Share

Astutik masih punya hati

Astutik tak menyangka, bahwa Mursiyem pergi begitu cepat dengan cara setragis itu.

Semuanya terjadu begitu cepat, hari itu setelah pulang sekolah untuk pertama kalinya dia tidak langsung pulang. Astutik memilih jalan kaki, sebelumnya Astutik sudah berpesan kepada pak Kusno untuk tidak menjemputnya.

Meski matahari cukup terik, namun pohon-pohon besar dipinggir jalan ini cukup membuatnya merasa teduh, Astutik begitu menikmati perjalanan ini. Dalam hati Astutik menyesal, kenapa dia tidak melakukannya dari dulu-dulu. Tidak puas dengan menikmati perjalanannya, Astutik berhenti disungai yang begitu jernih. Astutik sengaja melepas sepatunya dan melangkah, naik diatas sebuah batu besar ditengah sungai tersebut. Sungai besar namun dangkal, airnya jernih, sehingga ikan-ikan kecil terlihat begitu jelas.

Astutik merasa seluruh bebannya terangkat.

Hingga tanpa terasa, waktu begitu cepat berlalu, hari sudah semakin sore. Astutik yakin sebentar lagi bapaknya pulang, kalau tahu dia belum dirumah,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status