Share

Kamu harus jadi Milikku
Kamu harus jadi Milikku
Penulis: Lintang berseri

Bab 1

last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-02 15:13:40

"Dasar pria brengsek."

Umpatan sarat akan amarah itu hanya tergumam saja di ujung bibir, tak ada yang mendengar, jelas dada Elma kini sedang terbakar amarah.

Tergesa gesa karena tak ingin membuat sang kekasih menunggu dirinya terlalu lama, namun sayang saat gadis bernama Elma itu sampai di restoran yang dijanjikan oleh sang calon suami yang beberapa hari lagi akan resmi menjadi suaminya itu membuat dirinya murka sampai ubun ubun.

Jemari lentik Elma terkepal dengan erat hingga menyebabkan kulit tangannya memutih saking eratnya. Pemandangan yang dipertontonkan oleh sang calon suaminya itu membuat Elma mual seketika, sungguh jijik melihat posisi wanita yang Elma tahu adalah mantan kekasih dari Alan sang calon suami dari Elma itu memeluk pinggang Alan dengan begitu mesra sambil sesekali menciumi punggung Alan yang sedang menatap panggung dihadapannya sambil berdiri tegap.

Yang lebih mengejutkan lagi adalah respon dari Alan itu sendiri, bukannya menepis pelukan Wanita berbisa itu, Alan malah menggenggam tangan Sang mantan lalu membawa jemari lentiknya untuk ia kecup.

Elma semakin terbakar amarah, dengan tergesa dan tanpa perhitungan, Elma menerobos restoran yang kini hanya ada Alan dan wanita itu, hingga Elma menubruk seorang pelayan yang baru saja membersihkan beberapa meja tak jauh dari keberadaan Alan.

Prang...

Suara bising yang dihasilkan dari barang barang berjatuhan yang dibawa pelayan itu sontak membuat seisi restoran yang telah kosong karena sudah di booking oleh Pria yang telah membuat Elma marah itu seketika menjadi gaduh.

Semua orang yang ada di restoran itu termasuk Alan dan sang mantan kekasih mengalihkan perhatiannya pada sumber suara.

"Aduh mba, kenapa jalan ngga liat liat sih, jadi jatuh semua kan?" gerutu sang pelayan yang sedang mengurut bokongnya yang menghantam ubin.

"Sorry mas, ngga sengaja," sesal Elma.

Benar benar suasana yang mengesalkan sekali, berniat ingin menghajar dia si manusia tak tahu diri dihadapannya itu, kini ia malah terkena sial karena menabrak pelayan, dan lebih sialnya bukan hanya bokong pelayan itu yang sakit, tetapi dirinya pun mengalami kesakitan yang sama.

"Sayang, kamu tidak apa apa?"

Suara khawatir itu terdengater nyata ditelinga Elma, namun sayang kini Elma sudah melihat kegilaan pria yang sebentar lagi akan menjadi mantan calon suaminya itu.

"Berhenti memanggilku sayang, aku tak sudi dipanggil sayang oleh laki laki brengsek sepertimu," umpat Elma begitu berapi api sambil menghempaskan lengan Alan yang sedang berusaha menolong Elma.

"Apa maksud kamu sayang? kenapa kamu marah marah?"

Elma melotot tak percaya dengan perkataan absurd pria tampan namun menyebalkan dihadapannya ini, apakah Alan menganggap Elma bodoh mengira Elma tidak tahu apa yang dilakukan Dirinya barusan bersama dengan wanita yang berada tepat di belakang Alan itu.

Hahahaha..

Tawa sarat akan amarah itu menggema begitu mengerikan ditelinga pelayan yang tadi terjatuh karena ulah Elma, si pelayan lebih baik mundur saja tak memperpanjang urusannya dengan gadis mungil ini. Mengingat pria penting dihadapannya meanggil sang gadis kecil dengan panggilan sayang itu.

