Home / Fantasi / Kebangkitan Sang Naga Emas / Episode 5 Penyusup (1)

Share

Episode 5 Penyusup (1)

Author: Rai Seika
last update Last Updated: 2022-07-04 10:32:16

Adrian dan Rosaline menunggu Pangeran Yuasa siuman. Namun, sudah setengah jam hal itu tidak terjadi juga.

"Adrian, kamu yakin dia tidak apa-apa?" tanya Rosaline mulai cemas.

"Tidak ada luka, seharusnya tidak masalah," balas Adrian yang tidak meyakinkan.

"Aku panggilkan tabib saja, tunggu di sini!" lanjut Adrian yang terlihat mulai cemas dan memilih mencari tabib dan meninggalkan Rosaline serta Pangeran Yuasa yang masih pingsan.

Tak lama tabib serta Adrian datang. Sang tabib memeriksa keadaan Pangeran Yuasa.

"Bagaimana?" tanya Rosaline cemas.

"Dia kelelahan, akan memerlukan waktu lama untuknya siuman. Tubuhnya sedang memulihkan diri," jawab sang tabib.

"Syukurlah," balas keduanya serempak.

"Lebih baik pindahkan ke tempat yang lebih hangat, sebentar lagi malam," saran dari sang tabib.

Setelah selesai memeriksa dan memastikan tidak ada yang salah pada diri Pangeran Yuasa, sang tabib undur diri dan meninggalkan ketiganya.

"Rosaline, sebaiknya kau dan pangeran menginap saja di sini, akan kusiapkan kamar untuk kalian," usul Adrian dan Rosaline mengangguk.

"Satu kamar dengan dua tempat tidur," balas Rosaline.

"Tunggu! Apa maksudnya satu kamar?" tanya Adrian tidak suka dengan keinginan Rosaline. Bagaimanapun juga laki-laki dan perempuan tanpa ikatan pernikahan berada dalam satu kamar yang sama bukanlah hal yang baik. Hal itu akan menimbulkan banyak perbincangan tak enak nantinya.

"Aku akan bersama Pangeran dalam kamar yang sama," jawab Rosaline dengan ringannya.

"Rosaline!"

"Kalian belum menikah, tidak boleh!" tolak Adrian mentah-mentah.

"Terserah, aku tetap tidak mau berbeda kamar dengannya," balas Rosaline sama keras kepalanya dengan Adrian.

"Kau akan menjadi bahan gosip nantinya," ucap Adrian.

"Untuk apa mendengarkan mereka, bagiku keselamatan pangeran lebih penting," balas Rosaline bersikukuh dengan keputusannya.

"Begini saja, kalian di kamarku saja, setidaknya ada orang ketiga sebagai saksi kalian bersih," usul Adrian yang tidak rela Rosaline berduaan dengan laki-laki lain.

"Baiklah, tak masalah," balas Rosaline.

Adrian mengangkat tubuh Pangeran Yuasa dan membawanya ke kamarnya. Ruang kamar Adrian cukup luas karena dia adalah seorang pelatih. Dia memiliki fasilitas yang lebih baik dari para peserta yang berlatih di Arena Redlion. 

"Lumayan," ucap Rosaline setelah memperhatikan seluruh ruang kamar Adrian.

"Ya, lumayan. Tak akan sama dengan para pengawal berkelas sepertimu," timpal Adrian dengan perkataan Rosaline.

Rosaline memeriksa seluruh bagian kamar Adrian yang membuat si pemilik kamar sedikit merasa canggung dan waspada. 

"Bersih, baguslah," komentar yang akhirnya keluar dari mulut Rosaline.

"Aku ambil kasur tambahan dulu," ucap Adrian yang kemudian keluar dari kamarnya.

Adrian keluar dan tanpa sengaja berpapasan dengan rekannya.

"Mau ke mana?" tanyanya.

"Mengambil kasur tambahan, ada yang menginap di kamarku," jawab Adrian apa adanya.

"Butuh berapa? Kenapa tidak ambil kamar kosong saja? Ada banyak yang tidak terpakai," tanya rekan Adrian.

"Dia tidak mau," jawab Adrian.

