Share

49. Pemburu Cinta

last update Last Updated: 2025-04-11 22:37:17

Rama menarik napas panjang, berusaha meneguhkan fokus meski pikirannya berkelindan antara paparan proyek dan kabar dari Selo Ardi.

Rama tetap berdiri tegap di hadapan jajaran direksi dan calon investor yang duduk menyimak. Seorang investor senior dari Jepang, Mr. Takahashi, mengangkat tangan.

“Mr. Rama, bagaimana Anda memastikan teknologi energi surya ini dapat diimplementasikan secara efisien di iklim tropis seperti Indonesia, mengingat musim hujan yang panjang?”

Rama tersenyum tenang. “Pertanyaan yang sangat baik, Mr. Takahashi. Kami telah bekerja sama dengan mitra teknologi dari Eropa dan Singapura untuk menciptakan panel surya dengan sistem penyimpanan energi yang lebih efisien. Dengan baterai lithium-iron phosphate generasi terbaru, daya tetap bisa disuplai selama 48 jam bahkan tanpa sinar matahari. Kami juga sudah menguji prototipe di Jawa Barat dengan hasil yang sangat menjanjikan.”

Salah satu petinggi lokal, Pak Ardiansyah, menyusul bertanya, “Bagaimana dengan kepercayaan mas
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    173. Luka Evita

    Evita duduk tertunduk di ujung sofa ruang keluarga, wajahnya tertutup kedua telapak tangan. Isak tangisnya pecah tanpa bisa ditahan, bahunya bergetar hebat. Air matanya membasahi jari-jarinya, membasahi hati yang sejak lama sudah retak oleh ketakutan dan beban rahasia yang ia simpan sendiri.Di seberangnya, Danu Lukito berdiri dengan rahang mengeras, dadanya naik turun menahan emosi. Pria itu, yang selama ini menjadi ayah bijak dan tenang, kini tak kuasa menahan amarah dan rasa kecewa. Suaranya lantang, mengguncang ruangan.“Siapa, Evita? Siapa ayah dari anak itu?”Evita mengangkat wajahnya perlahan. Matanya sembab, suaranya tercekat.Belum sempat dia menjawab, Sandra menyambar lebih dulu, nadanya tajam, menusuk tanpa ampun.“Apa itu anak Rama? Dan sekarang dia mau lepas tanggung jawab begitu saja?”Evita menggeleng, kali ini dengan tegas. Tangisnya belum berhenti, tapi suaranya jelas.“Bukan, Ma. Ini bukan anak Rama.”Sandra menyipitkan mata, lalu tersenyum miring dengan nada mencibi

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    172. Siapa Ayah Anak Itu?

    Setelah pertemuan penuh tekanan dengan Sandra, Widya tidak langsung kembali ke rumah. Ada satu hal yang belum selesai. Sesuatu yang selama ini dia tunda karena masih menaruh harapan pada keputusan anaknya sendiri. Tapi kini, semuanya sudah kelewat batas. Widya tahu, dia harus mengambil langkah lebih tegas.Mobilnya berhenti di depan Gedung Narendra Group yang megah. Langkah Widya tegas dan cepat, matanya tajam, menyimpan kekecewaan yang tak bisa lagi disembunyikan. Tanpa mengetuk, dia langsung mendorong pintu ruang kerja Rama.Rama, yang sedang berdiskusi serius dengan Dion, tersentak melihat kehadiran ibunya. Alisnya terangkat, matanya menatap heran.Widya berdiri tegak di depan pintu, sorot matanya tidak main-main. “Ada hal penting yang harus Mama bicarakan denganmu. Sekarang.”Dion menatap Widya sejenak, lalu bangkit dari duduknya. Dengan posisi tubuh sedikit menunduk, Dion memberi ruang kepada Widya.Dengan gestur dan nada yang sopan, Dion mempersilahkan Widya. “Silakan duduk, Bu

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    171. Janji yang tak Terpenuhi

