" sergahnya sambil melipat kedua tangannya.

"Assalamualaikum ...." ucap Tia sambil berlalu pergi tak menghiraukan Ibu Sutri yang mengomel. Hatinya sedang bahagia Raffa sang anak sudah sembuh, Dia tidak mau merusak moodnya dengan pertengkaran.

"Hehh! Diajak ngomong malah nyelonong saja. Dasar gak tau diri!!" teriak Ibu Sutri.

"Buu, sudah gak usah marah-marah terus nanti darah tingginya kambuh lagi," tegur Irvan.

"Istri kamu itu loh Van, gak ada sopan-sopannya sama orang tua. Kamu juga ngapain bela-belain gak masuk kerja buat jemput mereka harusnya kamu biarin saja mereka jadi gembel, dah anaknya yang penyakitan paling bentar lagi juga mati!"

"Astaghfirullahhal'azim Ibu! Mereka itu anak dan istri Irvan, Bu! Raffa itu cucu Ibu jug-"

"Aku gak punya cucu penyakitan," potong Bu Sutri

"Bu, jangan begitu lah Bu lagian Raffa sakit juga gara-gara Ibu ngasih dia pisang,"

"Ehhhh, mau durhaka kamu nyalahin Ibu," sungut Bu Sutri gak mau disalahkan.

"Maksud Irvan bukan gitu Bu, Ibu boleh marah sama Irvan dan Tia tapi jangan sama Raffa, Bu. Dia masih kecil belom ngerti apa-apa,"

"Kamu ingin Ibu kasih tau sesuatu gak?" Bu Sutri tiba-tiba mengecilkan volume suaranya.

"Apa, Bu?" tanya Irvan penasaran.

"Sini Ibu bilangin," bisik Bu Sutri pada Irvan sambil celingukan melihat kearah kamar, takut Tia mendengar.

"Ada apa sih Bu? Kenapa harus sembunyi segala?" tanya Irvan bingung.

"Ibu curiga ASI istri kamu itu gak enak, pahit, beracun makanya anak kamu sakit-sakitan. Kamu ingat, kan? sebelum Raffa masuk rumah sakit, dia muntah-muntah gak mau minum ASI? Nah, itu karena ASI istrimu gak enak,"

"Tapi kata Dokter kemarin karena MPASI dini, Bu. Ibu kan dengar sendiri Dokter bilang begitu,"ujar Irvan

"Omongan Dokter kamu dengarin Van ..., Van! Dokter bilang begitu biar dia cepat kaya.

"Lah apa hubungannya Bu, Dokter cepat kaya sama MPASI dini?"

Plakkk!! kepala Irvan dipukul Bu Sutri.

"Apaan sih Bu? kenapa Irvan dipukul?"

"Soalnya kamu bodohnya gak ketulungan. Dokter bilang begitu biar Tia terus-menerus memberikan ASI kepada Raffa dengan begitu Raffa jadi sakit-sakitan. Nah, kalau Raffa sakit kan periksanya sama Dokter jadilah dia tambah kaya, gitu saja gak ngerti," jelas Bu Sutri.

"Ohh begitu, terus rencana Ibu apa?" tanya Irvan.

"Kamu kasih saja Raffa susu formula, biar gak nyusu sama si Tia lagi,"

"Tapi Bu kalau minum susu formula otomatis nambah pengeluaran lagi, Ibu kan tau gaji Irvan kecil," tolak Irvan

"Kalau Raffa sudah gak nyusu sama si Tia, suruh aja dia kerja buat bantu kamu,"

"Terus yang jagain Raffa siapa, Bu?"

"Biar Ibu yang jagain Raffa tapi kamu harus bayar, Ibu gak mau kalau gratisan,"

"Nanti Ibu kasih pisang, lagi. Dulu aja ditinggal sebentar sama Tia, Raffa ibu paksa makan pisang, bagaimana seharian," ledek Irvan

"Nyalahin Ibu lagi!! Kamu mau Ibu kutuk jadi batu,"

"Nanti Irvan pikirkan lagi, BU. Lagian Ibu gak bisa kecapekan nanti darah tinggi Ibu kumat lagi. Momong bayi itu capek Bu, Irvan gak mau Ibu sakit," tutur Irvan sambil berlalu pergi.

