Share

Roket Terbang

"Aku menemukan tespeck dengan hasil positif di apartemenmu! Aku bisa tebak itu bukan anak Grey dan karena itu Grey meninggalkanmu kan!" jawab Marilyn kemudian.

Jane hanya bisa memejamkan matanya, dia tidak tahu harus menjawab apa karena kenyataannya benar adanya.

"Dan itu pasti anak tua bangka itu kan! Lalu kau menikah dengan Sean sekarang? untuk menutupi skandalmu?"

"Lalu aku harus bagaimana?" lirih Jane.

"Aku tidak bisa berkata banyak tapi semakin hari perutmu semakin besar dan public pasti bertanya-tanya siapa ayahnya siapa suamimu dan kau memang bisa menjawab Sean adalah suamimu dan ayah dari anakmu tapi apa kau lupa tua bangka itu tidak selamanya di penjara!"

"Bagaimana jika dia kembali dan menghancurkanmu?"

Mendengar itu, Jane menjadi gelisah perutnya terasa keram yang mana membuat Marylin panik akhirnya dia meminta bantuan crew yang ada di studio untuk menggendong Jane kedalam mobil, karena dia akan membawa Jane ke rumah sakit.

"Sorry, apa aku membuatmu setres!" ucap Marylin saat diperjalanan.

Jane menggeleng. "Yang kau katakan memang benar! Untuk itu, aku akan pergi dari London setelah melahirkan tapi sebelumnya aku butuh banyak uang untuk memulai hidupku yang baru. Jadi, aku tidak akan menjadi pemilih jika ada tawaran pekerjaan aku akan menerimanya!"

Sampai akhirnya mereka sampai di rumah sakit, Jane segera turun dari mobil dengan melakukan penyamaran agar tidak ada yang mengenalinya.

Jane memakai wig dan kacamata hitam saat masuk ke dalam rumah sakit.

Dan Marylin segera mendaftarkan Jane ke dokter kandungan yang ada disana.

Setengah jam menunggu akhirnya giliran Jane diperiksa. Disana ada dokter kandungan wanita yang memeriksa kandungan Jane.

"Usianya 8 minggu dan janin sehat, tapi karena tekanan darah Nyonya sangat rendah lebih baik kurangi aktifitas dan makan makanan yang bernutrisi tinggi. Dan yang paling penting jangan setres!" ucap Dokter itu.

Yang mana membuat Marylin lega, karena tidak terjadi apa-apa pada kandungan Jane.

"Terimakasih, Dok," pamit Jane sambil menerima resep vitamin yang harus dia tebus.

Lalu keduanya keluar dari ruangan dokter untuk menebus resep disana.

"Aku bisa pulang sendiri, jangan khawatir! Aku pasti minum obatnya dan makan yang banyak," ucap Jane pada managernya yang kekeh mau mengantarnya pulang.

Karena Jane yang keras kepala akhirnya Marylin pulang duluan sementara Jane setelah dari rumah sakit mampir ke supermarket karena ingin berbelanja kebutuhan bahan pokok yang sudah habis apalagi sekarang ada Sean di apartemennya.

Berbagai daging, sayuran, buah memenuhi ranjang belanjaan Jane.

Setelah dirasa cukup, Jane membayar belanjaannya dan kembali ke apartemen.

Tapi saat sampai di apartemen, Jane dibuat syok melihat pakaian behamburan di lantai. Bukan itu masalahnya tapi pakaian itu pakaian perempuan.

Dan suara desahan dan erangan terdengar dari salah satu kamar disana.

"Sean gila! Berani-beraninya dia membawa wanita dan bercinta di apartemenku!" pekik Jane.

Dia segera menggedor pintu kamar yang ditempati Sean dan tak lama pintu itu terbuka menampilkan Sean yang bertelanjang dada hanya memakai celana dalam saja.

"Dasar pria mesum! Pakai celanamu!" geram Jane yang melihat pemandangan itu.

Sean mendengus kesal. "Kau menggangguku Jane, aku baru saja akan memulai menancapkan roketku supaya bisa terbang ke angkasa!"

"Kau mau terbang kemana saja, aku tidak peduli tapi jangan terbang di apartemenku!"

Letty yang ada didalam dan mendengar suara ribut segera memakai kaos Sean yang tampak kebesaran baginya lalu dia keluar untuk melihat apa yang terjadi.

