Kebangkitan Mantan Istri Miliarder yang Dikhianati

Kebangkitan Mantan Istri Miliarder yang Dikhianati

last updateLast Updated : 2025-08-13
By:  Miss Queen MikaylaUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
17Chapters
29views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Elena mengorbankan segalanya demi pernikahannya—hanya untuk dikhianati oleh pria yang pernah bersumpah akan mencintainya. Semua itu hanya karena Elena tak mampu melahirkan seorang putra sebagai pewaris. Ketika Damian, miliarder arogan yang dulu menjadi suaminya, membawa wanita lain ke rumah, Elena tidak menangis atau memohon. Ia langsung mengajukan gugatan cerai dan menghilang dari kehidupan Damian. Lima tahun kemudian, Elena kembali muncul sebagai ratu bisnis. Dengan kecerdasannya, ia membangun kerajaan bisnisnya sendiri. Damian menyesal ketika mengetahui bahwa anak keempat yang dilahirkan Elena ternyata seorang laki-laki. Jadi, akankah Elena memberikan kesempatan kedua pada mantan suaminya?

View More

Chapter 1

Bab 1

"Sayang, kamu benar-benar anugerah untuk keluarga ini." Suara lantang Margaret Lancaster, ibu mertua Elena, memenuhi ruangan. "Akhirnya Damian menemukan wanita yang bisa memberinya seorang pewaris."

Senyum di wajah Elena perlahan memudar saat mendengar suara dari dalam ruangan. Padahal, ia berniat memberikan kabar terbaik dalam hidupnya kepada Damian—suaminya selama sepuluh tahun.

Tangan Elena menggenggam erat amplop berisi hasil pemeriksaan dokter. Ia sedang mengandung anak keempatnya.

Elena terhenti di ambang pintu. Matanya membeku melihat pemandangan di depannya. Seorang wanita berambut pirang dengan tubuh sempurna duduk anggun di sofa. Dia begitu sempurna. Dialah Isabella Monroe.

Seorang model papan atas yang sering menghiasi majalah fashion. Dan sekarang, ia duduk percaya diri di rumah Elena, di tengah keluarganya.

"Ah, Tante, berlebihan sekali," Isabella tertawa kecil, suaranya lembut namun penuh kepuasan.

"Jangan panggil aku tante, sayang. Sekarang kamu adalah menantuku."

"Benar, panggil kami Mommy dan Daddy." Kali ini, suara berat datang dari Charles Lancaster, ayah mertua Elena. "Daddy sangat senang. Daddy akhirnya punya pewaris laki-laki!"

Dada Elena terasa sesak. Saat itu juga, Damian menoleh padanya. Seolah baru menyadari kehadirannya, ia berdiri dari kursinya dan memasukkan kedua tangan ke saku dengan santai.

"Kamu sudah pulang?" ucapnya santai, seakan tidak ada yang aneh dengan situasi itu.

Elena menatapnya tak percaya. Lalu ia mendekat. "Damian, apa maksud semua ini?"

Isabella berdiri perlahan, lalu berjalan mendekati Damian sebelum melingkarkan tangannya di tubuh pria itu. "Sayang, kamu belum bilang ke istrimu?" tanyanya manja.

Kepala Elena terasa berdenyut. Tangannya menggenggam amplop itu semakin kuat. "Damian, tolong katakan sesuatu."

Pria itu menghela napas, lalu tersenyum miring. "Elena, aku akan bicara terus terang. Aku dan Isabella sudah menjalin hubungan selama dua tahun. Dia memberiku sesuatu yang bahkan kamu tidak bisa berikan."

"Maksudmu apa?" bisik Elena, hatinya mulai merosot.

Damian menatap tajam padanya. "Isabella telah memberiku seorang putra. Ini foto putraku bersama Isabella, usianya baru dua bulan."

Sekejap, mata Elena membelalak kaget mendengar pengakuan suaminya.

"Kamu sudah memberiku tiga anak. Tapi semua anak yang kamu lahirkan selalu perempuan. Kamu tahu kan? Aku sangat menginginkan keturunan laki-laki."

Elena hanya bisa menggeleng tak percaya.

"Dan Olivia, Katty, serta Delya akan tetap menjadi milikmu. Mereka juga tidak akan mendapat sepeser pun harta. Elena, kamu tahu bagaimana tradisi keluarga ini, kan? Seorang pewaris laki-laki selalu lebih berharga."

