Share

Bab revisi 327

Author: Lilis
last update Last Updated: 2025-12-14 23:30:12

Lin Yue menatap tajam ke depan.

Tidak ada angin.

Tidak ada suara alam.

Yang terdengar hanyalah langkah kaki mereka sendiri, degup jantung yang makin berat, dan bisikan napas teman-temannya yang tertahan.

Matanya menyipit. Lin Yue bertukar pandang dengan yang lain.

Lalu—

bau itu menghantam.

Bau darah segar bercampur daging busuk. Menyatu, pekat, menusuk hingga ke dalam kepala.

“Huek…!”

Su Yu spontan menutup hidung, wajahnya memucat. “Baunya menjijikkan!”

Beberapa yang lain ikut tersedak. Hidung terasa panas, perih, seolah dibakar dari dalam.

Lin Yue menahan napas, menelusuri sekeliling. Namun yang terlihat hanya hamparan tanah gersang dan retak—tak ada bangkai, tak ada jejak.

“Ini bukan bau sisa,” ucapnya rendah. “Ini tanda.”

Ia merogoh pakaiannya, mengeluarkan beberapa gantungan kecil beraroma tajam.

“Pakai ini,” katanya sambil membagikannya. “Gantung di mana saja. Wewangian ini bisa menyamarkan bau tubuh.”

Tanpa banyak bicara, yang lain segera menurut.

Xue Feng menun
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kebangkitan Sang Putri Terbuang   Bab 332

    Formasi melingkar terbentuk dengan cepat.Para laki-laki berada di garis depan, sementara para perempuan menjaga celah di belakang dan di sisi. Napas mereka tersengal-sengal karena berlari sekuat tenaga, keringat membasahi pakaian mereka.Ular iblis itu bergerak lebih dulu.Tubuhnya meluncur di tanah dengan suara gesekan menjijikkan, sisiknya bergemeretak saat menghantam batu. Kepalanya terangkat tinggi, lalu—BRUUUS!Ia menerjang mereka, namun masih berhasil mereka halau.“Yun Chen, awas di sebelah kirimu!” teriak Lin Yue.Yun Chen langsung menoleh dan menangkis saat mulut buas itu hampir melahap kepalanya.CLANG! CLANG!Saat giginya beradu dengan pedang mereka, getaran keras langsung menjalar ke tangan. Taring itu jauh lebih keras daripada besi.“Berat…!” Wei Yang menggeram, lututnya nyaris tertekuk.Melihat itu, Yun Chen segera membantu Wei Yang yang sudah kesulitan menahan tekanan karena tenaga ular iblis jauh lebih besar dari mereka.Yun Chen dan Lan Jing bergerak bersamaan. Yun

  • Kebangkitan Sang Putri Terbuang   Bab 331

    Di dalam Ruang Dewan Tetua, suasana terasa berat dan menekan.Cahaya lentera kuno menggantung rendah, memantulkan bayangan panjang di dinding batu yang dipenuhi ukiran formasi pelindung. Asap dupa mengepul ke udara lalu menghilang perlahan, membuat udara terasa pengap, ditambah suasana di dalam ruangan yang sangat panas.Para tetua duduk melingkar di kursi batu masing-masing. Wajah-wajah tua itu tampak tenang, namun sorot mata mereka tajam, penuh perhitungan.“Menurut perhitunganku,” ucap salah satu tetua dengan suara datar namun dingin, “para murid yang dikirim kemungkinan besar sudah mati di tengah perjalanan.”Beberapa tetua mengangguk pelan.Tempat yang mereka tuju bukan wilayah biasa—bahkan kultivator berpengalaman pun jarang kembali dengan selamat.Namun, tetua lainnya menimpali.Seorang tetua perlahan membuka matanya. Tatapannya tajam, seakan mampu menembus dinding ruangan.“Belum tentu,” katanya pelan, namun penuh tekanan. “Di dalam kelompok itu… ada Lin Yue.”Ia menghela napa

