Share

Bab 111

Author: Sahira
Selagi masih ada beberapa hari, dia harus benar-benar melakukan pendekatan untuk memengaruhi pemikiran Alyana.

Asal dia mau tinggal, Nathan tidak bisa memaksanya pergi dari Keluarga Imano.

"Tenang saja, aku akan tanggung jawab. Lagian, Alyana itu adikku, aku membawanya pergi pun wajar-wajar saja."

Nada suara Sam makin teguh. "Kalau Nathan datang sekalipun, dia yang nggak masuk akal. Aku nggak takut padanya."

Setelah menenangkan temannya, Sam menutup telepon dan mendengar pertanyaan khawatir dari Alina. "Kak Sam, Nathan mengganggumu?"

Sam menoleh dan tersenyum lembut. "Nggak, kamu nggak perlu khawatir."

Mata Alina dipenuhi kekhawatiran. "Kak, kalau ada apa-apa, jangan tanggung sendiri, Kak. Kak Alya pulang itu keputusan kita bersama, kita semua akan tanggung jawab juga."

Melihat Alina begitu pengertian, dan teringat wajah Alyana yang seperti semua orang berutang padanya ....

Perbandingan itu membuat Sam jadi makin tidak puas pada Alyana.

Dia mengusap kepala Alina dengan sayang. "Andai A
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 118

    Sesuai permintaan Alyana, Nathan menyuruh orang melapor ke polisi.Saat polisi tiba, dia juga menyerahkan bukti dan laporan visum.Jacob, dokter penanggung jawab Alyana, juga sudah datang lebih awal untuk bekerja sama dalam penyelidikan.Melihat semuanya berjalan begitu lancar dan cepat, Alyana diam-diam merasa terkejut. Ternyata saat dia masih koma, Nathan sudah bersiap melapor ke polisi.Tatapan yang dia arahkan pada Nathan dipenuhi rasa terima kasih.Dengan bantuan polisi, Alyana menjelaskan ciri-ciri sopir itu secara detail.Tak lama kemudian, polisi menunjukkan sketsa wajah, gambar di atas kertas putih itu begitu nyata hingga membuat Alyana kaget seketika.Alina hanya melirik sekilas, alisnya sempat berkedut, wajahnya sama persis, ingatan Alyana benar-benar terlalu bagus!Melihat Alyana mengangguk mengonfirmasi, polisi dengan hati-hati menyimpan kembali gambar itu. "Kami akan secepatnya mencari tersangka ini, berusaha memberikan keadilan untuk Nona Alyana."Alyana tersenyum. "Teri

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 117

    Imelda segera menyambutnya, "Alin, kamu nggak apa-apa? Apa mereka menyakitimu?"Alina menggeleng sambil menangis, "Aku cuma takut ... aku nggak tahu apa kesalahanku ...."Royan menatap Nathan dengan wajah tegang. "Pak Nathan, Alya sudah ditemukan, hari ini kami bisa membawa Alin pulang, 'kan?""Kalian nggak ingin tahu apa saja yang sudah dia lakukan?"Alyana memaksakan diri untuk duduk tegak, Nathan membantunya tanpa terlihat mencolok, lalu menurunkan suaranya dengan sengaja, "Kalau ingin bicara, silakan. Aku akan membelamu."Alyana tertegun sejenak, refleks menatap Nathan. Di balik kehangatan yang muncul di hatinya, rasa percaya dirinya pun tumbuh.Belum sempat dia bicara, Alina buru-buru berkata, "Kak Alya, kamu sendiri yang memohon padaku untuk melepaskanmu, dan aku juga yang memberi petunjuk ke Pak Nathan agar bisa segera menemukanmu!""Sekarang kamu bicara seperti ini maksudnya apa? Mau menyalahkan aku karena melepaskanmu? Apa aku yang menyuruhmu lari sejauh itu?"Melihat betapa t

