Bab 277Siti masih diam karena wanita itu juga belum terlalu yakin tentang sosok pria yang sempat dilihatnya di seberang jalan tadi.Tapi entah mengapa firasatnya mengatakan bahwa pria yang dilihatnya itu memang mantan suaminya.Mau tak mau dia juga harus menjelaskan semuanya pada Handi karena tak ingin pria itu terus saja merasa khawatir padanya.Siti meremas jemarinya perlahan sebelum pada akhirnya wanita itu memberanikan diri untuk mendongakkan kepalanya dan menatap lekat sang suami."Mas, sebenarnya saat aku sudah berada di luar rumah sakit tadi ... aku sempat melihat seseorang yang sangat mirip dengan Adi."Handi tampak membelalakkan matanya setelah mendengar penjelasan dari istrinya."Apa kamu yakin?"Siti menganggukkan kepalanya meski wanita itu sebenarnya merasa sedikit ragu."Aku memang nggak terlalu yakin, Mas. Dia menggunakan pakaian yang sangat tertutup dan bahkan wajahnya juga sulit dikenali. Tapi dari postur tubuhnya serta tatapan matanya yang tajam, aku yakin kalau dia
Bab 278Adi menghela nafas perlahan setelah mendapatkan pertanyaan dari Eva karena saat ini isu kepalanya bahkan terus berputar setelah mendapatkan kabar tentang mantan istrinya yang hamil."Boro-boro mikirin rencana baru, Va. Kepalaku sekarang rasanya sakit!"Eva yang mendengar hal itu tentu saja merasa heran sekaligus penasaran. Tapi ada rasa kesal yang justru membuatnya jauh lebih marah karena Adi telah lalai dengan janjinya sendiri."Jangan egois, Di! Kamu sendiri yang bilang padaku akan merencanakannya, bukan?"Eva tak ingin mendapatkan alasan lagi karena dia tak sabar untuk menyaksikan kehancuran sepupunya. Bagaimanapun juga dia tak akan menyerah sama sekali sebelum benar-benar bisa membuat hidup sepupunya itu jauh lebih berantakan dan Siti mengemis sambil berlutut di hadapannya.Adi mengusap wajahnya dengan kasar. Eva tak sabaran dan wanita itu sangat keras kepala."Kamu tahu nggak berita terbaru mengenai Siti, hah? Dia sekarang sedang hamil!"Mata Eva seketika membulat dengan
Bab 279Siti terbangun ketika wanita itu merasa sedikit lapar. Dia mengedipkan matanya beberapa kali sebelum kesadarannya boleh sepenuhnya.Entah berapa lama dia tertidur, tapi tubuhnya kini terasa jauh lebih enteng dan juga bertenaga dari sebelumnya.Pandangan matanya beralih menatap ke arah jam dinding dan ternyata dia telah tertidur selama 2 jam lamanya.Perlahan wanita itu lantas bangun dan duduk di sisi ranjang. Suara gemericik air yang berasal dari kamar mandi telah berhasil membuatnya tertarik. Dari balik pintu sana terlihat siluet seorang pria berdiri di bawah shower yang mengalir.Siti tertegun sejenak ketika wanita itu tiba-tiba membayangkan tubuh suaminya tanpa sehelai benang pun. Pipinya mulai merona dan dia merasa malu secara bersamaan ketika mengingat malam-malam panas serta intim pernah dihabiskannya bersama dengan sang suami tercinta.Tanpa sadar shower kini telah dimatikan dan sosok pria menyembul dari balik pintu dengan handuk kecil yang melilit tepat di pinggangnya.
