Bab 297Sumi bertugas mengikuti arahan dari Handi. Wanita itu pergi ke petugas kebun binatang dan meminta tolong agar menyiarkan tentang hilangnya Putri serta memberitahukan semua ciri-ciri gadis kecil itu. Untuknya pihak petugas kebun binatang bisa bekerja dengan baik dan langsung melaksanakan permintaan Sumi."Pengumuman untuk seluruh pengunjung di kebun binatang Zoo Moria. Apabila di antara kalian melihat sosok anak kecil perempuan dengan tinggi sekitar 105 cm, rambut lurus diikat dua dengan pita, wajah bulat dan memakai seragam berwarna hijau muda serta membawa botol minuman yang dikalungkan di lehernya, harap untuk melapor segera. Kami ucapkan terima kasih apabila anda sekalian melihat Saudari Putri Nurhaliza."Sumi menghela napas berat. Rasa bersalah semakin menumpuk di dalam hatinya karena wanita itu telah teledor dan tak bisa menjaga Putri dengan baik. Tak bisa dipungkiri kini dia merasa sangat bersalah pada Siti karena telah ingkar janji padanya."Ya Allah, Put … kamu sebenar
Bab 298Tatang memarkirkan mobilnya setelah pria itu sampai di area kebun binatang. Siti dan Handi bergegas turun dengan perasaan panik. Ternyata Sumi sudah menunggu tempat di depan pintu masuk.Siti bergegas mendekat dan menarik tangan wanita itu sambil meminta penjelasan."Sum, sebenarnya apa yang sudah terjadi? Bagaimana Putri bisa menghilang begitu saja?"Sumi tersentak kaget karena mendapatkan pertanyaan yang tiba-tiba. Handi juga berusaha kembali menenangkan istrinya agar tidak bertindak agresif karena kini beberapa orang tampak melihat ke arah mereka semua."Ti, tenanglah. Tanyakan satu persatu karena Sumi pasti juga terkejut akan kejadian ini."Siti menghela napas perlahan. Dia baru sadar telah melakukan hal bodoh karena memberondong banyak pertanyaan pada Sumi.Sebagai seorang ibu tentu saja dia masih belum bisa merasa tenang dan setelah sampai di sini langsung saja memberikan banyak pertanyaan pada Sumi karena wanita itulah yang telah dititipkan."Sum, jelaskan. Aku mohon,"
Bab 299Sudah 1 jam lamanya semua orang mencari-cari keberadaan Putri. Tapi sayangnya gadis kecil itu masih belum berhasil ditemukan dan Siti kembali larut dalam kesedihan.Meski beberapa orang mencoba untuk menenangkannya, sebagai seorang ibu tentunya dia tak bisa diam saja seperti ini. Setia lantas bangkit dari tempat duduknya dan langsung menghampiri sang suami yang sejak tadi mondar-mandir sambil menelepon seseorang.Wanita itu lantas berdiri tepat di samping sang suami dan menepuk pelan pundak pria itu hingga membuatnya menoleh. Handi terlihat mengerutkan keningnya dan segera memutuskan sambungan telepon. Pria itu berpaling menatap istrinya sambil mengerutkan kening."Ti? Kenapa kamu kemari? Duduk aja sama Sumi. Biar Mas yang–""Mas, mana mungkin aku bisa diam saja seperti itu? Putri saat ini masih belum berhasil ditemukan dan bisa saja ada hal buruk yang menimpanya. Kamu tahu dengan jelas bagaimana aku khawatir sekarang," lirihnya.Handi menggigit bibir bawahnya. Dia juga merasa
Bab 300Handi sejak tadi masih sibuk memeriksa ponselnya karena bagaimanapun pria itu tengah berusaha untuk menghubungi banyak orang yang bisa dimintai bantuan dengan cepat agar bisa membantunya menemukan Putri."Ck! Kenapa mereka sangat sulit dihubungi?"Tatang melirik ke arah sang majikan yang sejak tadi tak bisa tenang. Dia juga merasa terkejut akan masalah yang telah terjadi sekarang.Bisa dilihat dengan jelas ada raut ketegangan di wajah Handi. Padahal selama ini pria itu selalu menyelesaikan masalah dengan tenang dan tak pernah terlihat ceroboh.Tapi entah mengapa dia terlihat begitu ketakutan.Tatang bisa mengetahui alasannya karena pria itu memang sangat menyayangi putri sambungnya.Handi menepuk kursi Tatang. "Mang, tolong antar saya secepatnya ke kantor.""Baik, Pak." Dengan cepat dia langsung menekan pedal gas.Sedangkan Handi kini tampak mengusap wajahnya dengan kasar. Berapa hari lagi dia sempat meremehkan kabar yang didengarnya dari sang asisten mengenai seseorang yang s
