Share

Bab 2 Korban Fitnah.

Author: Ainuncepenis
last update Last Updated: 2024-03-18 15:30:25

Mobil Mahendra berhenti di depan rumah mewah miliknya. Pria dengan berkulit putih itu keluar dari mobilnya dengan langkah kakinya yang jenjang. Rahang kokoh yang mengeras dengan wajah memerah sehingga urat lehernya sangat terlihat menegang. Terlihat kemarahan di wajahnya yang meluap-luap yang ingin segera di ledakkan.

"Karin!" teriak Mahendra.

Karin yang berada di dalam kamarnya yang baru selesai mandi yang mendengar suara Mahendra yang menggelar.

"Itu bukannya suara kak Mahendra? kenapa dia berteriak-teriak seperti itu?" tanya Karin kebingungan.

"Karin!" Teriak mahendra dengan suaranya semakin keras dan membuat Karin langsung buru-buru keluar dari kamarnya.

"Kak ada apa?" tanya Karin dengan wajahnya yang panik melihat wajah Mahendra seperti seorang monster yang ingin menerkam mangsanya.

Mahendra langsung melemparkan foto ke wajah Karin yang membuat Karin kaget sampai matanya terpejam. Lalu Karin membuka matanya dan melihat foto yang terbuka di atas lantai.

"Apa hubungan kamu dengan wanita itu?" tanya Mahendra dengan suara sentakan yang membuat Karin kaget.

"Tsamara," batin Karin melihat photo Tsamara.

"Kenapa kak Mahendra mempertanyakan masalah hubunganku dengan Tsamara. Apa yang ingin di ketahuinya," batin Karin dengan perasaan yang tidak enak.

"Kenapa kamu diam? Ayo jawab apa hubungan kamu dengan wanita yang sudah menghancurkan rumah tangga kak Kayra!" teriak Mahendra yang membuat karin kaget dengan melihat ke arah Mahendra. Wajah Karin menunjukkan ekspresi kaget dan juga bingung dengan pernyataan yang keluar dari mulut Mahendra.

"Wanita yang sudah menjadi selingkuhan pria bajingan itu!" teriak Mahendra lagi.

"Kamu cepat jawab!" teriak Mahendra yang sekarang menggoyang-goyang tubuh Karin yang memaksa Karin untuk menjawab nya.

"Apa maksudnya ini? Jangan-jangan kak Mahendra menyelidiki perselingkuhan kak Alex," batin Karin dengan wajahnya pucat dan panik.

"Ada apa ini Mahendra!" tiba-tiba wanita paruh baya menghampiri Mahendra dan juga Karen yang menegur perbuatan Mahendra.

"Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu begitu kasar kepada Karin?" tanya wanita itu.

"Aku hanya ingin padanya. Kenapa bersahabat dengan wanita yang sudah menjadi selingkuhan dari bajingan itu," tegas Mahendra.

"Jadi kak Mahendra menduga. Jika Tsamara selingkuhan dari kak Alex," batin Karin.

"Hey kamu jangan diam saja kamu tidak mendengar apa yang aku pertanyakan kepadamu?" teriak Mahendra tepat di depan wajah Karin.

"Tsamara memang sahabatku," jawab Karin yang akhirnya mengeluarkan suara nya.

"Jadi kau berteman dengan wanita yang menjadi selingkuhan dari bajingan itu?" tanya Mahendra.

"Kak Mahendra aku tidak tahu apa-apa tentang hubungan mereka berdua saat itu. Tetapi pada akhirnya aku tahu. Jika Tsamara memang menjadi simpanan kak Alex," jawab Karin.

"Aku juga kaget saat itu. Karena memang Tsamara wanita yang tidak sesuai dengan wajahnya. Dia polos dan ternyata dia sangat jahat. Setelah aku tahu siapa dia aku menjaga jarak darinya,"  lanjut Karin yang memberikan penjelasan dengan menjelekkan Karin.

"Arghhh wanita sialan!" teriak Mahendra dengan wajahnya yang semakin memerah.

"Wanita itu memang hanya bisa menjadi perusak. Kau ingat Karin. Jangan sampai aku melihatmu bertemu dengannya lagi. Aku yang akan memberikan wanita itu pelajaran," tegas Mahendra. Karin hanya mengangguk-angguk dengan wajahnya yang panik dengan kedua tangannya yang saling menggenggam erat.

Setelah itu Mahendra langsung meninggalkan Karin dan juga mamanya. Sementara Karin langsung mengambil foto-foto yang berserakan di lantai.

"Karin siapa wanita yang di maksud Mahendra?" tanya Lidya.

