Share

Kamu harus jadi Milikku
Kamu harus jadi Milikku
Author: Lintang berseri

Bab 1

"Dasar pria brengsek."

Umpatan sarat akan amarah itu hanya tergumam saja di ujung bibir, tak ada yang mendengar, jelas dada Elma kini sedang terbakar amarah.

Tergesa gesa karena tak ingin membuat sang kekasih menunggu dirinya terlalu lama, namun sayang saat gadis bernama Elma itu sampai di restoran yang dijanjikan oleh sang calon suami yang beberapa hari lagi akan resmi menjadi suaminya itu membuat dirinya murka sampai ubun ubun.

Jemari lentik Elma terkepal dengan erat hingga menyebabkan kulit tangannya memutih saking eratnya. Pemandangan yang dipertontonkan oleh sang calon suaminya itu membuat Elma mual seketika, sungguh jijik melihat posisi wanita yang Elma tahu adalah mantan kekasih dari Alan sang calon suami dari Elma itu memeluk pinggang Alan dengan begitu mesra sambil sesekali menciumi punggung Alan yang sedang menatap panggung dihadapannya sambil berdiri tegap.

Yang lebih mengejutkan lagi adalah respon dari Alan itu sendiri, bukannya menepis pelukan Wanita berbisa itu, Alan malah menggenggam tangan Sang mantan lalu membawa jemari lentiknya untuk ia kecup.

Elma semakin terbakar amarah, dengan tergesa dan tanpa perhitungan, Elma menerobos restoran yang kini hanya ada Alan dan wanita itu, hingga Elma menubruk seorang pelayan yang baru saja membersihkan beberapa meja tak jauh dari keberadaan Alan.

Prang...

Suara bising yang dihasilkan dari barang barang berjatuhan yang dibawa pelayan itu sontak membuat seisi restoran yang telah kosong karena sudah di booking oleh Pria yang telah membuat Elma marah itu seketika menjadi gaduh.

Semua orang yang ada di restoran itu termasuk Alan dan sang mantan kekasih mengalihkan perhatiannya pada sumber suara.

"Aduh mba, kenapa jalan ngga liat liat sih, jadi jatuh semua kan?" gerutu sang pelayan yang sedang mengurut bokongnya yang menghantam ubin.

"Sorry mas, ngga sengaja," sesal Elma.

Benar benar suasana yang mengesalkan sekali, berniat ingin menghajar dia si manusia tak tahu diri dihadapannya itu, kini ia malah terkena sial karena menabrak pelayan, dan lebih sialnya bukan hanya bokong pelayan itu yang sakit, tetapi dirinya pun mengalami kesakitan yang sama.

"Sayang, kamu tidak apa apa?"

Suara khawatir itu terdengater nyata ditelinga Elma, namun sayang kini Elma sudah melihat kegilaan pria yang sebentar lagi akan menjadi mantan calon suaminya itu.

"Berhenti memanggilku sayang, aku tak sudi dipanggil sayang oleh laki laki brengsek sepertimu," umpat Elma begitu berapi api sambil menghempaskan lengan Alan yang sedang berusaha menolong Elma.

"Apa maksud kamu sayang? kenapa kamu marah marah?"

Elma melotot tak percaya dengan perkataan absurd pria tampan namun menyebalkan dihadapannya ini, apakah Alan menganggap Elma bodoh mengira Elma tidak tahu apa yang dilakukan Dirinya barusan bersama dengan wanita yang berada tepat di belakang Alan itu.

Hahahaha..

Tawa sarat akan amarah itu menggema begitu mengerikan ditelinga pelayan yang tadi terjatuh karena ulah Elma, si pelayan lebih baik mundur saja tak memperpanjang urusannya dengan gadis mungil ini. Mengingat pria penting dihadapannya meanggil sang gadis kecil dengan panggilan sayang itu.

Bukan hanya sang pelayan, Alan pun merasa begitu bingung dengan kemarahan Elma, apakah dirinya melakukan kesalahan sehingga membuat gadis yang biasanya manja pada dirinya itu berubah menjadi mengerikan seperti ini.

"Kamu bertanya kenapa aku marah? kau memang pria paling brengsek yang aku kenal, betapa aku menyesal mempercayai kamu."

