Share

Bab 6. Tetangga Toxic

Author: Anggrek Bulan
last update Last Updated: 2023-07-01 12:17:24

[Dek, coba cek, barusan sudah ku kirim lagi uang sebesar lima juta rupiah ke rekeningmu. Sudah sana cepat siap-siap ke dealer. Pilih mobil sesuka hatimu, Dek. Tapi nanti usah telpon, kirim chat aja, aku mau meeting.]

Sebuah chat dari Mas Bambang kembali masuk, dan memang beberapa detik yang lalu ada notifikasi uang masuk ke rekeningku.

[Terima kasih banyak ya Mas.]

Sebenarnya aku masih sedikit tak percaya, jika suamiku yang baik itu ternyata tega bermain api dibelakangku. Berarti tidak selalu kan laki-laki yang royal dan sok perhatian itu, setia pada pasangannya, bisa jadi itu hanya caranya untuk menutupi kelakuan buruknya saja, seperti kasus suamiku ini. Tapi biarlah dia teruz merasa bahwa kebohongannya itu tertutup rapat, hingga aku mendapatkan dulu apa yang aku inginkan.

Tinn tinn tinn

Bunyi bel khas tukang sayur itu datang. Gegas aku pun keluar sebentar untuk sekedar membeli cabe atau jajanan pasar untuk pengganjal perut. Tampak sudah banyak ibu-ibu mengerubungi Paijo.

"Jo, aku mau cabe lima ribu saja deh," ucapku sambil mencari keberadan jajanan.

"Eh Vin, bener nggak sih apa yang di katakan Ria tadi?" celetuk Dewi, tetangga sebelah kanan rumahku.

"Apaan sih Wi, nggak jelas juga kok, masih dipertanyakan," jawabku asal.

"Soalnya dari rumahku , tadi memang kelihatan ada mobil warna merah, berarti kan memang benar apa yang  di katakan Ria," tambah Dewi.

Dewi ini beda tipis dengan Ria, sebelas dua belas denganya. Dari arah kiri, datang si Sari, tetangga yang rumahnya mepet dengan Ria. Wah cocok nih, untung saja ratu gosipnya nggak ada.

"Kan sudah kujelasin, memang ada gadis yang datang, dan tanya alamat rumah seseorang. Nggak jelas rumah siapa yang ditanyakan, mbulet gitu dia, mangkanya tadi sempat bersitegang dan kuusir dia. Kayaknya agak kurang waras gitu," kilahku.

"Hemmm, alasanmu itu loh nggak masuk logika, Vi. Masak ada pagi-pagi nanyain alamat orang!" timpal si Sari yang baru datang.

"Yang benar itu ya ucapan Ria. Karena memangkan Vivin ini nggak bisa merawat diri, nggak salah dong kalau akhirnya suaminya itu selingkuh dengan wanita lain yang lebih syantik dan kinclong," ucap Dewi.

"Iya bener juga tuh. Secara ya Pak Bambang itu kontraktor ternama, uangnya bejibun, masak istrinya kayak begini sih?" ucap Sari.

"Apaan sih kalian ini, nggak bisa ya pagi-pagi nggak bikin gosip? Kasihan tuh si Vivin. Kayak nggak tahu mulut si Ria saja, dia itu berita belum tentu benar disebarluaskan, akhirnya jadi fitnah. Senang kalian kalau nambah dosa ya? Ampun deh!" Bu Hasan menengahi kami.

"Iya Mbak Vin, jangan ambil hati, ucapan anak buah Mbak Ria ini. Mau beli apa lagi?" kata Paijo.

"Udah itu aja Jo, sama ini ketan sambalnya satu bungkus saja!" kataku.

"Tumbenan nggak masak Mbak? Semuanya delapan ribu saja," kata Paijo.

"Lagi males mau makan di luar dan mau shoping Jo, mau ke salon juga biar terlihat Syantik seperti kata mereka! Nih nggak usah kembalian!" Kuberikan pada Paijo selembar uang sepuluh ribuan, kemudian masuk dan ku kunci gerbangku.

Seharusnya aku tak boleh sebal sama para tetanggaku itu, meskipun mereka bertiga itu toxic, tapi apa yang baru saja mereka katakan memang ada benarnya, dan kali ini pun apa yang di gosipkan Ria juga benar adanya.

Memang kalau dipikir lagi, mungkin penyebab selingkuhnya Mas Bambang itu, karena aku yang akhir-akhir ini tak pernah lagi merawat diri, bahkan abai, karena menurutku tak suamiku itu orang yang setia, jadi pasti menerima bagaimanapun keadaanku. 

