Share

Bab 4. Berkilah

Author: Anggrek Bulan
last update Last Updated: 2023-07-01 12:11:26

"Hemmm, kalau begitu kita ganti panggilan suara ini jadi panggilan video saja Mas! Aku kan juga pingin tahu kamu sedang nonton apa di tivi!" ujarku.

Kembali Mas Bambang tak membalas ucapanku tadi. Kali ini sepertinya ku dengar suara orang sedang berbisik.

"Mas! Kamu sebenarnya lagi sama siapa sih Mas, kok pakai bisik-bisik segala! Makin mencurigakan deh kamu Mas! Cepat sekarang ganti ke panggilan video, kalau nggak mau berarti kamu memang sedang membohongiku!" ucapku makin emosi karena mencium banyak ketidakberesan di sana.

"Iya..iya Dek bentar ya, lagi di kamar mandi nih, perutku sakit banget!"

"Gimana sih?! Tadi katanya nonton tivi sekarang lagi di kamar mandi! Banyak sekali kebohonganmu Mas!" ucapku semakin kesal.

"Ya sudah ayo sekarang ganti ke panggilan video ya, Dek. Sabar jangan marah, ini memang aku barusan ke toilet, perutku mules lagi."

Aku sudah siap merekam panggilan video itu nanti, buat antisipasi saja sih! Mas Bambang pun kemudian mengubah panggilan itu.

Tampak di layar ponselku, Mas Bambang hanya memakai celana pendek, tanpa menggunakan atasan.

"Kok kamu nggak pakai baju sih Mas? Ini kan masih pagi, baru pukul setengah tujuh loh masak sudah kegerahan sih?!" tanyaku.

Wajah Mas Bambang sepertinya tegang dan kebingungan saat ini.

"Itu Dek, di sini memang panas banget, apalagi kan aku bolak-balik ke toilet, jadi ya kegerahan gini Dek," jawabnya sambil tersenyum.

Hemmm jawaban yang tidak masuk akal banget, padahal kan saat ini cuacanya lagi dingin banget.

"Bentar deh Mas, kamu lagi di mana sih?" 

"Ya lagi di mess to Dek."

"Mess? Messnya pindah ke hotel ya? Tuh dibelakangmu kan ada korden dan di atas televisi itu pendingin ruangan khas kamar hotel 'kan?!" cecarku.

"Nggak kok Dek, memang kamar kost di mess ini ya fasilitasnyaa lengkap kayak gini. Ini kan ruangan buat bos, jadi ya harus bagus dong!" ucapnya lagi-lagi sambil tersenyum.

"Oh iya katanya tadi lagi nonton tivi? Kok itu tivinya mati sih Mas?"

Mas Bambang sesaat menoleh ke belakang, kemudian kembali wajahnya terlihat gugup.

"Bentar ya Dek, ku matikan dulu ya teleponnya, nanti ku telepon lagi. Aku mau ke toilet lagi nih, mules banget!"

"Nggak usah di matikan! biarkan saja handphonenya di situ, senderin di atas meja! Kutunggu sampai kamu selesai buang hajat!"

Kemudian terlihat Mas Chandra memberdirikan handphonenya di atas meja, bersanadarkan sesuatu, lalu dia segera berlari pergi, yang katanya tadi akan ke toilet karena mules.

Dari layar handphone itu, aku dapat melihat jelas, korden, televisi dan ac yang tadi ada di belakang Mas Bambang. Kuperhatikan terus secara sesama layar itu, tak ada pergerakan sama sekali, hanya ada suara keran air yang dinyalakan.

Hingga lima menit kemudian, samar-samar terlihat dari layar televisi itu,

dua bayangan manusia yang sedang berpelukan, kemudian saling berciuman. Meski samar aku dapat melihat salah satu dari mereka berambut panjang.

Kecurigaanku semakin menjadi kepada Mas Bambang, berarti dia benar-benar telah bermain api di belakangku. Tapi aku tak mau gegabah, akan kucari bukti yang lebih nyata, sambil memiskinkan orang yang telah mencurangiku itu. Main cantik tentu akan terlihat lebih elegan!

