Share

Bab 92

Author: Sahira
Pada akhirnya, Alyana bahkan tidak mampu mencapai setengah perjalanan. Dia akhirnya naik mobil wisata yang sudah disiapkan oleh Nathan sebelumnya, menikmati angin sepoi-sepoi sepanjang jalan menuju puncak.

Meskipun ada sedikit rasa kecewa, dia terpaksa menerima kenyataan.

Tubuhnya memang sudah berada dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk memaksakan diri lebih jauh. Beberapa langkah tambahan saja hampir membuatnya tumbang.

Setibanya di area perkemahan, dua tenda besar segera mencuri perhatian Alyana. Di tengah lapangan terbuka, Steven sedang memasak mi, dan aroma sedapnya terbawa angin.

Rasa lelah dan kecewa Alyana lenyap seketika. Dia melangkah masuk ke dalam tenda, mengamati sejenak, lalu keluar dengan penuh rasa ingin tahu dan mengambil tempat di sebelah Steven. "Kamu yang pasang tenda ini sendirian?"

"Ya."

"Hebat sekali!"

Alyana tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya. Tenda yang megah dengan desain dua kamar dan satu ruang tamu itu jelas merupakan pekerjaan besar, tetapi Stev
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 335

    Alyana menatap balik ke mata Firly dan tersenyum manis, dia menjawab, "Aku ini cuma punya studio kecil, mana pantas kalau bisa bekerja sama dengan Grup Moran."Firly masih mempertahankan senyum profesionalnya, lalu berkata, "Bu Alyana terlalu rendah hati. Dengan kemampuanmu, pasti masa depan studiomu bakal sangat maju. Kami sangat menantikan perkembangan studiomu.""Aku nggak ingin berandai-andai terlalu jauh. Melangkah sedikit demi sedikit, itulah yang ingin aku lakukan sekarang," ujar Alyana.Melihat ekspresi Alyana yang tenang dan lugas, hati Firly sedikit tertekan. Wanita ini ternyata jauh lebih cerdas dari yang dia duga."Baiklah, terima kasih sudah bersedia diwawancara, Bu Alyana," ucap Firly.Firly berdiri, mengulurkan tangan ke arah Alyana, lalu berkata, "Semoga kita punya kesempatan bekerja sama di lain waktu." Alyana menundukkan pandangan, matanya sempat melihat tangan putih bersih itu, lalu muncul pertanyaan di benaknya, 'Mana cincin di jari Firly?'Nathan sudah memakai cin

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 334 

    Keesokan paginya, Alyana terbangun di ranjang dengan kepala masih sedikit pusing.Dia mengusap pelipisnya dan duduk, potongan-potongan ingatan dari malam sebelumnya langsung menyeruak masuk ke dalam benaknya. Seketika rasa kantuknya lenyap tanpa sisaTunggu dulu!Malam tadi dia berdiri dekat di telinga Nathan dan membicarakan soal Harison?Dengan posisi sedekat itu, dia membocorkan gosip yang begitu ambigu?Alyana mengangkat tangan dan menepuk-nepuk pipinya sendiri. 'Minum alkohol memang bikin masalah. Kenapa harus bilang di saat seperti itu?' pikir Alyana'Alyana, habislah kamu,' gumam Alyana.Setelah menghela napas panjang ke langit-langit kamar, Alyana menarik napas dalam-dalam. Setelah menenangkan diri, dia putuskan kalau sudah begini, dia cuma bisa pura-pura lupa semuanya.Setelah membangun keberanian di hati, Alyana menyingkap selimut dan turun dari tempat tidur.Dia melangkah ke ruang tamu. Sisa makanan dan bir dari semalam sudah dibersihkan rapi, bahkan bantal-bantal sofa terta

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 333 

    "Kalau kamu butuh uang, kamu bisa bilang padaku," ucap Nathan dengan nada datar."Terima kasih niat baikmu, Tuan Nathan," ucap Alyana.Kepala Alyana terasa pusing, etikanya sudah dilupakan. Nathan tampak begitu sulit digapai biasanya, tetapi sekarang, dia tampak mudah digapai.Alyana mengulurkan tangannya, lalu meneput bahu Nathan sambil berkata, "Terima kasih, Tuan Nathan."Di bawah sorot lampu, mata bundarnya yang bening telah diselimuti bayang-bayang mabuk. Seperti danau tenang yang mulai beriak, mengalirkan pesona yang samar tetapi menggoda.Ada sesaat, Nathan merasa seperti bisa mendengar suara riak air yang menyentuh ujung hatinya. Begitu lembut dan mengguncangkan hati.Tatapan matanya muram, dia meraih pergelangan tangan Alyana dan berkata,"Kamu sudah mabuk.""Cuma sedikit," sahut Alyana.Alyana menarik kembali tangannya dan tiba-tiba mengangkat topik lain. "Hari itu, waktu aku datang ke pesta ulang tahun Bu Nanik, aku ketemu Alina dan Harison," ucap Alyana."Kamu tahu nggak, go

