Share

Bab 3

last update Last Updated: 2021-06-07 21:50:31

"Tunggu dulu jelaskan padaku dulu, apa yang sebenarnya terjadi!" Kata Nathan dengan tegas, "Kata Dylan kalian dulu diserang beberapa orang jahat, kalian kemudian lari ke arah rumah Bibi Dasy, dan menyerahkan ku kepada mereka, tetapi kalian tidak menyerahkan saudara ku kepada mereka karena sakit? Lalu bagaimana kalian bisa lolos dari penjahat itu? Dan kenapa kalian tidak menjemput diriku lagi, dan menyuruh Dylan hanya untuk menjenguk saja?". Lanjut Nathan.

Dengan menahan tangis Tuan besar William menjelaskan. "Iya Nathan, semua yang dikatakan Dylan itu benar. Dulu ketika penjahat itu mengejar kami, kami merasa jika kami menitipkan kalian kepada paman Stuart kalian akan aman dan kami dapat lari dengan kencang. Tetapi saudara mu Mac memiliki penyakit dan kami sangat tidak tega apabila paman dan bibi merawat Mac.".  "Benar" tambah Nona Hilda William. Kemudian Tuan David William melanjutkan. "Alasan kami bisa lolos dari penjahat itu, karena paman Stuart membantu kami dengan cara mengulur waktu agar kami dapat pergi dan memanggil bantuan". "setelah bantuan datang, kami ingin kembali dan menjemput dirimu tapi kami berpikir, bahwa Paman Stuart adalah orang yang bertanggung jawab dan sederhana, dan sepertinya mereka dapat mendidik dirimu jadi anak yang tidak sombong dan sederhana". Nona Hilda melanjutkan.

"Dan alasan kami mengirim Dylan hanya untuk menjengukmu karena kakek mu sakit keras karena cucunya sakit dan yang satunya lagi hilang. Dan setelah dirimu lulus sekolah dasar. Dylan aku suruh untuk tidak menjenguk dirimu lagi karena kamu sudah semakin besar dan pasti dirimu akan curiga terhadap Dylan. Jadi yang kami inginkan hanya mendidik dirimu menjadi seorang yang bijaksana dan tidak egois akan kekayaan, dan tabah akan hinaan" ayah Nathan akhirnya menangis.

Bibi Dasy mengusap punggung Nathan "kamu dengar sendiri kan Nathan? Apa yang kedua orang tua mu katakan? Aku sungguh tidak keberatan mengurus dan mendidik mu, aku sudah menganggap dirimu sebagai anakku sendiri. Dan aku ikhlas sepenuh hati dalam merawat dirimu Nathan". Wajah Nathan dibanjiri air mata dan dia mencium tangan bibi Dasy "Bibi kenapa tidak pernah bilang padaku selama ini? Jika aku masih mempunyai orang tua". "Nathan, aku sudah berjanji kepada orang tuamu untuk merahasiakannya, semua demi keamanan mu." Bibi diam sebentar kemudian melanjutkan. "Mungkin saja para penjahat itu masih mengincar dirimu. Tapi dengan tubuhmu yang sekarang Bibi yakin kamu dapat melindungi dirimu sekarang, kamu sangat gagah, Nathan". "Terimakasih bibi"

Kemudian Nathan menegakkan kepalanya dan berkata "Ayah Ibu!".  "Akhirnya kamu memanggil kami dengan sebutan itu" mereka merasa bahagia".

"Kalian bilang kalian merahasiakan identitas kami demi keselamatan kami kan?". Mereka mengangguk.  "Sebaiknya tetap begitu, aku akan tetap tinggal bersama bibi Dasy. Dan jangan membeberkan berita tentang diriku di media manapun?" "Baiklah, karena kamu yang meminta aku menyanggupi nya, tapi terimalah kartu ini, untuk kebutuhan dirimu"

Nathan mengangguk "baiklah aku terima ayah". Kemudian Nathan melanjutkan " Tapi belikan bibi Dasy rumah yang layak untuk ditinggali, karena rumah yang lama sudah tua dan hampir ambruk", mendengar itu bibi langsung menolak "tidak usah Nathan, banyak kenangan dirumah itu bersama paman Stuart". " Percaya padaku bibi, semua demi kesehatan bibi" kemudian Nathan menatap ayahnya "dan ayah jangan berikan rumah yang begitu besar dan mencolok, agar tidak mengundang curiga". "Baiklah, bukan hanya rumah, aku dengar kamu bekerja di perusahaan kecil ya?" Nathan mengiyakan. "Aku akan mengangkat mu menjadi Direktur utama Perusahan Ayah yaitu Willems Group.

"Apa?!" Semua yang mendengar itu terkejut. Meskipun perusahaan itu bukan perusahaan utama keluarga William, tetapi perusahaan tersebut berharga ratusan miliar dolar.