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
hei njing, g usah sok2an main cantik dan elegan. klu gampang dibohongi krn emang dasarnya kamu dungu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 31. Ending (Takdir Yang Tak Terduga)

    Ending - Takdir Yang Tidak TerdugaEnding - Takdir Yang Tidak Terduga*Terima kasih sudah membaca, meski sedikit, semoga kita bisa mengambil hikmah dari cerita ini. Mohon maaf jika ada salah kata, atau mungkin tak berkenan di hati teman-temab semuanya.Setelah melihat foto kiriman Bella yang menunjukkan Mas Bambang sedang sakit, aku langsung mencobaa meneelponnya, karena sepertinya saat ini suamiku itu sedang kritis, banyak selang di tancapakan pada tubuhnya. Satu kali panggilanku langsung diangkat oleh Bella, itu berarti dia saat ini pun sedang terjaga, mungkin sedang menunggui Mas Bambang. "Assalamualaikum, Bel. Mas Bambang kenapa? Maaf dari sore memang handphoneku mati, dan ini baru saja kunyalakan," ucapku cemas saat membuka percakapan melalui sambungan telepon ini."Waalaikumsalam Mbak. Mas Bambang saat ini sedang kritis Mbak. Tadi dia tadi sempat siuman dan memanggil nama kamu Mbak, kemudian kembali tak sadarkan diri," jawab Bella dengan suara parau mungkin habis memangis."

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 30. Mas Bambang Sakit

    Setelah menyelesaikan drama tidak jelas antara Feli dan Jonas tadi, aku pun langsung tancap gas pulang ke rumah, kebetulan waktu juga sudah pukul enam sore. Handphonekun yang dari tadi tertinggal di mobil ternyata habis baterainya, dan langsung kumasukkan ke dalam tas."Dari mana saja sih kamu itu, Vin? Seharian kok di rumah bentaran saja lalu pergi lagi, nggak capek kamu? Sudah sana pasti belum salat kan? Keburu waktunya habis!" Omel Ibu saat aku tiba di rumah."Ini tadi main ke supermarket sebentar, Bu. Eh ketemu teman, jadi tadi ngobrol bentar gitu Bu. Ini ada sedikit belanjaan buat Ibu. Aku salat dulu, ya," ucapku sambil berkedip pada Ibu."Ya sudah cepetan sana! Sudah besar kok masih kayak anak kecil kamu itu Vin. Setelah salat ngobrol sama Ibu dan Bapak di teras ya..." ucap Ibu yang hanya kujawab dengan anggukan.Aku pun kemudian masuk ke kamar, dan melaksanakan salat magrib, setelahnya aku langsung keluar untuk bercengkrama bersama orang tuaku di luar. Biasanya memang selepas

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 29. Kau Aman

    "Bu Vivin silahkan masuk!" ujar seorang perawat memanggil namaku.Aku segera masuk lagi ke ruangan dokter, tentunya dengan hati yang berdebar, menunggu hasil test tersebut. Kulupakan sejenak masalah Mas Bambang yang sempat kulihat di kamera pengintai itu. Karena sangat penting juga bagiku, untuk mengetahui apakah aku tehindar dari penyakit menular seks, karena Mas Bambang sudah sangat sering bergonta-ganti pasangan tanpa sepengetahuanku.Aku juga sempat berpikiran macam-macam dengan penyakit yang diderita oleh suamiku itu, adalah salah satu PMS yang dia dapat dari salah satu wanita yang pernah menjadi pasangan selingkuhannya."Alhamdulillah Bu Vivin, dari hasil tes pemeriksaan tadi, tak ada penyakit menular seksual yang berbahaya pada Ibu. Hanya Vaginosis Bacterial saja," ucap Bu dokter cantik itu sambil tersenyum."Alhamduliah. Eh maaf itu penyakit apaan ya Dok?" tanyaku polos."Vaginosis Bakterial adalah penyakit yang menyerang area kewanitaan, adalah suatu gejala klinis akibat p

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 28. Sakit Apa?

