Rossa dengan cepat menurunkan kepalanya, tapi dia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Bagaimana mungkin dia? Wanita bernama Kalila sangat mirip dengan wanita di foto yang diambilnya dari keluarga Huo.
Dia tiba-tiba teringat keluarga Winata. Apakah wanita ini ibu Winata? Tidak mungkin sangat kebetulan kan? Pikiran Rossa seperti terpukul drum.Kalila bertanya dengan rasa ingin tahu. "Nona Rossa, apakah kamu mengenalku?""Oh, tidak, aku tidak mengenal Anda. Aku hanya melihat fotomu di foto keluarga Winata. Jadi itu tidak disengaja." Rossa tersenyum sambil berbicara.Kalila sedikit mengernyit ketika dia mendengar Winata."Oh jadi Winata. Kamu dan Winata berteman?""Tidak juga. Aku bertemu dengannya di rumah sakit. Ada sedikit konflik."Rossa tidak ingin berteman dengan Winata. Wanita itu bersumpah untuk mencuri pria yang bersamanya, dia berteman dengan dia? Apakah otaknya rusak? Kalila tidak terlalu peduli. Dia tersenNeilsen pun memeluk erat Rossa, setelah mobil mereka pergi, Kalila pun langsung menarik Winata keluar dari rumah sakit, wajah mereka berdua terlihat buruk."Ibu, aku benar-benar tidak ada maksud lain, aku hanya datang melihatmu, aku sangat mengkhawatirkanmu." Winata mengatakannya dengan sangat sedih.Dia melihat orang yang dari kecil begitu tidak asing, tapi tidak bisa dekat dengannya ini, matanya pun langsung memerah. Selama ini Kalila juga memikirkan sangat banyak, terutama ucapan Rossa yang terus terdengar di telinganya, sekarang melihat Winata seperti ini, dia pun berkata."Winata, kamu juga sudah dewasa, usiamu sudah begitu dewasa, kenapa kamu sama sekali tidak mengerti? Ini adalah Manado, bukan Amerika, dan bukan rumah sakit ayahmu. Kamu menjerit-jerit di rumah sakit ini bahkan mengganggu pasien lain, apakah kamu benar-benar mengira ayahmu bisa melakukan segalanya dan bisa mengurusmu di Manado?"Mendengar Kalila berkata seperti ini, Winata d
"Dasar! Kita tidak mencari masalah dengannya, dia malah datang mencari masalah! Aku ingin lihat sebenarnya dia adalah putri orang kaya seperti apa, bahkan begitu arogan." Linny langsung menggulung lengan bajunya.Rossa takut dia dirugikan, dengan nada rendah berkata, "Jangan hiraukan dia, biarkan dia ketuk saja, asalkan tidak ada yang menyahutnya, dia akan pergi sendiri. "Tidak! Rossa, sejak kapan kamu menjadi begitu lemah? Atau karena dia adalah adikmu, makanya kamu menahannya?" Linny merasa ini bukanlah sifat Rossa.Dulu walaupun tidak akan berinisiatif mencari masalah, Rossa juga tidak akan hanya diam saat disakiti orang, sekarang, orang lain banyak sudah datang mencarinya, dia bahkan masih menahannya, ini benar-benar tidak bisa dipercaya.Rossa mana mungkin tidak tahu apa yang sedang Linny pikirkan, hanya saja dia benar-benar tidak ingin bermasalah dengan Winata, apalagi dengan keadaannya seperti sekarang ini juga tidak ingin marah, jadi tida
