Share

121. Minta Cerai

Setelah sekian lama menghubungi papanya, akhirnya panggilan itu diangkat juga oleh Daniel.

"Luna, Sayang, ada apa?" suara Daniel berat, seperti orang baru saja bangun dari tidur.

"Papa, Bunda pingsan di rumah. Sekarang ada di rumah sakit bersama Luna dan Bu guru. Kenapa Papa susah ditelepon. Ini masalahnya Bunda terus menangis. Bunda bilang papa jahat. Ada apa sih, Pa?"

"Hah? A-apa? Nuri dirawat. Luna, apa bisa kamu berikan ponsel kamu pada bunda, Papa harus bicara dan Papa mohon, kamu keluar dari kamar perawatan ya, Nak. Karena ini pembicaraan orang dewasa."

"Iya, Pa, sebentar, Luna kasih Bunda."

Remaja itu berjalan masuk ke dalam bilik Nuri. Bunda sambungnya itu masih menangis sesegukan sejak tadi. Belum pernah sedetik pun berhenti. Bantalnya saja sampai basah. Suster membujuk untuk bercerita, tetapi Nuri memilih bungkam.

"Bunda, ada telepon dari Papa." Luna berujar pelan. Lalu meletakkan ponselnya di samping Nuri. Remaja itu keluar dari ruang perawatan VIP. Masuk ke dalam lift
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (21)
goodnovel comment avatar
Neni Chairani
ih jijik amat sm laki2 kayak gitu, keduanya sm...dika and Daniel sm2 g ad akhlak.. enak hidup sendiri aj, ngapain bersuami menyiksa diri
goodnovel comment avatar
Ferny
ko crtanya gk lanjut2 ni c
goodnovel comment avatar
Janji Kita
squel nya blm terbit kah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status