Irvan menyusul Tia dan Raffa kekamar dalam hatinya ada keraguan antara dengerin omongannya sang Ibu atau tidak.

Tokkk tokkk tokkk!

"Dek, ini Mas bukain pintuny!"

Ceklekkk!! Suara pintu dibuka.

"Kok lama banget Mas? Raffa dari tadi nyariin kamu loh, mungkin dia kangen," ujar Tia.

"Emang Raffa gak tidur, Dek?"

"Enggak Mas, tuh lagi main,"

Irvan pun mendekat kearah Raffa yang sedang asyik menghisap tangannya sampai mengeluarkan suara khas.

"Hallo anak ayah! Gimana kabar jagoannya ayah dah sehat kan?"

Raffa yang mendengar suara sang ayah langsung menggerakkan tangan dan kakinya naik turun dengan lincah sambil mengeluarkan suara jeritan khas ank bayi.

"Lihat itu Mas, Raffa sangat bahagia melihatmu," ujar Tia.

mereka berdua pun tertawa melihat tingkah lucu Raffa.

"Mas, aku titip Raffa ya! aku mau mandi dulu mungkin agak lama karena aku mau keramas sudah tiga hari gak keramas rambutku rasanya lengket banget," pamit Tia.

"Siaaapp, tuanku serahkan saja tugas ini kepada hamba," kelakar Irvan.

"Apaan sih, Mas" ucap Tia sambil tertawa lucu dengan lelucon yang Irvan berikan.

"Ya udah aku tinggal dulu, ya," pamit Tia.

Selepas kepergian Tia, Irvan lanjut bermain dengan Raffa. Melihat tingkah lucu Raffa, Irvan jadi teringat ucapan sang Ibu.

"Apa aku turuti saja ya, usulannya Ibu. Lagian Ibu Sangat membenci Tia. jika suatu saat kami bercerai, aku bisa dengan mudah mengambil Raffa dari Tia. Kan Raffa tidak lagi bergantung pada Tia," batin Irvan.

"Ya, aku harus bisa merayu Tia agar mau memberikan susu formula pada Raffa, bagaimanapun caranya.

Aku, bisa berpisah dengan Tia, tapi aku tidak bisa berpisah dengan Raffa. Dia darah dagingku, akan selalu bersamaku.

Tia pasti tidak akan menolak karena disini dia gak punya siapa-siapa, kerjaan pun tak punya mau dikasih makan apa jika Raffa bersamanya," Irvan bermonolog.

Ya, Tia dan Irvan menikah beda pulau. Tia asli sumatra sedangkan Irvan asli jawa. Mereka bertemu saat Irvan merantau ke sumatra, lalu menikah dan Tia ikut Irvan ke jawa. Bisa dibilang Tia tidak punya pengalaman apa-apa di pulau Jawa.

Krrreeettt!! Suara pintu kamar didorong dari luar.

"S-sudah selesai, Dek?" tanya Irvan gugup baru saja sadar dari lamunannya.

"Sudah Mas! Mas kenapa kok kayaknya gugup gitu?"

"Enggak Dek, Mas cuma kaget saja," jawabnya nyengir padahal dia takut kalau Tia mendengar ucapannya saat bermonolog tadi.

"Ya sudah Mas keluar dulu ya, Dek,"

"Iya Mas, aku juga mau mengelap badan Raffa kasihan pasti dia gerah sekali," jawab Tia.

"Mas pergi dulu ya Dek," pamit Irvan.

"Biarlah nanti saja aku bicarakan Dengan Tia nunggu waktu yang tepat. Sekarang rasanya waktunya belum pas lagian Raffa juga baru sembuh," batin Irvan seraya berlalu pergi.

****

Kini Raffa sudah semakin sehat luka bekas operasinya pun sudah benar-benar sembuh. Badannya pun sudah mulai berisi,sekarang dia sudah bisa merayap.

"Dek, Mas mau ngomong sesuatu," tutur Irvan.

"Mau ngomong ya ngomong saja Mas, kayak gak pernah ngomong saja," sahut Tia sambil melipat pakaian yang baru saja dia angkat dari jemuran.

"Bukan gitu Dek, Mas mau ngomong serius tapi Mas takut kamu gak setuju,"

"Belum juga ngomong kok Mas sudah tau aku gak setuju, memangnya Mas mau ngomong apa?" Kening Tia berkerut karena penasaran.