"Teman Karin Tante dan dia selama ini menjadi duri di dalam rumah tangga kak Kayra," jawab Karin dengan gugup.

"Kamu yakin?" tanya Lidya tidak percaya.

"Iya. Ya sudah Tante. Aku ke atas dulu," ucap Karin langsung buru-buru pergi seperti orang ketakutan sementara Lidya malah bingung dan merasa kurang percaya dengan apa yang dikatakan Karin.

"Jika sahabatnya menjadi selingkuhan Alex. Kenapa Karin baru tahu sekarang dan bahkan Kayra juga tidak pernah menyebutkan wanita itu," batin Lidya merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan apa yang di lihatnya

********

Pagi ini Tsamara sudah terlihat rapi yang menuruni anak tangga. Tsamara sudah kehadiran tamu yang duduk di toko kuenya. Padahal toko kue itu belum buka.

"Karin!" sapa Tsamara heran.

"Tsamara!" sahut Karin.

"Kamu tumben pagi sekali datang kemari ada apa?" tanya Tsamara heran dengan sahabatnya itu dan Tsamara juga langsung duduk di samping Karin.

"Tsamara, aku tahu kamu sudah mengalami berbagai maslaah. Baik dalam keuangan dan juga karir kamu. Aku tahu kamu mempunyai impian yang banyak dan juga ingin sukses dalam karir kamu. Tsamara ini kamu ambil ticket ini dan kamu pergilah ke Luar Negri," ucap Karin dengan tiba-tiba yang berbicara terburu-buru yang memberikan tiket kepada Tsamara dan h itu membuat Tsamara bingung.

"Karin kamu ini kenapa tiba-tiba datang dan memberiku tiket ini dan siapa juga yang mau pergi ke Luar Negri?" tanya Tsamara bingung.

"Tapi kamu ingin menjadi wanita sukses bukan. Jadi aku memberikan kamu peluang. Dari pada kamu sibuk sana-dani bersama Amel mencari Investor yang tidak kunjung ada. Kamu harus memperjuangkan perusahaan kamu yang kecil dan tidak maju-maju sampai dapat. Penghasilan menjadi seorang asisten dosen juga tidak seberapa. Untuk apa mempertahankan hal yang tidak pasti.

"Tsamara, aku punya tempat tinggal di Itali. Di sana juga ada pekerjaan untuk kamu dan aku yakin kamu pasti sukses di sana dan semua mimpi kamu akan terwujud," jelas Karin yang tampak mendesak Tsamara untuk pergi ke Luar Negeri.

"Kenapa kamu tiba-tiba memaksa orang lain untuk ke Luar Negri!" bukan Tsamara yang berbicara. Tetapi Amel yang tiba-tiba muncul.

"Amel!" sahut Karin.

"Kamu kenapa Karin, kelebihan uang. Makanya menyuruh orang lain untuk ke Luar Negri," sahut Amel heran.

"Aku hanya ingin Tsamara sukses dan maju," jawab Karin singkat.

"Jadi menurut kamu. Di sini Tsamara tidak akan maju gitu," sahut amel yang tiba-tiba emosinya naik.

"Bukan begitu,"

"Lalu apa!"

"Apaan sih Amel. Kenapa kamu jadi marah-marah coba. Aku hanya ingin membantu Tsamara," sahut Karin.

"Bukan membantu namanya. Kamu lebih tepatnya memaksa Tsamara. Sudah jelas-jelas Tsamara menolak. Tapi kamu malah maksa," kesal Amel.

"Sudah-sudah. Kenapa kalian harus bertengkar pagi-pagi seperti ini. Karin aku tidak pernah punya keinginan untuk tinggal di Luar Negeri. Apa yang aku jalani sekarang sangat nyaman dan mungkin aku belum berhasil. Tapi aku yakin suatu saat nanti pasti akan berhasil dan jika pun aku sukses. Itu dengan tangan sendiri dan dengan usaha ku sendiri dan tidak dengan bantuan kamu. Aku tahu Karin kamu baik sekali kepadaku. Tapi aku benar-benar minta maaf aku tidak setuju dengan kamu," ucap Tsamara.

"Lagi pula aku dan Amel juga mendapatkan hal baik dalam bisnis kami dan ini kesempatan kami. Jadi aku tidak perlu ticket ini," lanjut Tsamara.

"Tuh dengerin. Makanya nggak usah maksa," celetuk Amel.

"Gawat. Jika Tsamara tidak ke Luar Negri. Maka kak Mahendra akan mencarinya dan semuanya bisa berantakan. Aku juga akan kenak dengan semua ini," batin Karin panik.

