Share

57. Sifat lain dari Bintang!

Author: Al_Fazza
last update Last Updated: 2025-05-28 16:13:30

"Jendral, aku akan membantumu... Bagaimanapun, aku memilih dua keahlian... Jadi tak salah kan?"

"Tidak bisa! Meski dua pilihan, kamu belum berlatih dibawah bimbinganku, ikut bertahan di tempat ini... Sama saja kamu akan mati?!"

SWUUUUUUSH!

Tiba tiba sebuah pedang melintas cepat dari arah timur kearah Bintang. Namun insting pertahanan hidupnya telah bergejolak, Bintang melakukan salto kesamping sembari meraih gagang pedang yang hampir menusuk jantungnya itu.

Haaap!

"Re-reflek sangat cepat!" Jendral Jaka terkejut, dia tersadar, malahan sosok dokter baru itu telah bergerak menuju kearah pertempuran utama!

Slaaaash! Slaaaash! Tiiiing! Tiiiing!

Bergerak ke arah sumber suara pertempuran, kini dia dapat mencium aroma amis yang menyebar! Bahkan sepatunya telah menginjak genangan darah.

"Pembantaian ini..." Wajahnya berubah menjadi datar, hingga seorang pria bercadar bergerak menghunuskan pedang kearah Bintang.

Merasakan adanya serangan, Bintang mulai mengayunkan pedang ditangannya.

CTIIIIIING
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ade Saputra
maaf kenapa per-bab nya sedikit ya terimakasih
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   257.

    "Aku belum menyelesaikan ungkapanku... Kenapa terburu buru seperti ini.. Serakah, ..."Kedua pria menarik nafas dalam dalam, tak bisa berkata kata. Tapi pimpinan prajurit itu merasa dipermainkan."Sudah diberi jalan hidup, malah milih jalan kematian..."Sriiiiiiiiiing!Dia menarik pedang dari dalam sarung, lalu langsung melompat kearah Ardhana. Tapi dengan mudah Ardhana menggeser sedikit tubuhnya. Hingga, pedang dari komandan prajurit itu harus salah sasaran.Slaaaaaash!"Akkkkh! Ta-tanganku...""A-aku..." Komandan itu terpaku, namun dia sadar akan kesalahannya.Wuuuuuuush!Mengayunkan pedangnya lagi, tindakan ini memicu Ardhana segera salto kebelakang sekali. Dengan penglihatan cermat dan pemikiran cepat. Dia segera menendang batu sebesar kepalan tangan dibawahnya secara kuat.BAAAAAAAAAANG!Batu itu melesat cepat, menghantam perut komandan itu hingga kedua matanya melotot."Lain kali aku takan berbaik hati jika kalian berani menyinggungku lagi..."Mengambil semua koin emas Tushe, la

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   256.

    Sang pelayan diam membeku. Tapi dia tahu satu hal, jika pengurus utama membawa tamu kedalam ruangannya. Itu diartikan tamu itu tak biasa."Si-sial... Apa aku akan terkena masalah..."*Didalam ruangan."Kau berasal dari negara Amerta?"Dengan tatapan santai, Ardhana menganggukan kepalanya. Yang pasti, dia tahu gadis itu tak berbahaya, tak memiliki niat membunuh. Tapi hanya memancarkan niat keserakahan yang tinggi."Bertanya soal identitas, apa kamu akan membocorkannya?"Gadis itu tersenyum dingin."Di seluruh daratan, siapa yang tidak tahu konflik antar Dumai dengan Amerta... Tapi di mataku, bisnis tetaplah bisnis, tidak ada musuh... Kecuali mereka yang ingin menganggu bisnisku...""Persepsimu tentang bisnis sungguh luar biasa... Tapi apa niatmu membawaku keruanganku..."Gadis itu menuangkan gelas berisi teh. Lalu sengaja menyajikannya untuk Ardhana."Berani berkeliaran di ibu kota kau pasti bukan orang biasa... Tapi pasukan berani mati Blades juga dikatakan tengah memburu seorang did

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   255. Desa Tanah Suci. Mendirikan klinik!