"Aku juga sedang tidak ada kerjaan, yuk kubantu," ucap rekan Adrian menawarkan diri.

Mereka berdua Masing-masing membawa satu kasur gulung. Lalu masuk ke kamar Adrian.

Rekan Adrian melongo melihat Rosaline. Gadis itu memang cantik, wajar saja jika dilirik.

"Jaga matamu!" Sebuah pukulan mendarat di kepalanya.

"Hei, cantik banget dia, kenalin dong," bisik rekan Adrian mendekati pemilik kamar.

Adrian menatapnya tajam dan rekannya pun mencibir. 

"Dasar pelit, kenalan juga tak boleh. Mau berduaan saja ya. Ku laporkan lho," cicitnya.

"Lakukan kalau berani," balas Adrian ringan.

Rekan Adrian mendekatinya dan menyikut bahunya, "Pacarmu ya?" bisiknya cukup jelas di telinga Adrian. Namun, tak terdengar oleh Rosaline.

"Aku juga berharap seperti itu," jawab Adrian yang memang berharap bisa menjadi kekasih Rosaline.

"Oh, belum jadian. Bagus! Masih ada kesempatan," ujarnya mengepalkan tangan seakan mendengar kabar baik yang menggembirakan.

"Berani dekati dia, jangan harap masih bisa melihat matahari esok hari," ancam Adrian.

"Iya, iya tidak akan!" gerutu rekan Adrian.

Dia kembali melirik Rosaline, gadis itu begitu cantik di matanya tapi keberadaan Adrian membuatnya takut. Dia meletakkan kasur yang dibawanya lalu melihat ada seseorang yang tidur di atas tempat tidur.

"Hei, siapa lagi itu?" bisiknya bertanya kepada Adrian.

"Bukan urusanmu!" jawab Adrian kesal. "Sudah sana keluar dan terima kasih sudah membantu," lanjut Adrian mendorong rekannya keluar dari kamarnya.

Dia masih melirik ke arah tempat tidur sebelum akhirnya benar-benar keluar dari kamar Adrian.

"Awas ya ku laporkan!" gertaknya.

Sesaat kemudian tidak lagi terdengar suara dari luar. Adrian mempersiapkan tempat tidur untuknya dan Rosaline.

"Siapa tadi?" tanya Rosaline.

"Hanya rekan di sini, abaikan saja," jawab Adrian.

"Tidak bisa, dia melihat Pangeran Yuasa, aku …," Rosaline menggantung ucapannya dia ragu untuk mengatakan kecurigaannya.

"Mau makan malam? Mungkin Pangeran akan siuman esok hari, di sini aman tenanglah," ucap Adrian yang melihat kekhawatiran di wajah Rosaline.

"Kau tidak mengerti," balas Rosaline menggantung. 

Adrian tidak mengerti kenapa Rosaline terlihat begitu cemas.

"Biar ku ambilkan makan malam, tunggu saja di sini," ucap Adrian menawarkan diri.

Dia keluar dan terus memikirkan Rosaline yang terlihat khawatir. "Apa yang membuatnya terlihat begitu cemas," gumam Adrian.

Adrian merasakan kehadiran orang yang tak biasa. Gerakan mereka cepat, bukan tipe kristal merah. Dia mengendap-endap dan melihat sekelebat bayangan hitam yang melompat-lompat di atas atap.

"Penyusup!" teriak Adrian dia membunyikan alarm untuk memberikan peringatan. 

Dengan cepat Adrian kembali ke kamarnya, khawatir dengan keadaan Rosaline dan Pangeran Yuasa.

"Rosaline!" teriak Adrian membuka pintu kamarnya dan melihat tiga orang berbaju hitam dan mengenakan penutup wajah menyerang Rosaline, lalu dua orang lainnya membawa Pangeran Yuasa. 

"Adrian, tolong!" teriak Rosaline dan kelima orang berpakaian hitam itu menoleh.

Adrian membantu Rosaline dan kedua orang yang membawa Pangeran Yuasa sudah bersiap kabur lewat jendela.

"Mereka bagianmu!" teriak Rosaline mendorong kedua orang yang menyerangnya ke arah Adrian lalu dia mengejar dua orang yang membawa Pangeran Yuasa.