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 332 

    "Tuan Nathan, kenapa bengong? Ayo, makan dulu," ucap Alyana.Alyana memanggil Nathan untuk mendekat. Melihat pria setinggi hampir 190 cm itu duduk agak canggung di pinggir meja kopi, dia jadi ikut merasa kikuk. Alyana pun tersenyum canggung dan bertanya, "Gimana kalau kita pindah ke meja makan saja?""Nggak usah," jawab Nathan.Nathan bersandar santai ke sofa. Matanya sekilas melihat makanan di atas meja, alisnya mengerut tipis.Alyana langsung menangkap ekspresi itu. Tadi waktu memesan makanan, dia terlalu senang sampai lupa bahwa orang seperti Nathan mungkin tidak terbiasa makan makanan berminyak.Dia pun buru-buru menawarkan, "Gimana kalau aku masak saja yang baru buat kamu?""Nggak perlu," ujar Nathan.Tatapan Nathan serius, bahkan sedikit seperti seseorang yang siap menghadapi takdir. Kalau Alyana bisa makan ini, dia juga harus bisa."Kalau begitu, coba dulu. Kalau nggak suka, baru aku masak," ucap Alyana.Sebenarnya, Alyana sendiri juga malas berdiri. Tadi cuma basa-basi saja.Al

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 331  

    "Cih!" seru Wira.Wira memutar bola matanya tajam. "Privasi apaan? Lagian aku bukan ngintip, ini namanya lihat dengan terang-terangan."Dia melirik sinis ke arah Evin sambil bertanya heran, "Sekarang sikap kamu berubah total, memangnya kamu mau menjodohkan Alyana dan Nathan? Padahal setahu aku, tiga tahun lalu kamu diusir oleh Nathan ke Kota Anjelo. Bukankah kamu yang mengusik hubungan mereka saat itu?""Dulu kamu menolak habis-habisan. Sekarang kenapa malah berubah?" lanjut WiraSembari bertanya, Wira menyodorkan segelas wiski ke tangan Evin. Dia siap mendengar penjelasan versi panjang."Jangan tanya. Jawabannya cuma satu, yaitu menyesal," jawab Evin.Evin melambaikan tangan seolah ingin menepis semuanya, lalu menatap gelas di tangannya cukup lama. Ingatannya kembali ke masa lalu, saat Nathan menghajarnya tanpa ampun seperti singa mengamuk. Saat itu, Evin memang sempat marah, dia merasa sahabatnya mengorbankan pertemanan demi seorang wanita. Namun kini, setelah dipikir-pikir, kalau s

  • Kamulah Jodohku, Alyana!   Bab 330 

    "Firly, kamu tumbuh besar bersama Nathan. Kamu pasti tahu apa yang sebenarnya dia cari.""Perasaan itu hal paling rapuh di dunia. Hari ini bisa digenggam, besok bisa menghilang begitu saja. Tapi kepentingan itu nyata, bisa dipegang.""Pernikahan antar keluarga besar selalu dilandasi oleh kepentingan. Mungkin terkesan nggak murni, tapi justru karena itu fondasinya kuat. Hanya dengan saling bergantung dan saling mengikat, hubungan itu bisa bertahan lama.""Kalian sudah bukan anak-anak lagi. Sudah waktunya memikirkan keluarga masing-masing. Kalau kesempatan kali ini dilewatkan, belum tentu ada yang kedua."…Hari itu, Tuan Besar Agam bicara panjang lebar di telepon. Suaranya berat dan penuh tekanan.Namun, di tengah kalimat-kalimat itu, entah mengapa di lubuk hati Firly seperti terdengar bisikan, 'Coba saja. Nggak masalah kalau gagal.'Akhirnya dia memutuskan untuk pulang, memberikan akhir yang pantas untuk perasaan yang dia simpan selama bertahun-tahun."Kak Firly?" panggil Naomi pelan.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status