    Ardhana terdiam. Di benaknya kilat ingatanm, tangan ibunya mengajari cara mengidentifikasi sebuah penyakit, ayahnya mengajari langkah-langkah tenang sebelum bertempur. Menjadi tabib bukan asing baginya."Aku tak perlu nasehat darimu... Kelak, jika kau memanfaatkan, bahkan menyinggungku lagi, aku takan segan..." ungkapannya berhenti ditengah jalan, sembari terus meninggalkan ruangan itu.Nimira tersenyum samar. “Kau kira, kamu bisa bermain di wilayah negara musuh dengan mudah? Ardhana, aku akan tetap menunggumu datang, meminta pertolonganku!"*Hari berikutnya. Di tepi lembah, berdiri sebuah pedesaan kecil yang penuh dengan hiruk pikuk aktivitas sederhananya."Paman paman? Kenapa sampai saat ini anda memakai topeng?" pemuda kecil, bernama Steven menarik pakaian Ardhana dengan lembut.Meski masih muda, Ardhana yang menyembunyikan identitasnya dari pasukan Blades tersenyum samar dibalik topengnya."Steven, paman memiliki luka luar diwajah... Mungkin Steven sendiri akan ketakutan ketika m

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   254. Niat Nimira yang memanfaatkan Ardhana.

    Tubuh Ardhana tergeletak tak sadarkan diri di atas usungan batu datar, seluruh tubuhnya penuh luka, racun korosif yang berwarna ungu kehijauan masih berdenyut di pembuluh darahnya. Nafasnya berat, kulitnya pucat, bahkan nafas pada nadi tubuhnya nyaris padam.Lorong batu berkelok yang menuju Paviliun Teratai Suci terasa dingin dan sunyi. Pasukan bercadar hitam yang membawanya bergerak cepat, namun wajah mereka menyiratkan kecemasan.“Lukanya terlalu dalam,” bisik salah satu dari mereka. “Racun itu bukan sembarang racun. Itu racun penghancur darah dipakai oleh pasukan elit Kardaya untuk membunuh pemberontak seperti kita ditempat.”"Tapi dia bisa bertahan selama ini..." “Diam! Kau mau kepala kita ikut dipenggal karena banyak bicara?” balas rekannya cepat.Langkah mereka berhenti tepat di depan gerbang bawah tanah berukir teratai perak. Begitu pintu batu terbuka, hawa lembab bercampur wangi bunga teratai memenuhi udara. Lentera-lentera kristal menyala lembut, menerangi ruangan luas di ba

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   253.

    Anak panah berdesing menembus udara, menyambar bahu Ardhana dengan kecepatan tinggi. Ia menunduk cepat, berputar di udara, dan mendarat di atap rumah batu yang sebagian sudah runtuh. Api membakar di bawahnya, menyebar ke segala penjuru kota Kardaya.“Jangan biarkan dia lolos!” teriak seorang perwira dari bawah. “Panah! Panah berapi!”Rentetan anak panah berujung api terlepas ke langit malam. Ardhana berlari di atas atap, melompat dari satu bangunan ke bangunan lain. Setiap kali kakinya menjejak, pecahan genting berhamburan.CTIIING!Ia menebas dua anak panah di udara, lalu berputar cepat. Aura pedangnya menyalakan kilau biru di tengah kobaran merah.Dari jauh, pasukan Kardaya yang mengenakan zirah merah keperakan mulai mengepung dari empat arah. Mereka membentuk formasi busur, memanfaatkan jalan-jalan sempit sebagai perangkap.“Anggota paviliun Teratai Suci!” teriak salah satu prajurit. “Kau telah membawa neraka ke kota ini! Serahkan dirimu!”Ardhana berhenti di ujung atap, pandangann

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   252.

    Ledakan demi ledakan mengguncang kota Kardaya. Api menjilat langit malam, asap hitam menutup bulan. Jeritan, dentingan pedang, dan suara bangunan runtuh bergema di seluruh penjuru kota.Ardhana berdiri di tengah reruntuhan pasar utama, rambutnya tertiup angin panas, matanya menatap ke sekeliling dengan ekspresi yang tak bisa dijelaskan antara marah, bingung, dan kecewa.“Shinra!” teriaknya keras, suaranya mengalahkan bising ledakan. “Apa yang kalian lakukan?!”Shinra muncul dari balik kobaran api, pakaian perangnya berlumuran debu dan abu. Di tangan kanannya, pedang panjang berlumuran darah segar, dan di belakangnya, puluhan anggota Paviliun Teratai Suci terus menyerang warga dan pasukan penjaga kota.“Perintah Nimira jelas,” katanya dingin. “Hancurkan Kardaya sampai tak tersisa. Mereka semua pengkhianat yang menyembunyikan kebenaran!”Ardhana mencengkeram gagang pedangnya kuat-kuat. “Bukan begitu caranya! Aku datang untuk mencari kebenaran, bukan untuk membantai warga sipil!”Shinra

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status