"Jangan kabur!" teriak Rosaline.

Alarm yang dibunyikan Adrian membuat semua orang di Arena Redlion siaga.

Dua orang berbaju hitam tak bisa berkutik saat ada yang menghadang sementara di belakangnya Rosaline sudah bersiap menyerang. Merasa tak lagi bisa kabur, mereka menggunakan Pangeran Yuasa untuk mengancam.

"Jika mendekat, nyawanya akan melayang," ancamnya.

Bagaimana Rosaline menyelamatkan Pangeran Yuasa? 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 217 Penobatan

    Raja Quattro dikejutkan dengan tanaman merambat yang mulai menjalar dan terus tumbuh di bawah kakinya. Tanaman itu mengikuti ke mana sang raja baru melangkah. Seakan tahu sasarannya, tanaman rambat itu mengikat kaki Raja Quattro.“Kau mengendalikan tanaman!” teriak Raja Quattro saat tanaman rambat mulai melilitnya dari bawah. Kakinya telah terikat sempurna hingga lutut. Dia berusaha memotong sulur-sulur yang merambat cepat.“Aku tidak menguasai pengendalian tanaman,” balas Pangeran Yuasa.Pangeran Yuasa juga bingung dengan kondisi angin yang bertiup bersamaan dengan helai dedaunan. Aroma mint lembut terbawa dalam hembusan angin hingga semua pasukan berhenti berlari saat menghirup aromanya.“Jangan berkilah, hentikan tanaman ini!” teriak Raja Quattro saat tanaman rambat itu kini membungkus seluruh kakinya hingga ke pinggang dan masih menjalar. Bukan hanya di bawah kaki Raja Quattro tanaman mulai tumbuh di seluruh bagian. Ada beberapa bunga kecil yang mulai mekar pula.“Ayahanda,” gumam

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 216 Melawan Raja Quattro

    “Rosaline!” Damian menangkap tubuh Rosaline. Dia menepuk pipi adik perempuannya supaya sadar.Raja Quattro yang melihat barrier tujuh lapis. Rosaline menghilang menyeringai. Senyumannya membuat Damian merasa merinding. Tubuh Rosaline tiba-tiba terasa ringan. Damian yang melihat perubahan itu menyipitkan mata tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tubuh Rosaline yang sedang pingsan tiba-tiba berpindah dari tangan Damian ke tangan Raja Quattro tanpa disadarinya. Angin Raja Quattro yang memindahkannya secepat kilat.Keberadaan Rosaline di tangan Raja Quattro membuat mereka semua bergidik. Raja itu melakukan segala cara demi tercapai tujuannya.“Pangeran! Turun dan serahkan dirimu, atau ....” Raja Quattro memperlihatkan Rosaline yang berada di tangannya dan memberikan isyarat gerakan tangan di depan leher seperti diiris.“Bagaimana Yuasa?” Aurum yang bersatu dengan Pangeran Yuasa tidak bisa tinggal diam. Baginya Rosaline merupakan orang yang berharga, setidaknya dia menganggap gadis itu

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 215 Runtuhnya Istana Mawar

    Adrian merasa ada yang janggal. Saat mereka meninggalkan Istana Mawar, permaisuri menyambut mereka. Namun, saat ini meskipun keributan sangat besar terjadi tidak ada tanda-tanda keberadaan permaisuri.“Tunggu.” Adrian menghentikan Pangeran Yuan yang akan membuka pintu ke kamar Raja Yuichi.“Ada apa?”Kedua anak kembar itu saling berpandangan kemudian melihat ke arah Adrian.“Kalian tunggu sebentar,” ucap Adrian meminta kedua anak kembar ini menunggu dan dia menyelinap masuk diam-diam.Tak lama berselang, Aurum bersama dengan Pangeran Yuasa masuk ke dalam.“Sedang apa?” tanya Aurum yang melihat dua anak sedang berdiri di depan pintu. Dia mencari tempat untuk meletakkan Pangeran Yuasa yang sedang tidak sadarkan diri. Setelah memindai ruangan dengan teliti dia menemukan ada kursi panjang dan akhirnya merebahkan Pangeran Yuasa di sana.“Apa yang terjadi dengan Kakak?” tanya Pangeran Yuan.“Kehabisan energi, sudah hal biasa,” jawab Aurum.Rosaline menanyakan keberadaan Adrian kepada Putri

