Sebagai otak di balik naskah tingkat tinggi "Hantu? Siapa Takut!", tentu nama Ian sebagai rekrutan baru langsung menjadi perbincangan. Apalagi, posisinya sekarang langsung setara dengan Tonny, penulis naskah senior dan terbaik di Golden Entertainment. Gaji seorang penulis naskah skenario papan atas tidaklah rendah.Meski terdengar menakjubkan, pada kenyataanya posisi yang diberikan CEO Lex pada Ian hanya sekedar formalitas belaka. Ini adalah cara CEO Lex memberi Ian identitas di dunia entertainment. Tentu saja, dengan kemampuan Ian, tidak menjadi masalah baginya untuk menjadi penulis skenario terbaik dunia. Bahkan penulis naskah senior seperti Tonny, tidak bisa tidak mengagumi kemampuan menulis skenario Ian."Selamat Master Ian, saya yakin Anda akan menjadi penulis skenario besar di masa depan. Anda harus banyak membimbing kami ke depannya.”"Dapat bekerja bersama Master Ian, ini adalah sebuah kehormatan bagi saya.”“Selamat Master Ian, Anda benar-benar luar biasa!”Pada saat itu, ban
Wajah Lisa sedikit merah saat ia melihat ke arah Ian. ‘Jadi, ketika Ian menulis naskahnya, pikirannya penuh dengan gambaran tentang diriku. Dengan kata lain, setiap harinya, dia selalu memikirkanku …’ Memikirkan hal tersebut, Lisa semakin tersipu.‘Dasar Ian bodoh! Yang bisa dia lakukan hanya menindasku!’Meski Lisa bergumam seperti itu, namun hatinya menghangat. Bahkan ia berpikir akan memberi Ian sebuah hadiah kecil di lain waktu.Sementara itu Produser Ram dan sutradara Ben yang berdiri di depan ruang pertemuan, saling berpandangan sesaat dan kemudian berkata, “Baiklah, kalau begitu, kami akan memilih Lisa sebagai pemeran tokoh utama wanita.”Pengumuman oleh sang produser dan sutradara yang terkesan sembarangan ini, membuat baik para staff maupun para artis tercengang. Pengumuman ini bagaikan sebuah bom atom yang dijatuhkan dengan alasan hanya karena bosan saja.Dalam tahap ini, semua orang yang ada di sana memiliki satu pemikiran yang sama. 'Apa yang terjadi? Apakah mereka akan me
Hati Xavier terasa sakit. Ia benar-benar sedih atas apa yang dialaminya. Sebagai artis pria nomor satu di Golden Entertainment, perusahaan biasanya memberinya banyak perlakuan istimewa. Popularitasnya juga tidak kalah dengan Lisa. Ia bahkan mendapat julukan Pangeran Tampan di Internet.Namun, setelah bertemu Ian, Xavier memahami perbedaan di antara mereka. Tidak hanya ia selalu dipaksa melihat kedekatan mereka, akan tetapi kini peran tokoh utama pria juga telah direbutnya.Bahkan Lisa memilih Ian secara pribadi untuk berperan sebagai tokoh utama pria. Xavier tidak bisa berkata-apa atas pilihan Lisa tersebut. Mau tidak mau, Xavier harus mengakui bahwa dia sekali lagi telah kalah dari Ian.Setelah beberapa detik terdiam, Xavier melihat ke atas. “Meski aku tidak mendapat peran sebagai tokoh utama pria, tapi masih ada banyak peran-peran penting lainnya dalam drama ini. Aku tidak akan berkecil hati hanya karena ini!”Dulu, Xavier selalu meremehkan Ian. Di matanya, Ian hanyalah pemilik keda
Xavier sedang duduk diam di ruang pertemuan seraya minum teh tarik yang dibuat oleh manajernya. Sepanjang pertemuan, Xavier melihat bagaimana Lisa terus memandang Ian dari waktu ke waktu. Meski ia berpura-pura tidak terjadi apa-apa, tapi sebenarnya hatinya terluka. ‘Saat mereka merekam adegan ciuman itu, aku bersumpah akan bersembunyi jauh-jauh agar tidak melihat kemesraan mereka!’ gumam Xavier dalam hati dengan tekad yang kuat. Di sisi lain, fakta bahwa Ian bisa menjadi pemeran tokoh utama pria dalam drama “Hantu? Siapa Takut!” benar-benar melebihi ekspektasinya.“Xavier, penulis skenario 'Hantu? Siapa Takut!' adalah Ian. Aku bahkan mendengar bahwa CEO Lex secara pribadi mengundang Ian untuk bergabung ke Golden Entertainment.”“Itulah mengapa Ian bisa mendiskusikan naskahnya bersama mereka di sini. Pada akhirnya, Lisa menjadikan Ian sebagai pemeran tokoh utama pria. Mungkin itu alasannya, mengapa rekomendasi Lisa langsung diterima,” jelas Novi.“Ian adalah penulis skenario Hantu?
