Home / Fantasi / Kebangkitan Sang Naga Emas / Episode 6 Penyusup (2)

Share

Episode 6 Penyusup (2)

Author: Rai Seika
last update Last Updated: 2022-09-07 05:00:34

Rosaline melihat Adrian ada di bawah bersama rekannya yang tadi. Dia memberikan sinyal hanya dengan tatapan mata saja. 

"Tenanglah, jangan lukai dia," balas Rosaline mengulur waktu dan mencari celah. 

"Jangan mendekat dan suruh mereka semua mundur!" 

Orang-orang dari Arena Redlion menatap Rosaline dan saat gadis itu mengangguk mereka mundur sesuai permintaan penyusup itu.

"Bagus," 

Mereka melangkah dan saat berusaha membawa Pangeran Yuasa bersamanya, Rosaline melemparkan belatinya mengenai lengan orang yang menyandera Pangeran Yuasa hingga tubuhnya terlepas. Tubuh Pangeran Yuasa terjatuh, merosot dari atap yang memang miring.

"Adrian!" teriak Rosaline.

Adrian bersiap di bawah dan menangkap tubuh Pangeran Yuasa.

Panik, kedua orang berbaju hitam itu menyerang Rosaline lalu melemparkan senjata rahasia berupa asap. Kemudian mereka berdua menghilang.

"Mereka kabur," 

"Adrian! Bagaimana Pangeran?" tanya Rosaline.

"Aman!" teriak Adrian membalas pertanyaan Rosaline.

Keduanya kini telah kembali ke kamar bersama Pangeran Yuasa yang belum sadarkan diri.

"Bagaimana mereka bisa menyusup ke sini," gumam Adrian.

"Siapa yang tahu jika Pangeran menginap di sini?" tanya Rosaline.

"Tidak ada, maksudku hanya tabib dan Ron," balas Adrian.

"Apa Ron bisa dipercaya?" 

"Dia rekanku dan aku percaya padanya," jawab Adrian. 

"Lalu darimana mereka tahu? Apa mungkin tabib yang tadi?" 

Adrian dan Rosaline saling pandang. Adrian sendiri tidak terlalu mengenal baik tabib yang tadi memeriksa Pangeran Yuasa. 

"Apa ada yang mengincar Pangeran?" tanya Adrian, dan Rosaline mengangguk.

Rosaline duduk di sebelah Pangeran Yuasa. Lalu menghela napas panjang sebelum mulai berbicara.

"Dulu, saat awal aku menjadi pengawalnya dia pernah diculik. Saat itu kami berada di Kota Onyx. Dan penyusup Onyx, aku yakin mereka salah satu dari mereka. Serangan dengan angin, kemampuan yang dimiliki oleh orang-orang yang tinggal di Kota Onyx." 

Rosaline melihat ada gerakan dari Pangeran Yuasa, dia mulai siuman.

"Apa yang mereka inginkan?" tanya Adrian.

"Darahku," jawab Pangeran Yuasa. Dia mulai bangun dari tidurnya dan duduk.

"Pangeran, bagaimana keadaan Anda? Apa ada yang sakit?" tanya Rosaline.

Pangeran Yuasa hanya menggeleng.

"Sepertinya darahku dapat dijadikan obat atau ramuan panjang umur, banyak yang menginginkannya," lanjut Pangeran Yuasa.

"Pantas saja, siapapun pasti menginginkan itu. Semua yang memiliki mitos dapat menjadi obat akan selalu diincar," sambung Adrian.

"Lalu bagaimana sekarang? Apa masih bisa dilanjutkan latihannya?" tanya Rosaline.

"Tunggu dulu, nanti ku kabari. Sementara Pangeran kembali ke istana sampai masalah ini selesai. Setidaknya aku akan menginterogasi penyusup yang tadi tertangkap," balas Adrian.

Pintu tiba-tiba di buka dengan paksa dari luar.

"Adrian!" teriak Ron yang masih terlihat belum bisa mengatur napasnya.

"Tenangkan dirimu sendiri Ron, ada apa?" Adrian berdiri dan berjalan ke arah Ron yang kini bersandar di pintu mengatur napasnya.

"Penyusup … mereka … penyusup itu," ucap Ron terbata-bata masih dengan napas tersengal-sengal.

"Minumlah dulu," Rosaline memberikan segelas air putih dan langsung diteguk habis oleh Ron.

"Penyusup yang tertangkap tadi sudah kabur, penjaga penjara dibuat tertidur bahkan belum bangun sampai sekarang," ucap Ron melapor kepada Adrian.

"Apa! Kabur!" Adrian terlihat tidak percaya dia menarik Ron keluar kamar.

"Bagaimana bisa? Penjara Arena Redlion berlapis tak hanya ada satu atau dua penjaga," bisik Adrian. Dia tidak ingin Rosaline mendengar hal ini. Sebuah aib untuk Arena Redlion yang merupakan tempat berlatih para prajurit tapi ada penjahat yang bisa kabur dari tahanannya.

"Mereka seperti dibuat tertidur atau terhipnotis. Yang jelas kemampuan khusus kristal putih yang biasanya dari Kota Onyx," lanjut Ron.