Bukan hanya sang pelayan, Alan pun merasa begitu bingung dengan kemarahan Elma, apakah dirinya melakukan kesalahan sehingga membuat gadis yang biasanya manja pada dirinya itu berubah menjadi mengerikan seperti ini.

"Kamu bertanya kenapa aku marah? kau memang pria paling brengsek yang aku kenal, betapa aku menyesal mempercayai kamu."

"Maki aku sesukamu, tapi aku mohon jelaskan kenapa kamu marah," tanya Alan dengan wajah yang menurut Elma kebingungan dibuat buat itu.

"Kamu masih cinta sama mantan kamu kan, nikah sama dia engga usah nikah sama aku, engga usah memaksa aku kalo pada akhirnya kamu malah balik sama dia," tunjuk Elma pada wanita yang sepertinya tengah menonton pertengkaran Alan dan Elma.

Seketika wajah Alan memucat, ia tak menyangka jika Elma berada di waktu yang tidak tepat, sungguh hal yang diluar dugaan bahkan tak sedikitpun terbersit jika kejadian bodoh ini akan terjadi pada dirinya disaat Alan sedang begitu fokus dengan apa yang tengah ia lakukan.

"Sial," umpat Alan yang masih bisa Elma dengar.

Mata Elma berkaca kaca, mengira Alan sedang mengatai dirinya. Bukankah seharusnya dirinya yang marah? kenapa sekarang malah Alan yang mengatai Elma.

Dengan marah, Elma segera beranjak dari duduknya lalu berlari sekencang mungkin hingga menubruk apa saja yang menghalangi dirinya tanpa peduli apapaun. Sedangkan Alan tak sempat meraih lengan Elma yang keburu berlari kencang meninggalkan dirinya bersama Nindi sang mantan kekasih.

Sebelum menyusul kepergian Elma, Alan berhenti sejenak untuk memperingatkan wanita yang sedang menyunggingkan senyumnya yang nampak begitu puas melihat adegan dramatis yang begitu seru baginya itu.

"Kamu sengaja? iya!"

Bentakan Alan tak serta merta membuat Nindi takut, ia malah terkekeh dengan merdu sambil mendekatkan wajahnya pada Alan sambil berbisik.

"Tapi sayangnya kamu selalu suka sentuhan ku meskipun mulutmu menyangkalnya sayang," bisik Nindi seakan merayu.

Alan begitu geram dengan suara bisikan Nindi yang membuat bulu kuduk nya meremang itu, kini Alan hanya mendengus kesal karena dirinya tak bisa berbuat apa apa pada wanita dihadapannya ini.

Tak mau membuang waktu dengan si pemicu kerusuhan dirinya dengan Elma, Alan memutuskan untuk segera bergegas menyusul Elma.

Alan tahu betul gadis periang itu adalah tipe manusia yang sulit mengendalikan amarahnya, ini adalah kebodohan Alan kesekian kalinya dan Alan takut, sangat takut.

"El tunggu," ucap Alan saat berhasil meraih lengan Elma yang sudah hampir mencapai pintu keluar.

Terpaksa Elma berhenti karena lengannya ditahan dengan kuat oleh Alan. Elma sampai menarik paksa genggaman tangan Alan tak peduli dengan kesakitan yang ia rasakan di pergelangan tangannya.

"Lepasin ngga," ucap Elma dengan suara rendah.

"Engga akan, kamu harus dengerin aku," ucap Alan keras kepala.

"Aku engga sudi, mulai sekarang pernikahan kita batal, aku tidak sudi punya suami kaya kamu."

Bagai petir di siang bolong menyambar kepala Alan, Ia tak percaya semudah itu Elma memutuskan hal yang belum pasti faktanya.

Alan menggeleng demi menolak keputusan Elma, dia tak akan pernah melepaskan wanita kecil ini, Alan tak akan sanggup.

"Engga akan pernah Elma, kamu akan tetap nikah sama aku meskipun kamu menolak."

Setelah mengatakan kalimat kepemilikan itu, Alan lalu melepaskan genggaman tangannya yang sejak tadi menguat di pergelangan tangan Elma.