"Tapi ayah aku tidak tahu bagaimana cara mengelola sebuah perusahaan. Dan aku masih belum siap untuk itu". "Benar Tuan, Nathan masih sangat muda". Ujar bibi Dasy.

"Ayah tahu, bahwa paman dan bibi Stuart sudah mendidik dirimu dengan benar dan ayah tahu kamu pasti bisa, selain itu jika kamu belum mengerti tentang perusahaan ayah telah menyiapkan sekretaris sekaligus wakil direktur Selena Stone." 

Selena Stone adalah seseorang yang sangat pintar dan cakap dalam bekerja, bahkan dia dapat lulus kuliah di usia 19 tahun dengan nilai cumlaude. Pantas saja dia mendapat posisi sebagai wakil direktur di Willems Group karena prestasinya itu. Selain itu Selena adalah wanita yang cantik, dan memiliki penampilan yang menarik dengan tubuh yang seksi.

"Selena Stone yang terkenal itu? Ayah" Nathan penasaran. "Iya, jika kamu ingin tahu kebenarannya, maka terimalah, lagipula ayah juga sudah tua, sudah waktunya ayah menikmati masa tua bersama ibumu."

Nathan berpikir sejenak "kalau begitu baiklah, akan kucoba. Agar ayah dan ibu dapat menikmati masa tua bersama." 

Ayah Nathan tersenyum. "Tidak kusangka anakku sangat baik hati, ini pasti karena bibi. Terimakasih sekali lagi bi". Bibi mengangguk.

"Baiklah, mulai besok. Kamu datanglah ke sana aku sudah bilang ke Nona Stone bahwa kamu akan datang."

"Baik ayah." Berita tentang Direktur baru perusahaan Willems Group segera menyebar ke seluruh Reymore Vile.

Mereka bertanya-tanya siapakah Direktur baru itu, apakah itu tuan muda keluarga William. Bagaimana wajahnya, karena selama ini mereka tidak mengetahui samasekali wajah tuan muda keluarga William.

Setelah dari kediaman keluarga William, Nathan dan Bibi Dasy kembali pulang kerumah paman Stuart untuk bersiap-siap pindah esok hari, bibi mengemasi barang-barang kenangan bersama paman Stuart selama ini, dan bahkan bibi masih menyimpan foto mereka bertiga ketika Nathan masih kecil. Bibi memandang rumah itu sebelum pergi meninggalkan rumah tersebut. Dihatinya masih ada rasa rindu dengan paman Stuart dan tiba-tiba Nathan menepuk pundak bibi Dasy. "Bibi, kita masih dapat mengunjungi makam paman sewaktu waktu. Jangan terlalu sedih bi, kan masih ada aku hehe.." Nathan tertawa canggung.

Keesokan harinya mereka berdua bersiap untuk pindah dan ternyata mereka sudah ditunggu oleh Dylan didepan rumahnya.

"Dylan? Ada apa engkau kemari?' tanya Nathan.

"Saya disuruh tuan besar untuk mengantarkan tuan muda untuk pindah ke rumah baru". "Tidak usah repot-repot Dylan, aku dan bibiku akan naik sekuter ini saja. Lagian aku juga sudah tahu tempatnya. Itu ada di Lotus House paradise kan?". "Lagi pula, aku juga sedang merahasiakan identitas diriku, jika kamu mengantarkan aku dan bibi, sama halnya akan membongkar identitas ku". Jawab Nathan tegas.

Lotus House paradise adalah sebuah komplek perumahan yang berada di pinggir kota Reymore Vile, tempat tersebut tidak begitu mewah, hanya beberapa orang kaya yang tinggal disana. 

"Sampai jumpa Dylan, lain kali kita bertemu lagi yaa" Nathan melambaikan tangannya dan pergi bersama bibinya menggunakan sekuter miliknya.

Dylan hanya bisa terdiam mendengar kata-kata Nathan. Dan dia juga melambaikan tangannya kepada Nathan "Hati-hati tuan muda jaga diri anda, jika ada sesuatu hubungi saya. Nomor saya ada di rumah baru anda." "Baiklah Dylan" mereka berdua pun pergi.

Sesampainya di Lotus mereka melihat banyak rumah bagus yang berjejer rapi, didepan rumah itu ada mobil-mobil yang terparkir. 