"Gimana kalau Raffa kita kasih susu sambung?" Tanya Irvan ragu.

"Buat apa Mas? Aku masih sanggup memberikan ASIku sampai usianya dua tahun," jawab Tia meyakinkan.

"Mas juga tau Dek, kalau kamu pasti sanggup 1menyusui Raffa sampai dua tahun. Cuma maksud Mas kalau kita lagi pergi-pergi biar kamu gak perlu bersembuny buat nyusuin, Raffa bisa minum dari botol. Begitu Dek maksudnya, Mas,"

Gak papa deh saat ini aku pake alasan pergi-pergi. Nanti kalau Raffa sudah merasakan susu sambung pasti dia gak mau menyusu pada ibunya lagi, batin Irvan.

"Pergi-pergi?? Emang kita mau pergi kemana Mas? Dua tahun kita menikah, Mas belum pernah sekalipun mengajak aku pergi. Lagian kalau mau pergi aku bisa memerah ASIku dimasukkan ke botol gak perlu susah-susah bikin susu formula," jelas Tia..

Irvan menarik napas dalam-dalam,

Dia sudah menduga meminta izin sama Tia tidak akan mudah.

apa lagi semenjak Raffa habis operasi usus.

Tia sangat over protektif. Sang ibu mertua saja tidak boleh mendekat apa lagi berdua saja dengan Raffa. Sepetinya yang trauma bukan Raffa tapi Tia.

"Ya sudah, Dek kalau begitu Mas keluar dulu," pamit Irvan.

"Hmmm," jawab Tia tanpa menoleh ke arah Irvan dia masih melanjutkan pekerjaannya, sedangkan Raffa masih asyik bermain didekatnya.

Begitulah Tia tidak pernah lagi meninggalkan anaknya mau itu lagi masak, lagi nyuci, mandi pun Tia bareng sama Raffa. seandainya dia mau pergi sebentar tapi Raffa sedang tidur dia akan mengunci pintu kamar dari luar.

Baru saja keluar dari kamar tangan Irvan sudah ditarik oleh sang Ibu.

"Gimana?? Apa Tia setuju memberi susu formula pada Raffa? Tanya Bu Sutri tidak sabaran.

"Tia gak mau Bu, sekarang Tia susah dibujuknya," jawab Irvan frustasi.

"Ibu rasa istri kamu itu sudah gila, van,"

"Gak tau lah Bu Irvan pusing,"keluhnya

"Gini aja van, Ibu punya ide,"

"Apa itu, Bu? jawab Irvan penasaran.

Sini, Ibu bisikin," Bu Sutri mendekatkan bibirnya kearah telinga Irvan.

"Gimana?" tanya Bu Sutri

"Ok, Bu," Jawab Irvan sambil menyatukan ibu jari dan jari telunjuknya berbentuk huruf O.

Merekapun tersenyum licik.

Irvan kembali ke kamar menemui Tia

"Dek, belikan Mas rokok di warung," pintanya.

"Baik Mas, sebentar ya aku ambil gendongan dulu," ucap Tia sembari mendekat ke arah Raffa.

"Raffa biar sama Mas saja, Dek. kamu pergi saja Mas pasti jagain Raffa dengan baik," bujuk Irvan.

"Taapiii, Mas," jawab Tia ragu meninggalkan Raffa dirumah.

"Mas ini ayahnya Raffa loh Dek, masak kamu gak percaya?

Tia terdiam ada perasaan gak enak menyeruak di hatinya. Entah kenapa dia berat meninggalkan Raffa dirumah.

"Percaya sama Mas, Dek! Raffa gak bakalan kenapa-kenapa, Mas jamin," imbuhnya.

"Baiklah Mas, aku titip Raffa sebentar jangan dikasihkan ke Ibu ya, Mas,"

"Siaapp Dek," ucap irvan seraya mengangkat Raffa ke pangkuanya.

Buru-buru Tia pergi kewarung yang ada didepan gang. Tia berjalan setengah berlari. Entah mengapa perasaannya tidak tenang nalurinya sebagai seorang Ibu mengatakan anaknya tidak baik-baik saja.