  • Kebangkitan Sang Putri Terbuang   Bab 330

    Saat tiba di gua yang dimaksud, Lin Yue menatap sekelilingnya.Ilalang liar tumbuh di sela-sela bebatuan, akarnya mencengkeram tanah rapuh di tepi jurang. Permukaan batu yang licin memaksa mereka melangkah dengan sangat hati-hati—satu pijakan yang salah saja cukup untuk membuat tubuh mereka terjatuh dan terhempas ke jurang terjal yang menganga di bawah sana.Satu per satu, mereka masuk.Begitu melewati ambang gua, bau tanah lembap bercampur aroma bebatuan yang lama terendam air langsung menyengat ke lubang hidung, berat dan pengap. Udara di dalam nyaris tidak bergerak.Yun Chen berjalan paling depan. Di belakangnya menyusul Chen Wei, lalu Su Yu yang berpegangan erat pada lengan Ning Xue. Setelah itu Mo Han, Qingyan, dan Yu Yan. Xue Feng dan Lan Jing berada di barisan berikutnya.Lin Yue berjalan paling akhir.Ia mendongak ke atas. Yang terlihat hanyalah bebatuan kokoh yang dipenuhi lumut hijau tua, menempel rapat seolah telah berada di sana selama ratusan tahun—tak tergoyahkan, tak pe

  • Kebangkitan Sang Putri Terbuang   Bab 329

    Semua temannya menatap Lin Yue dengan sorot mata yang sulit diartikan. Seluruh pandangan tertuju padanya. Lin Yue yang peka terhadap situasi itu kemudian memandangi mereka dan tersenyum.“Kalian tidak perlu merasa kaget sampai seperti itu. Aku memang memiliki hewan spiritual suci, yaitu burung phoenix,” ucap Lin Yue sambil menatap Fenghuang yang sedang menumbangkan burung-burung iblis satu per satu.Hening.Tidak ada yang langsung menjawab.Yun Chen membuka mulut, lalu menutupnya lagi. Tenggorokannya terasa kering. Ia sudah menebak Lin Yue menyembunyikan sesuatu… tapi bukan ini. Bukan makhluk legenda yang bahkan hanya muncul dalam kitab-kitab kuno.“…Phoenix,” gumamnya pelan, seolah takut salah menyebut nama.Su Yu mencengkeram pedangnya lebih erat. Matanya bergetar saat menatap sosok burung api di langit, lalu beralih ke Lin Yue. Ada rasa lega—dan juga ketakutan—yang bercampur di dadanya.“Jadi selama ini…” ucapnya lirih, tak melanjutkan kalimatnya.Ning Xue menelan ludah. Punggungny

  • Kebangkitan Sang Putri Terbuang   Bab revisi 328

    Semua orang mendongak ke langit. Burung-burung iblis terus berdatangan—satu, dua, sepuluh… lalu puluhan. Mereka berputar membentuk lingkaran raksasa, menutup langit kelabu seperti tirai kematian. Api jatuh tanpa henti. Ledakan demi ledakan mengguncang tanah. Perisai para senior bergetar hebat—retakan halus mulai menjalar di permukaannya, cahaya pelindung meredup seperti lilin tertutup angin. “Tidak akan bertahan lama lagi…!” teriak Yun Chen dengan suara serak. Dari bawah, iblis-iblis berkepala tiga semakin mendekat. Kuku-kuku mereka mencakar tanah, mata merahnya bersinar penuh keserakahan. Terkepung. Mereka semua terkepung dari atas dan bawah. Suhu di tempat itu semakin panas karena ulah burung-burung iblis yang terus menghujani mereka dengan bola-bola api. Dari segala arah. Mo Han, yang biasanya paling tenang, kini napasnya kacau. Bahunya naik turun tajam, keringat dingin mengalir di pelipisnya. Ia berjuang keras agar tidak satu pun temannya terkena serangan. “Diserang dua

  • Kebangkitan Sang Putri Terbuang   Bab revisi 327

    Lin Yue menatap tajam ke depan. Tidak ada angin. Tidak ada suara alam. Yang terdengar hanyalah langkah kaki mereka sendiri, degup jantung yang makin berat, dan bisikan napas teman-temannya yang tertahan. Matanya menyipit. Lin Yue bertukar pandang dengan yang lain. Lalu— bau itu menghantam. Bau darah segar bercampur daging busuk. Menyatu, pekat, menusuk hingga ke dalam kepala. “Huek…!” Su Yu spontan menutup hidung, wajahnya memucat. “Baunya menjijikkan!” Beberapa yang lain ikut tersedak. Hidung terasa panas, perih, seolah dibakar dari dalam. Lin Yue menahan napas, menelusuri sekeliling. Namun yang terlihat hanya hamparan tanah gersang dan retak—tak ada bangkai, tak ada jejak. “Ini bukan bau sisa,” ucapnya rendah. “Ini tanda.” Ia merogoh pakaiannya, mengeluarkan beberapa gantungan kecil beraroma tajam. “Pakai ini,” katanya sambil membagikannya. “Gantung di mana saja. Wewangian ini bisa menyamarkan bau tubuh.” Tanpa banyak bicara, yang lain segera menurut. Xue Feng menun

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status