Dan akhirnya mereka sampai di rumah baru mereka. "Wah Nathan bagus sekali rumah ini. Luas sekali, seperti nya kita berdua terlalu sedikit jika hanya kita yang tinggal disini, makannya kamu cari istri dong, hihi" goda bibi Dasy. "Apa sih bi, aku jadi malu, lagian kan rumah ini hanya 240 m² jadi kita berdua saja sudah cukup". "Bilang aja kamu ga laku, hehe". "Bibi lain kali aja kita bicarakan, oke?" "Oke, tapi serius kamu mau cari jodoh ya? Bibi sudah gak sabar pingin gendong cucu " "Iya deh bi, ayo kita lihat rumah baru kita". Seharian ini mereka melihat isi rumah tersebut. Setelah puas melihat rumah, Nathan duduk di sofa ruang tamu. Nathan menemukan kartu nama milik Dylan. "Mungkin ini nomor nya Dylan". Kemudian Nathan mengantongi kartu tersebut.

Tak lama kemudian Nathan mendengar suara ketukan di pintunya, ternyata ada beberapa tetangga yang datang mengunjungi tetangga baru. Mereka sangat ramah.setelah Nathan membuka pintu sudah ada beberapa tetangga yang menunggu didepan pintu. "Permisi, apakah kami boleh berkenalan dengan anda, kami dengar anda baru saja pindah kesini?" Tanya salah satu tetangga. "Benar, saya dan Bibi saya baru saja pindah kesini tadi pagi.". "Wah ternyata  kita punya tetangga baru yang tampan banget nih hihi.." salah satu ibu-ibu memuji Nathan. Memang Nathan memiliki wajah yang sangat tampan. "Iya seandainya putriku belum menikah, aku pasti akan menjodohkan dia dengan putriku" salah satu temannya menimpali. Mendengar itu Nathan hanya bisa tertawa canggung. "Oh iya perkenalkan nama saya Nathan William dan ini Bibi saya Bibi Dasy." Tidak ada yang menyadari bahwa Nathan adalah Tuan muda dari keluarga William. "Baiklah senang mengenal kalian, jika ada sesuatu kalian bisa minta bantuan kepada kami", "kalian sungguh baik sekali, terimakasih". 

Tiba-tiba terdengar suara ejekan. " Hay, kenapa kalian mengerumuni rumah keluarga miskin seperti dia. Dia itu hanya seorang sampah." Semua orang menengok ke sumber suara tersebut.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kaya Itu Takdir   bab 76

    2 minggu kemudian acara penandatanganan pe nyerah Terima an jabatan sebagai Presidir utama atau pemilik perusahaan Williams Group akan dimulai. acara itu dihadiri banyak keluarga kalangan atas dari seluruh reymore vile, mereka semua penasaran dengan wajah tuan muda Williams yang akan sekaligus menerima jabatan dari ayahnya langsung, meskipun hanya 70 persen saham itu juga sudah menjadi Presidir utama disana. "apa kamu sudah siap nak?" ucap David kepada Nathan. "aku gugup ayah, " jawab Nathan"memang seperti ini perasaan nya jadi tenanglah""baik ayah" mereka berdua berjalan menuju panggung berinringan. terlihat tubuh atletis Nathan yang sangat menawan, idaman para kaum hawa disana. ketika mereka berdua memasuki panggung sinar lampu sangat menyilaukan. setelah itu terlihat kerumunan pengunjung yang bersorak sorai melihat Nathan yang berjalan bersama David. David berjalan menuju podium dan memberikan pidatonya. David mengatakan sangat bangga kepada putranya karena sudah mampu menge

  • Kaya Itu Takdir   Bab 75

    Charlie Worst, nama kakek Drake, dia mengepalkan tangannya karena merasa malu dan dipermalukan dia kali, bahkan sekarang gelar yang susah payah dia dapatkan untuk keluarganya di pertaruhkan kepada keluarga Garfield, musuh bebuyutannya. " Dasar anak tidak tau diri. mulai sekarang kamu akan aku coreng dari data ahli waris ku! " Ayah Drake yang mendengar itu memohon, " ayah jangan seperti itu kepada cucumu sendiri. dia mungkin hanya bercanda karena mereka adalah teman nya" ayah drake takut jika harta warisnya akan berkurang karena anaknya telah Dicoreng dari ahli waris Ayahnya. Namun tiba-tiba Nathan berteriak, "tidak kami serius dalam bertaruh. dan satu hal lagi KAMI BUKAN TEMAN, karena Drake lah yang menolak berteman dengan kami! " Charlie Worst yang mendengar ini menjadi sangat marah dan kecewa, "Aku akan menunggu kalian berdua dirumah, bersiap-siaplah " seketika Drake dan ayahnya merinding. "dan aku akan serahkan gelarku ini kepada keluarga Garfield, Karena keluarga worst tidak

