Ternyata suara tersebut berasal dari Edward Snowden, tuan muda keluarga Snowden. Snowden merupakan pengelola dari komplek Lotus House Paradise, tidak heran jika tuan muda mereka berkeliaran di area tersebut.
"Kenapa kalian sangat menyukai pemuda miskin seperti nya?, Daripada menyukai diriku yang kaya ini." Edward melanjutkan dengan tatapan jijik dan menghina "lihatlah dia hanya mempunyai sebuah sekuter rongsok dirumahnya. Sedangkan diriku memiliki Audi A6", seorang tetangga berbicara "tuan Snowden, kami disini karena mereka adalah tetangga baru, dan mereka juga sangat sopan dan baik hati" sebelum menyelesaikan kata-katanya Edward langsung menyela, "Aku adalah tuan muda dari keluarga Snowden, dan dia hanya orang yang baru pindah disini, mungkin saja , sebelum kesini mereka tinggal di bawah jembatan"
"Astaga tuan muda, tidak baik berbicara seperti itu, jangan menyinggung perasaan mereka". Wajah Edward seketika memerah karena marah.
"Aku ini putra dari pemilik perumahan ini, jika kalian ada yang berani macam-macam denganku, aku akan menyuruh ayahku untuk mengusir kalian, dari sini! Ingat itu."
Salah satu dari tetangga itu mengumpat. "Dasar anak manja, bisanya hanya mengadu, kemarin ada tetangga kami yang diusir karena tidak sengaja menyenggol tangannya". Nathan yang mendengar tersebut hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Setelah ini, jika kalian tidak pergi dari rumah ini aku akan mengusir kalian". Setelah itu Edward pergi dengan sendirinya.
Tetangga yang berkunjung segera berpamitan. "Tuan William, kami pamit dulu terimakasih sudah menyapa kami". Nathan segera bertanya. "Kenapa tidak masuk dulu, nanti bibi akan membuat teh yang enak". "Terimakasih tuan, kami takut jika tuan Snowden mengetahui nya kami pamit". "Baiklah, terimakasih semua sudah mengunjungi kami. Maaf tidak bisa menjamu kalian." Mereka melambaikan tangan"tidak perlu tuan, bertemu dengan anda kami sudah senang". Mereka kemudian pergi kembali ke rumah masing-masing.
Setelah itu dia teringat harus menuju ke perusahaan Willems Group, kemudian dia berpamitan kepada bibi Dasy dan berangkat menggunakan sekuter miliknya.
Dijalan, Nathan menelfon Dylan,dengan nomor yang telah disimpan disakunya.
"Dylan, kirimi aku data keluarga Snowden, aku dengar mereka adalah pengelola Lotus House Paradise. Cepat, 5 menit!".
"Baik, Tuan muda, saya akan Carikan". Setelah itu Nathan melanjutkan perjalan menuju perusahaan, sebelum sampai handphone nya berdering.
"Tuan muda, keluarga Snowden merupakan keluarga kelas dua dikalangan orang kaya. Usaha mereka adalah mengelola Lotus House Paradise, tapi hanya mengelola. Sebenarnya perumahan itu masih bagian dari Willems Group. Mereka memiliki tuan muda yang bernama Edward."
Nathankemudian menyela
"Aku dengar mereka mengelola perumahan dengan semena-mena, mereka mengusir penghuni rumah hanya karena hal sepele. Dan tuan muda mereka sangat sombong". Seketika Dylan panik.
"Apakah Edward tadi menyinggung anda tuan muda?". Nathan mengerutkan keningnya. "Iya benar, tadi dia mengejek diriku dan beberapa tetangga. Aku ingin kamu membuat keluarga itu menerima akibatnya, apakah kamu paham Dylan?". "Saya paham tuan!".
"Baiklah kalau begitu, segera lakukan." "Baik Tuan". Setelah itu Dylan sampai ke perusahaan Willems Group.
