Share

148. Pelarian atau Pelabuhan Akhir

last update Last Updated: 2025-05-17 13:51:11

Pagi baru menyapa vila mewah di lereng Ungaran, dengan embun masih menggantung di dedaunan dan udara yang segar menyusup dari celah jendela. Di dalam kamar dengan tirai tipis yang melambai pelan, Evita duduk di sisi ranjang, mengenakan kimono satin krem yang jatuh lembut di bahunya. Wajahnya penuh tekad setelah percakapan dengan Widya. Tidak ada waktu lagi untuk bersantai. Dia harus kembali ke Jakarta. Harus memperjuangkan Rama sebelum semuanya terlambat.

Baru saja ia bangkit, tangan Dion yang masih setengah tertidur memeluk pinggangnya dari belakang, hangat dan familiar. Suaranya serak dan malas, “Mau ke mana pagi-pagi begini?”

Evita mendesah singkat. “Aku harus pulang.”

Dion tidak langsung menjawab. Perlahan dia melepas tangannya, lalu kembali merebahkan tubuhnya dan membenamkan wajah ke bantal.

“Bu Widya yang telepon, ya?”

Evita tak menjawab, tapi sorot matanya yang mengeras cukup jadi jawaban.

Dion tersenyum miris, memandangi langit-langit kamar. “Sudah kuduga. Kalau menyangkut Pa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Luly Chan
bener kata dion drpd mengejar yang tak pasti
goodnovel comment avatar
Michellyn
bagus Dion,bantu bos mu singkirkan wanita penggangu itu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    289. Priambodo Bertindak

    Priambodo menatap wajah putrinya dalam-dalam. Kemudian, dengan gerakan lembut yang hangat, dia mengusap rambut Cinta yang sedikit berantakan karena terburu-buru dari dapur."Papa tahu, Nak…" ucap Priambodo pelan. "Dulu Papa memang pernah menganggap Kevin seperti anak sendiri. Bahkan sempat berharap dia bisa menjadi bagian dari keluarga ini. Tapi… manusia bisa berubah. Dan sekarang, dia harus mempertanggungjawabkan semua kesalahannya. Semua kebohongan yang pernah dia bangun, terutama padamu."Cinta menggigit bibir bawahnya, menahan emosi yang kembali mengaduk dada. Ia ingin mengatakan banyak hal, tapi hatinya terlalu lelah.Priambodo menghela napas sekali lagi, lalu meraih jasnya dan membuka pintu."Katanya bikin aya goreng tepung kesukaan Chi. Simpan satu buat papa, papa mau makan bareng Chia?" ucapnya mencoba mencairkan suasana dengan senyum kecil.Cinta mengangguk pelan. "Iya, Pa."Lalu pintu tertutup, dan langkah Priambodo meninggalkan rumah dengan satu tujuan, menyelesaikan urusan

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    288. Penyesalan Maira

    Maira duduk di meja kerjanya dengan punggung tegak dan ekspresi wajah yang pura-pura tenang. Dia melihat Kevin melangkah keluar dari ruangannya dengan langkah tergesa, wajah pria itu terlihat penuh tekanan.Maira tahu, ada sesuatu yang besar sedang terjadi, tapi dia menahan diri untuk tidak menanyakan langsung. Hubungan mereka saat ini sedang tidak baik-baik saja. Sejak Maira memberitahukan kehamilannya, Kevin sepertinya mulai menjauh.Beberapa saat kemudian, dua staf dari bagian keuangan dan legal lewat di belakangnya, berbicara dengan suara agak pelan namun cukup jelas untuk didengar.“Priam Djaya benar-benar menghentikan semua kerja sama dengan Sanjaya. Padahal itu adalah klien terbesar kita…” ucap salah satu dari mereka.“Iya, aku baru lihat emailnya tadi. Gawat ini. Kalau proyek-proyek itu berhenti semua, bisa-bisa kita nggak ada pemasukan. Gaji bulan depan saja belum tentu aman.”“Ya Tuhan… semoga nggak sampai bangkrut. Sekarang cari kerja susah banget. Aku masih punya cicilan r

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    287. Rencana Kevin dan Lilian