*

Pas perjalanan pulang sayup-sayup Tia mendengar jeritan bayi menangis. Tia berhenti sejenak untuk memastikan dari mana asal suara tersebut.

"Raffaaa!!" Pekikknya.

Tia sangat yakin itu suara bayinya yang sedang menangis. Jantung Tia berdegup dengan kencang, Bayangan perbuatan sang Ibu mertua dulu berkelibatan menghantuinya.

Tia berlari sekencang mungkin. Tubuhnya seakan-akan tidak menapaki bumi. Sesampainya Tia dirumah

Brrraakkkkk!! Tia mendorong pintu dengan kasar.

"Raffaaaaaaaa!!!!"

Bersambung..

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Emi Susanti
iya bnr nih baru baca trs fikir kok cerita nya SPT anak kcl bgt ya... eh buka komen ada juga yg sepemikiran SM aku... maaf ya thor, aku gak lanjut.....
goodnovel comment avatar
Raffael Alleng
hai penulis yth.. aku tau lah novel atau cerpen itu cuma karangan penulis aja, tapi bisa nggak ceritanya yg lebih real gitu atau yg masuk di akal gitu loh jalan ceritanya..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kami Yang Kau Buang   bab 56

    "ibu awaaaassss!!" Tia berteriak saat melihat mobil Avanza silver melaju kencang mendekati bu Sutri.Teriakan Tia membuat sang mantan ibu mertuanya itu tersadar dari lamunannya. Saat ia berbalik menoleh ke arah Tia, baru ia sadari mobil Avanza sudah sangat dekat dengannya. Karena syok dan kaget tulang persendiannya terasa lumpuh dan tak bisa digerakkan. Bukannya berlari menghindar, bu sutri malah terduduk di aspal.Ciiiiittttt! Braghh! Gesekan ban mobil dengan aspal membuat asap mengepul menutupi jalan raya. Namun karena kecepatan mobil yang terlalu tinggi sehingga sang sopir tak bisa mengelak. Kecelakaan itu tak bisa dihindarkan. Tubuh bu sutri terseret hingga beberapa meter dari tempat semula."Ibuuuu!" Tia menjerit lalu menutup mata dengan kedua tangannya. Ia tak sanggup melihat apa yang terjadi tepat di hadapannya. Ketika ia membuka mata orang-orang sudah berkerumun mengelilingi sang mantan ibu mertua."Ibuuuu!" Tia berlari mendekat, ia menyelinap diantara banyaknya orang yang

  • Kami Yang Kau Buang   bab 55

    "Dimana Raffa, Mak?" Tia yang baru saja keluar dari kamar. Baru menyadari Raffa tidak ada di sekitar mereka. Hari ini pengasuhnya tidak masuk kerja karena ada keperluan."Loh tadi disini." Bu Anisa menunjuk tempat Raffa bermain sebelumnya. Ia lengah karena sedang menelpon kakaknya Tia yang ada di kampung. Ia memberi kabar kalau Tia mau menikah lagi. Ia berharap anak sulungnya bisa ikut menyaksikan pesta pernikahan anak bungsunya."Jangan-jangan ...." Tia berlalu ke ruang produksi. Pikiran buruk tiba-tiba saja merasukinya. Segera ia berlari memasuki ruang produksi yang terletak di sebelah rumahnya, ruangan itu baru saja selesai dibangun 2 bulan lalu."Ibu sembunyikan dimana, Raffa?" Tia membentak Bu Sutri yang sedang membuat empek-empek.Bu sutri terkejut karena kerasnya suara Tia. Ia menatap bingung kearah bu Anisa dan Tia secara bergantian. Ia sama sekali tidak mengerti apa yang Tia maksud."Ibu! Kenapa diam saja? Jawab, dimana ibu sembunyikan Raffa?" Kali ini Tia menarik tubuh bu su