Di depan pintu masuk, Nathan dihalangi oleh kepala keamanan perusahaan tersebut.
"Maaf tuan, apakah anda ada keperluan kemari?". "Benar, saya kemari ingin bertemu dengan nona Stone". Kepala keamanan menatap dengan jijik Nathan karena pakaian Nathan yang biasa-biasa saja tetapi dia tetap berusaha sopan.
"Maaf tuan, apakah anda sudah membuat perjanjian dengan nona Stone? Karena hari ini nona Stone akan menemui direktur baru perusahaan ini". " Apa maksudmu, dengan membuat janji?". Kepala keamanan tersebut sudah tidak tahan untuk mengejek Nathan. "Ya ampun tuan. Tempat ini adalah Willems Group, saya pikir anda tidak akan mampu untuk menemui nona Stone. Sebaiknya anda pergi dari sini, atau saya akan panggil bawahan saya untuk mengusir anda."
Nathan mengerutkan keningnya " Apakah anda hanya melihat status orang hanya dari penampilan luarnya saja?". " Tentu saja. Dan anda memiliki pakaian yang mungkin harganya hanya sekitar 20 dolar bahkan bisa saja kurang". "Jadi maksud anda, saya orang miskin begitu? Jadi saya tidak dapat menemui nona Stone?". "Tuan sudah kubilang, ini Willems Group, hanya orang kelas atas dan orang pebisnis yang dapat masuk kesini". "Aturan macam apa itu. Dan siapa yang membuat nya?" .
"Tentu saja aku. Dan itu sebab nya gajiku sebesar 50 ribu dolar sebulannya. Lihatlah anda, anda hanya seorang pecundang yang mengendarai sekuter tua yang jelek, sepantasnya sekuter itu sudah ada di rongsokan." Kepala keamanan itu tertawa sombong.
"Siapa yang memberi mu gaji sebesar itu?".
"Punya hak apa anda ingin mengetahui itu. Tentu saja manajer saya yang memberikannya". Setelah beberapa saat kepala keamanan tersebut kemudian tertawa dan menatap Nathan dengan tatapan jijik. "Jika anda tidak mau pergi dari sini, biarkan saya panggilkan manajer saya." Kemudian kepala keamanan tersebut menelfon manajernya. "Halo manajer Han . Ada yang membuat masalah disini. Cepatlah kemari dan usir dia". "Baiklah aku kesana" . Disaat kepala keamanan tersebut sedang menelfon Nathan mengirim pesan kepada Dylan.
[Dylan, apakah nona Stone memiliki nomer ku? Jika Nona Stone memiliki nya maka kirimkan nomernya kepadaku, sudah itu saja] . Karena hp Nathan itu jadul jadi tidak dapat menyimpan nomor telepon. Bahkan nomor Dylan harus dia tulis manual.
Saat itu kepala keamanan melihat Nathan sedang memegang handphone nya dan kemudian mengejek nya. "Lihatlah handphone mu saja sudah tidak dapat digunakan lagi. Tapi karena kamu miskin handphone itu masih bisa digunakan lagi haha". Setelah itu, datang seorang berpakaian jas rapi, menghampiri mereka.
"Kepala keamanan, mana orang yang berbuat ribut disini?" . Tangan kepala keamanan menunjuk Nathan. "Dia manajer Han" . Manajer Han menghina Nathan, "hah? Dia, mau apa dia kemari? Bukan kan dia hanya seorang petani?. Mungkin dia kemari ingin meminjam uang saja". "Katanya dia ingin bertemu dengan nona Stone، manajer Han." Nathan masih diam saja melihat perlakuan mereka berdua.
"Apa? Haha. Kamu kira kamu siapa ingin menemui wakil direktur perusahaan ini? Bahkan sekarang nona Stone sedang menunggu Direktur yang baru, jadi saya harap kamu mau pergi dari sini supaya kamu tidak mempermalukan diri sendiri".
