Tawaran CEO Lex cukup menggiurkan bagi Ian. Golden Entertainment tidak mewajibkan Ian menulis naskah untuk mereka. Mereka hanya membutuhkan namanya, serta membantu penulis skenario lain di perusahaan. Pada dasarnya, Ian tidak perlu melakukan apapun, dan ia tetap mendapatkan gaji.
Jika Ian menerima tawaran ini, maka Ian memiliki hak untuk masuk ke dalam kantor Golden Entertainment kapan saja. Karena status Ian akan setara dengan pegawai Golden Entertainment.Dengan ini, CEO Lex telah mengambil langkah besar. Dia ingin Ian bergabung ke perusahaan miliknya dan memberinya gaji tahunan yang sangat tinggi. Ini adalah salah satu metode yang digunakan CEO Lex untuk mengikat Ian. Jika sembilan miliar rupiah tidak cukup untuk menggoyahkan Ian, CEO Lex masih memiliki kartu As.Selain Ian akan memiliki hak untuk masuk ke dalam kantor, ia juga dapat dengan bebas menemui Lisa kapan saja di kantor. Ian dapat mengobrol dengan Lisa tanpa ada yang mengganggu. Bahkan jika IaDi kantor Golden Entertainment, cahaya lampu masih menyala terang, menandakan kesibukan yang belum usai. Lisa, salah satu artis yang masih bertahan, duduk termenung di balik tumpukan naskah. Matahari telah lama tenggelam, namun semangat para artis untuk mempelajari naskah buatan Ian masih berkobar.Denting jam dinding memecah kesunyian, menunjukkan waktu telah menunjuk pada angka sepuluh malam. Lisa mengalihkan pandangannya sejenak, menutup naskah dengan gerakan lembut. Dengan napas lega, ia berbisik, “Akhirnya, selesai juga.” Punggungnya yang kaku bergerak perlahan, mencari kenyamanan setelah berjam-jam terkurung dalam posisi yang sama. Syuting "Lari-Lari Pasti Hepi" telah menguras energinya, namun tak ada waktu untuk beristirahat. Naskah buatan Ian perlu ia pelajari sepenuhnya. Meski peran tokoh utama wanita dalam drama “Hantu? Siapa Takut!” telah dipastikan menjadi miliknya, tapi tetap saja Lisa ingin memberikan yang terbaik.Alicia, rekan seprofesinya, telah meninggalkan gedung l
Memikirkan semua itu, Xavier sedikit lelah. Namun, hal ini tidak mempengaruhi tekad Xavier. ‘Bagaimana aku bisa menyerah begitu saja?! Aku tidak akan menyerah sebelum aku mendapatkan hati gadis pujaan hatiku!’‘Bagaimanapun juga, aku adalah artis pria papan atas di Golden Entertainment dan memiliki posisi penting di perusahaan. Sementara Ian, dia hanyalah orang biasa. Meski dia memiliki kekayaan dan mengendarai Lamborghini Veneno, tapi dia bukanlah seorang artis.’‘Dengan kata lain, aku masih memiliki keunggulan absolut saat bersaing menjadi pemeran tekoh utama pria “Hantu? Siapa Takut!”.’‘Dan saat aku berakting dengan Lisa, Ian hanya bisa menonton dari samping sambil menggigit jarinya, hahahaha …’ Berpikir seperti itu, hati Xavier yang sebelumnya dipenuhi kekesalan, kini berubah menjadi senang. Ia menjadi sangat antusias, terlebih lagi besok adalah hari casting untuk pemeran tokoh utama pria dan wanita drama “Hantu? Siapa Takut!”. Xavier yakin, besok adalah hari dimana ia akan mem
Sebagai otak di balik naskah tingkat tinggi "Hantu? Siapa Takut!", tentu nama Ian sebagai rekrutan baru langsung menjadi perbincangan. Apalagi, posisinya sekarang langsung setara dengan Tonny, penulis naskah senior dan terbaik di Golden Entertainment. Gaji seorang penulis naskah skenario papan atas tidaklah rendah.Meski terdengar menakjubkan, pada kenyataanya posisi yang diberikan CEO Lex pada Ian hanya sekedar formalitas belaka. Ini adalah cara CEO Lex memberi Ian identitas di dunia entertainment. Tentu saja, dengan kemampuan Ian, tidak menjadi masalah baginya untuk menjadi penulis skenario terbaik dunia. Bahkan penulis naskah senior seperti Tonny, tidak bisa tidak mengagumi kemampuan menulis skenario Ian."Selamat Master Ian, saya yakin Anda akan menjadi penulis skenario besar di masa depan. Anda harus banyak membimbing kami ke depannya.”"Dapat bekerja bersama Master Ian, ini adalah sebuah kehormatan bagi saya.”“Selamat Master Ian, Anda benar-benar luar biasa!”Pada saat itu, ban
Wajah Lisa sedikit merah saat ia melihat ke arah Ian. ‘Jadi, ketika Ian menulis naskahnya, pikirannya penuh dengan gambaran tentang diriku. Dengan kata lain, setiap harinya, dia selalu memikirkanku …’ Memikirkan hal tersebut, Lisa semakin tersipu.‘Dasar Ian bodoh! Yang bisa dia lakukan hanya menindasku!’Meski Lisa bergumam seperti itu, namun hatinya menghangat. Bahkan ia berpikir akan memberi Ian sebuah hadiah kecil di lain waktu.Sementara itu Produser Ram dan sutradara Ben yang berdiri di depan ruang pertemuan, saling berpandangan sesaat dan kemudian berkata, “Baiklah, kalau begitu, kami akan memilih Lisa sebagai pemeran tokoh utama wanita.”Pengumuman oleh sang produser dan sutradara yang terkesan sembarangan ini, membuat baik para staff maupun para artis tercengang. Pengumuman ini bagaikan sebuah bom atom yang dijatuhkan dengan alasan hanya karena bosan saja.Dalam tahap ini, semua orang yang ada di sana memiliki satu pemikiran yang sama. 'Apa yang terjadi? Apakah mereka akan me