"Kota Onyx, semua dari sana. Apa sebenarnya yang terjadi di kota itu," gumam Adrian.

"Hei, bagi satu donk. Keduanya cantik," bisik Ron.

"Apa?" Adrian tidak mengerti.

"Yang di dalam, dua-duanya cantik," bisik Ron.

"Lihat baik-baik yang satu itu laki-laki," balas Adrian menunjuk ke arah Pangeran Yuasa.

Ron memperhatikan Pangeran Yuasa dari atas hingga bawah.

"Benar, dia laki-laki. Sayang sekali secantik itu," gumam Ron.

"Hei, jangan mengalihkan perhatian. Apa ada yang mencurigakan selain orang-orang dari kota Onyx?" tanya Adrian.

Ron mendekatkan dirinya ke arah Adrian lalu berbisik.

"Tidak mungkin!" seru Adrian.

"Itu hanya dugaan saja, masih belum ada bukti," sahut Ron.

Adrian melirik ke arah Rosaline, " Dengar Ron, rahasiakan ini. Jangan ada yang tahu siapa mereka," bisik Adrian.

"Tunggu! Itu… itu… Pangeran kan? Pangeran Yuasa yang itu," bisik Ron yang tak percaya Adrian kenal dengan orang istana.

"Awas kalau kau menyebarkan informasi ini," ancam Adrian dengan tangan menunjuk lehernya secara mendatar.

"Siap, laksanakan, Sersan!" jawab Ron memberi hormat.

"Sekarang pergilah dan cari bukti atau apapun yang janggal," perintah Adrian kepada Ron.

"Siap laksanakan!" jawab Ron yang langsung pergi dari tempat itu.

Adrian kembali ke dalam kamar lalu menutup pintu kamarnya.

"Kalian harus segera kembali ke istana, tidak perlu menunggu esok hari," saran Adrian dan keduanya menyetujui.

Di tengah malam, Adrian mengawal Rosaline dan Pangeran Yuasa sampai ke istana.

"Dengar Rosaline, tetap di istana sampai aku kembali lagi untuk melatih pangeran. Sampai jumpa lagi," pamit Adrian memacu kudanya meninggalkan keduanya di istana. Tempat paling aman untuk mereka saat ini.

Adrian kembali ke Arena Redlion dan bergabung dengan Ron, mencari bukti-bukti dan juga mencari pelaku yang membantu para penyusup kabur dari penjara.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 217 Penobatan

    Raja Quattro dikejutkan dengan tanaman merambat yang mulai menjalar dan terus tumbuh di bawah kakinya. Tanaman itu mengikuti ke mana sang raja baru melangkah. Seakan tahu sasarannya, tanaman rambat itu mengikat kaki Raja Quattro.“Kau mengendalikan tanaman!” teriak Raja Quattro saat tanaman rambat mulai melilitnya dari bawah. Kakinya telah terikat sempurna hingga lutut. Dia berusaha memotong sulur-sulur yang merambat cepat.“Aku tidak menguasai pengendalian tanaman,” balas Pangeran Yuasa.Pangeran Yuasa juga bingung dengan kondisi angin yang bertiup bersamaan dengan helai dedaunan. Aroma mint lembut terbawa dalam hembusan angin hingga semua pasukan berhenti berlari saat menghirup aromanya.“Jangan berkilah, hentikan tanaman ini!” teriak Raja Quattro saat tanaman rambat itu kini membungkus seluruh kakinya hingga ke pinggang dan masih menjalar. Bukan hanya di bawah kaki Raja Quattro tanaman mulai tumbuh di seluruh bagian. Ada beberapa bunga kecil yang mulai mekar pula.“Ayahanda,” gumam

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 216 Melawan Raja Quattro

    “Rosaline!” Damian menangkap tubuh Rosaline. Dia menepuk pipi adik perempuannya supaya sadar.Raja Quattro yang melihat barrier tujuh lapis. Rosaline menghilang menyeringai. Senyumannya membuat Damian merasa merinding. Tubuh Rosaline tiba-tiba terasa ringan. Damian yang melihat perubahan itu menyipitkan mata tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tubuh Rosaline yang sedang pingsan tiba-tiba berpindah dari tangan Damian ke tangan Raja Quattro tanpa disadarinya. Angin Raja Quattro yang memindahkannya secepat kilat.Keberadaan Rosaline di tangan Raja Quattro membuat mereka semua bergidik. Raja itu melakukan segala cara demi tercapai tujuannya.“Pangeran! Turun dan serahkan dirimu, atau ....” Raja Quattro memperlihatkan Rosaline yang berada di tangannya dan memberikan isyarat gerakan tangan di depan leher seperti diiris.“Bagaimana Yuasa?” Aurum yang bersatu dengan Pangeran Yuasa tidak bisa tinggal diam. Baginya Rosaline merupakan orang yang berharga, setidaknya dia menganggap gadis itu