    Di sebuah restoran mewah di tengah kota, di sebuah ruang private yang tertutup rapat dari hiruk pikuk luar, dua wanita duduk saling berhadapan. Ruangan itu penuh kesan elegan, bunga segar di vas kristal, dan denting halus musik klasik yang mengalun sebagai latar.Widya tampak anggun dalam balutan blus putih gading dan scarf sutra di lehernya. Di seberangnya, Sandra, mami Evita, menatap dengan mata tajam yang mengandung perhitungan. Cangkir teh di tangannya sudah dingin, namun pembicaraan mereka justru mulai memanas."Aku harap kamu belum lupa, Widya," ucap Sandra dengan suara halus tapi menusuk. “Dulu, waktu suamimu hampir kehilangan tanah warisan keluarga, siapa yang diam-diam bantu lewat koneksi ke bank? Aku.”Widya diam, mencoba menjaga wibawanya. Tapi tatapan Sandra tak memberinya ruang untuk menghindar.“Waktu ibumu sakit dan rumah tanggamu sedang hancur-hancurnya, siapa yang pertama kirim bantuan tanpa tanya balasan? Aku, Widya. Kita bukan cuma sahabat, kita pernah saling gantun

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    170. Menuntut Kepastian

    Cinta duduk di depan meja rias, menyisir rambut panjangnya perlahan. Gerakan tangannya lembut, tapi pandangannya kosong menatap bayangan dirinya di cermin. Wajah itu cantik, tapi ada kabut tipis kegundahan di matanya yang tak bisa disembunyikan.Tiba-tiba, suara pintu kamar mandi terbuka, dan Rama keluar hanya mengenakan handuk yang melingkar di panggulnya. Memperlihatkan dada bidang dan perut berototnya.Rambut Rama masih basah. Ia tersenyum kecil saat melihat Cinta, lalu tanpa ragu memeluknya dari belakang. Tubuh Cinta tersentak pelan saat tetesan air dari rambut Rama mengenai bahunya, membasahi baju tipis yang dikenakannya.“Dingin…” bisik Cinta sambil tertawa kecil, tapi tidak menolak pelukan itu.“Biar aku yang angetin,” goda Rama, mencium Pundak Cinta sekilas.Cinta berdiri, mengambil handuk kecil dari rak, lalu menarik Rama duduk di depan cermin. Dengan sabar, ia mengeringkan rambut suaminya, seperti ritual pagi yang kini mulai mereka jalani. Tak ada kata-kata, hanya keintiman

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    169. Positif

    Dengan langkah tergesa dan napas sedikit memburu, Rama membuka pintu rumah keluarga besarnya. Suasana rumah terasa sunyi, meski elegan seperti biasa. Namun, ketegangan tak bisa disembunyikan.Begitu melihat bayangan Rama di ambang pintu, Widya, langsung berbalik arah dan berjalan menjauh tanpa sepatah kata pun. Gaun panjangnya melambai seiring gerak cepatnya, menunjukkan kekesalan yang tak bisa ia tutupi.“Ma,” panggil Rama, mencoba menyapa dan mencairkan suasana. Tapi hanya punggung sang mama yang ia lihat.Rama menghela napas dalam-dalam, lalu menoleh pada Arman, yang baru muncul dari balik pilar ruang tamu. Pria paruh baya itu terlihat tetap tenang seperti biasa, seolah melihat istrinya merajuk ada pemandangan sehari-hari. Arman mengenakan pakaian rumahan santai dan menatap Rama dengan senyum tipis.“Sudahlah,” ucap Arman santai sambil menepuk bahu Rama. “Mamamu lagi ngambek. Biarin aja dulu.”Rama menatap ayahnya sejenak. “Karena aku nolak dijodohin sama Evita?”Arman hanya mengan

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    168. Ambisi Lilian

    Di dalam kabin belakang mobil mewah berlapis kaca gelap itu, Lilian duduk kaku, pandangannya menatap kosong ke luar jendela. Namun sorot matanya menyimpan amarah yang tertahan.Kedua tangannya mengepal di atas pangkuan, kuku-kuku tajamnya menekan kulit halusnya sendiri. Amarah menyelimuti dirinya seperti kabut pekat. Bibirnya tertarik kaku, dan di sela-sela giginya yang rapat terdengar gumaman penuh hasrat dan dendam yang lama tertahan.“Cinta tidak boleh meninggalkan keluarga Sanjaya,” gumam Lilian, pelan tapi tajam. “Setelah semua yang kulakukan... setelah semua rencana yang telah aku susun selama ini.”Wanita paruh baya itu membuang napas keras, lalu bersandar ke jok kulit yang wangi. Tatapannya kembali menerawang, kali ini bukan ke luar jendela, tapi ke masa lalu.Lilian ingat hari itu, beberapa tahun yang lalu, saat dia mendatangi panti asuhan kecil di pinggir kota yang dipimpin oleh seorang wanita paruh baya bernama Bunda Aminah. Di tangannya, Lilian membawa sebuah foto bayi dan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status