Share

Bab 4

Ternyata suara tersebut berasal dari Edward Snowden, tuan muda keluarga Snowden. Snowden merupakan pengelola dari komplek Lotus House Paradise, tidak heran jika tuan muda mereka berkeliaran di area tersebut.

"Kenapa kalian sangat menyukai pemuda miskin seperti nya?,  Daripada menyukai diriku yang kaya ini." Edward melanjutkan dengan tatapan jijik dan menghina "lihatlah dia hanya mempunyai sebuah sekuter rongsok dirumahnya. Sedangkan diriku memiliki Audi A6", seorang tetangga berbicara "tuan Snowden, kami disini karena mereka adalah tetangga baru, dan mereka juga sangat sopan dan baik hati" sebelum menyelesaikan kata-katanya Edward langsung menyela, "Aku adalah tuan muda dari keluarga Snowden, dan dia hanya orang yang baru pindah disini, mungkin saja , sebelum kesini mereka tinggal di bawah jembatan"

"Astaga tuan muda, tidak baik berbicara seperti itu, jangan menyinggung perasaan mereka". Wajah Edward seketika memerah karena marah. 

"Aku ini putra dari pemilik perumahan ini, jika kalian ada yang berani macam-macam denganku, aku akan menyuruh ayahku untuk mengusir kalian, dari sini! Ingat itu."

Salah satu dari tetangga itu mengumpat. "Dasar anak manja, bisanya hanya mengadu, kemarin ada tetangga kami yang diusir karena tidak sengaja menyenggol tangannya". Nathan yang mendengar tersebut hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Setelah ini, jika kalian tidak pergi dari rumah ini aku akan mengusir kalian". Setelah itu Edward pergi dengan sendirinya.

Tetangga yang berkunjung segera berpamitan. "Tuan William, kami pamit dulu terimakasih sudah menyapa kami". Nathan segera bertanya. "Kenapa tidak masuk dulu, nanti bibi akan membuat teh yang enak". "Terimakasih tuan, kami takut jika tuan Snowden mengetahui nya kami pamit". "Baiklah, terimakasih semua sudah mengunjungi kami. Maaf tidak bisa menjamu kalian." Mereka melambaikan tangan"tidak perlu tuan, bertemu dengan anda kami sudah senang". Mereka kemudian pergi kembali ke rumah masing-masing.

Setelah itu dia teringat harus menuju ke perusahaan Willems Group, kemudian dia berpamitan kepada bibi Dasy dan berangkat menggunakan sekuter miliknya. 

Dijalan, Nathan menelfon Dylan,dengan nomor yang telah disimpan disakunya.

"Dylan, kirimi aku data keluarga Snowden, aku dengar mereka adalah pengelola Lotus House Paradise. Cepat, 5 menit!".

"Baik, Tuan muda, saya akan Carikan". Setelah itu Nathan melanjutkan perjalan menuju perusahaan, sebelum sampai handphone nya berdering.

"Tuan muda, keluarga Snowden merupakan keluarga kelas dua dikalangan orang kaya. Usaha mereka adalah mengelola Lotus House Paradise, tapi hanya mengelola. Sebenarnya perumahan itu masih bagian dari Willems Group. Mereka memiliki tuan muda yang bernama Edward."

Nathankemudian menyela 

"Aku dengar mereka mengelola perumahan dengan semena-mena, mereka mengusir penghuni rumah hanya karena hal sepele. Dan tuan muda mereka sangat sombong". Seketika Dylan panik.

"Apakah Edward tadi menyinggung anda tuan muda?". Nathan mengerutkan keningnya. "Iya benar, tadi dia mengejek diriku dan beberapa tetangga. Aku ingin kamu membuat keluarga itu menerima akibatnya, apakah kamu paham Dylan?". "Saya paham tuan!".

"Baiklah kalau begitu, segera lakukan." "Baik Tuan". Setelah itu Dylan sampai ke perusahaan Willems Group.

Di depan pintu masuk, Nathan dihalangi oleh kepala keamanan perusahaan tersebut.

"Maaf tuan, apakah anda ada keperluan kemari?". "Benar, saya kemari ingin bertemu dengan nona Stone". Kepala keamanan menatap dengan jijik Nathan karena pakaian Nathan yang biasa-biasa saja tetapi dia tetap berusaha sopan.

"Maaf tuan, apakah anda sudah membuat perjanjian dengan nona Stone? Karena hari ini nona Stone akan menemui direktur baru perusahaan ini". " Apa maksudmu, dengan membuat janji?". Kepala keamanan tersebut sudah tidak tahan untuk mengejek Nathan. "Ya ampun tuan. Tempat ini adalah Willems Group, saya pikir anda tidak akan mampu untuk menemui nona Stone. Sebaiknya anda pergi dari sini, atau saya akan panggil bawahan saya untuk mengusir anda."

Nathan mengerutkan keningnya " Apakah anda hanya melihat status orang hanya dari penampilan luarnya saja?". " Tentu saja. Dan anda memiliki pakaian yang mungkin harganya hanya sekitar 20 dolar bahkan bisa saja kurang". "Jadi maksud anda, saya orang miskin begitu? Jadi saya tidak dapat menemui nona Stone?". "Tuan sudah kubilang, ini Willems Group, hanya orang kelas atas dan orang pebisnis yang dapat masuk kesini". "Aturan macam apa itu. Dan siapa yang membuat nya?" .