  • Kami Yang Kau Buang   bab 54

    "ibu!" Tia sungguh terkejut dengan apa yang ia lihat. Matanya melotot, jantungnya berdegup kencang. Orang yang selama ini selalu ia Hindari kini duduk manis di ruang tamu rumahnya."Tia!" Ibu Sutri pun tak kalah terkejutnya. seketika ia berdiri dari duduknya. Ia terpaku melihat Tia yang baru saja datang dari dalam."Mau apa Ibu kesini?" Ucap Tia dingin, ia sama sekali tidak ingin berbasa-basi. sudah cukup selama ini dirinya dan Raffa tersakiti. Sungguh ia tidak ingin lagi berhubungan dengan masa lalunya."Ibu kesini mau melamar pekerjaan. Apakah ini rumahmu?" Mata bu Sutri berputar melihat-lihat seisi rumah. "Kamu sekarang benar-benar sukses, Tia," ucapnya seraya tersenyum kagum. Bu Sutri tidak menyangka jika Tia sekarang semakin sukses sedangkan dirinya dan Irvan semakin terpuruk."Sebaiknya Ibu pergi dari sini, disini tidak ada lowongan pekerjaan untuk ibu!" Tia berbalik hendak meninggalkan ruang tamu. Namu tiba-tiba saja bu Sutri berlari menghalangi jalannya. "Tia, Ibu mohon! Teri

  • Kami Yang Kau Buang   bab 53

    "Septia Aprianti bersediakah engkau menikah denganku? Bersediakah engkau Menua bersamaku, mengarungi suka dan duka dalam biduk rumah tangga? Bersediakah engkau kau menjadi ibu dari anak-anakku?" Danu berucap dengan lantang dan tegas.Semua mata kini tertuju pada Tia. Wanita itu menundukkan wajahnya sejenak lalu mengangkatnya kembali. "Ya, saya bersedia!" jawabnya singkat"Allhamduillah!" Semua orang yang ada di ruangan itu mengucap syukur saat mendengar jawaban dari Tia."Alhamdulillah ya Allah, tinggal selangkah lagi Tia akan menjadi milikku seutuhnya," Danu berucap dalam hati.Matanya berkaca-kaca karena bahagia. Dia tidak menyangka bisa melangkah sejauh ini. Tia sudah merubah segalanya dalam hidupnya. Rasa yang dulu dia pikir Hanya sebatas rasa kagum atas perjuangannya kini sudah berubah menjadi cinta."Tia aku berjanji tidak akan ada lagi tangisan kesedihan dalam hidupmu. Yang ada hanyalah tangisan kebahagiaan. Apa yang diperbuat papaku pada aku dan Mama, aku jamin tidak akan terj

  • Kami Yang Kau Buang   Bab 52

    Prannng! Gelas yang ada di tangan Bu Sutri jatuh karena tangannya di dorong oleh perawat."Haduhhh, 'Kan jadi pecah! Mbak ini ada masalah apa sih sebenarnya? Kenapa main dorong aja!" Bu Sutri membentak suster rumah sakit."Bu, pasien yang baru saja selesai menjalani operasi tidak boleh langsung diberi minum tunggu dulu beberapa saat,""Tapi anak saya haus, gimana dong? Harus nunggu berapa lama?" tanya Bu Sutri sewot."Tunggu pasien bisa kentut! Setelah itu beri minum sedikit demi sedikit dulu, jangan langsung habis satu gelas Ya, pak!" Lalu suster mengecek kondisi irvan. Setelah dipastikan semua baik-baik saja suster pun berlalu pergi.Setelah beberapa hari dirawat inap, hari ini Irvan sudah diperbolehkan pulang."Bu, kaki Irvan ...." Irvan terkejut saat ia turun dari tempat tidur, ia tidak merasakan sakit pada kakinya. Ia melihat kebawah lalu menghentakkan kakinya ke lantai.Bu Sutri yang melihat pun ikut terkejut. "Apa yang kamu lakukan, Irvan!" teriaknya. Ia takut kaki anaknya bert

  • Kami Yang Kau Buang   bab 51

    "Maaf pak dengan sangat menyesal kami harus menyampaikan testis Bapak mengalami cidera yang membuat terjadinya kerusakan dan malfungsi pada testis Bapak,""Lalu apa yang harus di lakukan, Dok?" Aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang di jelaskannya.Kami harus segera melakukan operasi pengangkatan kedua testis bapak. Untuk meminimalisir terjadinya infeksi yang berkelanjutan,""A-apa? Pengangkatan testis? Apa itu arti saya tidak akan memilih anak lagi Dok?" Aku sangat terkejut bagaimana bisa seorang laki-laki bisa hidup tanpamu testis."Dengan sangat menyesal saya jawab, iya! Kenapa apa Bapak belum punya anak?""Alhamdulillah sudah, Dok! Satu. Apa tidak ada cara lain, Dok?" Aku sangat berharap masih bisa mempertahankan Karena aku Masih pengen punya anak kelak jika aku kembali bersama Tia."Sayangnya tiga ada, pak! Kerusakannya sudah sangat parah. Jaringan testis bapak sudah mati karena terlambat penanganannya.""Ya Allah, apakah ini karma? Karena aku sudah menyia-nyiakan titipan