Bab 301Seorang wanita muda tampak menaiki tangga menuju rooftop. Selina tampak selingkuhan karena takut jika ada seseorang yang mengikutinya dari belakang.Tapi untungnya para karyawan yang lain saat ini tengah sibuk bergosip tentang masalah yang timbul akibat sikap aneh Handi. Dia jadi memiliki waktu senggang untuk pergi sejenak.Selina lantas mengunci pintu balkon dari luar. Dia bergegas meraih ponselnya dan mencoba untuk menghubungi seseorang. Cukup lama hingga panggilannya akhirnya diangkat."Halo, ada apa, Sel?""Mas, kamu dimana?"Ada sedikit heran dengan pertanyaan Selina. "Aku lagi diluar. Kenapa emang?"Selina menghela napas berat. Dia bisa mendengar suara kebisingan dari ujung telepon sana dan sepertinya pria itu tak berbohong sama sekali.Tapi entah mengapa dia masih merasa belum yakin dengan jawaban yang baru saja diberikan oleh Adi."Uhm, nggak apa-apa, Mas. Aku cuma tanya aja karena penasaran."Adi mengerutkan keningnya karena merasa heran. "Penasaran? Kamu nggak biasan
Bab 302Handi menatap sosok pria setengah baya yang kini berada tepat di ambang pintu bersama dengan sekretaris pribadinya. Dia lantas bangkit dari kursi dan mempersilahkan pria itu untuk duduk. Awalnya pria yang tak lain adalah pedagang kaki lima itu merasa sedikit takut, namun akhirnya dia memberanikan diri untuk masuk setelah diyakinkan kembali oleh Rosa."Nggak apa-apa, Pak."Handi kembali duduk dan menatap lengkap sosok pria setengah baya itu."Maaf sebelumnya, Pak. Saya hanya ingin menanyakan beberapa hal. Bapak bisa tenang karena saya tidak mungkin berani melakukan sesuatu."Pria itu mengangguk pelan setelah mendengar penuturan Handi.Handi kembali melirik sekretarisnya. Dia butuh kejelasan secepat mungkin karena waktu terus bergulir."Pak, silahkan jelaskan semuanya. Kami akan mendengar secara baik-baik," tutur Rosa, dia menarik sudut bibirnya hingga membentuk senyum tipis.Meski ada sedikit keraguan, pria itu mulai membuka mulutnya perlahan."Tepat 5 hari yang lalu, di sekita
Bab 303Handi kembali mencoba menghubungi istrinya. Tak perlu lama jadi panggilan telah terhubung dan dia bisa mendengar suara istrinya yang begitu sendu."Mas," lirihnya.Handi menggigit bibir bawahnya. "Ti, apa ada perkembangan lainnya lagi?""Belum ada, Mas. Bahkan sampai saat ini, tak ada tanda-tanda apapun. Mas, apa sebaiknya kita lapor polisi aja?"Siti sangat frustasi karena wanita itu juga tak memiliki pilihan lain kecuali melaporkan hal ini pada polisi dan berharap masalah akan segera selesai karena rasanya tak mungkin jika dia terus menyerahkan semua pekerjaan pada petugas kebun binatang dan para guru.Handi menghela napas perlahan. Jujur saja saat ini dia merasa sangat bingung karena rasanya semua masalah menimpanya bertubi-tubi.Handi tak pernah tahu bahwa dia harus mengalami hal baik seperti ini."Ti, Mas akan coba untuk meminta tolong pada polisi. Kamu pulang aja sama Sumi.""Tapi, Mas …""Tolong dengarkan aku kali ini, Ti. Aku yakin semuanya akan segera menemukan titik
Bab 304Siti perlahan masuk ke dalam rumah bersama dengan Sumi. Bi Yati bergegas keluar karena dia juga sudah mendengar hilangnya Putri dari Tatang."Siti," panggilnya lirih.Mata wanita paruh baya itu terlihat berkaca-kaca. Siti yang melihatnya jadi ikut terbawa suasana. Tapi dia harus terlihat tegar di mata orang lain.Tatapan Bi Yati kini beralih menatap ke arah rekan kerjanya dengan pandangan nyalang karena dia merasa sedikit kecewa.Dia lantas menghadiahi sebuah pukulan di bahu Sumi. "Kamu ini kok bisa teledor banget, Sum?!""Aduh, Bi! Sakit," keluhnya.Tapi Bi Yati tak berniat sedikitpun untuk menghentikan pukulannya karena dia sudah merasa terlanjur kecewa. Sumi padahal sempat berjanji untuk menjaga Putri, namanya tanya dia telah lalai dan membuat gadis kecil itu menghilang."Bibi 'kan udah mewanti-wanti kamu supaya tetap fokus. Apa kamu main sendirian? Apa kamu keluyuran, hah?!"Sumi menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Bibi salah paham! Aduh," keluhnya lagi.Tapi Siti denga