Malam ini, Ian telah menyiapkan berbagai hidangan lezat di rumah. Dalam waktu singkat, meja makannya telah dipenuhi dengan ikan bakar kesukaan Lisa, sate kambing yang harum, ayam geprek yang gurih, kering tempe kecap yang manis, potongan timun yang segar, dan sup ayam tomat yang hangat. Aroma masakan yang menggugah selera itu segera menyebar ke seluruh ruangan, memikat indra penciuman Lisa, Linda, dan Alicia.‘Persetan dengan menjaga berat badan! Aku akan memakan semua makanan ini, dan berolahraga setelahnya!’ batin Lisa dan Alicia.Alicia, dengan antusias, mengucapkan terima kasih kepada Ian atas jamuan makan malam yang luar biasa. "Wow, terima kasih banyak, Tuan. Ini adalah makanan lezat terakhir kita, sebelum kita semua menjalani syuting 'Hantu? Siapa Takut!'. Saat kita sudah mulai syuting, aku khawatir kita tidak akan bisa menikmati daging lagi," ujarnya sambil menyantap sate kambing yang empuk dan berlemak itu.Lisa, yang tidak kalah gembira, menikmat
Di tepi danau yang tenang, di bawah naungan pepohonan rindang yang berbisik-bisik, Ian berdiri menghadap Nightmare. Cahaya bulan sabit yang malu-malu menerobos celah daun, menciptakan pola cahaya dan bayangan yang bermain di wajah mereka. Udara malam yang dingin menyentuh kulit, membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang gugur.“Proposisi?” suara Ian terdengar rendah, berat dengan kecurigaan yang tersembunyi di balik setiap kata.Nightmare, dengan posturnya yang anggun dan suara yang terdengar seperti musik, menjawab dengan tenang, “Itu benar. Bekerjasamalah denganku untuk menyingkirkan Zodiak.”Ian merasakan jantungnya berdetak lebih keras, seakan-akan setiap detak adalah gema dari danau yang tenang itu. ‘Siapa dia sebenarnya?’ pikirannya berteriak, mencari tahu identitas pria di depannya. ‘Mengapa dia tahu tentang Zodiak? Apa dia juga seorang pengguna sistem?’ Tapi tidak ada, tidak ada notifikasi misi darurat yang biasanya muncul di benaknya jika ada pengguna sistem lain di dekatny
Ketika pagi menyingsing, Ian bangun seperti biasanya. Saat ia melihat jam dinding di kamarnya, waktu masih menunjukkan pukul lima pagi. Ian kemudian duduk di tepi tempat tidurnya, merenung tentang peristiwa malam sebelumnya. "Jika apa yang dikatakan Nightmare itu benar," gumamnya, "maka semua dugaanku selama ini tidak salah. Pengguna Sistem, termasuk aku, adalah peserta dalam sebuah permainan kematian. Orang terakhir yang bertahan hidup akan menjadi pemenang dan mendapatkan hadiah. Meski aku tidak tahu apa hadiahnya, tapi menuruku itu pasti sesuatu yang fantasits."Ian menyentuh dagunya, mempertimbangkan informasi dari Nightmare dan dugaannya sendiri. "Berdasarkan keinginan menggebu Nightmare, sepertinya Zodiak mampu menghambat jalannya permainan menggunakan sebuah metode khusus," pikirnya. "Mungkin mereka melihat bahaya di balik permainan ini dan mencoba menghentikannya tanpa menghilangkan sistem yang mereka terima."Namun, ada pertimbangan lain. "Apa ya
Xavier memandang Lisa yang benar-benar mengabaikannya. Ia tidak mempercayainullya. ‘Apakah ada masalah dengan pesonaku? Mengapa itu sama sekali tidak bekerja?!’Dulu, semua orang di Golden Entertainment sangat menyukai dan menyanjungnya. Ada banyak artis wanita yang ingin bermain film bersamanya. Namun, semuanya berubah sejak kemunculan Ian.‘Ini … benar-benar tidak masuk akal!’ teriak Xavier dalam hati.Untuk membuktikan bahwa pesonanya masih bekerja, ia berjalan mendekati Alicia yang duduk tidak jauh dari Lisa. Baru saja ia berjalan, dan bahkan belum berbicara dengannya, tiba-tiba Alicia berdiri dan berlari ke tempat Ian duduk, melewati Xavier.“Ian, aku juga punya beberapa pertanyaan. Saat adegan ini, apakah aku harus bertindak seperti ini?” Alicia bertanya penuh semangat.Untuk sesaat, Xavier merasa seperti angin lalu, yang diabaikan oleh semua orang. Mungkin, dalam sebuah game, Xavier bisa juga disebut NPC. ‘Bagaimana bisa hidup ini terasa begitu menyedihkan?”Xavier memandang Ia