Nathan sudah tidak tahan lagi mendengar itu. "Kalian lah yang sekarang sedang mempermalukan diri sendiri". "Apa? Apakah kamu sedang bercanda? Cepat pergi atau aku panggil bawahan ku untuk melempar dirimu keluar dari sini". Nathan mencibir ", Lakukanlah dan pada saat itu kamu akan kehilangan pekerjaan mu, bahkan kekayaan mu". Manajer tersebut marah dan memanggil dua penjaga berbadan kekar.
"Penjaga, lempar orang ini keluar dari sini!!"
Sebelum penjaga tersebut memegang baju Nathan, Nathan menelfon Nona Stone.
"Halo, nona Stone? Aku sudah ada dibawah. Jika kau bertanya kenapa aku tidak langsung keatas. Aku dihalangi dua bawahan mu yang bodoh". "Apa? Maaf tuan muda saya terlambat mengetahui kedatangan anda. Saya akan turun sekarang". Setelah mematikan panggilan, manajer Han meneriakinya "hey, apakah aku bodoh, kamu berpura pura memanggil nona Stone agar kami takut, dan tidak mengusir mu kan?". "Lihat saja!".
Tiba-tiba dari dalam gedung terlihat wanita cantik yang berpakaian sangat rapi, terlihat tergesa-gesa berlari menuju kearah mereka.
Manajer Han langsung membungkuk dan kemudian menunjuk Nathan dan menghinanya "maaf nona Stone, disini kami sedang ada masalah dengan berandalan.."
Plakk!!
Sebelum manajer Han menyelesaikan kalimatnya sebuah tamparan keras mengenai wajahnya. "Ada apa nona menampar saya?" Manajer Han sangat terkejut, begitu pula Nathan, tidak disangka wanita yang terlihat lemah lembut memiliki kekuatan untuk menampar pria hingga wajahnya terlihat merah.
"Apa kau buta?! Dasar bodoh!" Nona Stone terus memaki manajer Han. "Maaf nona, pasti ada kesalahpahaman?".
"Salah paham apa? Apakah kamu tahu siapa yang kamu hina barusan?" Manajer Han kebingungan. " dia hanyalah petani yang ingin meminjam uang disini"
Plakk!
Sekali lagi tamparan yang cukup keras.
"Dasar bodoh!! Dia itu adalah direktur ,Tuan muda Nathan William, saudara kembar mendiang Tuan Mac William" .
Seketika setelah mendengar hal tersebut, seluruh tubuh manajer Han dan kepala keamanan menjadi lemas, wajah mereka menjadi pucat pasi.
"Apakah, apa , benarkah dirimu...?"
Nathan menatap dengan dingin kepada mereka.
Seketika mereka berdua terjatuh dilantai."Maaf, maafkan kami direktur, maafkan kami karena tidak mengenali anda. Jika saja saya mengenali anda, saya tidak akan berani menghina anda meskipun saya ditawari uang 10 miliar". Nada bicara manajer Han menjadi lebih sopan."Benar direktur, saya juga tidak mengetahui jika itu anda. Saya juga minta maaf sebesar-besarnya". Kepala keamanan bersujud di bawah kaki Nathan."Omong kosong!" Nathan menatap dengan dingin. "Jika saja kalian tidak memandang orang hanya dari penampilan luarnya saja,maka hal ini tidak akan pernah terjadi."Manajer Han berbicara dengan memelas, dia takut akan kehilangan pekerjaan yang telah dia usahakan selama bertahun-tahun."Tolong direktur, maafkan saya. Saya akan berdedikasi penuh kepada anda dan perusahaan. Bila perlu anda tidak perlu membayar saya". Nathan berbicara dengan nada jijik "omong kosong apalagi ini, tadi saja kamu dan kepala keamanan membuat atu
Dulu mungkin Nathan hanya bisa diam saja, namun sekarang Nathan sudah tidak tahan lagi karena penderitaan yang dia alami selama ini."Apa yang kamu lakukan terhadap sekuter pamanku!" Nathan membentak Edward"Beraninya kamu membentak diriku. Apakah kamu lupa siapa aku?"."Apakah aku peduli siapa dirimu?". Nathan acuh tak acuh terhadap Edward, karena sekuter Vespa milik pamannya sudah tak berbentuk lagi karena ditabrak mobil Audi A6 Edward.Edward berbicara dengan angkuh "aku adalah pewaris dari keluarga Snowden, aku akan jadi pengelola Lotus House Paradise. Jadi jika kamu masih ingin tinggal disana maka kamu harus bayar ganti rugi untuk mobilku, karena pasti akan mahal biaya perbaikan nya". Edward menyilangkan tangannya di dadanya seakan dia menang, karena dia pikir Nathan pasti tidak akan. Mampu untuk mengganti ganti rugi mobilnya."Apa? Ganti rugi? Apa aku tidak salah dengar.