    [Justru yang telat tahunya itu kamu, Fel. Karena yang memberitahukan pada warga saat mereka berdua berzina, itu aku. Gimana, yakin masih ingin menikah dengan suamiku itu?][Bingung sih, aku Mbak. Bisa nggak sih Mas Bambang itu suatu saat nanti berubah? Atau bakal seperti itu terus sampai menua dan mati?][Wah, aku nggak tahu tentang hal itu, Fel. Itu 'kan rahasia Allah. Kalau kamu emang sudah mantap ya sudah jalanin saja, eh tapi jangan-jangan dia dinikahkan sama Ria oleh warga? Apa kamu nggak ingin cari tahu tentang hal itu? Masak iya kamu kalah sama janda jablay macam Ria itu?]Aku kini menggoda Feli, bisanya jika terpantik ucapan seperti itu, dia pasti langsung melakukan hal yang sedikit diluar kontrol, dan itu juga lucu untukku.[Waduh bisa jadi tuh, Mbak. Kenaoa aku nggak kepikiran kayak gitu ya?! Ya sudah deh kalau begitu aku mau balik ke kompleksmu sekarang juga, dah Mbak Vivin!][Yoi, hati-hati ya. Rebut Mas Bambang dari wanita mana pun yang mendekatinya, singkirkan sebelum di

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 27. Sedikit Bimbang di Hati

    Aku akhirnya sampai lagi di rumah dengan perasaan bahagia sekali. Entahlah, apakah aku ini termasuk wanita yang jahat, karena telah berbahagia atas kesedihan yang menimpa suami dan tetanggaku itu? Ah terserahlah mau di bilang apa, yang penting aku bahagia dan puas. Sesungguhnya ini bukan menjadi rencanaku, tapi mereka sendirilah yang membuat ulah, dan tak bisa menahan hawa nafsu setannya, jadi yah sukurin! Kapokmu kapan!"Kamu dari mana to, Vin? Kok pulang-pulang cengengesan gitu?" tanya Ibu yang menghampiri ke kamar."Ah, Ibu ini mesti kepo deh, hehehe. Aku amat sangat bahagia sekarang, Bu. Karena Allah telah mempermudah jalanku," ucapku sambil memeluk Ibu dari samping."Hemmm...memang ada apaan sih...?""Tau nggak, Bu. Barusan, Mas Bambang dan tetangga depan rumahku, Ria. Di grebek warga, dan di arak keliling kampung!" ujarku bersemangat."Ah jangan bercanda kamu, Vin!" ucap Ibu kaget sambil mengurai pelukanku, dan kini kami jadi duduk berhadap-hadapan."Ih Ibu nggak percayaan sih

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 26. Penggerebekan

    Kutengok jam di dinding, saat ini sedang menunjukkan pukul enam pagi, dan Ria datang tadi ke kamar Mas Bambang, sekitar pukul empat pagi. Aku putuskan untuk melihat lagi hasil kamera pengintai itu, dan mengaturnya menjadi waktu saat ini.Ternyata sesuai dugaanku, kedua makhluk berlainan jenis itu, kini masih terlelap dengan kondisi kamar yang berantakan akibat pertempuran mereka tadi subuh. Mereka tidur berpelukan tanpa menggunakan sehelai pakaianpun untuk menutupi tubuh polos mereka.Aku harus bergegas, menuju ke sana, aku akan mengajak para warga untuk menyaksikan pemandangan yang amat menjijikan antara suamiku dan tetangga depan rumahku itu."Vin, kamu mau ke mana? Masih pagi ini, sarapan dulu nanti baru keluar," kata Ibu saat tahu aku sudah siap keluar."Sarapan bisa nanti Bu, ini hal penting sekali, dan harus di selesaikan pagi ini juga, Bu. Doakan agar hasilnya sesuai dengan apa yang kupikirkan ya Bu . Assalaamualaikum.""Iya...pasti! Ya sudah kamu hati-hati loh. Nyetirnya jang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status