Share

Bab 5. Mulai Main Cantik

Jadi aku pun membiarkan adegan antara dua anak manusia itu terlihat begitu saja, sambil tetap asyik merekamnya. Jangan di tanya kenapa aku kuat menyaksikan ini? Karena aku sungguh kecewa dengan suamiku itu.

 Bagaimanapun caranya, akan kubuat kamu menyesal kamu Mas! Tega sekali dia bercumbu dengan wanita lain saat aku tengah meneleponnya begini, apa nggak bisa menunggu nanti setelah telepon kumatikan? Apa sebegitu meng*******annya gundikmu itu, hingga kamu tak kuat lagi menahan hasrat itu?

Tiba-tiba Mas Bambang kembali duduk di depan layar handphone, masih tanpa memakai kaos, keringat kembali tampak di badannya. 

"Maaf ya Dek, sakit banget e  perutku, jadi dari pada bolak-balik ke kamar mandi, sekalian saja tadi aku tunggu di sana saja," ucapnya sambil nyengir.

"Nggak apa-apa sih Mas. Aku kira tadi kamu ketiduran di kamar mandi. Hampir dua puluh menit loh itu," ucapku kubuat sebiasa mungkin.

"Nggak lah, Dek, hanya saja tadi perutku itu rasanya benar-benar mulas. Entah tadi pagi aku habis makan apa. Oh iya... aku tadi habis makan mie yang super pedas, jadi kayak gini deh, hehehe." Mas Bambang terus saja berbohong.

"Salah kamu sendiri sih, Mas. Sudah tahu nggak bisa makan pedas kok, malah dimakan. Namanya itu, cari penyakit! Sampai-sampai aku sedang telepon, kamu abaikan!" ucapku pura-pura ngambek.

"Hehehe maaf ya Dek. Kamu hari ini ada rencana apa?"

"Emmm pingin jalan-jalan saja nanti, sekalian shopping sama Siska. Mas aku boleh minta sesuatu nggak?"

Sebuah ide segera terlintas di benakku setelah melihat kelakuan asli suamiku ini.

"Belikan aku mobil dong, kalau bisa sih hari ini," ucapku.

"Eh tumben kamu minta sesuatu. Tapi nggak apa-apa, aku malah seneng kok. Dari dulu mau kubelikan kamu nggak mau? Kamu mau mobil yang bagaimana? Terserah saja, kamu tinggal datang ke dealer, pilih dan nanti aku akan tramsfer uangnya." 

Memang selama ini Mas Bambang ingin membelikanku mobil, namun aku tak mau. Selain karena belum bisa menyetir, juga ku pikir ini pemborosan dan mubadzir juga. Kini dari pada uangmu kau hambur-hamburkan untuk selingkuhanmu, mending aku amankan dulu saja.

"Wah terima kasih ya Mas, aku akan segera berngkat milih mobil, tapia aku maunya yang bagus sekalian, kayak punyanya Bu Farah itu loh. Kamu ada uang kan Mas?"

"Tentu ada dong.  Jangan khawatirku uang simpananku masih cukup untuk membelikan apa yang kamu mau. Asal satu, kamu nggak boleh curiga terus padaku. Percayalah aku setia dan kerja di sini hanya untukmu, dan untuk masa depan kita bersama anak-anak kita."

Hemmm sesuai ucapanmu tadi, kerja untuk aku kan? Maka akan kupastikan semua uangmu hanya akan masuk kepadaku.

"Makasih ya Mas. Iya deh, aku percaya sama kamu pokoknya. Oh iya ada satu lagi permintaanku. Mulai sekarang aku mau pakai pembantu ya Mas? Capek juga ngurusin rumah terus, Mas. Dan uang yang tadi kamu kirim, tolong ditambahin lagi, hari ini aku juga mau perawatan di salon."

"Duh bakal tambah cinta nih aku sama kamu Dek. Karena pasti tambah cantik kalau mau perawatan. Soal pembantu terserah kamu saja, mau satu atau dua sekalian nggak apa-apa, yang penting kamu senang. Habis ini aku tambahin lagi ya uanya," ucap Mas Bambang masih sambil menunjukkan senyum termanisnya.

"Makasih ya Mas, baik banget deh. Di tunggu transferannya ya Mas. Udah dulu aku mau mandi ya. Wassalamuaalaikum."

"Iya,Dek ini sudah mau ku transfer kok. Pokoknya apa yang kamu mau beli saja, nanti kalau kurang biar kutransfer. Waalaikumsalam."

Panggilan video itu akhirnya kuakhiri. Sebenarnya kami ini hidup sangat berkecukupan, tapi selama ini aku memang ingin terlihat sederhana saja, apa yang bisa kulakukan ya kulakukan sendiri, tak perlu pembantu. Namun mulai kini, aku akan menjadi wanita terboros yang pernah kau kenal, bahkan lebih boros dari gundikmu.

Aku mulai mencari surat-surat berharga yang kami simpan di lemari. Ada sertifikat rumah ini, empay sertifikat tanah kapling yang bulan lalu kami beli, dan kesemuannya itu atas nama Mas. Hanya satu sertifikat yang di buat atas namaku, yaitu sebuah persawahan dengan luas limaratus meter persegi.

Sementara mobil dan dua motor atas namanya juga. Rencananya hari ini aku akan menuju ke pegadaian, untuk menitipkan sertifikat sawah dan semua perhiasanku di sana, karena tentu di sana lebih aman. Sambil mengamankan aset lainnya, dan kalau bisa sih semua sertifikat itu akan berbalik nama menjadi namaku Vivin Lestari.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status