Kelima gurunya kini hanya saling bertukar pandang, lalu mengangguk. Mereka tahu murid yang mereka besarkan itu bukan lagi pemuda biasa; dia adalah Raja Naga dari negara Amerta, pewaris takhta dan kekuatan besar yang tak bisa dipermainkan. Namun, mereka juga tahu bahwa Kaisar Laut Timur memiliki ambisi yang gila terhadap beberapa negara yang tidak ingin tunduk pada kuasanya, dan pria itu tidak mengenal kata ‘mundur’.*Perjalanan menuju Negara Laut Timur. Ketika pesawat pribadi milik negara telah memasuki batas wilayah laut, kabut semakin menebal. Hingga melewati seluruh kabut, sebuah pulau besar, ditengah lautan memperlihatkan begitu canggihnya negara Laut Timur.Ribuan gedung pencakar langit membentang jelas keatas langit, jutaan lampu kerlap kelip mulai menghiasi seluruh pandangan mata."Meski luasnya tidak ada setengah dari seluruh wilayah negara Amerta... Tapi ekonomi Negara ini menjadi yang terbesar ke tiga di satu benua..." ungkap Dewi Kekayaan menjelaskan."Dan target kita ada
Suasana kamar pengantin yang semula menegangkan kini perlahan mereda. Meski gurauan keempat guru Bintang membuat wajah Dewi Perang merah padam, akan tetapi Bintang bisa menjaga ketenangan. Namun, ketenangan itu hanyalah sementara.Karena suara langkah kaki memasuki kedalam ruangan kamar."Bintang..." Anya yang mendapat kabar darurat memberanikan diri memasuki ruangan pengantin. Namun melihat banyak orang, dia akhirnya bisa melupakan keraguannya.Bintang segera bangkit, "Anya apa ada masalah?"Keempat guru Bintang juga menatap penuh pertanyaan pada Anya. Soalnya, Anya selalu sibuk pada pekerjaan baru yang di tugaskan oleh Maha Raja."Setelah kepergian Kaisar Timur Laut itu, tiba tiba utusan mereka tiba membawa kabar darurat... Kamu diminta kakek Maha Raja untuk segera datang ke Istana Naga Biru..."Ruangan pengantin berubah beku.Dewi Perang berdiri dengan tatapan menyala. “Kurang ajar! Malam pernikahan ku, dijadikan kesempatan untuk menodai kehormatan negara kita! Aku ingin sekali men
Malam pun tiba.Langit ibu kota negara Amerta terus dihiasi ribuan kembang api menyala, naga emas raksasa yang dibentuk dari seni cahaya juga berputar megah di udara. Sorak sorai rakyat belum juga reda, meski hari sudah larut. Namun di dalam istana, suasana jauh berbeda.Di dalam kamar pengantin, cahaya lilin berwarna keemasan menari lembut. Tirai sutra merah terjulur menutupi ranjang megah, aroma bunga melati dan anggur harum memenuhi ruangan.Dewi Perang, yang sepanjang hidupnya dikenal dingin, keras, dan gagah, malam itu tampak berbeda. Jubah perangnya sudah tak terlihat, berganti dengan busana lembut berwarna merah menyala, menonjolkan sisi keanggunan yang jarang diperlihatkan. Meski begitu, sikapnya tetap tegap seolah bahkan di malam pengantin pun ia memperlihatkan wibawa seorang panglima.Bintang duduk berhadapan dengannya, tatapan matanya penuh ketenangan. Ia menuangkan anggur ke dalam dua gelas giok.“Mulai malam ini, kau bukan hanya pedang yang menjaga negeri. Kau juga penopa
Sorak rakyat di luar perlahan mereda. Ketegangan seketika menyelimuti aula megah. Pasukan organisasi Naga Langit serempak menghunus senjata, namun mereka tak berani gegabah bergerak sebelum Bintang memberi perintah."Kaisar Timur Laut, aku masih mengingat benar, bagaimana kamu menjatuhkan reputasi Raja Naga sebelumnya di tempat pertemuan kedamaian sembilan negara..." Suara Dewi Kekayaan menimpal, amarah besar mencuat dari nada suaranya.Dewi Perang yang berdiri di samping Bintang pun ikut mengepalkan tangannya, matanya dingin menatap pria itu.“Bintang, izinkan aku mengusirnya keluar.”Namun Bintang hanya mengangkat tangannya pelan. Wajahnya tetap datar, tanpa terpancing emosi. “Jangan terburu-buru. Dia datang bukan hanya untuk memberi selamat. Katakan saja tujuanmu sebenarnya.”Pria Timur Laut itu menyipitkan mata, suaranya menurun, lebih tajam dari bilah pedang. “Kau tahu betul, Bintang. Amerta dulu pernah menjadi negeri yang merosot karena tangan kami. Dan sekarang, meski kau diseb
Ditengah kedamaian panjang selama dua bulan lebih berada di istana Negara Jiwa. Bintang bersama organisasi Naga Langit terus menyelusuri beberapa kelompok, seperti Menara Informasi yang ikut campur.Namun, semua masalah yang pernah mereka lakukan terlihat begitu bersih. Bahkan semua cabang menara Informasi di negara Jiwa telah kabur entah kemana mereka pergi."Raja Naga... Selain masalah tetua berambut putih itu, sepertinya tidak lagi ada ancaman yang dapat mengancam murid anda..." Juan memberi hormat kepada Bintang.Bintang menganggukan kepalanya, "Beberapa waktu lagi kita akan segera kembali ke negara Amerta..."Esok harinya."Hari ini aku umumkan... Masalah konflik perebutan wilayah perbatasan yang dilakukan oleh Dewan sebelumnya akan segera dicabut... Dan aku sebagai Kaisar Negara, juga akan memastikan, bahwa untuk selamanya, Negara Jiwa, akan bersekutu untuk memperkuat sektor ekonomi, pertahanan, bahkan dibidang lainnya bersama Negara Jiwa?!" Suara Kiana menggelegar.Semua tetua D
Esok harinya.Hari itu menjadi hari yang tidak pernah dilupakan oleh siapa pun di Negara Jiwa. Seluruh rakyat memadati jalan-jalan, mereka mulai menyaksikan prosesi penobatan Kaisar baru.Di atas panggung utama, Kiana mengenakan jubah putih emas, wajahnya tenang meski hatinyasedikit bergolak. Ia menatap jauh ke arah rakyatnya, mencoba menyalurkan keberanian yang selalu diajarkan oleh gurunya.Bintang juga berdiri di belakang tubuhnya, bersama Tia dan Qing Yuan. Ia tidak tersenyum, tapi sorot matanya memperlihatkan penuh bangga.Prosesi adat, pengangkatan Kaisar Baru pun dimulai. Semua menikmati, dan mulai berpikir, apa langkah yang akan diambil oleh Kaisar Baru untuk menghancurkan semua kekacauan yang bergejolak di negara Jiwa.Namun suara dari Qing Nan menggema hebat, dia mulai memancing semangat para rakyat."Hidup Kaisar?!"suara rakyat menimpal, hingga suaranya menggema keseluruh penjuru. “Hidup Kaisar! Hidup Kaisar!”Tetapi di balik sorak sorai itu, Bintang tahu masih ada bahaya