Bab 280Selama beberapa hari ini, Siti sengaja berada di rumah dan semua orang mencoba untuk mencegah wanita itu melakukan hal berat.Untungnya Siti menurut dan terlalu banyak bertanya. Wanita itu justru merasa senang karena mendapatkan perhatian dari orang-orang di sekitarnya.Tapi masih ada pikiran janggal di dalam kepalanya ketika wanita itu kembali mengingat momen saat dia berada di rumah sakit dan sempat melihat sosok pria yang sangat mirip dengan mantan suaminya.Perasaan itu kembali membuatnya merasa gelisah dan Siti dilanda rasa cemas setiap kali wanita itu tertidur. Tak jarang dia mengalami mimpi buruk dan berakhir harus terbangun di malam hari dengan nafas terengah-engah karena ketakutan.Untungnya sang suami membantunya dengan baik dan pria itu langsung memeluk erat Siti.Pagi ini, Siti kembali beraktifitas dan ikut membantu untuk menyiapkan sarapan karena wanita itu merasa jauh lebih sehat dari biasanya. Dia juga tak suka berdiam diri di dalam kamar. Sekali dia memang berm
Bab 281Putri menganggukan kepalanya dengan cepat. "Iya, Yah. Tapi siapa yang nemenin Putri ke kebun binatang nanti?"Gadis kecil itu tentu saja paham akan kondisi ibunya yang saat ini tak diperbolehkan untuk pergi terlalu jauh. Siti juga jauh lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam rumah dan wanita itu menyerahkan semua pekerjaan berat pada Sumi atau Bi Yati.Siti yang baru saja selesai memasak itu lantas melepas celemeknya dan membawa hasil masakannya ke ruang makan. Dia meletakkannya perlahan ke atas meja dan berbalik menatap lekat putrinya."Ibu bisa temenin, kok."Handi menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Kamu di rumah aja, Ti. Biar Mas aja."Siti mengerutkan keningnya karena wanita itu tahu dengan jelas bahwa suaminya juga bekerja dan pastinya pria itu disibukkan oleh berbagai macam pekerjaan di kantor."Tapi Mas pasti punya pekerjaan di kantor, kan? Menemani Putri sama saja mengabaikan pekerjaan kantor dan para karyawan pasti akan mempertanyakan alasan atasan mereka sela
Bab 282Siti menatap kereta besi yang kini mulai menjauh dan perlahan hilang dari pandangannya. Wanita itu hanya bisa tersenyum tipis ketika mengingat peringatan yang baru saja diberikan oleh suaminya. Dia justru merasa senang karena mendapatkan perhatian seperti ini dari Handi. Pria itu tampaknya benar-benar mencintainya dengan tulus dan selalu mengkhawatirkannya.Jauh berbeda dengan mantan suaminya dulu."Astaghfirullah," lirihnya sambil menggelengkan kepala dengan cepat agar bisa mengusir pikiran aneh yang sempat hinggap.Entah mengapa secara mendadak tiba-tiba dia mengingat kembali mantan suaminya dan perlakuan buruk yang pernah dilakukan oleh Adi.Padahal Siti seharusnya sudah melupakan itu semua karena sudah berlalu dan waktu kini berganti. Tapi secara mendadak diingatnya kembali dan hatinya pun terasa sakit.Entah mengapa akhir-akhir ini dia tak bisa merasa tenang sama sekali karena masih mengingat tentang kejadian yang sempat terjadi di rumah sakit.Selama beberapa hari belaka
Bab 283Handi menatap dekat sosok sang sekretaris dengan pandangan tak percaya."Apa kamu serius?"Rosa menganggukan kepalanya dengan cepat karena rasanya tak mungkin jika wanita itu berbohong mengenai informasi sepenting ini."Saya mengatakan yang sebenarnya, Pak. Walau memang menurut pengakuan dari orang yang berada di sekitar kantor itu masih bisa diragukan karena rasanya tak mungkin jika seorang buronan berani berada di sekitar tempat yang telah berhasil membuatnya masuk ke dalam penjara."Handi kembali terdiam setelah mendengar hal itu karena Rossa mengatakan hal yang benar. Rasanya cukup aneh dan Adi tak mungkin melakukan tindakan bodoh seperti itu. Namun dia juga tahu dengan jelas bahwa pria yang telah kabur dari penjara itu memiliki berbagai pikiran buruk di dalam kepalanya dan bisa melakukan apapun.Rosa yang melihat wajah atasannya itu tampak serius tentu saja merasa khawatir."Pak, apa tidak sebaiknya kita melaporkan hal ini pada pihak kepolisian agar berjaga di sekitar kan
Bab 284Tubuh Putri yang tengah berjongkok itu tampak bergetar ketakutan. Gadis itu perlahan mulai menoleh dan seketika matanya tampak membulat dengan sempurna ketika melihat sosok pria yang kini terlihat menyeringai.Adi langsung berjongkok tepat di samping putrinya dan membelai wajah gadis kecil itu dengan lembut. Pria itu sengaja mengenakan pakaian yang cukup tertutup agar tak ditemukan orang-orang yang telah mencari keberadaannya."Putri kenapa malah kelihatan ketakutan seperti itu? Apa Putri nggak kangen sama Ayah?"Jantung gadis kecil itu kini berdetak semakin kencang karena selama ini dia tak pernah diperlakukan baik oleh Adi. Pria itu bahkan telah mengukirkan luka yang cukup dalam di hati Putri."A-ayah kenapa bisa ada di sini?"Adi menarik sudut bibirnya tipis. Dia menatap lekat sosok gadis yang masih berada tepat di sampingnya dan mencoba untuk bersikap lembut."Ayah kangen sama Putri," lirihnya.Putri jatuh terduduk dengan keterkejutan karena dia masih tak percaya dengan se