"Hallo semuanya! pagi-pagi seperti ini sudah ngumpul aja!" sapa seorang wanita dengan cerianya.

"Ihhhhh kenapa sih. Wajah kalian kok tampak tegang seperti itu. Ada apa ini??" tanya wanitanya yang memperhatikan satu persatu orang yang ada di sekitarnya.

"Tidak apa Rora," jawab Tsamara.

"Ya sudah kalau begitu. Aku berangkat ke kampus dulu. Aku ada kelas hari ini. Amel kamu bawa mobil saja. Aku pergi bersama Rora," ucap Tsamara berdiri dari tempat duduknya yang mengambil tasnya dan beberapa buku yang di bawanya.

"Aku duluan!" ucap Tsamara pamit.

"Bye, bye!" sahut Rora yang juga akhirnya menyusul Tsamara. Hanya meninggalkan Amel dan juga Karin dengan keduanya saling melihat.

"Semua ini gara-gara Amel. Dia selalu saja membuat Tsamara berubah pikiran," batin Karin jadi kesal.

"Kenapa melihatku seperti itu. Ada yang salah denganku?" tanya Amel santai.

"Tidak ada. Ya sudah aku mau pamit dulu," ucap Karin yang langsung berdiri dari tempat duduknya dan pergi.

"Eh karin tunggu!" panggil Amel.

"Ada apa?" tanya Karin yang kembali membalikkan tubuhnya.

"Nih!" Amel mengambil tiket yang tertinggal di atas meja dan memberikannya kepada Karin.

"Ketinggalan!" ucap Amel. Karin pun langsung mengambilnya dan langsung pergi dari tempat tersebut.

Bersambung

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Karena Sahabatku Dia Merampas Kehormatan Ku    Episode 110 Tammmattt.

    Setelah menghabiskan malam pertama mereka berdua Mahendra dan Tsamara yang melanjutkan dengan bermain-main di pinggir pantai. Tsamara yang tampil begitu anggun menggunakan dress putih sampai mata kakinya yang sekarang berlari-lari dikejar-kejar Mahendra yang juga menggunakan setelan kemeja berwarna putih dengan celana pendek berwarna coklat susu. Pasangan itu sama sekali tidak hentinya saling bercanda satu sama lain. Sekarang Mahendra yang memutarkan tubuh sang istri dengan menggendongnya yang membuat Tsamara terus saja berteriak dengan kedua tangannya berada di leher Mahendra. Kedua tangan Mahendra yang berada di bawah pantat Tsamara yang menggendong istrinya itu dan sesekali Tsamara merentangkan tangannya dan sampai akhirnya menempelkan dahinya di dahi Mahendra. "Kamu sangat bahagia?" tanya Mahendra. Tsamara menganggukkan kepalanya. "Bagaimana mungkin aku tidak bahagia dan aku juga tidak bisa menggambarkan kebahagiaanku seperti apa," jawab Tsamara. "Aku juga sangat ba

  • Karena Sahabatku Dia Merampas Kehormatan Ku    Bab 109

    Acara pernikahan yang telah selesai. Mahendra dan Tsamara yang sekarang berada di dalam kamar Hotel. Kamar pengantin pada umumnya yang penuh dengan suasana romantis. Tempat tidur king size dengan sprei berwarna putih yang ditaburi dengan kelopak mawar yang dibentuk dengan love dan di bagian tengahnya terdapat dua angsa yang saling berhadapan. Selain itu juga terdapat banyak tangkai mawar yang berada di atas lantai yang menambah suasana kamar tersebut yang semakin romantis dan belum lagi dengan lampu yang tidak terlalu terang dan juga tidak terlalu gelap. Di tambah dengan aroma kamar tersebut yang begitu khas dan sangat menyejukkan. Tsamara yang duduk di depan cermin yang sedang menyisir rambutnya. Setelah acara pernikahan yang sangat melelahkan itu selesai. Tsamara langsung membersihkan diri agar terlihat fresh. Dia sudah mandi dan tidak lupa keramas yang juga sudah melepas gaun pengantinnya dengan baju tidur berwarna merah mencolok yang panjang sampai mata kaki. Krrekkk Su

