Share

Pengorbanan

Amira masuk dengan langkah yang perlahan, seolah ia takut melihat kondisi Adinda. Dibukanya dengan pelan pintu kamar tempat Adinda dirawat, ia menyelinap seperti seseorang yang sedang mengintip. Entah mengapa, jantungnya berdetak sangat cepat. Ia sangat takut kalau harus melihat kondisi Adinda yang tak baik. Betapa terkejutnya Amira, saat melihat Adinda. Wajahnya yang berubah, karena pembengkakan yang di alaminya, membuat pangling siapa pun yang melihat. Hati Amira merasa teriris melihat kondisi madunya itu.

"Oh Tuhan, Adinda, ku harap kau baik baik saja. Aku tak menginginkan kau menjadi seperti ini,"lirihnya. Tak terasa, air matanya menetes melihat Adinda. Sungguh hatinya ikut sakit melihat Adinda yang sakit. "Apa dia bisa berbicara mas?" tanya Amira pada Herman, yanh beridiri mematung disampingnya. Herman merasa bersalah, karena menolak menunggu Adinda, saat tadi Adinda menginginkan Herman disampingnya.

Digenggamnya tangan Adinda. Ia mencoba menguatkan Adinda melalui gengga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status