Share

114

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2025-07-22 08:30:08

Setelah melaju beberapa km akhirnya aku dan suami bisa bernafas lega dan bisa mengendurkan sabuk pengaman kami.

"Yang tadi hampir saja membuat kita mati," ucapnya.

"Ya, kurasa kau benar," jawabku sambil meringis memegang lengan.

"Kau berdarah, kau harus dirawat di klinik terdekat."

"Tidak itu akan jadi masalah," jawabku.

"Pasti sekarang Pendi sudah kabur dan polisi akan mendatangi villa itu untuk memeriksa kakatuaan apa saja yang telah terjadi. bisa ku tebak Bagaimana reaksi Kakak ketika diberitahu bahwa bila kesayangannya yang telah berumur ratusan tahun kini hancur berkeping-keping."

"Ya, tempat itu sangat antik aku rasa kakek akan sangat murka."

Aku menggumam sambil mengikat rambutku yang berantakan.

"... kita yang beritahu atau polisi?"

"Sebaiknya kita."

"Apakah ponselmu bersamamu?" tanyaku.

"Iya, masih padaku."

"Sial, ponselku terjatuh."

"Kalau terjatuh dalam rumah, kita mungkin masih menemukannya."

"Untuk sementara aku belum ingin ke sana, Bendi akan mengawasi kita dalam beberap
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   118

    "Apa kau rindu padaku?" tanyaku mesra, di telinganya. Aku sengaja menggoda untuk membangkitkan hasrat dan kerinduan yang selama ini terpendam dan tertunda oleh banyaknya masalah yang timbul.a"Iya, sangat, kita sudah lama tidak merengguk madu asmara." dia membalas sambil sedikit menggigit cuping telinga ini. ada rasa geli dan sedikit gairah yang kemudian menjalar di seluruh tubuhku hingga membuat aku tak sanggup menahan diri.Kebetulan keadaanku sebagai wanita yang sedang hamil memicu hormon untuk lebih berhasrat akan kegiatan intim antara suami dan istri. Kulingkarkan tangan di lehernya lalu menatap matanya dengan manja, perlahan ia dekatkan wajah hingga bibir kami saling berpagutan dengan lembut, penuh Irama kasih sayang dan rindu yang mendalam."Aku juga merindukan pelukan dan kecupan bibirmu," jawabku semakin mendaratkan rasa manis itu di bibirnya "Kalau begitu apa yang kau tunggu?" tanyanya tertawa kecil. Diangkatnya tubuh ini ke ranjang, lalu perlahan kami saling berciuman, ber

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   117

    Melihatku yang tiba tiba muncul dari pekatnya asap tentu membuat Roni sangat terkejut sekaligus lemas, dia yang tadinya tegang langsung melungsur terduduk di aspal dengan wajah sangat terguncang."Sayang, kamu kenapa?" tanyaku sambil tersenyum."Kupikir kau ditabrak dan terjadi hal yang tak kuinginkan," jawabnya dengan suara gemetar."Aku baik baik saja," jawabku tertawa. Kuambil botol air dari dalam mobil lalu meneguknya."Kita tak bisa lanjutkan perjalanan dengan keadaan seperti ini," balas Roni sambil melirik ban mobil. Dari kejauhan terdengar riuh klakson yang terhalang oleh puing dan rongsokan mobil yang melintang karena meledak di jalan."Jika kita tak segera pergi, maka polisi akan datang dan menangkap kita." mau tak mau aku dan dia harus mengais kembali sisa kekuatan dan keberanian dari rasa syok barusan. Aku tak bisa menyebut diri pemberani karena apa yang kulakukan sebenarnya adalah desakan dan keterpaksaan, aku harus menyelamatkan diri dengan cara apapun, sebisa yang kutahu