"Awas! Apakah kalian tahu siapa aku? Bahkan berani menghalangiku, awas!" Suara yang begitu sombong pun membuat Rossa mengerutkan dahinya, Neilsen juga terlihat tidak senang. "Aku suruh orang mengurusnya." Setelah berkata Neilsen langsung berdiri dan ingin keluar, tapi pergelangan tangannya malah di tahan oleh Rossa. "Jangan pergi, dia adalah Winata." "Siapa?!" Neilsen merasa nama ini sangat tidak asing, tapi dalam seketika dia tidak ingat siapa orang ini. Melihata Neilsen yang heran, Rossa dengan suara pelan berkata. "Winata putri dari nyonya Kalila." Neilsen akhirnya ingat, tapi di dahinya pun terlihat rasa kesal. "Bukankah dia ada di Amerika?" "Kami saja bisa kembali ke Manado, kenapa dia tidak bisa? Mungkin dia datang mencari nyonya Kalila." Rossa kembali mengganti panggilannya pada Kalila menjadi nyonya Kalila, san
Neilsen takut akan membangunkan Rossa, buru-buru menyuruh Kalila menjaganya, dia pun mengambil ponselnya keluar dari ruangan. Berdiri di gang, Neilsen pun mengangkat teleponnya. "Ayah, apakah terjadi sesuatu dengan mamiku?" Suara Wandy pun terdengar dari telepon, diikuti dengan pertanyaan dan juga kekhawatiran. Neilsen sangat ingin menyembunyikannya dari Wandy, tapi dia malah mendengar Wandy berkata."Kamu jangan mengira karena aku masih kecil jadi ingin membohongiku, barusan aku melihat paman membawa orang untuk membawa ibu Zhang pergi. Sepasang tangan dan kaki ibu Zhang patah, aku dengar itu adalah perbuatanmu, biasanya kamu tidak akan begitu kejam, selain si nenek sihir itu menyengtuh mamikukan? Di mana mamiku sekarang? Kenapa teleponnya tidak bisa dihubungi?"Sederet pertanyaan pun Wandy katakan benar-benar membuat Neilsen tidak bisa menghadapinya. Memiliki putra yang begitu pintar apakah dia harus merasa senang atau tidak? Neilsen berpikir
Neilsen dengan tidak tenang melihat Rossa bertanya, "Kamu sendirian untuk sementara tidak apa-apa kan? Aku beritahukan padamu, setelah kamu selesai pipis juga tidak boleh keluar sendiri, tunggu aku datang menggendongmu. Tidak hanya karena tubuhmu sekarang tidak bertenaga, dokter juga menyuruhmu jangan banyak bergerak.""Aku tahu, kamu cepat pergi." Rossa sudah tidak tahan lagi, tapi Neilsen terus-terusan begitu cerewet, sebenarnya dia perlu pipis atau tidak?Melihat Rossa yang sudah sangat tersiksa, Neilsen pun membalikkan badan dan pergi, bahkan dengan perhatian menutup pintu untuknya. Rossa akhirnya merasa lega. Neilsen menggelengkan kepala, berjalan keluar meminta handuk pada suster, dan sekalian mengambil celana tidur kembali.Sekarang Neilsen seperti ini, dia melihat sekitar, lalu kembali dan menarik suster barusan dan bertanya, "Ehm itu, wanita cantik, mau nanya, istriku barusan keguguran, bagian bawah masih belum bersih, apakah boleh memakai pembalu
"Siapa?" Neilsen dengan nada rendah berkata.Orang itu pun gemetaran, terkejut sampai wajahnya memucat, ingin membalikkan tubuh dan melarikan diri, tapi kerah bajunya malah ditarik Neilsen."Tuan Neilsen, maaf, aku hanya ingin datang melihat nyonya." Tria dengan kalang kabut melihat Neilsen, sama sekali tidak berani bergerak. Neilsen tidak menduga ternyata adalah Tria. Di dalam ingatannya, hubungan Tria dan Tossa bagaikan air dan api yang sangat tidak cocok, sekarang tiba-tiba melihatnya di sini, dia pun merasa terkejut."Kamu datang melihat Rossa?" "Iya." Sebenarnya Tria juga merasa ragu. Dulu dia sangat tidak menyukai Rossa, merasa wanita ini sama sekali tidak memiliki apapun, tapii kenapa Neilsen begitu baik padanya? Apalagi ibu Zhang juga ingin mencelakainya, demi Landy, dia pun hanya bisa ikut, tapi masalah kali ini benar-benar sangat menggetarkan hati Tria. Rossa bahkan memasuki jebakan ibu Zhang karena di