Hiii... Olive bagaimana keadaan kamu? Kata Sharla dan Vina bersamaan. “ Kompak amat kakak beradik ini” ujar Olive “Yah! Beginilah keadaan aku sekarang, makan tidur terus” lanjut Olive. “ Ternyata ada Dante dan Finn juga” kata Sharla sambil melihat mereka bergantian. Melihat Olive yang salah tingkah saat dirinya menanyakan mereka, Sharla jadi kepikiran apa mungkin Olive sedang menjalin hubungan dengan salah satu di antara mereka. Sharla hanya tersenyum jika memang benar Olivia menjalin hubungan dengan salah satu diantara mereka. Mereka semua adalah sahabatnya jadi Sharla akan mendukungnya siapalun yang dipilih oleh Olivia asalkan bukan keduanya menjalin hubungan dengan Olivia. Yang hanya akan menimbulkan perang. Karena Sharla tidak bisa memihak salah satunya jika terjadi perpecahan di antara mereka. “ Iyyyaa,, Sharla kamu apa kabar” kata Dante “ Vina tumben kamu ingat pulang kerumah, aku kira kamu sudah betah berada di luar Negeri” lanjut Dante.“ Ingatlah! Masa iya sama rumah se
Sharla Duduk di sebuah batu besar tidak jauh dari kolam ikan. Ia termenung melihat langit yang sebentar lagi akan malam. Suara gemericik dari kolam ikut menemani sore hari Sharla. Sedangkan di dekat kolam Al sedang heboh sendiri melihat ikan yang menari kesana kemari. Sesekali Sharla melihat ke Arah Anaknya. Terkadang Sharla memikirkan bagaimana jika nanti dia sudah siap melepaskan Vano, apa yang akan terjadi pada Al. Apakah nanti Al akan menyalahkan dirinya? Secara Al sangat dekat dengan Vano. Kenapa Sharla belum mengambil keputusan mengenai Vano, itu semua di karenakan Al. Sharla mau melihat seberapa lama Vano akan mengabaikan perasaan Al. Sedangkan kalau untuk Hati Sharla sudah tidak ada lagi cinta untuk suaminya. Yang ada hanyalah rasa sakit dan berubah menjadi kebencian. Kini harapan satu satunya adalah untuk melanjutkan hidupnya menjadi single parent. Sementara itu tidak jauh dari tempat Sharla, berdiri seorang pria yang tampan sedang memperhatikan ibu dan anak yang tengelam
Seorang pria dengan kotak di tangannya berjalan di antara pejalan kaki lainnya menuju Owen Tower. Sempat beberapa kali dia ragu untuk masuk atau tidak. Setelah sekian lama dalam kebimbangan akhirnya dia memutuskan untuk masuk ke dalam gedung. Di depan lobby dia bertemu dengan security setelah di periksa, security membiarkan dia untuk masuk dan langsung menuju receptionist di sana dia hanya menyerahkan kotak yang tadi dia bawa. Beberapa saat kemudian dia pergi dan menghilang di tengah pejalan kaki.Kemudian Paket yang di antarkan tadi di bawa kesebuah Ruangan oleh salah seorang staff yang Ada di Owen Tower. ‘ Tok....tok....tok....“ Masuk ! “ Ibu Vina maaf ini ada paket untuk Ibu? Aku taruh di meja sini ya bu” ucapnya sambil meletakan paket di atas meja kecil yang ada di ruangan itu. “ Iya taruh di situ saja nanti aku ambil” kata Vina karena saat itu dirinya sedang sibuk dengan Sharla membahas sesuatu yang pasti membahas bisnis mereka. Hampir tiga jam Sharla dan Vina akhirnya me
“ Bagaimana Bi? Tanya Anya yang masih panik. “ Sudah kamu tidak usah panik, semuanya akan baik baik saja, sekarang kamu siapin apa yang mau di bawa ke Rumah sakit biar lebih Cepat” pinta Bi Asih pada Anya sedangkan dirinya sendiri keluar mencari Pak Rudi yang kebetulan berada di pos Satpam sedang minum kopi dan makan gorengan yang baru saja dia beli. “ Pak Rudi di minta Anter ibu Rima Ke Rumah sakit!“ Ibu Rima kenapa Bi? Tanya Pak Rudi sambil keluar dari dalam pos. “ Sakit! Badannya panas , sepertinya deman Bapak siapin mobilnya” “ Mobil aku siapin Rud, kamu ambil Bantal di dalam” Ucap pak Anton selaku Satpam di rumah Sharla. Beruntungnya Sharla mempunyai mobil yang di lengkapi dengan Kasur, jadi tidak perlu lagi membawa kasur paling hanya bantal yang di perlukan. Setelah mobil siapa pak Anton dan Pak Rudi masuk kedalam rumah. “ Di depan sudah siap, Anya kamu sudah siap? Tanya pak Rudi.“ Sudah Pak” Jawab Anya sambil menenteng tas. Pak Rudi dan pak Anton kemudian mengendong