"Apa yang Damian katakan itu benar," lanjut Lady Margaret. "Tiga putrimu itu tidak akan pernah mewarisi. Mereka tidak layak. Dan aku sangat bersyukur Isabella datang ke hidup Damian untuk memberinya seorang putra. Sepuluh tahun menikah, dan kamu hanya bisa memberinya tiga anak perempuan?"

Tangan Elena terkepal. "Jadi… hanya karena aku melahirkan anak perempuan, kamu pikir aku tidak berguna?"

Isabella terkekeh. "Elena, kamu memang pintar."

Damian menoleh ke Isabella, menatapnya penuh kelembutan—tatapan yang dulu selalu ia berikan kepada Elena. "Elena, ini adalah keputusan terbaik. Aku akan pastikan kamu dan ketiga putrimu hidup dengan nyaman. Aku bahkan mau memberimu rumah baru, jauh dari sini."

Rumah baru? Seperti membuang sampah yang tidak diinginkan?

Elena menatap pria yang dulu begitu ia cintai, pria yang pernah berjanji akan menemaninya dalam suka dan duka. "Lalu aku?" suaranya terdengar rapuh. "Apakah aku pernah berarti bagimu, Damian? Aku yang menemanimu selama sepuluh tahun ini. Aku yang membantumu sampai bisa setara dengan para bangsawan. Kamu membuangku hanya karena ini?"

Damian tidak menjawab. Itu saja sudah cukup bagi Elena.

Dengan tangan bergetar, ia perlahan membuka amplop yang digenggamnya, mengeluarkan selembar kertas dari dalam. Dengan suara tenang, ia berkata, "Hari ini aku berniat memberitahumu kalau aku sedang hamil."

Alis Damian terangkat. "Hamil?"

Elena menatapnya lurus, tanpa gentar. "Ya, aku hamil!"

Mata Margaret membesar. Charles mengernyit, seolah berita itu adalah kabar buruk. Isabella hanya tersenyum tipis, sama sekali tidak terlihat terkejut.

"Halah, paling-paling kamu akan melahirkan anak perempuan lagi!" ujar Lady Margaret.

Elena mengangkat dagunya, menatap ibu mertuanya.

Sejenak, ekspresi Damian berubah. Namun sebelum Elena bisa menangkapnya jelas, senyum sinis kembali muncul di wajah pria itu. "Dan kamu pikir kehamilanmu yang tidak penting itu akan mengubah keadaan?"

Elena terdiam. Air matanya hampir jatuh, namun ia menahannya.

Damian terkekeh, lalu menoleh ke Isabella seakan berbagi lelucon. "Kehamilanmu tidak akan pernah mengubah keputusanku, Elena. Isabella akan tetap menjadi Ny. Damian."

Isabella tersenyum mengejek ke arah Elena.

Elena menggenggam lembar kertas di tangannya erat-erat.

Margaret menyilangkan tangan. "Kami tidak mau membuang waktu. Lebih baik kamu gugurkan janin di perutmu itu!"

Darah Elena mendidih. "Bagaimana kalau anak ini laki-laki?"

Charles menyeringai. "Tidak mungkin! Anak itu pasti perempuan!"

Hati Elena terasa remuk berkeping-keping. Matanya mulai panas, tetapi ia menolak menunjukkan kelemahan di hadapan mereka.

Damian mendekat, menatapnya tanpa emosi. "Elena, anggap saja ini kesepakatan bisnis. Aku akan memberimu kompensasi yang layak. Kamu bisa pergi dengan tenang."

Air matanya hampir jatuh, tapi ia menahannya sekuat tenaga. Ia tidak akan membiarkan mereka melihat dirinya hancur.

Mengambil napas panjang, Elena menegakkan bahunya. Dengan tangan mantap, ia merobek lembar hasil tes kehamilannya.

Elena menatap Damian dengan tatapan tajam. "Kamu benar, Damian. Aku memang harus meninggalkan rumah ini. Aku tidak akan membiarkan anak-anakku tumbuh di keluarga yang menilai harga diri seseorang hanya dari jenis kelamin. Mari kita bercerai, Tuan Damian Lancaster."

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
17 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status