Share

Bab 18

Karena Kita Orang Miskin (18)

Jantungku berdetak tak menentu karena mendengar suara yang memanggilku dari balik pintu. Suara itu, aku yakin betul milik Mas Dadang. Tetapi, apakah benar itu suamiku yang dikabarkan telah meninggal dunia.

Kumantapkan diri sebelum mendekat ke pintu dan membukanya. Berkali-kali kuatur napas sebelum meraih gagang pintu. Mudah-mudahan saja benar Mas Dadang yang datang.

"Mas Dadang?" sapaku pada laki-laki yang sedang berdiri membelakangi pintu.

Sontak, laki-laki itu berbalik. Benar, itu Mas Dadang! Alhamdulillah ....

Tanpa menunggu lama, aku langsung menghambur dalam pelukannya. Menumpahkan tangis sambil memukul pelan dadanya.

"Mas ke mana aja? Kenapa baru datang sekarang?" tanyaku dalam tangis.

Mas Dadang tak menjawab, dia malah menuntunku untuk masuk ke rumah dan langsung menutup pintu rapat-rapat.

Di dalam ruang tamu, aku kembali memeluknya. Menumpahkan resah dan gelisah selama ini lewat deraian air mata. Sementara Mas Dadang hanya diam seraya membelai ram
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status