Share

305. Perkelahian Dua Pria Dewasa

Penulis: Henny Djayadi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-01 11:17:14

Di dalam mobil yang melaju cepat menembus keremangan senja, amarah memenuhi dada Priambodo. Rahangnya mengeras, jemarinya menggenggam lutut dengan penuh tekanan, nyaris gemetar menahan gejolak dalam hati.

“Brengsek! Bukan cuma Kevin yang kurang ajar, Rama juga!” Priambodo tampak geram.

Suara pria paruh baya itu membelah keheningan di dalam mobil.

“Kenapa dia bertindak sendiri? Kenapa tidak bicara dengan kita dulu? Kalau dia bergerak seperti ini bisa membahayakan keselamatan Cinta dan Chiara!”

Theo tetap tenang di kursi kemudi, meski ia tahu kemarahan itu bukan sepenuhnya tidak berdasar. Ia melirik Priambodo sekilas, lalu kembali fokus ke jalan.

“Dari informasi Selo Ardi… Rama sudah sangat merindukan mereka, Pak. Terutama Chiara.”

Priambodo menoleh, matanya menyipit curiga. “Maksudmu?”

“Beberapa hari lalu, Rama sempat masuk rumah sakit. Stres, tekanan mental, fisiknya juga drop. Dia menolak dirawat lama, katanya hanya ingin cepat pulih agar bisa menjemput istri dan ana
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    308. Mengobati Rindu

    Malam itu, suasana di ruang perawatan terasa sunyi dan hangat dalam waktu yang bersamaan. Lampu redup menerangi sudut-sudut kamar, sementara suara mesin infus berdetak pelan menyatu dengan detak jantung dua insan yang sedang dalam ruang yang sama.Cinta baru saja membantu Rama keluar dari kamar mandi kecil di pojok ruangan. Tangannya menopang lengan pria itu dengan lembut, penuh perhatian."Pelan-pelan, jangan dipaksakan, ya," ucap Cinta, menuntunnya melewati brankar pasien.Namun langkah Rama tak berhenti di sisi ranjang. Ia terus berjalan, meski dengan tubuh yang belum sepenuhnya pulih, menuju ke pintu ruangan."Rama? Mau apa? Kalau butuh apa-apa, bilang saja padaku," ucap Cinta dengan dahi berkerut, bingung sekaligus khawatir.Tangan Rama meraih kenop pintu, lalu memutarnya, hingga terdengar bunyi ‘klik’ memastikan pinttu terkunci dengan benar.Pintu itu terkunci. Cinta terdiam. Tatap matanya teralihkan saat Rama berbalik perlahan menghadapnya. Ada sorot yang tak biasa di mata pria

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    307. Drama di Rumah Sakit

    Di ruang perawatan rumah sakit yang berbau khas antiseptik, Rama duduk di ranjang pasien dengan perban membalut pelipis dan beberapa goresan memar di wajah serta lengan. Dokter baru saja selesai memeriksa tekanan darahnya, dan kini meninggalkan ruangan, memberi ruang untuk keluarga.Arman Narendra berdiri di sisi ranjang, bersedekap dengan wajah penuh kekesalan."Aku sudah bilang berulang kali, jangan bertindak sendiri! Tapi kau keras kepala!" bentaknya, menunjuk luka di pelipis Rama.Rama hanya menoleh sebentar, lalu menjawab enteng, "Namanya juga laki-laki, Pak. Berkelahi itu biasa.""Biasa?" Suara Arman naik satu oktaf. "Rama, kau bukan remaja tanggung yang berkelahi demi harga diri! Kau suami! Dan kau akan menjadi ayah! Harusnya kau berpikir lebih bijak! Kau itu pelindung, bukan pembuat masalah!"Rama mendesah, memilih untuk tidak menjawab dan memalingkan wajah ke arah jendela, menahan rasa sakit dan harga diri yang baru saja digerus kenyataan.Arman memijit pelipisnya sendiri, fr

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    306. Melindungi dari Trauma