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   116

    Dengan mengendarai mobil merah klasik kesayangan Papa, kami berkendara seratus kilometer menuju barat daya, tempat dermaga antar pulau berada. Selagi suamiku menyetir, kubuka jendela, membiarkan angin laut meniupkan wajah kami dengan embusannya. Kukeluarkan tangan sambil menikmati terpaaan sejuk yang membelai kulitku.Dari kiri suamiku melirik, dia mengulum senyum sambil menggeleng pelan menyaksikan betapa kekanakannya aku. mungkin berbagai dugaan dalam dirinya terbesit tentang aku yang tak bisa ia duga."Sudah sejak lama, sudah sejak aku menikah dengan Bendi, tak kutemukan bahagia atau tenang. Setiap momen dalam hidupku penuh luka dan pertengkaran, aku sangat menderita," ucapku."Harusnya kau bahagia denganku setelah lepas dari bui, lepas dari Erika dan segala yang berkaitan dengan mafia itu.""Hidup itu tak ada serunya tanpa membuat keonaran," balasku sambil tertawa tipis."Dan bodohnya ... aku mengikutinya membuat keributan. Apa boleh buat, aku sangat tersihir oleh cinta dan semu

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   115

    Tok ... Tok.Aku dan Roni berdiri dengan napas tertahan di depan rumah Mama, menunggu pemilik rumah keluar dan bukakan pintu untuk kami. kulirik jam tangan yang sudah pecah kacanya tapi masih bisa menunjukkan waktu. Jam sepuluh pagi. Kupandangi pantulan diriku dari balik kaca jendela, berantakan dengan wajah berjelaga oleh debu dan bekas berjibaku dengan para penjahat itu."Ma ... Mama ...." Panggilku. Sengaja kami tinggalkan mobil di ujung jalan agar mama tidak perlu menyaksikan kendaraan penyok penuh bekas tembakan itu. Jika beliau melihat maka akan timbul banyak pertanyaan dan kehebohan."Siapa?""Aku Ma," jawabku.Suara engsel pintu Mama berderit pelan, dari balik pintu kulihat wajah wanita tersayangku yang berkharisma dan tegas. beberapa saat kami saling menatap hingga akhirnya mama paham apa yang terjadi."Melihat penampilanmu kau pasti sudah membuat banyak kerusakan," gumamnya."Boleh masuk?""Dengan catatan kau tidak akan membahayakan kami," ujar Mama mengangkat alis sebelah.

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   114

    Setelah melaju beberapa km akhirnya aku dan suami bisa bernafas lega dan bisa mengendurkan sabuk pengaman kami."Yang tadi hampir saja membuat kita mati," ucapnya."Ya, kurasa kau benar," jawabku sambil meringis memegang lengan."Kau berdarah, kau harus dirawat di klinik terdekat.""Tidak itu akan jadi masalah," jawabku."Pasti sekarang Pendi sudah kabur dan polisi akan mendatangi villa itu untuk memeriksa kakatuaan apa saja yang telah terjadi. bisa ku tebak Bagaimana reaksi Kakak ketika diberitahu bahwa bila kesayangannya yang telah berumur ratusan tahun kini hancur berkeping-keping.""Ya, tempat itu sangat antik aku rasa kakek akan sangat murka."Aku menggumam sambil mengikat rambutku yang berantakan."... kita yang beritahu atau polisi?""Sebaiknya kita.""Apakah ponselmu bersamamu?" tanyaku."Iya, masih padaku.""Sial, ponselku terjatuh.""Kalau terjatuh dalam rumah, kita mungkin masih menemukannya.""Untuk sementara aku belum ingin ke sana, Bendi akan mengawasi kita dalam beberap

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   113

    Dengan perlahan, aku merayap di antara pepohonan, berusaha tidak terlihat oleh para pria jahat yang sedang mengincarku dan mengepung vila Roni.aku berlari menuju sebuah mobil, menghujam tangki bensi dengan sebuah obeng tajam lalu membiarkan bensinnnya mengalir, kulakukan hal itu pada dua mobil lain hingga tiba tiba aku ketahuan oleh seorang wanita, anak buah Bendi yang terkenal bengis tanpa ampun dan licik, dia Oxana."Nyonya, apa yang anda lakukan di kolong mobil bos kami?" agak terkejut diri ini tapi aku berusaha untuk segera bersurut mundur menghindarinya.Tiba tiba dia layangkan tendangan ke bahuku, kakinya mendarat hingga terasa nyaris mematahkan tulang bahuku. "akh ..." satu tendangan sekali lagi, namun sigap kutangkap betisnya, aku siap menusukkan obeng ke tulang kering wanita berkepang panjang dan berkulit hitam itu. namun ia melompat salto dan nyaris saja permukaan sepatunya mengenai wajahku. aku bangkit, Kembali menerima serangan tinju dan pukulan, kuimbangi dengan coba m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status