Share

Diusir dari rumah sendiri

Bian terpaku. Lebih tepatnya bengong setelah mendengar permintaan tak masuk akal dari Najwa.

"Bagaimana, Mas? Apa kamu bersedia?"

Lelaki itu meneguk salivanya susah payah.

"Uangnya belum ada, Sayang!" lirih Bian dengan tampang memelas. "Kamu kan tahu sendiri, kalau gajiku hanya pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kita. Boro-boro menabung. Untuk biaya makan saja, ternyata masih kurang."

"Heh, kamu baru sadar, Mas?" ejek Najwa.

Bian tak membalas. Ada sedikit rasa malu yang bercokol didasar hatinya. Selama ini, dia begitu menyombongkan besaran gaji yang dia peroleh dari perusahaan. Akan tetapi, setelah tahu kebenarannya, kini dia merasa sangat malu karena sudah sesumbar dihadapan Najwa di masa lalu.

"Maafkan Mas yang dulu tidak pernah percaya sama kamu, Wa."

Najwa membuang muka. Permintaan maaf Bian dirasa sudah percuma. Hatinya... kini terlanjur sudah beku.

"Jadi, solusinya bagaimana?" tanya Najwa kemudian.

"Solusi untuk apa?"

"Ya, untuk kebersihan rumah ini-lah!" jawab Najwa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
for you
kok betah hidup satu atap sama manusia manusia laknat seperti ini si najwa
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status