Vina masih tertegun saat mendengar Sharla mengatakan jika Ibu Rima mengalami deman tinggi. Tadi pagi Vina melihat kondisi ibu Rima sangatlah baik bahkan tadi pagi Anya masih mengajak mertua Sharla untuk jalan jalan ka taman belakang rumah, sekedar untuk berjemur. Atau mungkin ibu Rima mendengar perkataan Vano tadi pagi. Secara tidak sengaja tadi pagi Vina melihat Vano sedang menelpon seseorang dan kemungkinan yang sedang di telpon adalah Nadia. Kalau bukan telpon Nadia tidak mungkin dia menjauh begitu, dan bertepatan saat itu, Vina melihat jika Ibu Rima sedang ada di bawah tempat Vano menelpon. Mungkin karena terhalang oleh tembok penyekat dan bunga bunga di taruh di atasnya, sehingga Vano tidak melihat jika di bawahnya ada Mamanya. Entah di situ ada Anya atau tidak yang Vina lihat hanyalah Ibu Rima yang duduk berjemur di kursi roda. ‘ Nanti aku harus memastikan terhadap Anya, dia ada sama Ibu Rima atau tidak saat Vano sedang menelpon’“ Woi.... bengong! Kesambet setan ompong nant
Operasi Ibu Rima telah selesai di lakukan dengan lancar namun kondisinya masih sangat kritis dan belum siuman, Sharla dan Vano bergantian menjaga ibunya. Dan terkadang Vina juga ikut menemani Sharla. Banyak juga teman teman Sharla dan juga Vano datang sekedar untuk menjenguk.Seperti halnya hari itu Nadia di temani oleh Renata dia datang ke Rumah sakit untuk menjenguk Ibu Rima. Saat Sharla melihat Nadia datang, ia merasa muak dengan Sahabatnya yang sudah menusuknya dari belakang . Kenapa ada orang yang sungguh tidak tahu malu! Sudah menghancurkan kehidupan orang tapi masih saja tidak merasakan bersalah sedikitpun. ‘ Untuk apa P*****r murahan itu datang kesini? Mau pamer? Atau sudah tidak tahan untuk bertemu dengan ba*****n itu? Batin Sharla merasa geram. Beruntungnya Sharla di temani Oleh Olivia yang kebetulan jadi ia tidak begitu merasa sedih ketika melihat Nadia datang. “ Haii.... Shar, bagaimana kondisi Mama mertua kamu” sapa Nadia menghampiri Sharla yang duduk tidak jauh dar
Nadia masih merasakan sakit hatinya kala melihat Devano sedang makan bersama Sharla, Ia tidak terima melihat itu semua. Api cemburu telah membakar hatinya.Kenapa Sharla selalu mendapatkan semua yang dia inginkan? Sedangkan dirinya hanya mendapatkan belas kasihan dari keluarga Sharla. Ini tidak bisa di biarkan terus menerus. Ia akan membuat Sharla kehilangan semuanya yang dia miliki. Jalan satu satunya adalah memaksakan Vano untuk kembali keperusahaan dan merebut apa yang menjadi milik Sharla. Besuk ia harus bertemu dengan Veno untuk membuat rencana. “ Nad, kenapa ya, aku melihat Sharla sepertinya sedikit Acuh pada kamu? Apakah mungkin dia sudah mengetahui perselingkuhan kamu dan Vano? Tanya Renata memecahkan lamunan Nadia. “ Tidak mungkin, aku tahu Sharla seperti apa, jika tahu hubungan aku dan Devano pasti dia akan ngamuk” ucap Nadia yakin. “ mungkin saja dia capek atau bisa jadi karena Sahabat sahabat kecilnya sudah muncul kembali” Kata Nadia sambil merenungkan dengan sikap Sharl
Devano masih merasa geram dengan Sharla dan Vina. Gara gara Sharla tidak mau menjaga Mama di rumah sakit, Vano batal lagi untuk menemani Nadia malam ini. Padahal dirinya sudah berjanji akan menemui Nadia selain itu dirinya juga sudah rindu dengan belaian cinta Nadia. Kini Vano harus menerima kenyataan ia harus menahan kembali hasratnya.‘ Pasti ini semua gara gara Vina yang membujuk Sharla untuk pulang bersamanya, sepertinya Vina sudah tahu jika malam ini aku akan bertemu dengan Nadia’ perasangka Vano. “ Aaarrrgggghhh.......S**t!” Vano merasa Frustrasi dengan keadaan ini. Andai saja dirinya tidak bodoh, mungkin sekarang dia tidak akan merasa tertekan seperti ini. Harusnya sejak dulu ia meminta Sharla untuk membalikan nama aset atas menjadi nama dirinya, jadi ia bisa mengendalikan Sharla yang mau tidak mau dia akan tunduk padanya. Sekarang semuanya terlambat, harus hati hati jika mau bertindak. ' Sharla kenapa kamu sekarang menjadi wanita liar? Harusnya penurut, atau jangan jangan