Elma lalu berlari meninggalkan Alan setelah Alan melepaskannya, ia berlari tanpa fokus pada jalan yang ia pijak.

Brak....

Suara benturan keras dan pekikan lalu lalang orang yang melintasi jalur jalan di depan restoran ini begitu memekakan telinga, Alan hanya menatap syok melihat peristiwa yang sangat cepat itu.

"Elma.. "

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kamu harus jadi Milikku   Bab 21

    Denting jam berbunyi begitu nyaring, waktu sudah menunjukan pukul 12 tengah malam. Hujan diluar masih mengguyur begitu deras dengan petir yang terus menyambar, mungkin malam ini hujan tak akan berhenti hingga pagi. Rumah megah kediaman Bagaskara sudah mulai sepi, para penghuni rumah sudah mulai terbuai oleh mimpi mereka, bahkan para pelayanan sudah masuk ke kamar masing masing. Namun, tidak dengan dua pria yang berstatus Ayah dan anak ini. Setelah Nindi dan Lucas pamit untuk pulang ke rumahnya satu jam yang lalu, Bagas pun ikut undur diri kembali ke apartemennya, ia tak ingin menjadi bulan bulanan Ayah dan anak yang memiliki wajah dan karakter yang sama itu. Dua orang yang memiliki paras tampan dengan usia berbeda itu sama sama keras dan tak mungkin bisa dibantah. Jadi, Bagas memilih untuk menyelamatkan nyawanya saja, biarlah esok ya esok saja. "Aku sudah menikahi Elma," ucap Alan mengakui perbuatannya yang sangat terburu buru itu. Tristan hanya melipat lengannya di da

  • Kamu harus jadi Milikku   Bab 20

    Wajah Alan muram, bahkan terkesan gelap penuh dengan Amarah. Alan sudah muak dengan tingkah Nindi yang terus menerus menggangu dirinya. Bagas yang sedang mengemudi pun menjadi ikut kesal juga, padahal dirinya baru hari ini melihat bos sekaligus sahabatnya itu ceria sepeti barusan. Hujan tiba tiba mengguyur begitu derasa, guntur pun sampai menyambar memekakan telinga, seakan merasakan kekesalan yang kini tengah Alan rasakan. Tiba tiba Alan teringat pada Elma. Ia lihat waktu sudah menunjukan pukul 10 malam, sepertinya Elma sudah terlelap mengingat kebiasaan Elma tak pernah bergadang "Apakah Elma sudah tidur?" gumamnya bertanya pada diri sendiri. Ah.. sepertinya Alan semakin tergila gila dengan istrinya itu. Ban mobil yang berdecit bergesekan dengan aspal basah yang tengah diguyur hujan itu kini telah sampai di sebuah komplek mewah. Komplek elit yang biasa dihuni oleh keluarga konglomerat berpenghasilan milyaran rupiah setiap bulannya sudah pasti tak semua orang bisa t

  • Kamu harus jadi Milikku   Bab 19

    Baru saja Alan berpisah dengan Elma, tapi dirinya sudah begitu rindu, apalagi harus beberapa hari tak melihat wajah wanita yang baru ia persunting itu. Sepertinya Alan akan sangat merasa kesulitan, apalagi harus meninggalkan Elma yang sudah pasti akan sering bertemu dengan Erwan. Sungguh hati tak rela. "El, Aku mohon, jangan terlalu dekat dengan Erwan, dia sepupuku dan aku tak suka jika kamu terlalu dekat dengannya," pinta Alan sebelum meninggalkan Elma. "Kami tidak ada apa apa ka, Kenapa kaka sangat tak suka dengan Ka Erwan, padahal Ka Erwan temanku sejak dulu," jawab Elma untuk kesekian kalinya. "Menurut lah El, aku suamimu, dan seorang istri harus mematuhi apa yang suaminya katakan."Huft... Lelah rasanya Elma mendengar perintah Alan, ia sangat tahu apa yang harus dilakukan oleh seorang istri, meskipun ingatannya ada pada usia 17 tahun, tapi setidaknya dia sudah belajar banyak tentang hal termasuk kewajiban seorang i