Hati Xavier terasa sakit. Ia benar-benar sedih atas apa yang dialaminya. Sebagai artis pria nomor satu di Golden Entertainment, perusahaan biasanya memberinya banyak perlakuan istimewa. Popularitasnya juga tidak kalah dengan Lisa. Ia bahkan mendapat julukan Pangeran Tampan di Internet.Namun, setelah bertemu Ian, Xavier memahami perbedaan di antara mereka. Tidak hanya ia selalu dipaksa melihat kedekatan mereka, akan tetapi kini peran tokoh utama pria juga telah direbutnya.Bahkan Lisa memilih Ian secara pribadi untuk berperan sebagai tokoh utama pria. Xavier tidak bisa berkata-apa atas pilihan Lisa tersebut. Mau tidak mau, Xavier harus mengakui bahwa dia sekali lagi telah kalah dari Ian.Setelah beberapa detik terdiam, Xavier melihat ke atas. “Meski aku tidak mendapat peran sebagai tokoh utama pria, tapi masih ada banyak peran-peran penting lainnya dalam drama ini. Aku tidak akan berkecil hati hanya karena ini!”Dulu, Xavier selalu meremehkan Ian. Di matanya, Ian hanyalah pemilik keda
Xavier sedang duduk diam di ruang pertemuan seraya minum teh tarik yang dibuat oleh manajernya. Sepanjang pertemuan, Xavier melihat bagaimana Lisa terus memandang Ian dari waktu ke waktu. Meski ia berpura-pura tidak terjadi apa-apa, tapi sebenarnya hatinya terluka. ‘Saat mereka merekam adegan ciuman itu, aku bersumpah akan bersembunyi jauh-jauh agar tidak melihat kemesraan mereka!’ gumam Xavier dalam hati dengan tekad yang kuat. Di sisi lain, fakta bahwa Ian bisa menjadi pemeran tokoh utama pria dalam drama “Hantu? Siapa Takut!” benar-benar melebihi ekspektasinya.“Xavier, penulis skenario 'Hantu? Siapa Takut!' adalah Ian. Aku bahkan mendengar bahwa CEO Lex secara pribadi mengundang Ian untuk bergabung ke Golden Entertainment.”“Itulah mengapa Ian bisa mendiskusikan naskahnya bersama mereka di sini. Pada akhirnya, Lisa menjadikan Ian sebagai pemeran tokoh utama pria. Mungkin itu alasannya, mengapa rekomendasi Lisa langsung diterima,” jelas Novi.“Ian adalah penulis skenario Hantu?
Malam ini, Ian telah menyiapkan berbagai hidangan lezat di rumah. Dalam waktu singkat, meja makannya telah dipenuhi dengan ikan bakar kesukaan Lisa, sate kambing yang harum, ayam geprek yang gurih, kering tempe kecap yang manis, potongan timun yang segar, dan sup ayam tomat yang hangat. Aroma masakan yang menggugah selera itu segera menyebar ke seluruh ruangan, memikat indra penciuman Lisa, Linda, dan Alicia.‘Persetan dengan menjaga berat badan! Aku akan memakan semua makanan ini, dan berolahraga setelahnya!’ batin Lisa dan Alicia.Alicia, dengan antusias, mengucapkan terima kasih kepada Ian atas jamuan makan malam yang luar biasa. "Wow, terima kasih banyak, Tuan. Ini adalah makanan lezat terakhir kita, sebelum kita semua menjalani syuting 'Hantu? Siapa Takut!'. Saat kita sudah mulai syuting, aku khawatir kita tidak akan bisa menikmati daging lagi," ujarnya sambil menyantap sate kambing yang empuk dan berlemak itu.Lisa, yang tidak kalah gembira, menikmat
Di tepi danau yang tenang, di bawah naungan pepohonan rindang yang berbisik-bisik, Ian berdiri menghadap Nightmare. Cahaya bulan sabit yang malu-malu menerobos celah daun, menciptakan pola cahaya dan bayangan yang bermain di wajah mereka. Udara malam yang dingin menyentuh kulit, membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang gugur.“Proposisi?” suara Ian terdengar rendah, berat dengan kecurigaan yang tersembunyi di balik setiap kata.Nightmare, dengan posturnya yang anggun dan suara yang terdengar seperti musik, menjawab dengan tenang, “Itu benar. Bekerjasamalah denganku untuk menyingkirkan Zodiak.”Ian merasakan jantungnya berdetak lebih keras, seakan-akan setiap detak adalah gema dari danau yang tenang itu. ‘Siapa dia sebenarnya?’ pikirannya berteriak, mencari tahu identitas pria di depannya. ‘Mengapa dia tahu tentang Zodiak? Apa dia juga seorang pengguna sistem?’ Tapi tidak ada, tidak ada notifikasi misi darurat yang biasanya muncul di benaknya jika ada pengguna sistem lain di dekatny