Di rumah Sharla sudah di penuhi dengan saudara dan teman temannya, ada Saudara Vano juga sudah ada di situ hanya tinggal menunggu satu saudara laki lakinya yang ada di kota seberang. Mungkin tiga jam lagi akan sampai. Mereka sibuk untuk mempersiapkan segalanya untuk menyambut jenazah ibu Rima. Para tetangga juga ikut datang untuk berduka cita. Di dalam rumah, Vina juga ikut sibuk mempersiapkan segalanya. Beberapa saat kemudian Mobil ambulan tiba di kediaman keluarga Sharla. Para keluarga menyambut Jenazah ibu Rima di iringi tangisan para anak anaknya. Mereka langsung membawa ke ruang depan, tinggal menunggu anak anak Ibu Rima yang belum datang. Rencananya sore harinya akan di makamkan di pemakaman Elit di dekat Bukit Warna. Sharla mengedarkan pandangannya mencari sosok suaminya yang tidak terlihat dalam menyambut Ibunya. “ Bang, Vano mana? Tanya Sharla kepada salah satu Kakak Vano. “ Bukannya kamu tadi sama dia di Rumah Sakit? Jawabnya.“ Vano tidak ada di rumah sakit dari semala
Selesai dari pemakaman semuanya kembali ke rumah Sharla, termasuk saudara saudara Vano. Mereka masih di liputi dengan duka atas kepergian Ibu Rima. Bibi Asih dan di bantu oleh Anya menyiapkan makan malam untuk mereka semuanya. Saat itu Sharla berada di ruang tengah di temani dengan Vina dan teman temannya. Sementara Vano menemani saudara saudaranya di rumah utama. Saat ini Sharla masih belum bisa menemui suaminya. Perlakuan suaminya masih membuat Sharla merasakan sakit di dadanya. Sharla berpikir Vano hanya mementingkan kepentingan dirinya sendiri, ia telah mengabaikan istri, anak dan mamanya bahkan hingga Akhir kehidupan mamanya dia tidak menemaninya. “ Sharla, kamu yang sabar ya, ini pasti berat untuk kamu, tapi percayalah kita sebagai sahabat kamu akan selalu mendukung semua keputusan yang kamu ambil” kata Olivia sambil memeluk Sharla yang bersandar pada Sofa panjang. “ Thanks Olive dan semuanya tanpa kalian aku tidak akan sekuat ini” Sharla merasa bersyukur karena keberadaan t
Di pagi hari Sharla bangun dengan kepala yang sedikit sakit, karena semalam suntuk ia tidak tidur. Ia sibuk Memereskan barang barang suaminya kemudian ia masukan ke dalam koper. Kali ini Sharla betul betul akan mengakhiri rumah tangganya dengan Devano. Sudah terlalu banyak kesempatan yang di berikan pada Vano namun dia tidak mau mengambilnya.secepatnya ia akan bertemu dengan pengacaranya untuk mengurus perceraian. Ia berharap prosesnya berjalan dengan lancar dan semoga suaminya juga tidak menyulitkan dirinya. Setelah semuanya selesai ia menaruh koper Vano di luar kamarnya. Kemudian ia turun untuk mengurus anaknya. Dan ternyata Al sudah bangun dan berada di ruang belajarnya di temani dengan Bibi Asih. Sharla melihat anaknya sepertinya tidak dalam suasana yang baik, Al tampak lebih pendiam tingkahnya sama seperti waktu dia kecewa dengan Papinya. Apa mungkin Al sudah mengetahui jika dirinya akan bercerai dengan Vano, bagaimanapun juga hubungan Anak dan orang tua tidak akan pernah bisa
Siang itu Devano kembali ke rumahnya yang terletak di pinggiran kota. Ia memerlukan waktu untuk sendiri. Kepergian Mamanya dan tatapan dingin anaknya membuat Vano merasakan sesak di dada setiap kali ia mengingat itu. Ia tidak pernah tahu, sejak kapan dirinya menjadi sosok yang jahat, ia telah menyakiti orang yang benar benar support dalam hidupnya.Kini ia telah kehilangan semua yang berharga dalam hidupnya. Dengan langkah gontai Vano menurunkan kopernya dan langsung membawanya masuk ke dalam rumahnya. Di depan pintu ia melihat sepatu Nadia ada di sana. Vano hanya menghela nafas dengan rendah, tadinya ia berencana untuk menyendiri tapi semuanya gagal Nadia masih pulang kerumahnya. Apalagi saat ia tahu Nadia telah menemui Anaknya dan membuat Al berubah total, bahkan ia di benci oleh anak kandungnya.Namun Vano juga terlalu malas untuk berdebat dengan Nadia. Karena pasti Nadia punya banyak alasan kenapa dia melakukan itu semua. Mungkin ini juga salah Vano yang selama ini yang terlalu me