  • Kaya Itu Takdir   Bab 74

    Setelah ujian kelulusan universitas Reymore sudah dilaksanakan, kini giliran pertandingan antara Nathan dan Drake Worst. seluruh mahasiswa dan dosen memenuhi Arena pertandingan. Pekik riuh ketika keluarga worst datang untuk menyaksikan pertandingan ini, karena menurut mereka, Drake akan menang dan otomatis mereka akan menginjak keluarga William, dan akan menjadi keluarga teratas di Reymore vile. Namun berbanding berbalik dengan Nathan. Nathan datang dengan gagah tak gentar, Aura yang keluar dari tubuhnya sangat kuat dan garang. Nampak semua orang yang melihatnya langsung kagum. "Lihat bentuk tubuhnya, oh bagus sekali" teriak seseorang. "benar sangat luar biasa" saut seseorang. disudut ring sudah ada Drake Worst, sebenarnya dia sekarang sudah ketakutan dengan aura yang dikeluarkan oleh Nathan, dikarenakan ada kakeknya yang sedang melihat dia tidak ingin mengecewakan kakeknya. "ah, akhirnya kamu datang juga!" ucap Drake."Benar, aku bukanlah pengecut yang suka mengingkari janji, jad

  • Kaya Itu Takdir   Bab 73

    Gong sensei mengajak Nathan menuju Tiongkok, mereka menuju tembok besar China, ditempat paling atas dan paling suci, ada sebuah cawan dan air didalamnya, "sebelum berlatih. silahkan membasuh muka anda dengan air ini Nathan" ucap gong sensei. "apa perlu?" tanya Nathan, "Muridku, ini adalah air suci yang terkumpul selama 30 tahun sekali, ini adalah rahasiaku dulu yang menjadikan aku seperti sekarang, dan sekarang ku percaya kan air ini untukmu sekarang basuhlah!" setelah mendengar itu, Nathan langsung mengambil cawan itu dan membasuhkan ke mukanya, aliran segar mengalir dari wajah hingga seluruh badan, Nathan langsung merasa segar dan semangat untuk berlatih."Baiklah sensei, apa latihan kita selanjutnya?" "lihatlah keluar, berdiri diujung tatanan yang ada sebuah tong disana!" dibawah tempat tersebut adalah jurang, apabila salah langkah maka akan tamat riwayatnya,"sensei apakah anda yakin?""tentu saja. aku percaya padamu!"kemudian Nathan melangkah maju, dan tiba-tiba ada seekor ul

  • Kaya Itu Takdir   BAB 72

    Kemudian Nathan dan Paman Stuart pergi menuju perguruan Gong sensei, "Oh ya paman, Gong sensei sudah lama tidak melihat kita apakah beliau masih mengingat kita?""ah iya paman lupa, sebenarnya Gong sensei adalah Guru legendaris yang terkenal itu. itu mengapa gong sensei selalu merahasiakan identitas nya. karena dia sekarang adalah guru private yang diberikan oleh ayahmu" terang paman Stuart kepada Nathan. Nathan sedikit terkejut, " Ah pantas saja Gong sensei selalu mengajariku sendiri tanpa murid lain"Paman Stuart hanya tersenyum malu. sesampainya ditempat itu, Gong sensei bukan hanya menyambut mereka, namun juga membungkuk kepada Nathan, "Tuan Muda " Nathan terkejut, " Eh berdirilah sensei seharusnya aku yang membungkuk kepada sensei" Gong sensei menjawab, " tidak sepatutnya hamba tidak hormat kepada tuan muda William" "jadi sensei sudah mengetahui jika aku sudah kembali kekeluarga William" ujar NathanGong sensei mengangguk lembut.Nathan melanjutkan, "sebenarnya keperluan kam

  • Kaya Itu Takdir   Bab 71

    Paman Stuart mengatakan, " Oh ya Aku juga akan memberi tahu satu rahasia lagi. Dylan dan Adam adalah putra kami!" Nathan terkejut, " Apa?? Pantas saja Dylan selalu santai-santai saja saat bercerita waktu itu" "Lalu mengapa paman membiarkan Adam memasuki dunia bawah tanah, paman? kenapa tidak seperti Dylan yang bekerja dibawah keluarga William?" Tanya NathanPaman Stuart hanya terkekeh dan berbisik, "sebenar nya Adam memang dibawah kendali keluarga William, tapi dia sedang menjalankan misi" Nathan menyela, "Misi apa paman?" "Ya misi, untuk mencari tahu siapa saja yang tidak menyukai keluarga William, eh dia malah keterusan sampai jadi ketua disana, ya mau bagaimana lagi. dia orangnya memang seperti itu"Sekarang Nathan mengerti kenapa, Ayahnya selalu bekerja dengan seorang pemimpin bawah tanah. Ternyata memang Sudah ada kendali dari dulu.Nathan Melamun Sejenak, Paman Stuart menyadarkannya, "Oh ya, Aku dengar kamu akan mengikuti lomba beladiri di universitas ya? ""benar paman, pa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status