  • Kami Yang Kau Buang   bab 50

    "Makasih ya, Mas! Mas sudah melindungi aku sama Raffa. Mas datang di waktu yang tepat," ucap Tia saat mereka sudah berada di dalam mobil. Danu duduk di belakang kemudi sedangkan Tia duduk di sampingnya. Raffa, Danu letakan di car seat tepat di belakang Tia. Car seat ya Ia beli khusus untuk calon anaknya. Ia sudah membayangkan jika nanti mereka menikah. Ia akan membawa Tia dan Raffa jalan-jalan kemana pun yang mereka mau."Iya, sayang! Mulai sekarang kamu gak perlu takut lagi, ada aku yang akan selalu melindungi kalian. Aku harap, ini terakhir kalinya kamu menangis karena laki-laki itu." Danu menggenggam tangan Tia. ia berharap Tia bisa hidup tenang mulai sekarang."Oh, iya! Sebenarnya, Mas mau membawa kita kemana?" tanya tia karena Danu tidak memberi tahu sebelumnya."Kamu ikut aja, aku mau ngenalin kamu dan Raffa sama seseorang!" Danu menoleh kearah Tia lalu tersenyum. Sesekali ia melihat Raffa lewat kaca spion. Anak itu tengah asyik melihat keluar jendela."Semoga saja kejadian ta

  • Kami Yang Kau Buang   bab 49

    Empat bulan sudah Tia menempati rumah barunya. Rumah dengan empat kamar didalamnya, memang tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan rumah Danu. Jarak rumah ini tidak terlalu jauh dari rumah mantan suaminya, bedanya rumah Irvan masuk gang sedangkan rumah Tia dipinggir jalan. Meski begitu Tia berharap irvan tidak menggangu kehidupannya.Tia setuju membeli rumah itu karena halamannya luas. Letaknya juga strategis diapit dua PT garmen dan dekat dengan sekolah SMA. Sangat cocok dengan bisnis yang Tia jalani.Di depan rumahnya, Tia membangun resto yang menyajikan makanan khas Palembang. Saat ini usaha tia sudah berkembang pesat, ramai pengunjung yang datang silih berganti. Karyawannya saat ini sudah bertambah menjadi sepuluh orang, ia memperkerjakan warga sekitarnya.Tia juga sudah resmi bercerai dengan Irvan dan sudah terlepas dari masa Iddah. Proses perceraiannya Hanya dua Minggu karena pihak Irvan tidak ada yang datang saat persidangan. Ditambah lagi bukti-bukti yang Tia miliki sud

  • Kami Yang Kau Buang   bab 48

    "apa yang kalian lakukan disini? Ayo turun Bapak sama Nak David sudah menunggu sejak tadi!" Bu Anisa memutuskan untuk tidak membahas apa yang dia dengar. Setelah mendengar cerita Danu tidak adil rasanya kalau dia membenci hubungan mereka sedangkan mereka berdua saling mencintai. Tugasnya hanya mengawasi jangan sampai mereka terbuai bujuk rayuan setan. Godaan hawa nafsu tidak pandang usia dan status. Jadi sebagai orang tua dia harus melindungi anaknya apalagi sekarang Tia kembali menjadi tanggung jawabnya.Tia dan Danu berjalan di belakang Bu Anisa. Saat ini mereka berkumpul di ruang tamu. Tia menyerahkan syarat-syarat pengajuan gugatan cerai beserta bukti perselingkuhan Irvan ke david. Video saat Irvan dan Selly memeriksa kandungan pun Tia serahkan juga."Kira-kira memakan waktu berapa lama , Nak David?" tanya bu Anisa. Ketika melihat David menata semua berkas-berkas dan memasukkannya kedalam tas kerja."Saya perkirakan tidak akan lama, Bu! Bukti-bukti yang kita punya sudah cukup

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status