Share

Bab 3

last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-12 20:44:00

Elena menghela napas panjang saat memandangi apartemen kecil yang kini akan menjadi rumah bagi dirinya dan ketiga putrinya. Sangat jauh berbeda dari kemewahan istana tempat ia tinggal selama sepuluh tahun terakhir.

"Ini rumah kita sekarang?" tanya Olivia pelan, matanya menyapu ruangan sederhana itu.

Elena tersenyum, berusaha terlihat tegar di depan anak-anaknya. "Ya, Sayang. Ini rumah baru kita."

Katty menatap ibunya dengan bingung. "Apa Daddy nggak mau jadi Daddy kita lagi?" Air mata Katty mengalir deras, semakin menghancurkan hati Elena.

Namun, Elena tetap berusaha tersenyum di hadapan ketiga putrinya.

Delya, yang masih belum mengerti apa yang sedang terjadi, memeluk kaki ibunya erat-erat. "Aku mau Daddy, Mommy."

Elena berjongkok, mengelus lembut rambut si bungsu. "Daddy nggak bisa bersama kita sekarang, tapi Mommy selalu ada untuk kalian, ya?"

Olivia menggenggam tangan Elena, berusaha menguatkan ibunya. "Nggak apa-apa, Mom. Mommy akan jadi ibu sekaligus ayah buat kami," ujar Olivia.

Elena tersenyum, menahan air matanya. Lalu ia mengelus rambut putrinya.

Tak lama setelah anak-anak beristirahat, Elena segera bergegas menuju kantor catatan sipil.

Tidak butuh waktu lama sebelum Elena berdiri di depan kantor tersebut, amplop berisi dokumen perceraian ada di tangannya. Ini adalah langkah pertama untuk membebaskan dirinya dari pria yang telah mengkhianatinya.

Saat gilirannya tiba, ia menyerahkan berkas itu kepada petugas.

"Miss Elena, Anda yakin ingin mengajukan perceraian?" tanya petugas wanita di depannya dengan nada hati-hati.

Elena mengangguk tanpa ragu. "Sangat yakin."

Petugas itu menatapnya beberapa detik sebelum akhirnya menerima berkas tersebut. "Baik, akan kami proses. Anda hanya perlu mendapatkan tanda tangan suami Anda."

Elena tersenyum tipis. "Baik, terima kasih."

Setelah itu, Elena kembali ke mansion keluarga Lancaster. Bukan lagi sebagai istri atau pemohon di hadapan Damian, melainkan sebagai seorang wanita yang menuntut keadilan untuk dirinya sendiri.

Saat memasuki rumah, suasananya sepi. Salah satu pelayan mengatakan Damian ada di lantai atas. Elena segera bergegas ke sana. Namun, saat menaiki tangga menuju kamarnya—atau lebih tepatnya, kamar yang dulu menjadi miliknya—terdengar suara tawa dan desahan lembut dari dalam.

Jantung Elena berdegup kencang. Ia lalu membuka pintu dengan kasar.

Pemandangan yang terlihat membuat amarahnya memuncak.

Damian dan Isabella berada di atas ranjang, tubuh mereka saling merengkuh, tangan sang pria mengelus wajah wanita itu dengan penuh kelembutan.

Isabella menoleh dan tersenyum sinis. "Oh, Elena. Kamu datang di saat yang tidak tepat! Kehadiranmu sangat mengganggu!"

Elena mendengus, menyilangkan tangan di dada. "Maaf, Nyonya Isabella, kalau kedatangan saya mengganggu Nyonya dan Tuan."

Damian menatapnya malas, sama sekali tidak terganggu oleh kehadirannya. "Apa yang kamu lakukan di sini? Oh, aku tahu, pasti kamu mau memohon untuk kembali padaku, kan? Jangan berharap, Elena!"

Elena melangkah mendekat, melempar amplop perceraian itu ke dadanya. "Jangan terlalu percaya diri, Tuan Damian!" Elena menyeringai. "Tanda tangani ini."

Damian menghela napas, lalu duduk santai di tepi ranjang. "Kamu yakin?" Damian tersenyum main-main padanya.

"Aku nggak punya alasan untuk mempertahankan bajingan sepertimu, Tuan Damian," jawab Elena cepat.

Damian mengambil amplop itu, membukanya, dan meneliti isinya sekilas sebelum terkekeh. "Kamu benar-benar ingin mengakhiri semuanya?"

"Bukankah itu yang kamu mau, Tuan Damian?"

Isabella terkekeh dari atas ranjang. "Kamu menyedihkan sekali, Elena. Jujur saja, aku kasihan padamu."

Elena menatapnya tajam. "Kasihan? Nggak perlu. Justru aku kasihan padamu karena harus menerima sisa-sisa dari pria yang dulu jadi suamiku."