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 116

    Rumah sakit.Alyana yang terbaring di ranjang perlahan membuka matanya. Dinding putih di sekelilingnya menyilaukan mata. Sesaat, dia merasa linglung, seolah-olah baru bangun dari mimpi panjang, tidak bisa membedakan kenyataan dan mimpi."Aku di mana?"Alyana bertanya, suaranya serak dan menyakitkan didengar."Kamu sudah sadar?"Nathan langsung menggenggam tangan Alyana dengan erat, bertanya cemas, "Ada yang terasa nggak nyaman?""Aku ...."Alyana secara refleks mencoba bergerak sedikit, tetapi rasa sakit yang tajam membuatnya menarik napas dingin. "Sss ....""Jangan bergerak sembarangan."Nathan menekannya dengan lembut, berkata pelan, "Ada dua tulangmu yang patah, dan ada luka tusuk di perut. Kamu harus benar-benar istirahat."Alis Alyana berkerut halus. Dia bergumam, "Jadi ini bukan mimpi ... Alina benar-benar mau membunuhku ...."Nathan tidak mendengarnya dengan jelas. "Apa?"Saat itu, sekelompok orang menerobos masuk ke kamar meski sudah dihalangi oleh pengawal di luar.Harison seg

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 115

    Untuk sesaat, Alina benar-benar merasa dirinya akan mati di tangan Nathan.Untungnya pada detik terakhir, Nathan melepaskan tangannya.Alina terengah-engah, dadanya naik turun hebat, dan mulutnya dipenuhi rasa darah karat yang menyakitkan."Kalau sampai terjadi sesuatu padanya, kamu akan ikut dikubur bersamanya."Kalimat itu tidak mengandung nada ancaman, hanya pemberitahuan yang tenang dan sedingin es.Alina ketakutan setengah mati. Nathan jelas bukan orang yang berbicara omong kosong!Tidak!Alyana belum boleh mati!Alina buru-buru berkata, "Tuan Nathan, meskipun aku nggak tahu ke mana tujuan Kak Alya, tapi aku tahu dia pergi ke arah mana!"Nathan meliriknya dengan curiga. "Tunjukkan jalannya."...Malam sunyi, sebuah mobil van melaju di jalan kecil yang bergelombang, di kedua sisi tumbuh ilalang liar setinggi dua meter.Alyana terbangun akibat guncangan di dalam kabin, kepalanya sudah tidak terlalu sakit.Semua berkat suntikan penenang yang diberikan Alina ke lengannya demi memudahk

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 114

    Setelah itu, Royan membawa semua orang naik ke lantai atas, dan begitu melihat kamar yang kosong, dia langsung terpaku di tempat."Nggak ... nggak mungkin ...."Royan tercengang. Begitu teringat Alina, dia langsung menarik gadis itu ke hadapannya. "Bukannya kamu yang menjaga kakakmu? Sekarang dia ke mana?""Aku ...." Alina gemetar ketakutan, bahkan tidak berani melirik Nathan sedikit pun. "Aku ... aku biarkan dia pergi ....""Apa?" Mata Royan membelalak marah. "Kenapa kamu biarkan dia pergi!""Ayah ...."Alina menatap Royan dengan berlinang air mata. "Waktu Kak Alya bangun, dia terus memohon agar aku melepaskannya ... Aku kasihan ....""Kamu ini!"Royan begitu marah sampai-sampai mendorong Alina ke arah Imelda, lalu berbalik menghadap Nathan, "Pak Nathan, kamu dengar sendiri, Alya sudah pergi."Namun, pandangan Nathan menembusnya, langsung menatap wajah Alina dengan tajam."Kamu ikut aku."Alina panik. "Tuan Nathan, Kak Alya memang sudah pergi. Kalau kamu pulang sekarang, mungkin saja

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 113

    "Kak, kenapa sih kamu harus begini? Sudah sakit, ya diam saja, kok malah jadi memberontak segala?""Kalau dari awal kamu menurut dan rela kasih Kak Harison ke aku, terus mati di ranjang karena penyakit, semuanya nggak akan jadi begini. Setidaknya kamu bisa hidup lebih lama.""Sekarang jadi begini, itu salahmu sendiri."Alina menyunggingkan senyum tipis, seolah-olah mengejek. "Asal kamu mati, aku bisa menikah dengan Kak Harison dan memberikan anakku. Saat itu, seluruh Keluarga Imano bakal bergantung sama aku.""Sebentar lagi, mereka juga akan lupa kalau pernah punya putri kandung sepertimu."Alina mendesah pelan. "Tapi, kamu ini memang bandel, bisa selamat dari dua sampah itu dan malah balik ke rumah."Alyana mencengkeram tepi ranjang sekuat tenaga, berusaha keras agar dirinya tidak tampak terlalu menyedihkan."Kamu sudah tahu dari dulu ....""Ya, sebelum kamu pulang, aku sudah tahu aku bukan anak kandung Ayah dan Ibu."Alina bersandar ke belakang, menyilangkan kaki dengan santai. "Wakt

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status