  • Karena Sahabatku Dia Merampas Kehormatan Ku    Bab 108

    "Itu calon istrimu!" tunjuk Andre yang membuat Mahendra langsung menoleh. Mahendra melihat calon istrinya berjalan begitu cantik dan anggun yang didampingi oleh sahabat-sahabatnya. Tsamara terlihat sangat tenang dengan memegang buket bunga di tangannya. Mahendra sampai tidak berkedip melihat calon istrinya yang benar-benar seperti bidadari yang sangat cantik.Bukan hanya mata calon suami yang tidak berkedip melihat pengantin yang sangat cantik itu. Semua tamu undangan juga langsung tertuju pada Tsamara yang benar-benar harus memuji kecantikan Tsamara. Mereka tidak tanggung-tanggung yang pasti berbisik-bisik membicarakan Tsamara yang pasti mengagumi calon pengantin tersebut. "Ngedip woy!" tegur Andre yang membuat Mahendra tersentak dengan dirinya yang tersenyum geleng-geleng. Bagaimana dia bisa berkedip jika calon pengantinnya saja seperti itu."Tenang bentar lagi kamu akan bisa menatapnya secara dekat dan tidak perlu khawatir akan hal apapun," sejak tadi Andre terus saja menggoda Ma

  • Karena Sahabatku Dia Merampas Kehormatan Ku    Bab 107

    Hari Pernikahan. Akhirnya hari yang di tunggu-tunggu datang juga. Hari pernikahan Tsamara dan Mahendra. Pernikahan mereka yang diadakan secara order di salah satu tempat yang sudah di dekor dengan seindah mungkin yang sesuai dengan keinginan Tsamara dan Mahendra. Tempat pernikahan itu sudah mulai dikunjungi para tamu yang berdatangan yang turut menghadiri acara sakral tersebut. Dengan susunan bangku yang rapi yang berwarna putih yang sudah disusun sedemikian rupa. Tidak lupa dengan paduan dekorasi yang indah dengan bunga berwarna putih yang dipadukan dengan pink. Para tamu undangan yang benar-benar dimanjakan dengan pemandangan yang sangat indah itu. Sementara Tsamara yang masih berada di salah satu ruangan yang khusus untuk pengantin wanita yang masih sedang di make up. Tsamara juga terlihat sangat cantik menggunakan gaun panjang berwarna putih tanpa lengan. Gaun Indah itu sampai menyapu lantai. Tsamara yang berdiri dengan memegang bunga dan menatap dirinya di cermin. Ame

  • Karena Sahabatku Dia Merampas Kehormatan Ku    Episode 106

    Tsamara yang berada di dalam kamar yang baru saja selesai dari kamar mandi dan menghampiri cermin yang seperti biasa sebelum tidur memakai skin care terlebih dahulu. Ponsel Tsamara yang berdering membuat Tsamara yang langsung melihat panggilan masuk tersebut yang ternyata dari Mahendra. "Kenapa dia menelpon? apa ada sesuatu?" tanyanya dengan rasa penasaran. Tanpa berpikir panjang yang akhirnya Tsamara mengangkat panggilan telepon tersebut. "Hallo!" sapa Tsamara."Kamu sedang apa?" tanya Mahendra dengan suara yang sangat lembut. Tsamara pasti sangat merindukan suara yang berbicara itu. "Ingin tidur," jawab Tsamara."Kamu bisa tidur dan kamu tahu tidak tahu, bahwa aku sama sekali tidak bisa tidur," ucap Mahendra."Oh iya. Memang kenapa?" tanya Tsamara "Bagaimana aku bisa tidur jika beberapa hari ini kita tidak pernah bertemu dan bahkan baru kali ini aku menelpon kamu. Walau dilarang berkomunikasi dengan kamu. Ternyata hal itu membuatku tidak tahan dan mau tidak mengulur menghubungi

  • Karena Sahabatku Dia Merampas Kehormatan Ku    Bab 105

    Tsamara begitu sangat bahagia mendapatkan kejutan dari sahabatnya. Tsamara sampai meneteskan air mata yang mungkin tidak bisa berkata-kata dengan apa yang telah diberikan sahabatnya kepada dia. Sangat wajar dalam situasi seperti itu dia sangat terharu."Kamu oke Tsamara?" tanya Rora yang mendapati sang sahabat menegaskan air mata.Tsamara hanya menganggukkan kepala dengan terharu."Tapi aku melihat kamu tidak baik-baik saja. Kamu sampai meneteskan air mata. Apa kita melakukan kesalahan?" tanya Rora dengan panik.Tsamara menggelengkan kepala, "kalian sama sekali tidak melakukan kesalahan apapun. Bagaimana aku tidak meneteskan air mata dengan keadaan yang sekarang aku dapatkan. Selama ini aku hanya punya kalian bertiga. Aku bersama dengan Amel perjuangan kami yang besar dan perjuangan itu juga tidak mudah. Aku mengenal kamu Rora yang selalu memberikan dukungan kepadaku. Kamu juga Karin. Di luar semua yang terjadi. Kamu adalah orang satu-satunya yang sangat mengerti aku dan terus memberi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status