Setelah puas melihat perusahaan, Nathan segera pulang. "Tuan bagaimana jika saya antar tuan sampai kerumah?" Nathan melambaikan tangan. "Tidak perlu, aku akan naik taksi saja. Kalau kamu mau membantuku, tolong carikan tempat untuk menyimpan sekuter ku itu!"Selena langsung mengangguk seakan paham dengan perintah Nathan. "Baik tuan!"***Sesampainya dirumah, Nathan disapa oleh bibinya "bagaimana perusahaannya nak?"Nathan menjawab segera "bagus bi. Perusahaan itu sangat besar" bibi bernafas lega. "Willems Group adalah perusahaan terbesar di Beethoven Hills".Beethoven Hills terletak tidak jauh dari Reymore Vile. Disitu juga tempat Nathan tinggal sekarang. Dan Willems Group merupakan salah satu dari perusahaan milik keluarga William dengan penghasilan tertinggi. Bahkan sekarang Nathan memiliki kartu black card platinum dengan nominal kurang lebih seratus miliar, Bahkan jika direktur kelas dua bekerja sampai mat
David nampak panik, dan bertanya kepada dokter Sykes "dokter, apa yang terjadi dengan anak saya dok?" Dokter Sykes segera menjawab "baiklah akan saya periksa terlebih dahulu" kemudian tangannya memeriksa denyut nadi Nathan, kemudian berkata "tuan William, putra anda hanya mengalami kelelahan, tapi dengan tubuhnya yang sekarang, tidak mungkin putra anda mudah sekali pingsan. Mungkin saja dia sedang mengalami ketakutan luar biasa atau sedang stress." Kemudian David menjawab dengan nada menyesal "mungkin karena aku, keluarga kami telah menitipkan dirinya pada bibi Dasy selama dua puluh tahun, dan kemudian secara mendadak memberi tahu semuanya."Bibi Dasy yang dari tadi sudah datang dijemput oleh Dylan kemudian menambahkan"dan juga kemarin, Nathan kehilangan sekuter kesayangannya, sekuter tersebut adalah warisan dari suami saya, dan juga belakangan ini Nathan sering sekali di bully ditempat kerjanya" David terkejut "apa Bi?! Nathan kehilangan sekuter kesayangannya? Da
Seketika suasana menjadi hening, semua orang terdiam. Dan akhirnya penjaga menunjuk orang yang berbicara dengannya tadi, "maaf tuan William, itu orangnya".Semua orang terkejut ternyata tuan besar yang dimaksud adalah Tuan William. Orang yang seharusnya sama sekali tidak boleh disinggung, apalagi oleh mereka yang hanya rakyat kecil. Tuan William tidak akan melepaskan mereka begitu saja."Jadi kamu tau siapa dalang penyerangan putraku?" Putranya? Apa benar Nathan yang terlihat menyedihkan itu adalah putra dari konglomerat terkaya diseluruh provinsi? Tidak mungkin... Itu mustahil ...Tapi apa yang mereka dengar adalah yang mereka serang adalah putra dari tuan William. Jadi benar Nathan adalah pewaris keluarga William. Sungguh kesalahan yang fatal. "Cepat katakan siapa dia ...?!" David jadi tidak sabaran. Orang itu pun tergagap "ba ... baik tuan. Jadi sebelum kami di beritahu bahwa kami di PHK massal. Saya tidak sengaja mendengar percakapan dari manajer perus