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 214 Kekuatan Pangeran Yuasa

    Pangeran Yuasa berjalan menuju ke bangunan utama Istana Mawar. Mereka yang berada di depan sang pangeran menyingkir tanpa perintah. Semua orang seakan mendapatkan tekanan yang begitu berat dan tidak bisa beranjak dari tempatnya kecuali mereka yang menghalangi jalan seakan kakinya bergerak sendiri untuk memberi jalan sang pangeran. “Apa ini?!” batin Raja Quattro. Dia tidak bisa bergerak bahkan menunduk saat Pangeran Yuasa lewat di depannya. “Kau ingin tahu kekuatan apakah ini? Ini adalah kekuatan untuk mengendalikan, aku memang lemah tapi dengan kekuatan ini kau pun akan bertekuk lutut,” bisik Pangeran Yuasa di depan Raja Quattro. “Salam kepada Yang Mulia,” ucap Raja Quattro, ucapan yang seharusnya tidak pernah keluar dari mulutnya. Dia berlutut di depan Pangeran Yuasa. Semua pengikut sang raja pun mengikuti apa yang dilakukannya. “Sial, bagaimana bisa tubuhku dipaksa seperti ini!” batin Raja Quattro mengumpat dalam hati, mengutuk sang pangeran atas perlakuannya merendahkan dirinya.

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 213 Melawan Raja Quattro

    Aurum menerjang prajurit yang menghalanginya. Dia tidak peduli dengan mereka yang menghalangi dan berlari ke arah Pangeran Yuasa.“Yuasa!”Raja Quattro yang melihat Aurum mendekat mengangkat tangannya. Dia mengucapkan sesuatu dan angin besar menerbangkan Aurum, naga yang begitu besar seakan tidak memiliki berat. Aurum terhempas dan menimpa beberapa prajurit.“Dasar pengganggu.” Raja Quattro membuat pembatas, pembatas yang membuat gentar siapa pun yang ada di sana. Mereka berdua berada di tengah-tengah pusaran angin.“Siapa yang akan menolongmu sekarang, Pangeran? Kau bukan apa-apa tanpa teman-temanmu. Kau pikir aku tidak tahu, kau lemah, sangat lemah, hanya karena kau terlahir sebagai anak raja maka semua ini bisa kau miliki. Sungguh membuat iri. Aku yang berusaha sekuat tenaga, berjuang dari bawah hanya bisa menduduki posisi jenderal. Sementara kau akan menjadi raja? Enak saja. Aku juga bisa melakukan pemurnian, ternyata itu bukan kekuatan spesial.” Raja Quattro menyeringai. Dia mena

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 212 Perbedaan Kekuatan

    “Cepat, kita harus menolong ayah!” seru Pangeran Yuasa.Yuan terbang lebih dulu, dia dapat merasakan kekuatan kristal hitam yang begitu besar.“Aneh, kenapa kristal hitam sangat terasa di sini, ini akan sangat buruk untuk ayah dan kakak,” batin Pangeran Yuan. Dia mendekati Yui dan membicarakan tentang firasatnya.“Istana Mawar ada di depan.” Pangeran Yuasa memberikan komandonya.Putri Yui memperlambat terbangnya saat merasakan sesuatu yang tidak biasa.“Ada apa?” tanya Pangeran Yuasa saat melihat kedua adik kembarnya berhenti dan tidak melanjutkan perjalanan mereka.“Itu!” Mata Pangeran Yuasa terbelalak, pasukan yang berjajar rapi mungkin lebih dari 10.000 prajurit ada di sana. Mereka dipimpin oleh Raja Quattro dan para jenderalnya.“Melawan mereka rasanya seperti menggali kubur sendiri,” gumam Rosaline.Sekuat-kuatnya mereka jika lawannya begitu banyak tetap saja akan sangat sulit.Pangeran Yuasa melihat pergerakan pasukan Damian dan yang lain menuju Istana Mawar. Pasukan mereka hany

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status