"Dek, nggak usahlah kamu kayak perempuan lain gitu. Pakai bedak tebalnya sampai lima senti, pakai gincu sampai kayak habis makan ular.  Aku lebih suka kamu yang natural, karena meski bagaimanapun, kamu itu sudah cantik luar dalam dan apa adanya." Begitu ucapan Mas Bambang setiap aku ingin bersolek.

"Tapi, apa kamu nanti nggak kepincut, jika lihat perempuan yang cantik diluar?" 

"Nggak bakallah, Dek. Aku itu, uda bersyukur banget punya kamu. Nggak bakal ngelirik yang lain," ucap Mas Bambang serius.

Sungguh bodohnya aku, padahal saat ini banyak diluaran sana, gadis-gadis muda yang siap memberikan apa saja  yang dimilikinya demi mendapatkan uang, bahkan jika harus menjadi perebut suami orang pun tak akan jadi masalah untuk mereka.

Namun tak semua lelaki begitu, buktinya Bapakku tak pernah berbuat macam-macam, meski selama ini penampilan ibuku sederhana saja. Tergantung seberapa kuat iman lelaki itu juga sih. Ah sudahlah nasi kini telah menjadi bubur, kenapa aku sibuk mengurai benang merahnya, toh bagiku, selingkuh itu adalah suatu kesalahan yang paling fatal dalam rumah tangga, dan tak bisa lagi untuk di maafkan.

Aku bukan perempuan lemah yang akan menangis dan menderita karena di selingkuhi, itu terlalu bodoh bagiku. Lelaki yang sekali selingkuh, biasanya akan sangat sulit kembali menjadi setia. Lagian ya aku kan tak tahu berapa kali suamiku itu menghianatiku, bisa jadi dia sudah sering bergonta-ganti perempuan, salah satunya ya si gadis tengil itu. Ih amit-amit deh punya suami penjahat kelamin kayak gitu, mending buang jauh-jauh deh.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 31. Ending (Takdir Yang Tak Terduga)

    Ending - Takdir Yang Tidak TerdugaEnding - Takdir Yang Tidak Terduga*Terima kasih sudah membaca, meski sedikit, semoga kita bisa mengambil hikmah dari cerita ini. Mohon maaf jika ada salah kata, atau mungkin tak berkenan di hati teman-temab semuanya.Setelah melihat foto kiriman Bella yang menunjukkan Mas Bambang sedang sakit, aku langsung mencobaa meneelponnya, karena sepertinya saat ini suamiku itu sedang kritis, banyak selang di tancapakan pada tubuhnya. Satu kali panggilanku langsung diangkat oleh Bella, itu berarti dia saat ini pun sedang terjaga, mungkin sedang menunggui Mas Bambang. "Assalamualaikum, Bel. Mas Bambang kenapa? Maaf dari sore memang handphoneku mati, dan ini baru saja kunyalakan," ucapku cemas saat membuka percakapan melalui sambungan telepon ini."Waalaikumsalam Mbak. Mas Bambang saat ini sedang kritis Mbak. Tadi dia tadi sempat siuman dan memanggil nama kamu Mbak, kemudian kembali tak sadarkan diri," jawab Bella dengan suara parau mungkin habis memangis."

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 30. Mas Bambang Sakit

    Setelah menyelesaikan drama tidak jelas antara Feli dan Jonas tadi, aku pun langsung tancap gas pulang ke rumah, kebetulan waktu juga sudah pukul enam sore. Handphonekun yang dari tadi tertinggal di mobil ternyata habis baterainya, dan langsung kumasukkan ke dalam tas."Dari mana saja sih kamu itu, Vin? Seharian kok di rumah bentaran saja lalu pergi lagi, nggak capek kamu? Sudah sana pasti belum salat kan? Keburu waktunya habis!" Omel Ibu saat aku tiba di rumah."Ini tadi main ke supermarket sebentar, Bu. Eh ketemu teman, jadi tadi ngobrol bentar gitu Bu. Ini ada sedikit belanjaan buat Ibu. Aku salat dulu, ya," ucapku sambil berkedip pada Ibu."Ya sudah cepetan sana! Sudah besar kok masih kayak anak kecil kamu itu Vin. Setelah salat ngobrol sama Ibu dan Bapak di teras ya..." ucap Ibu yang hanya kujawab dengan anggukan.Aku pun kemudian masuk ke kamar, dan melaksanakan salat magrib, setelahnya aku langsung keluar untuk bercengkrama bersama orang tuaku di luar. Biasanya memang selepas