David melihat bibi Dasy lagi, " bagaimana bi? Bibi bersedia tinggal bersama kami?"Bibi menghela nafas, "sebelumnya terimakasih tuan. Tapi maaf saya tidak bisa menerima kehormatan ini, rumah yang anda belikan itu sudah lebih dari cukup. Akan sangat mencurigakan bagi para tetangga jika saya pindah lagi dengan begitu cepat"David terlihat kecewa, "bagaimana denganmu Nathan?" Nathan berpikir sejenak sebelum berkata, "ayah, jika itu yang diinginkan bibi, aku akan ikut dengannya. Aku ingin menjaga bibi lebih lama lagi" David nampak sedih, Nathan pun menghibur ayahnya, "tidak usah sedih ayah, aku akan sering mengunjungi ayah dan ibu" bagi David, kekayaan tidak akan ada gunanya jika tidak dapat bersama keluarga yang lengkap. "Baiklah Nathan, ayah mengerti". Kemudian David mengajak mereka menuju makam Mac.Sesampainya disana Nathan menyampaikan penyesalannya, "Adik ... Kakak datang. Maaf selama ini kakak tidak tahu jika dirimu sedang berjuang melawan sakit,
"kamu masih memiliki peternakan buaya di kebun binatangmu itu?" Adam segera menjawab, "tentu tuan, saya masih memilikinya" kebun binatang Beethoven Hills hanya sebagai kedok peternakan buaya yang dimiliki Adam. Peternakan tersebut digunakan Adam untuk menyiksa para musuhnya, dan jika Adam mau, maka dia tidak akan sungkan untuk memberikan tubuh mereka kepada para buaya. "Bagus, aku akan membawa beberapa orang kesana untuk kamu kerjakan" Adam langsung mengerti dengan perkataan David, "baik tuan, saya laksanakan!" Nathan yang penasaran bertanya, "ada apa ayah? Kenapa dengan kebun binatang Beethoven Hills?" David tersenyum, " nanti kamu akan mengetahuinya, sekarang aku akan mengantarkan bibi Dasy pulang. Dan kamu ikut dengan Adam!" Nathan mengangguk meskipun masih bingung, "baiklah ayah, bibi hati-hati ya?" Bibi tersenyum, "iya nak, kamu juga. Nanti jika urusan kalian sudah selesai, datanglah kerumah. Bibi akan memasakkan sesuatu yang lezat" Nathan berseru, "tentu saja bi. Aku s
Sebelumnya maaf ya dari author, karena udah delay satu bulan lebih:)Sebelum berhasil menjelaskan, tiba-tiba ada segerombolan orang masuk ke ruangan tersebut. Terlihat beberapa orang yang nampak tak asing bagi Nathan."Manajer?! Apa yang anda lakukan disini?" Manajer itu hanya diam saja dan kemudian berkata, "ini, ini semua salah dia. Dia yang merencanakan semuanya" semua orang menengok ke arah orang yang ditunjuk manajer itu.Nathan terkejut, "Edward? Apa itu kamu?". Adam bertanya "Tuan William, apakah Anda kenal dengannya?" Nathan mengangguk.Edward bingung serta geram, "Tuan? Kenapa kamu memanggil dia tuan? Memang siapa dia?" Kemudian ada sebuah tamparan keras mengenai pipi Edward."Hey bocah, apakah kamu tidak tahu siapa aku? Aku adalah Adam Farrow!" Edward tergagap mendengar itu, kemudian dia baru menyadari jika dia baru saja berbuat kesalahan. "Dan orang yang kau singgung itu adalah tuan muda ku, tuan Nathan William"