"Maki aku sesukamu, tapi aku mohon jelaskan kenapa kamu marah," tanya Alan dengan wajah yang menurut Elma kebingungan dibuat buat itu.

"Kamu masih cinta sama mantan kamu kan, nikah sama dia engga usah nikah sama aku, engga usah memaksa aku kalo pada akhirnya kamu malah balik sama dia," tunjuk Elma pada wanita yang sepertinya tengah menonton pertengkaran Alan dan Elma.

Seketika wajah Alan memucat, ia tak menyangka jika Elma berada di waktu yang tidak tepat, sungguh hal yang diluar dugaan bahkan tak sedikitpun terbersit jika kejadian bodoh ini akan terjadi pada dirinya disaat Alan sedang begitu fokus dengan apa yang tengah ia lakukan.

"Sial," umpat Alan yang masih bisa Elma dengar.

Mata Elma berkaca kaca, mengira Alan sedang mengatai dirinya. Bukankah seharusnya dirinya yang marah? kenapa sekarang malah Alan yang mengatai Elma.

Dengan marah, Elma segera beranjak dari duduknya lalu berlari sekencang mungkin hingga menubruk apa saja yang menghalangi dirinya tanpa peduli apapaun. Sedangkan Alan tak sempat meraih lengan Elma yang keburu berlari kencang meninggalkan dirinya bersama Nindi sang mantan kekasih.

Sebelum menyusul kepergian Elma, Alan berhenti sejenak untuk memperingatkan wanita yang sedang menyunggingkan senyumnya yang nampak begitu puas melihat adegan dramatis yang begitu seru baginya itu.

"Kamu sengaja? iya!"

Bentakan Alan tak serta merta membuat Nindi takut, ia malah terkekeh dengan merdu sambil mendekatkan wajahnya pada Alan sambil berbisik.

"Tapi sayangnya kamu selalu suka sentuhan ku meskipun mulutmu menyangkalnya sayang," bisik Nindi seakan merayu.

Alan begitu geram dengan suara bisikan Nindi yang membuat bulu kuduk nya meremang itu, kini Alan hanya mendengus kesal karena dirinya tak bisa berbuat apa apa pada wanita dihadapannya ini.

Tak mau membuang waktu dengan si pemicu kerusuhan dirinya dengan Elma, Alan memutuskan untuk segera bergegas menyusul Elma.

Alan tahu betul gadis periang itu adalah tipe manusia yang sulit mengendalikan amarahnya, ini adalah kebodohan Alan kesekian kalinya dan Alan takut, sangat takut.

"El tunggu," ucap Alan saat berhasil meraih lengan Elma yang sudah hampir mencapai pintu keluar.

Terpaksa Elma berhenti karena lengannya ditahan dengan kuat oleh Alan. Elma sampai menarik paksa genggaman tangan Alan tak peduli dengan kesakitan yang ia rasakan di pergelangan tangannya.

"Lepasin ngga," ucap Elma dengan suara rendah.

"Engga akan, kamu harus dengerin aku," ucap Alan keras kepala.

"Aku engga sudi, mulai sekarang pernikahan kita batal, aku tidak sudi punya suami kaya kamu."

Bagai petir di siang bolong menyambar kepala Alan, Ia tak percaya semudah itu Elma memutuskan hal yang belum pasti faktanya.

Alan menggeleng demi menolak keputusan Elma, dia tak akan pernah melepaskan wanita kecil ini, Alan tak akan sanggup.

"Engga akan pernah Elma, kamu akan tetap nikah sama aku meskipun kamu menolak."

Setelah mengatakan kalimat kepemilikan itu, Alan lalu melepaskan genggaman tangannya yang sejak tadi menguat di pergelangan tangan Elma.

Elma lalu berlari meninggalkan Alan setelah Alan melepaskannya, ia berlari tanpa fokus pada jalan yang ia pijak.

Brak....

Suara benturan keras dan pekikan lalu lalang orang yang melintasi jalur jalan di depan restoran ini begitu memekakan telinga, Alan hanya menatap syok melihat peristiwa yang sangat cepat itu.

"Elma.. "

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status