Isabella mengangkat alis, seolah tidak terpengaruh.

Akhirnya, Damian mengambil pena dan menandatangani dokumen itu. "Baiklah, akan kutandatangani!"

Lalu ia mengambil selembar cek dari laci dan menuliskan angka yang sangat besar. Dengan santai, ia menyerahkan cek itu pada Elena. "Lima miliar. Itu lebih dari cukup untuk kamu dan anak-anakmu, kan?"

Elena menatap cek itu cukup lama.

Lalu, dengan gerakan cepat, ia merobek cek itu menjadi potongan-potongan kecil dan melemparkannya ke wajah Damian.

"Aku nggak butuh uangmu, Tuan Damian!"

Isabella terkekeh pelan. "Oh, mantan istri yang sombong sekali kau punya, sayang."

Elena menatap Damian tajam. "Kau pikir harga sepuluh tahun pernikahan bisa dibayar dengan selembar kertas? Simpan uangmu, Tuan Damian. Aku dan ketiga anakku nggak butuh uang dari bajingan tak berhati sepertimu!"

Mata Damian menyipit, ekspresinya berubah tajam. "Baik. Jangan menyesal, Elena."

Elena tersenyum dingin. "Satu-satunya penyesalanku hanyalah pernah mencintai bajingan sepertimu."

Tanpa menunggu balasan, Elena berbalik dan melangkah keluar dari ruangan itu dengan kepala tegak.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nova Ugara
bagus cerita ny...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kebangkitan Mantan Istri Miliarder yang Dikhianati    Bab 100

    106-107“Sekali lagi, Damian…” Nathan berdiri di depan pria yang bersandar di dinding, wajahnya penuh lebam. “Di mana Elena?”Damian mengusap darah di sudut bibirnya, lalu menatap kosong ke arah Nathan. “Aku sudah bilang… aku tidak tahu.”Nathan meraih kursi kayu dan melemparkannya ke sudut ruangan. “Jangan bohong!”Damian tetap diam. Napasnya berat, dadanya naik-turun, tapi matanya tetap menantang.Rendi berdiri di sudut ruangan, cemas. “Tuan Nathan, sebaiknya kita jangan—”“Minggir, Rendi!” Nathan berbalik, wajahnya merah. “Kalau dia tidak mau bicara, aku akan cari buktinya sendiri.”Nathan mengeluarkan ponselnya dan menekan nomor. “Iwan? Aktifkan tim IT sekarang juga. Aku ingin semua lokasi yang dikunjungi Damian Lancaster dalam dua hari terakhir. Termasuk mobil ibunya, Margaret.”Suara cepat terdengar di seberang. “Siap, Tuan Nathan. Kami mulai pelacakan sekarang.”Nathan menutup telepon, lalu kembali menatap Damian. “Kalau kau pikir aku akan menyerah begitu saja, kau salah besar.

  • Kebangkitan Mantan Istri Miliarder yang Dikhianati    Bab 99

    104-105“Aku akan bertanya sekali lagi, Damian…” Nathan menatap tajam sambil menunjuk layar iPad yang masih menyala. “Kenapa mobil ibumu ada di lokasi terakhir kali Elena terlihat?”Damian berdiri tegak, tapi tubuhnya mulai menegang. “Aku tidak tahu. Mungkin mobil itu hanya kebetulan lewat. Jangan terburu-buru menuduh aku atau ibuku, Nathan.”“Jangan mengelak, Damian!” bentak Nathan. “Itu mobil ibumu! Plat nomornya cocok. CCTV jelas terlihat!”Damian mengangkat tangannya. “Aku mengerti kamu panik, Nathan, tapi jangan membuat tuduhan. Aku sama sekali tidak tahu tentang hilangnya Elena.”Nathan mendekat, wajahnya sudah memerah karena emosi. “Aku sudah menggeledah seluruh tempat. Satu-satunya petunjuk yang kutemukan—itu mobil ibumu! Dan kamu masih bisa bilang tidak tahu apa-apa?”“Lalu kamu mau aku bilang apa? Aku benar-benar tidak tahu!” Damian tetap bersikeras. Bagaimanapun juga, pria itu tidak akan pernah mengaku.Nathan menarik napas dalam, tapi amarahnya tak lagi bisa ditahan. Tiba-