  • Kamu harus jadi Milikku   Bab 18

    "Kenapa menjadi rumit seperti ini?" gerutu Alan turun dari mobilnya. Awalnya Alan hanya berniat melihat istrinya sebentar saja sebelum dirinya menemui sang Ayah di kediaman keluarga Bagaskara. Namun sayang, sikap Hans memicu kemarahan pada diri Alan. Ia tak Terima dijauhkan dengan istrinya meskipun oleh mertuanya sendiri. Alan segera turun dari mobilnya lalu melangkah tergesa memasuki halaman rumah mertuanya itu. Ingin segera mengetahui apa yang dilakukan atau lebih tepatnya diberikan oleh Nindi pada Hans hingga memicu kemarahan pada pria baik itu. Saat Alan membuka pintu Rumah berwarna coklat yang ukurannya cukup besar itu, ia telah disambut oleh sang mertua dengan wajah tak ramah tak seperti biasa dan tak bersahabat tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Dagunya terangkat dan melirik sini keberadaan Alan lalu melangkah mendahului seperti mengajak Alan untuk berbicara ditempat yang lebih privat. Ruangan kerja sang mertua tepatnya, tempat yang biasa dipakai oleh Hans berkutat denga

  • Kamu harus jadi Milikku   Bab 17

    Tak akan mudah bagi Alan menahan diri, melihat Nindi menantang dirinya apalagi dihadapan banyak orang di lobi perusahaan yang berlaku lalang. Beruntung disana ada Bagas yang siap siaga menjadi pengawal. "Apa yang kau lakukan?" tanya Alan sambil menggeram marah, matanya melotot seakan ingin menelan dan menghancurkan wanita iblis bermuka malaikat ini. "Aku?" Nindi tersenyum sebelum melanjutkan provokasinya, "Hanya mengirimkan momen kebersamaan kita yang indah, bukankah mertuamu itu sangat baik? dia pasti ikut bahagian dengan kebahagiaan kita bukan?""Kau memang-" "Hentikan bos, jangan sampai anda menghancurkan reputasi anda hanya karena provokasi nona Nindi disini," ujar Bagas menghentikan Alan sebelum Bos nya itu membuat kekacauan karena tidak bisa mengontrol emosi. Bagas tahu betul jika Alan adalah pria luar biasa cerdas dalam mengambil langkah untuk memenangkan pertempuran, namun jika sudah diprovokasi oleh Nindi, sering kali Alan akan hilang kendali. Entahlah, wanita yang sudah

  • Kamu harus jadi Milikku   Bab 16

    Rapat yang digelar jajaran petinggi Antana Group telah selesai digelar, meninggalkan perasaan kesal pada diri Alan. Kini wanita yang selalu ingin menghancurkan hubungannya dengan Elma itu sedang tersenyum manis pada Tristan, mebuat image sempurna agar menarik simpati pria nomor satu di Antana group itu. Wajah cantiknya seperti mengejek Alan yang berdiri tepat disamping sang Ayah. Sekali kali Nindi akan melempar pertanyaan yang akan membuat Alan mendengus sebal. "Benar benar wanita penjilat," gumamnya dalam hati. "Ajari Nindi dengan baik Al, kalian akan menjadi partner sempurna dalam mengembangkan perusahaan kita ini," ucap Tristan sambil merangkul bahu Nindi yang duduk tepat di sampingnya. "Tentu mereka akan menjadi partner terbaik, bukankah mereka sudah sangat dekat," ucap Lucas. Kini, Nindi duduk ditengah dua pria yang punya pengaruh penting di perusahaan, menjadikan dirinya seperti diapit oleh dua gunung yang begitu kuat dan akan melindungunya. Alan tak berkomentar, tak mung

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status