"Tentu saja aku. Dan itu sebab nya gajiku sebesar 50 ribu dolar sebulannya. Lihatlah anda, anda hanya seorang pecundang yang mengendarai sekuter tua yang jelek, sepantasnya sekuter itu sudah ada di rongsokan." Kepala keamanan itu tertawa sombong.

"Siapa yang memberi mu gaji sebesar itu?".

"Punya hak apa anda ingin mengetahui itu. Tentu saja manajer saya yang memberikannya". Setelah beberapa saat kepala keamanan tersebut kemudian tertawa dan menatap Nathan dengan tatapan jijik. "Jika anda tidak mau pergi dari sini, biarkan saya panggilkan manajer saya." Kemudian kepala keamanan tersebut menelfon manajernya. "Halo manajer Han . Ada yang membuat masalah disini. Cepatlah kemari dan usir dia". "Baiklah aku kesana" . Disaat kepala keamanan tersebut sedang menelfon Nathan mengirim pesan kepada Dylan. 

[Dylan, apakah nona Stone memiliki nomer ku? Jika Nona Stone memiliki nya maka kirimkan nomernya kepadaku, sudah itu saja] . Karena hp Nathan itu jadul jadi tidak dapat menyimpan nomor telepon. Bahkan nomor Dylan harus dia tulis manual.

Saat itu kepala keamanan melihat Nathan sedang memegang handphone nya dan kemudian mengejek nya. "Lihatlah handphone mu saja sudah tidak dapat digunakan lagi. Tapi karena kamu miskin handphone itu masih bisa digunakan lagi haha". Setelah itu, datang seorang berpakaian jas rapi, menghampiri mereka. 

"Kepala keamanan, mana orang yang berbuat ribut disini?" . Tangan kepala keamanan menunjuk Nathan. "Dia manajer Han" . Manajer Han menghina Nathan, "hah? Dia, mau apa dia kemari? Bukan kan dia hanya seorang petani?. Mungkin dia kemari ingin meminjam uang saja". "Katanya dia ingin bertemu dengan nona Stone، manajer Han." Nathan masih diam saja melihat perlakuan mereka berdua.

"Apa? Haha. Kamu kira kamu siapa ingin menemui wakil direktur perusahaan ini? Bahkan sekarang nona Stone sedang menunggu Direktur yang baru, jadi saya harap kamu mau pergi dari sini supaya kamu tidak mempermalukan diri sendiri". 

Nathan sudah tidak tahan lagi mendengar itu. "Kalian lah yang sekarang sedang mempermalukan diri sendiri". "Apa? Apakah kamu sedang bercanda? Cepat pergi atau aku panggil bawahan ku untuk melempar dirimu keluar dari sini". Nathan mencibir ", Lakukanlah dan pada saat itu kamu akan kehilangan pekerjaan mu, bahkan kekayaan mu". Manajer tersebut marah dan memanggil dua penjaga berbadan kekar.

"Penjaga, lempar orang ini keluar dari sini!!"

Sebelum penjaga tersebut memegang baju Nathan, Nathan menelfon Nona Stone.

"Halo, nona Stone? Aku sudah ada dibawah. Jika kau bertanya kenapa aku tidak langsung keatas. Aku dihalangi dua bawahan mu yang bodoh". "Apa? Maaf tuan muda saya terlambat mengetahui kedatangan anda. Saya akan turun sekarang". Setelah mematikan panggilan, manajer Han meneriakinya "hey, apakah aku bodoh, kamu berpura pura memanggil nona Stone agar kami takut, dan tidak mengusir mu kan?". "Lihat saja!". 

Tiba-tiba dari dalam gedung terlihat wanita cantik yang berpakaian sangat rapi, terlihat tergesa-gesa berlari menuju kearah mereka. 

Manajer Han langsung membungkuk dan kemudian menunjuk Nathan dan menghinanya "maaf nona Stone, disini kami sedang ada masalah dengan berandalan.."

Plakk!!

Sebelum manajer Han menyelesaikan kalimatnya sebuah tamparan keras mengenai wajahnya. "Ada apa nona menampar saya?" Manajer Han sangat terkejut, begitu pula Nathan, tidak disangka wanita yang terlihat lemah lembut memiliki kekuatan untuk menampar pria hingga wajahnya terlihat merah.

"Apa kau buta?! Dasar bodoh!" Nona Stone terus memaki manajer Han. "Maaf nona, pasti ada kesalahpahaman?".

"Salah paham apa? Apakah kamu tahu siapa yang kamu hina barusan?" Manajer Han kebingungan. " dia hanyalah petani yang ingin meminjam uang disini"

Plakk!

Sekali lagi tamparan yang cukup keras.

"Dasar bodoh!! Dia itu adalah direktur ,Tuan muda Nathan William, saudara kembar mendiang Tuan Mac William" .

 Seketika setelah mendengar hal tersebut, seluruh tubuh manajer Han dan kepala keamanan menjadi lemas, wajah mereka menjadi pucat pasi.

"Apakah, apa , benarkah dirimu...?" 

Nathan menatap dengan dingin kepada mereka.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status