  • Kebangkitan Mantan Istri Miliarder yang Dikhianati    Bab 98

    102-103Langkah kaki bergema di sepanjang lorong gelap menuju ruang bawah tanah. Margareth, yang duduk dekat pintu, menoleh.“Lama sekali,” gumamnya kepada pria yang muncul dari balik bayangan.Damian Lancaster melangkah masuk tanpa suara. Setelan hitamnya tampak kontras dengan dinding batu yang dingin dan kotor. Matanya langsung tertuju pada Elena, yang masih terikat di kursi. Wajahnya lebam, tetapi tatapannya menyala penuh amarah.“Tinggalkan kami,” ucap Damian dingin kepada ibunya.Margareth mengangkat alis. “Kau mengusirku, Damian?”“Aku bilang, keluar,” ulangnya tanpa sedikit pun menoleh.Dengan dengusan pelan, Margareth berdiri dan berjalan keluar. “Baiklah. Hanya saja jangan terlalu kasar, Nak. Kita masih membutuhkannya.”Pintu berderit menutup di belakangnya, menyisakan Damian dan Elena berdua.Keheningan kembali turun.Damian perlahan melangkah mendekat, berhenti tepat di depannya. Ia berjongkok, memiringkan kepalanya, lalu mencengkeram dagu Elena dengan kasar.“Masih secant

  • Kebangkitan Mantan Istri Miliarder yang Dikhianati    Bab 97

    100-101Tidak terasa waktu telah berlalu. Setelah sekian lama, akhirnya Elena memutuskan untuk menikah lagi—kali ini dengan pria yang setia mendampinginya, Nathan Drake Sebastian.Hanya tersisa tiga hari lagi sebelum pesta resepsi besar itu digelar. Semua anggota keluarga, teman, dan rekan bisnis sudah mulai menerima undangan yang dikirim langsung oleh Elena dan Nathan. Desain undangan sederhana namun elegan, berwarna putih dan emas, dihiasi dengan pita satin kecil yang memberikan kesan mewah.Pagi itu, di ruang rias rumah besar mereka, Elena berdiri di depan cermin besar mengenakan gaun pengantin putih gading yang anggun. Gaun itu jatuh sempurna di tubuhnya—tanpa terlalu banyak payet, hanya aksen renda halus pada lengan dan dada. Rambutnya ditata setengah sanggul, sisanya dibiarkan terurai lembut. Wajahnya tampak tenang, tetapi senyum kecilnya menyiratkan kegugupan.“Oh Tuhan... kamu sangat cantik,” suara lembut Nyonya Sonia terdengar dari belakang. Wanita paruh baya itu menutup mulu

  • Kebangkitan Mantan Istri Miliarder yang Dikhianati    Bab 96

    99Langit sore mulai memerah ketika mobil hitam Damian melambat dan berhenti di depan kediaman keluarga Lancaster. Pintu depan sudah terbuka sebelum ia sempat mengetuk, seolah ibunya memang sudah menunggunya sejak tadi.“Kau juga pulang,” ujar Margareth dengan ekspresi sulit terbaca. Wajahnya tetap cantik dan terawat meski usia telah bertambah. Ia mengenakan gaun satin gelap dan kalung mutiara yang menambah aura aristokratiknya.Damian masuk tanpa banyak bicara, langsung melepas jasnya dan meletakkannya di sandaran sofa. “Hari yang panjang,” gumamnya sambil menuangkan segelas wine dari botol di atas meja.Margareth menatap tajam anak semata wayangnya, lalu duduk anggun di kursi berhadapan dengannya. “Jadi? Ada perkembangan? Sudah mulai mendekati Elena?”Damian memutar gelasnya perlahan. “Aku sudah mulai mendekatinya, sedikit demi sedikit. Tapi Elena bukan tipe wanita yang mudah dibujuk dengan kata-kata manis atau hadiah mahal.”“Lalu kau pikir dia tipe wanita yang bisa ditaklukkan ha

  • Kebangkitan Mantan Istri Miliarder yang Dikhianati    Bab 95

    98Langkah Elena cepat, suara hak tingginya terdengar tegas di sepanjang lorong marmer menuju lantai paling atas gedung milik Nathan, kantor pusat yang menjulang di tengah kota. Matanya tidak menoleh ke kiri maupun ke kanan. Resepsionis berusaha menghentikannya, tapi Elena sudah terlalu yakin dengan tujuannya.“Permisi, Nona Elena, Tuan Nathan sedang—”“Aku istrinya,” potong Elena tegas. “Dan aku tidak butuh janji untuk bicara dengan suamiku.”Pintu lift terbuka. Elena masuk tanpa ragu. Tangannya mengepal, napasnya terengah oleh emosi. Bukan marah, tapi takut. Takut kalau Nathan benar-benar percaya pada foto itu. Takut kalau Damian berhasil menanamkan keraguan dalam pernikahan mereka.Sesampainya di lantai atas, dia tidak menunggu asisten membukakan pintu. Elena mendorongnya sendiri. Dengan napas tercekik, ia langsung menerobos masuk ke ruang CEO.Nathan berdiri membelakangi jendela, kedua tangannya masuk ke dalam saku celana. Tegap. Diam. Tidak jelas apa yang ada di pikirannya. Namu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status