Share

35. Anak Durhaka

Auteur: Rumi Cr
last update Dernière mise à jour: 2025-10-18 09:00:51

"Assalamualaikum ..." Tiba-tiba terdengar salam dari arah pintu samping. Nampak seorang gadis dengan tas ransel di punggung berlari kecil menghampiri dirinya.

"Waalaikumsalam ... ini, Dik Mufidah, ya," sapa Kasih dengan tersenyum haru. Ia berjumpa dengan saudaranya selain Zahra.

"Iya, aku senang berjumpa dengan Mbak Kasih. Jadinya enggak penasaran aku tuh, bagaimana wajah istri dari Mas Faiq."

Tak lama muncul Ilyas di belakang mereka. "Sudah kenalan dengan Mbak Kasih, Nak. Anggap dia sebagai kakakmu ya, Fida," pesan Ilyas sebelum berlalu menuju ke kamarnya untuk berganti pakaian dan pergi ke masjid.

Keberadaan Kasih di rumah mereka diperkenalkan sebagai istri dari keponakan Aini. Keponakan yang dinantinya akan membantu mengurus pondok tahfidz. Hubungan ayah-anak antara Ilyas dan Kasih tetap dirahasiakan di sana. Bahkan kedua adik Zahra, Zahira dan Mufidah tidak diberitahu oleh Ily
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé
Commentaires (1)
goodnovel comment avatar
Nopphy_lolipop
anak sama ibu sebelas duwabelas. tapi salut sama Mufidah .........
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Kasih Lembayung (Aku Akan Bertahan Semampuku)   53. Sensitif

    Keesokan harinya, suasana di rumah kontrakan yang biasa ditempati Faiq dan Kasih saat suaminya itu berkunjung, nampak Faiq sedang membaca buku tebal, bersandar di kepala sofa, sementara Kasih berbaring di atas pahanya, menikmati momen tenang berdua. Tangan Faiq memainkan rambut istrinya sesekali, membelai lembut kepala wanita terkasihnya itu."Mas boleh aku tanya sesuatu?""Memang selama ini, Mas pernah melarangmu bertanya, Sayang." Semenjak LDR, Faiq jarang memanggil Kasih dengan 'Dek' mungkin sebagai wujud rindu karena pertemuan yang dibatasi oleh keadaan hingga panggilan 'Sayang' dirasakan lebih pass di hati Ayah Umar itu."Bagaimana perasaan Mas melihat Mbak Zahra menikah kemarin?” tanya Kasih. Nadanya terdengar polos, namun terselip sedikit rasa penasaran yang terbesit dalam hatinya.Faiq meletakkan buku yang dibacanya ke meja, lalu menegakkan bahu istrinya yang berbaring di pahanya agar duduk berhadapan dengannya. Ia menatap mata Kasih, menc

  • Kasih Lembayung (Aku Akan Bertahan Semampuku)   52. Cawan Cinta

    Jam sembilan malam, setelah acara makan malam keluarga besar Shauqy dan Zahra selesai. Shauqy meminta izin untuk membawa istrinya undur diri terlebih dahulu. Zahra menautkan alis saat Shauqy menggandeng tangannya menuju halaman dimana mobil suaminya terparkir."Kita mau kemana, Mas? Bukannya tadi pamit mau istirahat. Kok, malah keluar?" Tanya Zahra dengan mimik heran, karena kamarnya pun sudah didekorasi sedemikian indah untuk malam pertama mereka malam ini."Kita nginep di hotel saja ya, Dik ...""Lha, ngapain ke hotel? Kalau hanya sekedar istirahat di sini, saja, Mas. Sudah disiapkan kamarku untuk istirahat kita selama tinggal di sini.""Mas ingin kita berdua saja, tanpa ada rasa segan dan sungkan dengan keluarga di sini." Shauqy mengedipkan sebelah mata saat menoleh pada Zahra. Lelaki itu tertawa melihat istrinya membelalakkan mata lebar-lebar."Tapi, masak aku tanpa persiapan seperti ini?" "Sudah disiapkan sama Zahira dan Mu