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 29. Kau Aman

    "Bu Vivin silahkan masuk!" ujar seorang perawat memanggil namaku.Aku segera masuk lagi ke ruangan dokter, tentunya dengan hati yang berdebar, menunggu hasil test tersebut. Kulupakan sejenak masalah Mas Bambang yang sempat kulihat di kamera pengintai itu. Karena sangat penting juga bagiku, untuk mengetahui apakah aku tehindar dari penyakit menular seks, karena Mas Bambang sudah sangat sering bergonta-ganti pasangan tanpa sepengetahuanku.Aku juga sempat berpikiran macam-macam dengan penyakit yang diderita oleh suamiku itu, adalah salah satu PMS yang dia dapat dari salah satu wanita yang pernah menjadi pasangan selingkuhannya."Alhamdulillah Bu Vivin, dari hasil tes pemeriksaan tadi, tak ada penyakit menular seksual yang berbahaya pada Ibu. Hanya Vaginosis Bacterial saja," ucap Bu dokter cantik itu sambil tersenyum."Alhamduliah. Eh maaf itu penyakit apaan ya Dok?" tanyaku polos."Vaginosis Bakterial adalah penyakit yang menyerang area kewanitaan, adalah suatu gejala klinis akibat p

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 28. Sakit Apa?

    [Justru yang telat tahunya itu kamu, Fel. Karena yang memberitahukan pada warga saat mereka berdua berzina, itu aku. Gimana, yakin masih ingin menikah dengan suamiku itu?][Bingung sih, aku Mbak. Bisa nggak sih Mas Bambang itu suatu saat nanti berubah? Atau bakal seperti itu terus sampai menua dan mati?][Wah, aku nggak tahu tentang hal itu, Fel. Itu 'kan rahasia Allah. Kalau kamu emang sudah mantap ya sudah jalanin saja, eh tapi jangan-jangan dia dinikahkan sama Ria oleh warga? Apa kamu nggak ingin cari tahu tentang hal itu? Masak iya kamu kalah sama janda jablay macam Ria itu?]Aku kini menggoda Feli, bisanya jika terpantik ucapan seperti itu, dia pasti langsung melakukan hal yang sedikit diluar kontrol, dan itu juga lucu untukku.[Waduh bisa jadi tuh, Mbak. Kenaoa aku nggak kepikiran kayak gitu ya?! Ya sudah deh kalau begitu aku mau balik ke kompleksmu sekarang juga, dah Mbak Vivin!][Yoi, hati-hati ya. Rebut Mas Bambang dari wanita mana pun yang mendekatinya, singkirkan sebelum di

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 27. Sedikit Bimbang di Hati

    Aku akhirnya sampai lagi di rumah dengan perasaan bahagia sekali. Entahlah, apakah aku ini termasuk wanita yang jahat, karena telah berbahagia atas kesedihan yang menimpa suami dan tetanggaku itu? Ah terserahlah mau di bilang apa, yang penting aku bahagia dan puas. Sesungguhnya ini bukan menjadi rencanaku, tapi mereka sendirilah yang membuat ulah, dan tak bisa menahan hawa nafsu setannya, jadi yah sukurin! Kapokmu kapan!"Kamu dari mana to, Vin? Kok pulang-pulang cengengesan gitu?" tanya Ibu yang menghampiri ke kamar."Ah, Ibu ini mesti kepo deh, hehehe. Aku amat sangat bahagia sekarang, Bu. Karena Allah telah mempermudah jalanku," ucapku sambil memeluk Ibu dari samping."Hemmm...memang ada apaan sih...?""Tau nggak, Bu. Barusan, Mas Bambang dan tetangga depan rumahku, Ria. Di grebek warga, dan di arak keliling kampung!" ujarku bersemangat."Ah jangan bercanda kamu, Vin!" ucap Ibu kaget sambil mengurai pelukanku, dan kini kami jadi duduk berhadap-hadapan."Ih Ibu nggak percayaan sih

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 26. Penggerebekan

    Kutengok jam di dinding, saat ini sedang menunjukkan pukul enam pagi, dan Ria datang tadi ke kamar Mas Bambang, sekitar pukul empat pagi. Aku putuskan untuk melihat lagi hasil kamera pengintai itu, dan mengaturnya menjadi waktu saat ini.Ternyata sesuai dugaanku, kedua makhluk berlainan jenis itu, kini masih terlelap dengan kondisi kamar yang berantakan akibat pertempuran mereka tadi subuh. Mereka tidur berpelukan tanpa menggunakan sehelai pakaianpun untuk menutupi tubuh polos mereka.Aku harus bergegas, menuju ke sana, aku akan mengajak para warga untuk menyaksikan pemandangan yang amat menjijikan antara suamiku dan tetangga depan rumahku itu."Vin, kamu mau ke mana? Masih pagi ini, sarapan dulu nanti baru keluar," kata Ibu saat tahu aku sudah siap keluar."Sarapan bisa nanti Bu, ini hal penting sekali, dan harus di selesaikan pagi ini juga, Bu. Doakan agar hasilnya sesuai dengan apa yang kupikirkan ya Bu . Assalaamualaikum.""Iya...pasti! Ya sudah kamu hati-hati loh. Nyetirnya jang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status