Share

Bab 93

"Wa'alaikumussalam, mari silahkan mas—" mulutku tiba-tiba terdiam, ketika tahu siapa yang berdiri diambang pintu untuk bertamu kerumahku saat ini.

Laki-laki yang bertamu kerumahku itu tersenyum-senyum penuh arti wajah tengilnya benar-benar membuatku gerah, ingin kuusir saja rasanya tapi aku takut jika bang Gagags apalahi ibu tahu aku melakukan itu bisa-bisa mereka murka dan menceramahiku panjang lebar.

"Jangan terkesima dengan ketampananku, bukankah kita sudah sering kali bertemu. Apakah karena wajah imut nan mempesona ku ini, sehingga kamu pasti akan selalu dan selalu terkesima dengan ketampananku, Dek." Ucap laki-laki tengil sahabat Abangku itu.

Aku memutar bola mata malas mendengar ocehannya yang tidak bermutu itu. "Untuk apa kamu kemari? bang Gagas tidak ada di rumah jadi pulang saja sana, nanti saja janjian lagi tapi kalau bisa ketemuannya di luar saja jangan di rumah ini." Ketusku kesal.

Alih-alih marah atau kesal mendengar jawabanku, Mas Yaseer malah terkekeh. Wajah tengil itu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status