  • Kasih Lembayung (Aku Akan Bertahan Semampuku)   51. Pernikahan

    Jam sepuluh pagi penghulu datang di tempat resepsi acara di gelar. Resepsi akan langsung dilaksanakan usai ijab qabul. Suasana mendadak hening saat penghulu memberi aba-aba untuk Shauqy dan Ilyas berjabat tangan. Zahra, calon mempelai wanitanya duduk tenang didampingi Zahira dan Mufidah. Aini, uminya Zahra duduk berjejer bersama keluarga besar Shauqy dan Faiq."Allah sungguh indah sekali skenario-Mu hingga Engkau kirimkan jodoh sebaik Mas Shauqy untukku." Zahra mengucap syukur berkali-kali dengan mata yang berkaca.Shauqy menarik napas panjang, mengucap bismillah berkali-kali, menatap ayah-ibunya yang duduk di belakang kursi calon mertuanya.Setelah ia mengangguk tanda siap pada penghulu, suasana di ruangan menjadi hening. Semua mata langsung tertuju pada dua laki-laki yang kini tengah kecepatan tangan."Aku nikahkan dan kawinkan engkau ... Shauqy Ardiansyah. Dengan putri kandungku, yang bernama Zahratun Nahdah binti Ilyas Nurrohman den

  • Kasih Lembayung (Aku Akan Bertahan Semampuku)   50. Tentu Tersiksa

    Siang harinya, suasana di rumah Bulik Aini terasa hangat, namun sarat dengan ketegangan yang tidak terucapkan. Seperti biasa, Faiq berkunjung ke rumah Buliknya untuk menemani Kasih dan Umar. Tadi malam, Ilyas mengirim pesan bahwa mereka diminta datang ke rumah mertua, sementara ia ada keperluan di Depok terkait bisnisnya. "Faiq, seperti yang pernah Bulik angankan dahulu, kalau bisa kalian menetap di sini ke depannya mengurus pesantren ini." Seperti yang sudah-sudah setiap Faiq mengunjungi Kasih dan Umar di Lampung, Aini selalu menyinggung mengenai kepengurusan pesantren tahfizd yang didirikan oleh mereka.Faiq hanya tersenyum, tak bermaksud memupuskan harapan Buliknya, dia hanya mengatakan belum bisa meninggalkan amanah di Asmania. "Di sini sudah ada Ustad Wahyu bersama istrinya, Bulik. Mereka sudah mumpuni mengelola pesantren ini.""Jawabanmu selalu begitu, Faiq. Setidaknya kalau kamu sendiri yang mengelola, kan lebih bagus lagi. Kamu ponakan Bulik, ke d

  • Kasih Lembayung (Aku Akan Bertahan Semampuku)   49. Sepenuh Hati

    Dari hari ke hari Aini merasakan ketulusan dari Kasih merawatnya. Suster pun sering memuji bagaimana cara istri Faiq itu merawat ibu tirinya."Perkembangan Bu Aini semakin baik setiap harinya, semoga segera pulih seperti sediakala ya, Bu." Ucapan tulus penuh pengharapan dari Suster Indah sembari menyisir rambut Aini dengan telaten.Aini tersenyum menatap pantulan dirinya dari kaca meja riasnya. Walaupun masih belum simestris nampak di sana. Tak disangkal ia juga merasakan kesehatannya mulai membaik semakin harinya."Mbak Kasih sangat telaten merawat Ibu, benar-benar merawat Ibu dengan sepenuh hati. Umar juga sangat pintar dan pengertian tidak rewel kalau dilihatnya ibunya sedang sibuk di dapur membuat masakan atau menyuapi Bu Aini. Selain tampan, bocah itu sudah kelihatan berbudi." Berulang kali pujian untuk anak tirinya itu, Aini dengar membuatnya makin merasakan ketulusan Kasih padanya."Mas Faiq kalau ketemu dengan Mbak Kasih pasti kayak pengan

  • Kasih Lembayung (Aku Akan Bertahan Semampuku)   48. Saya Titip Mereka

    Di taman rumah sakit"Dek, ketiga putri Bulik Aini sudah berkumpul. Besok juga Bulik Aini juga sudah diperbolehkan untuk pulang. Beneran kamu masih mau tetap di sini?" tanya Faiq memastikan keinginan istrinya. Dirinya juga sudah habis jatah cutinya hari ini. Kalau bisa sore ini, dia harus kembali ke Pare karena besok Ahad Paing, seperti biasa ada kajian akbar di Azmania."Iya, Mas. Kita sudah sepakat, kan ... aku akan pulang kalau Umi yang menyuruh pulang. Fida besok sudah harus kembali ke pondok. Mbak Zahra bilangnya juga tidak bisa lama nemani Umi. Mbak Zahira, aku belum ada waktu ngobrol dengannya. Tapi, sepertinya juga belum bisa tinggal di sini untuk merawat Umi.""Abi Ilyas pasti meminta jasa suster untuk merawat Bulik Aini di rumah nanti. Kamu ikutlah pulang dengan Mas dan Ibu, sore ini," bujuk Faiq belum menyerah. Faiq agak was-was meninggalkan Kasih di sini, ada kedua orangtuanya dan Zahira yang belum ditahu responnya terhadap istrinya, sebagai pu

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status