    Di sisi lain, Cinta terduduk di pojokan ruangan, mencoba menenangkan diri. Napasnya masih tersengal. Tubuhnya gemetar, dan bajunya robek di beberapa bagian. Dengan tangan bergetar, dia menarik kerah bajunya, mencoba menutup bagian dadanya yang tersingkap. Air matanya mengalir deras melihat dua pria yang pernah mengisi hidupnya bertarung seperti binatang. Tapi saat melihat tatapan gila Kevin yang sesekali melirik ke arahnya dengan penuh amarah, ketakutan menguasainya kembali. Cinta pun mencoba menggapai ponselnya yang tergeletak di bawah meja kecil di dekat tempat tidur. Tangannya gemetar hebat, jari-jarinya nyaris tak bisa menggenggam. Saat berhasil meraih benda itu, baru hendak menekan layar, ponselnya justru terpeleset dari genggamannya dan jatuh ke lantai, membentur keras hingga meluncur menjauh ke arah kaki Rama dan Kevin yang masih bertarung. “Tidak…!” bisik Cinta panik. Dia ingin berlari mengambilnya, tapi ketakutannya menahan langkah. Jika dia masuk ke tengah pertarungan

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    305. Perkelahian Dua Pria Dewasa

    Di dalam mobil yang melaju cepat menembus keremangan senja, amarah memenuhi dada Priambodo. Rahangnya mengeras, jemarinya menggenggam lutut dengan penuh tekanan, nyaris gemetar menahan gejolak dalam hati. “Brengsek! Bukan cuma Kevin yang kurang ajar, Rama juga!” Priambodo tampak geram. Suara pria paruh baya itu membelah keheningan di dalam mobil. “Kenapa dia bertindak sendiri? Kenapa tidak bicara dengan kita dulu? Kalau dia bergerak seperti ini bisa membahayakan keselamatan Cinta dan Chiara!” Theo tetap tenang di kursi kemudi, meski ia tahu kemarahan itu bukan sepenuhnya tidak berdasar. Ia melirik Priambodo sekilas, lalu kembali fokus ke jalan. “Dari informasi Selo Ardi… Rama sudah sangat merindukan mereka, Pak. Terutama Chiara.” Priambodo menoleh, matanya menyipit curiga. “Maksudmu?” “Beberapa hari lalu, Rama sempat masuk rumah sakit. Stres, tekanan mental, fisiknya juga drop. Dia menolak dirawat lama, katanya hanya ingin cepat pulih agar bisa menjemput istri dan ana

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    304. Bermesraan dengan Mantan Suami

    Cinta menarik napas, matanya mulai memerah karena amarah dan luka lama yang kembali terbuka.“Jadi ini semua… hanya tentang harta?” bisik Cinta hampir tidak terdengar. “Kau menikahiku dulu karena tahu siapa orang tuaku? Karena kau tahu Papa Priambodo orang kaya?”Kevin mendesis pelan, berjalan mengitari Cinta seperti pemangsa mengelilingi mangsanya. “Sudah kuduga, kau akan sadar juga. Ya, aku dan Mama tahu siapa orang tuamu. Kami sudah tahu sejak awal. Tapi kau terlalu lugu, terlalu sibuk mencari cinta, sampai lupa memeriksa niat orang di sekelilingmu.”Cinta menahan air mata yang menggenang. Hatinya terasa diremas.“Jadi sejak awal semua ini sandiwara?” tanya Cinta lirih. “Termasuk sikap manismu? Pelukanmu? Janjimu?”Kevin menatapnya, matanya dingin. “Semuanya hanya alat untuk satu tujuan, mewarisi apa yang seharusnya jadi milik kami.”Cinta terdiam, menggenggam jemarinya erat, berusaha tetap berdiri meski tubuhnya terasa lemas. Otaknya berpikir bagaimana dia bisa keluar dari masalah

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    303. Di Vila

    Setelah beberapa menit menunggu yang terasa sangat lama bagi Maira, pintu ruang tunggu terbuka. Theo masuk lebih dulu dengan langkah cepat, diikuti oleh Priambodo yang wajahnya terlihat tegang namun tetap berusaha tenang.Maira langsung berdiri. Nafasnya masih tak beraturan, tapi suara yang keluar dari mulutnya tetap terdengar jelas. “Saya tahu… saya tahu ke mana Kevin membawa Cinta dan Chiara.”Theo melirik sekilas pada Priambodo sebelum bertanya dengan nada datar.“Anda bisa menjelaskan maksud kedatangan Anda ke sini?”Nada tenang itu sebenarnya hanya untuk menguji. Maira menangkapnya dan menatap Theo dengan sorot kecewa, tapi tak terpancing.“Saya tidak sedang bermain-main. Saya tahu betul apa yang saya dengar. Setelah Kevin ditelepon pengacaranya, dia marah besar dan berkata akan melakukan apa pun untuk mewujudkan rencananya. Kevin... tidak akan menyerah begitu saja. Beberapa waktu lalu, saya sempat mendengar percakapannya dengan Bu Lilian. Mereka menyusun rencana untuk menculik

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status