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 215 Runtuhnya Istana Mawar

    Adrian merasa ada yang janggal. Saat mereka meninggalkan Istana Mawar, permaisuri menyambut mereka. Namun, saat ini meskipun keributan sangat besar terjadi tidak ada tanda-tanda keberadaan permaisuri.“Tunggu.” Adrian menghentikan Pangeran Yuan yang akan membuka pintu ke kamar Raja Yuichi.“Ada apa?”Kedua anak kembar itu saling berpandangan kemudian melihat ke arah Adrian.“Kalian tunggu sebentar,” ucap Adrian meminta kedua anak kembar ini menunggu dan dia menyelinap masuk diam-diam.Tak lama berselang, Aurum bersama dengan Pangeran Yuasa masuk ke dalam.“Sedang apa?” tanya Aurum yang melihat dua anak sedang berdiri di depan pintu. Dia mencari tempat untuk meletakkan Pangeran Yuasa yang sedang tidak sadarkan diri. Setelah memindai ruangan dengan teliti dia menemukan ada kursi panjang dan akhirnya merebahkan Pangeran Yuasa di sana.“Apa yang terjadi dengan Kakak?” tanya Pangeran Yuan.“Kehabisan energi, sudah hal biasa,” jawab Aurum.Rosaline menanyakan keberadaan Adrian kepada Putri

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 214 Kekuatan Pangeran Yuasa

    Pangeran Yuasa berjalan menuju ke bangunan utama Istana Mawar. Mereka yang berada di depan sang pangeran menyingkir tanpa perintah. Semua orang seakan mendapatkan tekanan yang begitu berat dan tidak bisa beranjak dari tempatnya kecuali mereka yang menghalangi jalan seakan kakinya bergerak sendiri untuk memberi jalan sang pangeran. “Apa ini?!” batin Raja Quattro. Dia tidak bisa bergerak bahkan menunduk saat Pangeran Yuasa lewat di depannya. “Kau ingin tahu kekuatan apakah ini? Ini adalah kekuatan untuk mengendalikan, aku memang lemah tapi dengan kekuatan ini kau pun akan bertekuk lutut,” bisik Pangeran Yuasa di depan Raja Quattro. “Salam kepada Yang Mulia,” ucap Raja Quattro, ucapan yang seharusnya tidak pernah keluar dari mulutnya. Dia berlutut di depan Pangeran Yuasa. Semua pengikut sang raja pun mengikuti apa yang dilakukannya. “Sial, bagaimana bisa tubuhku dipaksa seperti ini!” batin Raja Quattro mengumpat dalam hati, mengutuk sang pangeran atas perlakuannya merendahkan dirinya.

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 213 Melawan Raja Quattro

    Aurum menerjang prajurit yang menghalanginya. Dia tidak peduli dengan mereka yang menghalangi dan berlari ke arah Pangeran Yuasa.“Yuasa!”Raja Quattro yang melihat Aurum mendekat mengangkat tangannya. Dia mengucapkan sesuatu dan angin besar menerbangkan Aurum, naga yang begitu besar seakan tidak memiliki berat. Aurum terhempas dan menimpa beberapa prajurit.“Dasar pengganggu.” Raja Quattro membuat pembatas, pembatas yang membuat gentar siapa pun yang ada di sana. Mereka berdua berada di tengah-tengah pusaran angin.“Siapa yang akan menolongmu sekarang, Pangeran? Kau bukan apa-apa tanpa teman-temanmu. Kau pikir aku tidak tahu, kau lemah, sangat lemah, hanya karena kau terlahir sebagai anak raja maka semua ini bisa kau miliki. Sungguh membuat iri. Aku yang berusaha sekuat tenaga, berjuang dari bawah hanya bisa menduduki posisi jenderal. Sementara kau akan menjadi raja? Enak saja. Aku juga bisa melakukan pemurnian, ternyata itu bukan kekuatan spesial.” Raja Quattro menyeringai. Dia mena

  • Kebangkitan Sang Naga Emas   Episode 212 Perbedaan Kekuatan

    “Cepat, kita harus menolong ayah!” seru Pangeran Yuasa.Yuan terbang lebih dulu, dia dapat merasakan kekuatan kristal hitam yang begitu besar.“Aneh, kenapa kristal hitam sangat terasa di sini, ini akan sangat buruk untuk ayah dan kakak,” batin Pangeran Yuan. Dia mendekati Yui dan membicarakan tentang firasatnya.“Istana Mawar ada di depan.” Pangeran Yuasa memberikan komandonya.Putri Yui memperlambat terbangnya saat merasakan sesuatu yang tidak biasa.“Ada apa?” tanya Pangeran Yuasa saat melihat kedua adik kembarnya berhenti dan tidak melanjutkan perjalanan mereka.“Itu!” Mata Pangeran Yuasa terbelalak, pasukan yang berjajar rapi mungkin lebih dari 10.000 prajurit ada di sana. Mereka dipimpin oleh Raja Quattro dan para jenderalnya.“Melawan mereka rasanya seperti menggali kubur sendiri,” gumam Rosaline.Sekuat-kuatnya mereka jika lawannya begitu banyak tetap saja akan sangat sulit.Pangeran Yuasa melihat pergerakan pasukan Damian dan yang lain menuju Istana Mawar. Pasukan mereka hany

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status