"Jane!" pekik Letty setelah tahu siapa yang sedang beradu argumen dengan Sean.

Tak kalah terkejut, Jane juga tidak menyangka jika Letty yang jadi teman tidur Sean.

Mereka berdua saling kenal karena sama-sama masuk dunia modeling. Hingga Jane merambah ke dunia perfilman sementara Letty masih jalan di tempat menjadi model. Tentu saja Letty menjadi iri hati pada Jane apalagi dia tahu latar belakang Jane yang hanya anak seorang yatim piatu yang besar di panti asuhan.

"Jadi, Jane adalah istrimu, Sean!" ucap Letty manja sambil mengelus dada Sean untuk membuat Jane panas.

Sean yang merasa moodnya memburuk menepis tangan Letty dan mengusirnya. "Bahan bakar roketku habis jadi hari ini roketku tidak jadi terbang! Lebih baik kau pulang!"

"Kau mengusirku? kita masih melakukan pemanasan tadi, Sean!"

"Get out!" pekik Sean kemudian.

Letty yang kesal akhirnya masuk kedalam kamar lalu memakai bajunya sendiri setelah itu dia pergi meninggalkan apartemen.

Sementara Jane masih menatap tajam pada Sean ditempatnya. Sampai dia tidak tahan dan membuka suaranya.

"Jadi kau memberitahu Letty tentang pernikahan gantung kita Sean? Kau yakin mulutnya akan diam saja? Dia itu rivalku, dia akan melakukan segala cara untuk membuatku jatuh!"

"Aku tidak tahu kalian saling mengenal," elak Sean.

"Walaupun begitu tidak seharusnya kau membicarakan pernikahan kita! Setidaknya tunggu sampai aku melahirkan!" ucap Jane yang emosi.

Sean terkekeh mendengarnya. "Bukankah kau ingin menggugurkan kandunganmu sebelumnya? Lantas kenapa sekarang kau merasa aku berbuat jahat padamu!"

"Oke, aku berterimakasih padamu hari itu kau datang dan mencegahku tapi bukankah kita ada tujuan masing-masing! Kau bisa terlepas dari perjodohan itu karenaku, Sean!"

"Aku bisa saja menikahi wanita lain, Jane! Justru yang jadi penyelamatmu itu aku," Sean tidak mau kalah.

"Kita itu hanya dua orang pendosa, Jane!" tambah Sean lagi.

Yang mana membuat Jane mendekati Sean dengan berkaca-kaca. "Apa seorang pendosa tidak mempunyai kesempatan untuk bertaubat?"

"Mungkin dimatamu aku hanya seorang ja*lang tapi apa kau mau tahu apa bedanya aku dan kau? Aku mau berubah jadi lebih baik sementara kau.... "

Jane menatap tubuh telanjang dada Sean. "Isi sendiri!"

"Kenapa diisi sendiri? Ini bukan ujian Jane selesaikan kalimatmu!" pekik Sean yang melihat Jane pergi meninggalkannya.

"Jane! Jane!"

Sean terus memanggil Jane tapi wanita itu enggan menanggapi dan terus saja berjalan ke kamarnya yang mana membuat Sean geram. Saat Jane membuka pintu kamar saat itu juga tiba-tiba tubuhnya diangkat oleh Sean masuk kedalam kamarnya.

"Sean, lepas!" ronta Jane digendongan pria kekar itu.

Sean menghempaskan tubuh Jane keatas ranjang lalu mengukungnya.

"Selesaikan kalimatmu, Jane!" ucapnya.

"Kau masih menjadi pria cabul dan mesum! Apa kau puas!" pekik Jane dengan berusaha lepas dari kungkungan suami gantungnya itu.

Mendengar itu, Sean tersulut emosi juga. Dia menatapi tubuh Jane yang ada dibawahnya dengan seringai diwajahnya.

"Kau mau tahu, apa itu cabul dan mesum yang sesungguhnya? Aku akan memperlihatkannya!"

Sean langsung melumat bibir Jane dengan kasar lalu turun ke leher dan menyesapnya hingga tercetak tanda merah disana.

"Eugh! Sean lepaskan!" ronta Jane.

"Aku tidak akan melepasmu, aku selama ini tidak pernah merasakan bercinta dengan wanita hamil! Dan aku ingin merasakannya sekarang... "

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status