Hari hari telah berlalu begitu cepat, setelah melalui perjalanan yang panjang akhirnya hari ini Sharla resmi bercerai dengan Devano dan Hak asuh anak berada ditangan Sharla. Tidak ada tuntutan yang mengharuskan Vano memberikan biaya tunjangan kepada anaknya setiap bulannya. Terlihat jelas kalau Sharla hanya ingin bercerai dengan suaminya yang kini menjadi mantan. Ada setitik air mata saat Sharla memegang berkas perceraiannya. Sebelumnya dirinya tidak pernah menyangka akan menyandang status Janda secepat ini. Sharla tidak menyangka jika dia akan di hianati oleh orang yang pernah ia cintai dan sahabatnya. Terkadang Sharla tidak pernah mengerti kenapa dia harus mengalami semua ini dengan sangat menyakitkan. Ia selalu berbuat baik dan selalu menjaga perasaan semua orang. Bahkan dulu saat Vano selalu beralasan sibuk ataupun keluar kota, Sharla pun tidak menuntut apapun. Meskipun dalam hati kecil Sharla juga ingin merasakan kasih sayang dari suaminya. Namun kini semuanya sudah hilang dala
“ Oh Sharla, tapi kan kita datang duluan, minimal kita yang dapat ruang VIP, lagi pula kamu kan Teman dekatnya Nadia. Sekali ini saja deh mengalah sama dia” kata kata Joselyn membuat teman Sharla tertawa dan sekaligus membuat Nadia menjadi salah tingkah.Sharla hanya tersenyum mendengar kalimat terakhir dari Joselyn.“ Pertama itu Ruang Pribadi bukan yang bisa di jual kalau sedang penuh, apalagi kalian tidak ada hubungan dengan Joseph, bagaimana mungkin dia akan mempercayakan ruangannya pada sembarang orang” kata Sharla menohok. “ Dan satu lagi saya tidak berteman dengan Nadia” lanjut Sharla.Joselyn terkejut mendengar Apa yang di ucapkan oleh Sharla, ia hanya melirik sahabatnya yang juga salah tingkah. Dan saat itu juga Joseph datang langsung menghampiri mereka.' Ada apa dengan Nadia dan Sharla! Bukankah mereka sahabatan? Batin Joselyn. " Jangan sok kenal deh, kalau Sharla kenal Nadia pasti kita kenal juga! Kecuali orang itu pencuri" kata Olivia Ketus. Kata kata Olivia membuat tema
Pagi hari, mentari menyambut dengan hangatnya. Sharla terbangun dari tidurnya. Ia mengeliat melihat jam menunjukan pukul tujuh pagi. Ia duduk di atas ranjangnya kemudian melakukan peregangan ringan untuk melemaskan otot otot yang kaku. Suasana kamar Sharla sudah di renovasi semuanya mulai dari Cat hingga tata letaknya. Meskipun di kamar yang sama tapi Sharla merasa berada di kamar yang baru. Sudah hampir dua bulan lebih sejak perceraiannya dengan Vano. Akhirnya Sharla sudah bisa benar benar menerima kenyataan dan mulai membuka lembaran baru dan membuang semua kenangan yang telah berlalu.Tidak ada yang istimewa dari dirinya, ia hanya memusatkan semua energinya untuk perusahaan dan juga anak satu satunya, tidak ada niat untuk membangun rumah tangga kembali. Bukan Sharla trauma hanya saja sekarang Sharla tidak bisa percaya dengan siapapun lagi. Ia mulai dengan hati hati dalam melakukan semua tindakan dan juga tidak pernah membagi bebannya pada orang lain meskipun itu pada kakaknya.Shar
Langit di atas sana sangat cerah, terik matahari mulai menyengat. Keadaan di jalan Tol mulai di padati oleh anggota kepolisian dan beberapa warga yang melihat kecelakaan di jalan tol pagi itu tepat jam sepuluh. Terlihat satu mobil terbalik dan seorang supir yang sedang di keluarkan oleh petugas polisi. Tidak ada luka berat yang di alami, meskipun terlihat mobilnya sudah terbalik. Dengan perlahan sopir yang tadi di keluarkan oleh angota lepolisian mulai sadar dan membuka matanya.Dia tampak terkejut kala mendapati dirinya di kelilingi oleh banyak orang dan angota kepolisian. Sesaat kemudian ia tersadar jika beberapa menit yang lalu ia tengah menjalankan misi dari seseorang dan kini ia menyadari jika misinya gagal. Tidak hanya itu kini dirinya terlibat dalam sebuah kecelakaan. Namun ia merasakan kebingungan karena temannya tidak ada di samping nya. Kemanakah dia? Apakah dia terluka parah?Polisi bergerak cepat dalam menangani kasus kecelakaan mobil ini, setelah di lakukan penyelidikan