Edgar masih setia menunggu Ivana didepan ruang perawatan, yang mana di dalam sana ada tim medis yang sedang mengobati luka. Ivana. Pria itu berdoa semoga Ivana baik-baik saja dan tidak mengalami luka serius. Sebab bila sampai terjadi sesuatu pada Ivana, maka Edgar tidak akan melepaskan Julia meski wanita itu sedang mengandung cucu pertamanya. Siapapun dan di dalam keadaan apapun itu, jika ia bersalah maka ia harus mendapatkan hukuman, tak terkecuali.Selagi menunggu Ivana, Edgar mencoba untuk menghubungi putranya. Edgar akan meminta Rick untuk mendidik dan mengurus istrinya, sebelum ia yang akan bertindak."Sial! Kenapa tidak diangkat? Ini hari pertama dia menikah, tapi kenapa dia malah bertengkar dan pergi dari rumah? Aku sungguh tidak mengerti jalan pikirannya," gerutu Edgar sembari melihat layar ponselnya. Ia kesal karena Rick tak kunjung mengangkat telpon darinya.Tiba-tiba Edgar teringat dengan kejadian tadi pagi di meja makan, dimana Rick bersikap seperti orang yang cemburu denga
"Kau belum bisa pulang, aku masih khawatir dengan keadaanmu."Untuk kesekian kalinya Edgar tetap bersikukuh, melarang istrinya untuk kembali pulang ke rumah sebelum dokter memeriksanya lagi dan ia sudah meminta kepada dokter untuk memeriksa Ivana secara menyeluruh."Ayolah Paman, bukankah tadi dokter sudah mengatakan bahwa keadaanku baik-baik saja dan aku sudah boleh pulang," ucap Ivana yang tidak tahan berlama-lama berada di rumah sakit. Ia ingin segera pulang saja, sebab Ivana tidak suka rumah sakit, terutama bau obat-obatan di sana."Tapi aku ingin kau diperiksa secara menyeluruh. Aku hanya takut-"Ivana dengan cepat menyela ucapan Edgar, sebelum lelaki dewasa itu mengulang ucapannya lagi, "Aku baik-baik saja. Okay? Lihatlah aku, aku masih bisa membuka mata, masih bisa berbicara padamu, tidak ada masalah.""Tadi kau bilang kalau kepalamu sedikit sakit, maka dari itu dokter harus memeriksamu lagi secara menyeluruh!" ucap pria itu begitu posesif, akan tetapi sepertinya Ivana tidak me
****"Aku hanya ingin melihat Mama ku saja, Pa. Kenapa kau begitu posesif padanya Pa?" tanya Rick yang langsung mundur satu langkah begitu Edgar menghadang jalannya. Ia mendapatkan tatapan tajam juga dari sang papa.Lelaki itu terlihat sangat menjaga Ivana dan Rick yakin sikapnya bukan akting. Papanya benar-benar mencintai Ivana, yang ia sendiri tak tahu kapan papanya mencintai gadis itu. Atau sejak kapan perasaan itu dimulai dan bagaimana?"Tentu saja. Papa harus posesif padanya, karena Papa mendapatkan gadis cantik, masih muda, cerdas dan bisa menjaga kehormatannya sebelum menikah. Gadis seperti mamamu sangat sulit ditemukan pada abad seperti ini, Rick. Apalagi diluar sana pasti banyak lelaki yang menyukai Ivana," ucap Edgar sambil tersenyum dan merengkuh tubuh mungil Ivana, menunjukkan kedekatan mereka pada Rick.Deg!Jantung Ivana lagi-lagi berdegup kencang setelah mendengar kata-kata Edgar, pria dewasa ini begitu memahami Ivana dan menghargainya.'Seandainya papa bisa melindungik
Tidak ada kata-kata lagi yang keluar dari bibir Edgar, setelah Ivana berbicara tentang ayahnya dan menganggap bahwa ia seperti seorang ayah. Jelas, Edgar tidak menerima hal itu dan ia tak mau dianggap ayah. Rupanya setelah tidur bersama dan menikah, tidak membuat Ivana menganggap Edgar seperti seorang pria. Ivana malah melihat kasih sayangnya seperti kasih sayang seorang ayah. Wajar Ivana berpikir begitu, karena selama ini ia kehilangan kasih sayang ayahnya dari usia 10 tahun.Edgar mencoba memahami Ivana dan bersikap biasa saja, nyatanya ia tidak bisa, ia tetap kesal. Lantas, tanpa bicara sepatah katapun, Edgar melangkah menuju tempat tidur disamping Ivana yang sudah diberi batas guling."Paman ke-kenapa?" tanya Ivana yang sama sekali tidak mendapatkan respon dari sang empunya. Dilihatnya Edgar sudah naik ke atas ranjang, lalu berbaring dengan posisi memunggungi Ivana."Dia kenapa seperti itu?" gumam Ivana pelan dengan raut wajah terheran-heran. Ia merasa telah salah bicara pada lela