    Kevin langsung menyambar tablet dari tangan Dimas. Matanya bergerak cepat membaca isi email yang baru masuk beberapa menit lalu. Di sana tertulis:“Dengan berat hati kami menyampaikan bahwa Priam Djaya Group memutuskan untuk menghentikan kerja sama dengan Sanjaya Group, terhitung per tanggal hari ini, mengingat hasil pengerjaan finishing pada beberapa proyek kami di fase terakhir tidak memenuhi standar mutu yang telah disepakati. Keluhan pelanggan meningkat, dan nama baik perusahaan kami ikut terdampak. Kami telah memberi kesempatan untuk perbaikan, namun tidak ada perubahan signifikan. Keputusan ini final.”Kevin menggeleng tak percaya. “Ini... tidak mungkin. Kita sudah selesaikan semua proyek tepat waktu. Tidak ada komplain besar sebelumnya…”Dimas memberanikan diri menambahkan, “Tapi memang beberapa laporan dari lapangan sudah masuk ke saya beberapa minggu terakhir. Ada ketidaksesuaian pada finishing interior di beberapa proyek hunian mewah. Banyak detail yang dikerjakan asal-asala

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    286. Penghentian Kerja Sama

    Setelah hening beberapa saat, Bunda Aminah akhirnya membuka suara. Suaranya lembut namun mengandung tekanan makna yang dalam.“Rama… apakah kamu tulus mencintai Cinta?”Rama mendongak perlahan, menatap mata teduh Bunda Aminah. Ia tidak langsung menjawab. Tapi kemudian, dengan suara bergetar ia balik bertanya, “Apa yang selama ini aku lakukan belum cukup membuktikan ketulusan cintaku, Bunda?”Bunda Aminah tidak langsung menjawab. Matanya menatap jauh, seolah menelusuri kembali kenangan lama yang perlahan kembali muncul di permukaan.Perempuan paruh baya itu teringat pada masa lalu. Masa di mana Rama dan Cinta masih mengenakan seragam putih abu-abu.Sudah biasa Bunda Aminah melihat Cinta pulang sekolah dengan wajah sedihnya, karena anak-anak lain mengejeknya. Anak buangan, anak tak diinginkan, anak yatim-piatu yang katanya tidak pantas disayangi.Tapi baru kali ini ada anak laki-laki yang mengantarnya pulang. Yang membuatnya terkejut anak itu adalah Rama, putra dari salah satu donator d

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    285. Menemui Bunda Aminah

    Saat Rama merasa kehilangan arah atas semua permasalahan hidup yang sedang dia hadapi saat ini, tempat ini menjadi harapan terakhirnya untuk bisa mendapatkan hati Cinta kembali.Di tengah senja yang mulai meredup, Rama menghentikan mobilnya di depan gerbang panti asuhan yang menjadi tempat Cinta tumbuh. Panti itu berdiri kokoh meski dengan fasilitas terbatas, tapi suasananya selalu terasa hangat.Pintu gerbang dibuka oleh seorang anak laki-laki kecil yang langsung tersenyum cerah begitu mengenali Rama.“Om Rama datang!” seru bocah itu riang.Beberapa anak lain menyambut dengan antusias, tapi Rama hanya mampu mengangguk dan membalas dengan senyuman yang sangat dipaksakan.Bunda Aminah, pemilik sekaligus pengasuh panti yang penuh welas asih, segera keluar dari ruang utama menyambut kedatangan Rama. Wajahnya langsung menyiratkan kekhawatiran ketika melihat kondisi Rama yang berbeda dari biasanya. Biasanya, pria itu datang dengan semangat dan senyum tulus. Tapi hari ini, auranya begitu be

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    284. Upaya Rama

    Lilian mengangguk pelan, tatap matanya tak lepas dari Kevin. Kevin memejamkan mata, menahan kepalanya yang serasa hendak pecah. Kejutan demi kejutan menghampirinya. Setelah mendengar kabar kehamilan Maira, kini dia harus menerima kenyataan jika Cinta dan Chiara kini bersama Priambodo. “Mengapa semua jadi berantakan seperti ini?” Lilian menggelengkan kepala, dia pun merasakan kebingungan yang sama. “Jika benar Priambodo sudah tahu siapa sebenarnya Cinta… itu berarti bahaya besar, Kevin. Ini adalah situasi yang selama ini kita hindari, sebelum kita bisa menguasai harta Priambodo.” Kevin bangkit dari duduknya, berjalan ke jendela dan menatap ke luar, meski pikirannya tidak benar-benar melihat apa pun. “Kalau Priambodo tahu… dia bisa ungkap semuanya, Kev. Dari awal, termasuk bagaimana kita menyembunyikan keberadaan Cinta selama bertahun-tahun,” ucap Lilian lagi, kali ini suaranya sedikit bergetar. “Aku tak yakin dia akan memaafkan itu. Priambodo pasti curiga mengapa kita menyembuny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status