Setelah Ivana menyentuh benda perkasa milik suaminya itu, otaknya langsung tersambung mencerna kata-kata Edgar dan arti senyuman lelaki itu tadi."Dasar mesum!" Ivana berteriak, dan secepat mungkin, dia segera menarik tangannya dari benda yang sempat menusuk-nusuk bokongnya itu. Wajahnya memerah bak kepiting rebus, Edgar sampai tidak bisa menahan tawanya.Sulit dipercaya, ternyata pria yang dikenal sebagai pria dingin itu, bisa tertawa lepas seperti ini karena Ivana.Gadis itu segera berlari, sungguh ia sangat malu. Apalagi tangannya sempat memegang benda keras milik Edgar itu. Namun, belum sempat gadis itu berlari, secepat kilat Edgar menahan tangannya."Paman lepaskan aku!" sergah gadis itu sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Edgar. Tapi sayangnya tenaga pria itu terlampau kuat, sehingga ia tidak bisa melarikan diri. Boro-boro melarikan diri, ia bahkan tidak bisa beranjak sedikitpun dari tempat berdirinya saat ini."Kau mau kemana? Kau harus berkenalan dulu dengan t
Wanita tua yang baru saja menampar Ivana dengan sekuat tenaganya itu, berhasil membuat atensi semua orang yang ada di area cafetaria kantor tertuju pada mereka berdua. Terutama pada Ivana yang menjadi korban tamparan tangan wanita sepuh itu.Sungguh perasaan Ivana jadi campur aduk, marah, bingung dan juga malu. Ia bahkan tak mengenal wanita tua ini, tapi mengapa wanita tua ini menamparnya? Salah apa dia?"Maaf nyonya. Anda siapa dan kenapa anda menampar juga mengatakan saya wanita murahan? Lebih baik anda punya alasan yang jelas, sampai anda melakukan semua ini," ucap Ivana sambil menatap wanita tua itu dengan tegas, ia berusaha menahan emosinya dan masih berusaha berbicara sopan. Karena wanita ini jauh lebih tua darinya dan Ivana masih memiliki rasa hormat."Benar-benar, ternyata kau memang rubah...sama seperti yang aku dengar. Kau bahkan berani bicara tidak sopan kepada orang tua!" wanita tua itu malah marah pada Ivana."Maaf nyonya? Anda memanggil saya rubah dan anda sebut saya tid
Setelah kejadian di cafetaria, semua orang mulai bergosip tentang Ivana, Edgar dan juga wanita tua yang dipanggil mami oleh Edgar. Mereka lebih banyak bertanya-tanya apa hubungan Edgar dan Ivana sampai lelaki dingin itu memanggil Ivana dengan panggilan sayang."Apa jangan-jangan benar kata ibu Presdir kalau Ivana anak magang itu adalah wanita murahan?""Apa dia adalah sugar baby pak Presdir?""Hey, masa iya?""Pak Presdir itu orangnya dingin dan tidak terlihat seperti akan berhubungan dengan gadis yang seumuran dengan putranya!""Tapi mendengar kata-kata ibunya pak Presdir...aku beranggapan kalau Ivana itu memang bukan wanita baik-baik!""Menggoda cucu, lalu menggoda anaknya.""Menjijikan!""Dia memanfaatkan kecantikannya untuk menjadi jalang!"Kata demi kata yang menghujat Ivana mulai bermunculan dan menjadi sebuah kehebohan setelah kejadian tadi. Banyak yang berpikiran buruk tentang Ivana, mahasiswi magang di kantor itu dan memiliki hubungan khusus dengan Edgar. Mereka tidak tahu sa
Tanpa sengaja Ivana menyenggol sebuah lukisan, sehingga lukisan itu jatuh ke lantai. Seketika Edgar dan Amber menoleh ke asal suara itu, mereka akhirnya mengetahui keberadaan Ivana di sana."Sial! Kenapa aku begitu ceroboh?" gumam Ivana pelan, ia merutuki kecerobohannya yang sudah membuat suasana di ruangan itu menjadi hening.Amber yang melihat kehadiran Ivana, buru-buru menghapus air matanya dan kembali menunjukkan raut wajah ala nenek sihir didepan gadis itu. Sedangkan Edgar, ia menghampiri istrinya yang berada di dekat lukisan jatuh itu."Sweetheart, apa kau baik-baik saja? Kau terluka?" tanya Edgar penuh perhatian seperti biasanya.'Ivana tidak mungkin mendengar percakapanku dan Mami, kan?' batin Edgar bertanya-tanya.Ivana menggelengkan kepalanya kemudian ia pun tersenyum, "Aku baik-baik saja. Maafkan aku Pam-hubby, aku sudah membuat lukisannya jatuh!" gadis itu melihat ke arah lukisan bunga mawar yang ia jatuhkan ke lantai barusan.